Disusun oleh
Kelompok 6 :
Dosen Pengampu :
Ns. Emira Apriyeni, M. Kep
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Komunikasi Dasar
Keperawatan.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan, maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Ibu Dosen yang telah memberikan petunjuk kepada penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.................................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Pentingnya Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan.................................................................6
2.2 Jenis – Jenis Komunikasi................................................................................................................7
2.3 Syarat Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan Kesehatan..........................................................11
2.4 Komunikasi Efektif Metode REACH...........................................................................................14
2.5 Komunikasi Efektif Metode SBAR..............................................................................................17
2.6 Contoh Dialog Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan Kesehatan.............................................20
BAB III.....................................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................21
3.2 Saran...............................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga
sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah
komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa
lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-
program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak
merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-
harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan,
dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif
dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi
merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup pencapaian
informasi, pertukaran pikiran dan perasaan. Proses komunikasi terapeutik sering kali meliputi
kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat untuk membantuk klien mencapai
keberhasilan keperawatan bersama. Komunikasi yang berlangsung di tatanan kelompok ataupun
komunitas biasanya lebih efektif dalam mengkomunikasikan tentang kesehatan oleh petugas
kesehatan seperti perawat salah satunya.
Komunikasi dalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan,mempertahankan,dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari, orang sering sekali salah berfikir bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah.Namun sebenarnya komunikasi adalah proses kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan
orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis.
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan
nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada
perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.Kebisuan juga merupakan sebuah
makna komunikasi. Misalnya seorang perawat yang yang menyimak kesedihan seorang suami
yang ditinggal mati istrinya. Komunikasi menyampaikan informasi dan merupakan suatu aksi
saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang digunakan untuk
menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi dalam pelayanan Kesehatan
2. Untuk mengetahui jenis komunikasi dalam pelayanan Kesehatan
3. Untuk mengetahui syarat komunikasi efektif dalam pelayanan Kesehatan
4. Untuk mengetahui komunikasi metode REACH
5. Untuk mengetahui komunikasi metode SBAR
BAB II
PEMBAHASAN
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara
dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan
menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara
yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
a. Ekspresi wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi,
konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan
dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat
menjadi pesan yang sangat jelas.
a. Komunikasi langsung
c. Komunikasi perorangan, adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui
telepon.
Dalam arti secara harfiah, credible diartikan seseorang mempunyai kelebihan dan
merupakan pengakuan komunikan terhadap keberadaan komunikator atau sebaliknya. Hal ini
disebabkan oleh posisi dan kedudukan stata sosiokultural tertentu sangat memengaruhi
pengakuan dan kredibilitas seseorang. Menurut cangara H (2004), credibility diartikan sebagai
seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau
diikuti khalayak atau penerima. Kelebihan-kelebihan tersebut mampu memikat khalayak
sehingga mau mendengarkan pembicaraannya, mempercayai pembicaraannya dan
melaksanakan pesan yang telah disampaikan. Komunikator dikatakan credible apabila
memenuhi syarat berikut ini :
e. Dinamis merupakan kualitas dari isi pesan yang mampu menarik perhatian
khalayak atau penerima pesan. Isi pesan sangat menoton atau membosankan akan
sangat beresiko terhadap eksistensi dan khalayak untuk mau medengarkan, dan
ini akan mengganggu kredibilitas dari pembicara. Memilih isi pesan yang akan
disampaikan dengan memperhatikan khalayak sangat diperlukan dalam menjaga
dinamika dalam berkomunikasi.
2. Konteks (context)
Pesan yang akan disampaikan hendaklah sesuai dengan kepentingan sasaran. Materi yang
konteksual berarti materi yang disampaikan didesain untuk memeuhi kepentingan sasaran
yang berarti bahwa materi yang akan disampaikan sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini.
