“ Komunikasi Kesehatan “
Dosen Pembimbing : Ibu Endang Setyowati, SST., M.Kes
Disusun Oleh :
SONIA LARASATI
NIM : 181272110005
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... v
DAFTAR SINGKATAN................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................ 2
D. Manfaat Penulisan Makalah.......................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi...................................................................... 4
B. Tujuan dan Manfaat Komunikasi Teraupetik................................ 6
C. Syarat-syarat Komunikasi............................................................. 8
D. Bentuk Komunikasi................................................................... 9
E. Pengertian Dewasa........................................................................ 9
F. Tugas Perkembangan Awal Masa Dewasa (20-40)...................... 15
G. Dewasa Pertengahan.................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka yang menjadi
permasalahannya mengenai komunikasi teraupetik pada dewasa dalam ilmu
komunikasi kesehatan.
A. Pengertian Komunikasi
Terapeutik Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu
“Communication”. Kata communucation itu sendiri berasal dari kata latin
“communication” yang artinya pemberitahuan atau pertukaran ide, dengan
pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya
(Suryani, 2005).
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan (As Hornby dalam intan, 2005). Maka disini dapat diartikan
bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses
penyembuhan. Sehingga komunikasi terapeutik itu adalah komunikasi yang
direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuahan/pemulihan
pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi
perawat.
4
5
C. Syarat-syarat Komunikasi
Terapeutik Stuart dan Sundeen (dalam Christina, dkk 2003)
mengatakan ada 2 persyaratan dasar untuk komunikasi terapeutik efektif :
1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan.
2. Komunikasi yang diciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan.
D. Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan non verbal
(Potter dan Perry dalam Christina, dkk.,2003) :
E. Pengertian Dewasa
Istilah Adult berasal dari kata latin yang berarti telah tumbuh menjadi
dewasa. Terdapat berbedaan budaya tentang penentuan usia dewasa. Ada yang
menganggap 21 tahun namun secara hukum orang telah dapat bertanggung
jawab akan perbuatannya di usia 18 tahun. Sehingga usia ini orang dianggap
telah syah menjadi dewasa di mata hukum. Masa dewasa dini dimulai usia 18
sampai 40 tahunan, saat perubahan fisik dan psikologis menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif (Elizabeth B. Hurlock).
Istilah "kedewasaan" menunjuk kepada keadaan sesudah dewasa, yang
memenuhi syarat hukum. Sedangkan istilah "Pendewasaan" menunjuk kepada
keadaan belum dewasa yang oleh hukum dinyatakan sebagai dewasa.Hukum
membeda-bedakan hal ini karena hukum menganggap dalam lintas masyarakat
menghendaki kematangan berfikir dan keseimbangan psikis yang pada orang
belum dewasa masih dalam taraf permulaan sedangkan sisi lain dari pada
anggapan itu ialah bahwa seorang yang belum dewasa dalam perkembangan
fisik dan psikisnya memerlukan bimbingan khusus.
Karena ketidakmampuannya maka seorang yang belum dewasa harus diwakili
oleh orang yang telah dewasa sedangkan perkembangan orang kearah
kedewasaan ia harus dibimbing.
1. Menurut konsep Hukum Perdata
Pendewasaan ini ada 2 macam, yaitu pendewasaan penuh dan pendewasaan
untuk beberapa perbuatan hukum tertentu (terbatas). Keduanya harus
memenuhi syarat yang ditetapkan undang-undang. Untuk pendewasaan penuh
syaratnya telah berumur 20 tahun penuh. Sedangkan untuk pendewasaan
terbatas syaratnya ialah sudah berumur 18 tahun penuh (pasal 421 dan 426
KUHPerdata).
Untuk pendewasaan penuh, prosedurnya ialah yang bersangkutan mengajukan
permohonan kepada Presiden RI dilampiri dengan akta kelahiran atau surat
bukti lainnya. Presiden setelah mendengar pertimbangan Mahkamah Agung,
memberikan keputusannya. Akibat hukum adanya pernyataan pendewasaan
8
penuh ialah status hukum yang bersangkutan sama dengan status hukum orang
dewasa. Tetapi bila ingin melangsungkan perkawinan ijin orang tua tetap
diperlukan. Untuk pendewasaan terbatas, prosedurnya ialah yang
bersangkutan mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang
berwenang dilampiri akta kelahiran atau surat bukti lainnya. Pengadilan
setelah mendengar keterangan orang tua atau wali yang bersangkutan,
memberikan ketetapan pernyataan dewasa dalam perbuatan-perbuatan hukum
tertentu saja sesuai dengan yang dimohonkan, misalnya perbuatan mengurus
dan menjalankan perusahaan, membuat surat wasiat. Akibat hukum
pernyataan dewasa terbatas ialah status hukum yang bersangkutan sama
dengan status hukum orang dewasa untuk perbuatan-perbuatan hukum
tertentu.
Dalam hukum Perdata, belum dewasa adalah belum berumur umur 21 tahun
dan belum pernah kawin. Apabila mereka yang kawin belum berumur 21
tahun itu bercerai, mereka tidak kembali lagi dalam keadaan belum dewasa.
Perkawinan membawa serta bahwa yang kawin itu menjadi dewasa dan
kedewasaan itu berlangsung seterusnya walaupun perkawinan putus sebelum
yang kawin itu mencapai umur 21 tahun (pasal 330 KUHPerdata). Hukum
perdata memberikan pengecualian-pengecualian tentang usia belum dewasa
yaitu, sejak berumur 18 tahun seorang yang belum dewasa, melalui pernyataan
dewasa, dapat diberikan wewenang tertentu yang hanya melekat pada orang
dewasa. Seorang yang belum dewasa dan telah berumur 18 tahun kini atas
permohonan, dapat dinyatakan dewasa harus tidak bertentangan dengan
kehendak orang tua.
Dari uraian tersebut kita lihat bahwa seorang yang telah dewasa dianggap
mampu berbuat karena memiliki daya yuridis atas kehendaknya sehingga
dapat pula menentukan keadaan hukum bagi dirinya sendiri. Undang-undang
menyatakan bahwa orang yang telah dewasa telah dapat memperhitungkan
luasnya akibat daripada pernyataan kehendaknya dalam suatu perbuatan
hukum, misalnya membuat perjanjian, membuat surat wasiat. Bila hakim
berpendapat bila seseorang dinyatakan dewasa maka ia harus menentukan
9
secara tegas wewenang apa saja yang diberikan itu. Setelah memperoleh
pernyataan itu, seorang yang belum dewasa, sehubungan dengan wewenang
yang diberikan, dapat bertindak sebagai pihak dalam acara perdata dengan
domisilinya. Bila ia menyalahgunakan wewenang yang diberikan maka atas
permintaan orang tua atau wali, pernyataan dewasa itu dicabut oleh hakim. \
1. Mulai bekerja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan pasangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
11
G. Dewasa Pertengahan
1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan role play diatas maka dapat dipahami bahwa Terapeutik
merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan atau
segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional perawat
yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau
pemulihan pasien. Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik
pada orang dewasa perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling
percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
Disamping itu, salah satu tujuan komunikasi terapeutik dewasa adalah
membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan atau
pikirannya serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan. penerapan komunikasi pada
dewasa.
B. Saran
1. Bagi Penyusun (Mahasiswa)
Diharapkan agar penyusun (mahasiswa) dapat memahami isi
makalah tentang aspek yang berkaitan dengan komunikasi teraupetik
pada dewasa.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca memberikan saran dan kritikan yang
sifatnya membangun setelah makalah ini dibacakan.
20
DAFTAR PUSTAKA