Anda di halaman 1dari 14

Nama Mata Kuliah : Profesionalisme Kebidanan

Nama Dosen : Rosdiana,S.ST,M.Keb

HUBUNGAN BIDAN DAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

1. Felisitas Kastera (A1A222126)


2. Cici Febrianti (A1A222164)
3. Eca Anggraeni (A1A222165)
4. Mustika Ratih(A1A222170)
5. Zulfitriyanti(A1A222171)
6. Adriana Dai Doni (A1A222173)
7. Dewi Sartika (A1A222174)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “HUBUNGAN BIDAN IBU DAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, amin.

Makassar,10 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KataPengantar..............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

A. Pengertian Komunikasi.........................................................................2
B. Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan Kebidanan.............................2
C. Unsur Unsur Komunikasi.....................................................................3
D. Tujuan Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan................................4
E. Proses Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan..................................4
F. Faktor – Faktor Komunikasi Dalam Pelayanan Kebidanan.............5
G. Jenis – Jenis Komunikasi Dalam Pelayanan Kebidanan...................7

BAB III PENUTUP......................................................................................9

3.1 Kesimpulan.............................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan kemampuan berkomunikasi agar apa


yang ingin disampaikan dapat diterima orang lain. Seorang bidan wajib memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik mengingat dalam melaksanakan tugasnya, bidan
harus berinteraksi langsung dengan kliennya. Bidan, sebagai bagian dari tim kesehatan
dalam memberikan asuhan kebidanan, perlu memahami konsep dan bentuk-bentuk
komunikasi sebagai dasar dalam berkomunikasi untuk melancarkan pelaksanaan tugas
sehari-hari serta mengembangkan kepribadiannya.

Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari
yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara
langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang
ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan
bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya.
Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan) dari
komunikator untuk mengubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan,
dan pemahaman) ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Hubungan Bidan ibu dan Keterampilan Komunikasi Efektik dalam Pelayanan
Kebidanan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Hubungan Bidan ibu dan Keterampilan Komunikasi Efektik dalam
Pelayanan Kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

1. Komunikasi
komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide,
sikap/gagasan) dari komunikator untuk mengubah/membentuk perilaku
komunikan (pola, sikap, pandangan, dan pemahaman) ke pola pemahaman
yang dikehendaki Bersama.
2. Komunikasi Kebidanan
komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien seperti misalnya
ketika seorang bidan mencari data atau mengkaji klien, melaksanakan asuhan,
ataupun melakukan evaluasi terhadap asuhan yang sudah diberikan
3. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan
perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.Tujuan
komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas,
lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan
bahasa non verbal secara baik. Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu
(pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau
sama oleh komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.

B. KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Komunikasi yang efektif mengandung makna bahwa komunikasi
dilakukan dengan baik dan tidak terlalu tergesa-gesa. Fokus utama dalam
komunikasi kebidanan adalah bagaimana menerapkan komunikasi terapeutik
dengan cermat tetapi juga tidak memakan waktu banyak.
C. UNSUR UNSUR KOMUNIKASI
Dalam melakukan komunikasi, menurut Aristoteles, ada beberapa unsur
yang harus dipenuhi yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa
yang mendengarka.
1. Komunikator
Adalah seseorang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada orang
lain (komunikan). Komunikator disebut juga sebagai pembawa berita,
pengirim berita, atau sumber berita dalam hal ini bisa bidan, klien, atau yang
lainnya.
2. Pesan (Message)
Pesan atau amanat adalah sesuatu yang disampaikan komunikator. Agar
dapat diterima dengan baik, pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang
tepat, disesuaikan, dan dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima,
hubungan pengirim dan penerima, serta waktu komunikasi dilakukan. Pesan
yang disampaikan kepada klien dapat berupa nasehat, dukungan, petunjuk dan
yang lainnya.
3. Komunikan
Adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi yang merupakan sasaran
dalam komunikasi, atau orang yang menerima pesan, berita, atau lambang.
Komunikan bisa perorangan, kelompok, atau organisasi.
4. Media (Channel)
Media atau channel adalah sarana atau alat dalam penyampaian pesan. Media
dapat berupa buku, brosur, pamflet, radio, televisi, OHP, laptop, lembar
catatan klien, rekam medik dan lain-lain.
5. Umpan Balik (Feed Back)
Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan
yang diterima.

D. TUJUAN KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

            Komuniasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan,


melaksanakan kegiatan tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Artinya, dalam
proses komunikasi, terjadi suatu pengertian yang diinginkan bersama
sehingga tujuan lebih mudah dicapai.

            Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu :

1. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah


wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan yang kognitif.
2. Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide, atau
pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif.
3. Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut tujuan
konatif atau psikomotorik.

E. PROSES KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan


informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses,
sebuah kegiatan yang beralngsung kontinu. Koseph De Vito (1996) mengemukakan
komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses, di mana komponen – komponen saling terkait. Bahwa para
pelaku komunikasi beraksi dan beraksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan.

Proses komunikasi dalam pelayanan kebidanan dapat digambarkan


sebagai berikut :
a. Komunikator
1. Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan.
2. Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau nonverbal
3. Menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi dan menggunakan
metode tertentu.
4. Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui keberhasilan
komunikasi.
b. Komunikan
1. Menerima lambang – lambang yang disampaikan oleh komunikator.
2. Membaca atau menyandi lambang verbal atau nonverbal yang
disampaikan oleh komunikator.
3. Menggunakan pesan yang telah disampaikan.
4. Memberikan umpan balik kepada komunikator.

F. FAKTOR – FAKTOR KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN
Proses Komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry,
1993 ).
a. Perkembangan
Agar dapat berKomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus
mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses
berpikir orang tersebut. Cara berKomunikasi anak usia remaja berbeda dengan
anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “
mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti
mereka dan Komunikasi diharapkan akan lancar. Ini pentinnya seorang bidan
harus memahami perkembangan bahasa dan proses berfikir yang
mempegaruhi cara dan sikap seseoarang dalam komnikasi.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman.
Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya Komunikasi.
Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli
bangunan dengan orang awam. Perbedaan persepsi dapat menghambat proses
Komunikasi.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi
bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk
mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan
interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan
diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi. Perbedaan nilai tersebut dapat
dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai
perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa.
Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.

d. Latar Belakang
Sosial Budaya Bahasa dan gaya Komunikasi akan sangat dipengaruhi
oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan
berKomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin
membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan
tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual
menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk
campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut
merasa dimarahi oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti
membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini
dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan tegas
sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang
berbeda.
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi
seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam
berKomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan
tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar
dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.
f. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya Komunikasi yang berbeda.
Tanned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai
perbedaan gaya Komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan
teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari
kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan
kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman,
mereka melakukannya dengan bermain
g. Pengetahuan Tingkat
pengetahuan mempengaruhi Komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan
baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan Komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang
yang berKomunikasi. Cara Komunikasi seorang bidan dengan kolganya,
dengan cara Komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung
peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i. Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi Komunikasi yang efektif.
Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan
keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di
tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan
lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.Begitu
juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat
ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berKomunikasi dengan sahabatnya
akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi
rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika
seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan
dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali
berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak
yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial,
kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam Komunikasi.

l. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap Komunikasi. Artinya,
indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam
berKomunikasi.
m. Sikap
Sikap yang baik dan tepat diperlukan dalam menunjang proses
Komunikasi, misalnya kontak mata yang wajar, posisi berhadapan, anggukan
kepala, sikap terbuka dengan tidak melipat tangan dan kaki dan menyikapi
apapunyang di sampaikan klien dengan tepat sehingga tidak menimbulkan
persipsi yang salah.
n. Kecakapan
Selain faktor-faktor diatas , faktor kecakapan berKomunikasi baik dari
pengirim pesan dan juga penerima pesan akan memperngaruhi proses
Komunikasi, misalnya; kehangatan, rasa percaya diri, rendah hati, mampu
menjadi pendengar yang baik, ekspresi wajah yang mendukung, pengetahuan
juga sistem sosial. Begitu juga bagaimana tehnik juga gaya dalam mengatasi
hambatan Komunikasi. Semakin cakap seseorang berKomunikasi semakin
mudah berKomunikasi dan mencapai tujuan yang diinginkan

G. JENIS – JENIS KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Jenis – jenis komunikasi terbagi 2, yaitu :
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai
alat sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan.
Komunikasi kebahasaan dapat dijalin secara lisan dan tulisan. Penggunaanya lebih
akurat dan tepat waktu. Simbol yang digunakan sebagai alat adalah kata yang
mengekspresikan ide dan perasaan, membangkitkan respons emosional, atau
menguraikan objek observasi dan ingatan. Misalnya, untuk mengungkapkan
perasaan “Sudah gaharu cendana pula” artinya sudah tahu bertanya pula.

b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan
bahasa tulisan ataupun lisan, tetapi menggunakan bahasa kial, gambar atau
sikap.Proses pemindahan pesan tanpa menggunakan kata – kata.
a) Bahasa Kial
Bahasa kial menggunakan gerak tangan atau tubuh sebagai isyarat atau
lukisan suatu perbuatan. Gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks
komunikasi. Misalnya ketika bidan memimpin persalinan terdengar gaduh di luar.
Lalu bidan keluar sambil menggeleng – gelengkan kepala.
b) Bahasa Gambar
Bahasa gambar mengekspresikan sikap pesan dalam komunikasi dalam
bentuk gambar. Misalnya gambar dilarang merokok.
c) Bahasa Sikap
Bahasa Sikap digunakan untuk menyampaikan pesan atau
mengekspresikan pikiran dan perasaan atau pendirian. Misalnya bungkam, dingin,
dan tak acuh.
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Komunikasi efektif dalam pelayanan kebidanan adalah komunikasi
yang mampu untuk menghasilkan perubahan sikap pada pasien/ klien yang
terlibat dalam komunikasi.Tujuan komunikasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan
penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik
seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik.

B. SARAN
Bidan harus mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif dalam
memberikan pelayan kebidanan agarmemberi kemudahan pada pasien/ klien
dalam memahami pesan yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasi-dalam-
Praktik-Kebidanan.pdf

https://www.academia.edu/36349752/
KOMUNIKASI_DALAM_PRAKTEK_KEBIDANAN_KETERAMPILAN_INTI_KOMUNIK
ASI_INTERPERSONAL_KONSELING_KIP_K

file:///C:UMSIDA-Press,2019,Komunikasi dan konseling dalam praktek kebidanan,UMS-


sidoarjo-jawa-timur.pdf

Anda mungkin juga menyukai