Pemilihan materi pesan yang akan disampaikan tergantung dari bagaimana perawat
menyimpulkan sebuah rumusan masalah sehingga muncul diagnosa keperawatan dan dari
diagnosis keperawatan tersebut perawat memulai menyusun materi. “klien dengan masalah
keperawatn peningkatan suhu tubuh, maka materi yang akan disampaikan adalah bagaimana
cara mengompres yang benar sehingga dapat menurunkan suhu tubuh”. Oleh karena itu,
klien dan perawat harus bekerjasama dengan baik dengan situasi yang sangat mendukung
dalam proses transfer learning tersebut. Situasi yang dibutuhkan dalam proses transfer
learning tersebut antara lain adalah konsentrasi tinggi yaitu bagaimana komunikan
memfokuskan pada salah satu topik yang dibicarakan dengan membebaskan seluruh pikiran
yang mengganggu. Atensi yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian yang maksimal
dengan lingkungan yang nyaman dan kondusif.
3. Isi (content)
Isi materi merupakan inti dari kegiatan komunikasi. Hal ini sesuai dengan tujuan
komunikasi yang akan dilakukan, dengan harapan akan memberikan efek positif
yaituterjadinya perubahan perilaku dari komunikan. Oleh karena itu, isi materi sebaiknya
bersifat menarik. Untuk diikuti atau di simak. Kemampuan yang harus dimiliki oleh
komunikator adalah bagaimana seorang komunikator menyegmentasikan isi pesan kedalam
komunikan. Kesesuaian isi pesan dengan komunikan, menjadikan isi pesan menjadi menarik
untuk didengar. Suryani (2006) berpendapat bahwa materi yang akan disampaikan
hendaknya mengandung isi yang bermanfaan bagi sasaran.
4. Kejelasan (clarity)
Kejelasan dari pesan perlu dipertegas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan. Hal tersebut penting karena kesalahan penafsiran dapat
menimbulkan berbagai penafsiran yang menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity
dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu
mengembangkan sikap terbuka atau tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan sehingga
dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan atau anggota tim kita. Tidak adanya
keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan kemudian akan menurunkan
semangat dan antusiasme kelompok atau tim.
6. Saluran (chanel)
Saluran yang disampaikan dlam komunikasi sesuai dan memungkinkan penerimaan yang
baik dan cermat oleh komunikan. Pada seseorang dengan gangguan bicara karena adanya
gangguan fungsi syaraf, maka saluran yang dipakai adalah dengan menulis di kertas, dan
sebagainya. Intinya saluran yang akan digunakan disesuaikan dengan kondsi saat ini
termasuk menggunaka alat atau tidak. Pada penyuluhan sebaikya menggunakan flip chart.
Rasa hormat saling menghargai merupakan hukum pertama dalam kita berkomunikasi
dengan orang lain dan dianggap penting. Jika kita harus mengkritik atau memarahi
seseorang, kita bisa melakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan
seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan
menghormati, kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektifitas kinerja kita baik secara individu maupun secara keseluruhan
sebagai sebuah tim. Menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and
Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan
dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli
psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa prinsip paling dalam
pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Sifat ini merupakan rasa lapar
manusia yang harus dipenuhi (bukan harapan atau keinginan yang bisa ditunda). Lebih jauh
Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan
menggenggam orang dalam telapak tangannya.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasarat utama dalam memiliki sifat empati adalah
kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menempatkan kemampuan mendengarkan
sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Covey mnyebutnya
sebagai komunkasi empatik, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru
dimengerti. Kita perlu memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu untuk dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan dalam membangun sinergi dengfan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk menyampaikan pesan (message). Cara dan sikap
empati juga akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerima pesan yang kita
sampaikan. Dalam komunikasi untuk membangun kerja sama tim, rasa empati sangat
memegang peranan. Dengan empati kita bisa memahami perilaku anggota tim kita, seperti
kebutuhan, keinginan, minat, harapan, dan kesenangan mereka. Rasa empati akan
menimbulkan respek. Rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur
utama dalam membangun teamwork.
Dalam membangun komunikasi dengan empati, kita harus mempunyai kemampuan untuk
mendengar dan siap menerima masukan apa pun dengan sikap positif. Banyak di antara kita
yang tidak mau mendengarkan saran, apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari
komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak
ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.
3. Audible
Pesan yang kita sampaikan harus audible, artinya pesan dapat diterima dan dimengerti
oleh penerima pesan dengan baik. Untuk itu, pesan bisa disampaikan melalui berbagai
media, seperti alat bantu audio visual. Dari sisi media untuk penyampaian pesan,
penggunaan teknologi bisa membantu melipatgandakan pancaran sinyal pesan yang kita
sampaikan sehingga pesan bisa diterima oleh jauh lebih banyak orang. Sebagai contoh
dengan menggunakan media internet, kita bisa berkomunikasi dengan mudah dan murah
kepada banyak orang.
4. Clarity
Hukum keempat dalam membangun komunikasi yang efektif adalah pesan yang kita
sampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berlainan. Pesan yang
dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan
sikap transparan sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan atau
anggota tim kita. Keterbukaan akan mencegah timbulnya sikap saling curiga yang akan
menurunkan semangat dan antusisme tim kita.
5. Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama, yaitu respect. Untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Sikap rendah hati adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong, tidak memandang rendah orang lain, berani
mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika kita membangun komunikasi berdasarkan pada lima hukum pokokkomunikasi yang
efektif ini, kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal yang dapat membangun
jaringan hubungan dengan orang lain dengan penuh penghargaan (respect), karena hal inilah
yang dapat membangunhubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan.
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recommendation), metode komunikasi ini digunakan pada
saat perawat melakukan handover ke pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik
komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
Adapun contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
1. Situation (S) :
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari
perawatan,
DPJP : dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik
Masalah keperawatan:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Background (B) :
Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
Diet : rendah protein 1 gram
3. Assesment (A) :
Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR
20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit,
eliminasi faeses baik.
Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
Pasien masih mengeluh mual.
4. Recommendation (R) :
Awasi balance cairan
Batasi asupan cairan
Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur
2.6 Contoh Dialog Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan Kesehatan
Perawat : Assalamualaikum, mohon maaf menganggu waktunya. Apakah benar ini dengandokter
Zahara?
Dokter : Waalaikumsalam iya benar
Perawat :Saya perawat Nur aisah dari ruang Mawar RS Seiya Sekata ingin melaporkan keadaan
pasien yang bernama Tn.Panji umur 42 tahun, tanggal masuk 28 November 2019 sudah 3 hari
perawatan, DPJP : dr.Zahara Nila Kandi, SpPD, diagnosa medis : Post Operasi Apendiksitis.
Nyeri tetap ada selama dirawat dibagian bekas operasi pasien terpasang infuse NaCl 10
tetes/menit, kesadaran composmentis. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl,albumin 15,
ureum 237 mg/dl.
Dokter : Iya sus, ada apa ?
Perawat : Tn. Panji merasakan nyeri berat pada bekas operasinya dikarenakan pasien
mengkonsumsi makanan pedas ketika makan malam semalam. Saya sudah menganjurkan pasien
latihan tarik nafas untuk mengurangi rasa nyerinya.
Dokter : Nah, tolong terapi latihan tarik nafas diteruskan ya sus. Berikan juga obat antiemetik
parenteral untuk mengurangi rasa nyeri di bekas operasi bapak tersebut.
Perawat : Baik dok, saya ulangi rekomendasi dari dokter. Latihan tarik nafas diteruskan dan
berikan obat antiemetik parentl untuk mengurangi rasa nyeri.
Dokter : Ya sus, benar
Perawat : Baik dokter terimakasih atas waktunya, assalamualaikum
Dokter : Waalaikumussalam
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang paling penting dalam komunikasi efektif bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita
katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan kepada penerima pesan.
pesan. Jika kata-kata kata-kata ataupun ataupun tulisan tulisan kita di bangun dari teknik
hubungan hubungan manusia manusia yang dangkal (etika kepribadian) dan bukan dari diri kita
yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat tau membaca sikap kita. Jadi syarat
utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kukuh yang di bangun dari fondasi
integritas pribadi yang kuat. Kita bisa menggunakan analogi syistem pelayanan keperawatan di
unit pelayanan kesehatan yang ada, seperti puskesmas, rumah sakit, dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya.
3.2 Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di masa yang
sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun masih dalam tahap pembelajaran. Penulis
memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA