Anda di halaman 1dari 29

KONSEP KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
1.Alma Dwi Putri Novianti 6. Meiza Fitri Anggraini
2. Dina Sestiana 7. Netti Maharani
3. Emaririn Gustina 8. Reni Karmila
4. Fuji Astuti 9. Septy Dwi Rahayu
5. Isti Maryana 10. Widya Tiara Putri

DOSEN PEMBIMBING
Sri Sumiati. AB, M.Kes

JURUSAN D3 KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas
berkat dan rahmat-NYA makalah dengan judul : KONSEP KOMUNIKASI ini
dapat dibuat dan disampaikan tepat pada waktunya. Adapun penulisan ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen pembimbing.
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya
makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau sumber informasi
pengetahuan bagi pembaca.
Namun kami menyadari tiada gading yang tak retak, bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal
yang kurang berkenan dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Februari 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...………………………………………………………………… i


Kata Pengantar..………………………………………………………………….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………..…….. iii
Bab I Pendahuluan ...…..……...………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………..……...………………………….………...… 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .....…...…...…………………………………………... 2
D. Kegunaan Penulisan ................................................................................. 2
Bab II Pembahasan …………...…………………………………………………. 3
A. Pengertian Komunikasi ........................................................................... 3
B. Unsur Komunikasi ................................................................................... 5
C. Komponen Komunikasi ........................................................................... 8
D. Tujuan Komunikasi .................................................................................. 9
E. Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi ....................................... 9
F. Jenis- Jenis Komunikasi ......................................................................... 13
Bab III Penutup ………………………………………………………………...14
A. Kesimpulan ………..………………………………..………………… 14
B. Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan mempertahankan
individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi merupakan
komponen penting dalam praktik Kebidanan. Mendengarkan perasaan klien
dan menjelaskan prosedur tindakan kebidanan adalah contoh tehnik-tehnik
komunikasi yang dilakukan.
Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan
bermakna karena dapat menyatukan pemahaman antar personal. Pada proses
kebidanan komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan metode
utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan seorang bidan harus berkomunikasi
dengan pasiennya agar pasien mengerti apa asuhan yang akan diberikan bidan
kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam konteks kebidanan saja komunikasi
itu penting tetapi dalam konteks lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk
menyampaikan berita atau pesan yang akan disampaikan.
Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hidupnya.
Kelemahan dalam komunikasi merupakan masalah yang serius baik bagi
perawat maupun bagi klien, karena kondisi tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap proses penyembuhan klien. Komunikasi yang efektif merupakan
sukses bidan dalam dalam membantu mengatasi masalah klien serta dalam
menjalankan perannya bidan perlu berkolaborasi dengan tim kesehatan yang
lain.

4
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang maka dapat di rumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apa saja tujuan serta unsur-unsur pembentuk komunikasi?
3. Apa saja factor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi sehingga
menjadi tidak efektif?
4. Bagaimanakah sebuah informasi dapat terbentuk dalam suatu komunikasi
serta cara penyampaiannya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara berkomunikasi yang baik kepada orang lain, yaitu
dengan menggunakan bahasa yang jelas serta mudah dimengerti oleh orang
lain sehingga orang tersebut (comunican) dapat memahami dan mengalami
perubahan setelah mendengarkan informasi yang diberikan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat ketika seorang
komunikator memberikan sebuah informasi kepada komunikan serta
mengatahui cara-cara dalam berkomunikasi yakni dengan mengunakan
komunikasi verbal (perkataan, ucapan, ujaran) dan komunikasi non verbal
atau Body Language/bahasa tubuh (symbol, gambar, gerak tubuh, ekspresi
wajah, sentuhan).

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa-mahasiswi
Poltekkes Kemenkes Bengkulu khususnya prodi DIII Kebidanan agar semakin
menambah pengetahuan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam
menyampaikan sebuah informasi kepada orang lain, serta mengetahui unsur
dan jenis-jenis dalam berkomunikasi agar nantinya dapat dipergunakan saat
melakukan tindakan praktik kebidanan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi ini banyak didefiniskan oleh para ahli menurut
bidang ilmunya sendiri – sendiri. Hal ini menyebabkan lahirnya definisi
tentang komunikasi yang bermacam-macam dan berbeda antara satu orang
dengan yang lainnya. Seperti catatan Dance dan Larson dalam Miller bahwa
sampai tahun 1976 telah ada 126 definisi komunikasi, entah sekarang sudah
berkembang menjadi berapa banyak. Banyaknya definisi komunikasi yang
dibuat oleh para pakar dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda
dapat menimbulkan kebingungan, tentunya jika hal ini tidak dipahami dengan
benar terutama mengenai hakekat komunikasi antar manusia.
Tetapi apapun isitilah nya, bila kita berpijak pada objek formal ilmu
komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, semua istilah itu dapat diberi
pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing -
masing. Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli
mengenai komunikasi :
1. Kata komunikasi berasal dari bahasa lartin communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih, communico yang artinya membagi (Cherry,1983).
2. Menurut Horld D. Lasswell tindakan komunikasi adalah menjawab
pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”
3. Steven mengartikan komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme
memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli.
4. Kelompok sarjana komunikasi mengartikan komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur
lingkungannya, membangun hubungan antar sesama manusia, melalui

6
pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku ornag lain
serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book,1980).
5. Tahun 1981 Rogers bersama D. Lawrence Kincaid melahirkan definisi
komunikasi yang baru yaitu suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam.
6. Shannon dan Weaver (1949) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling berpengaru mempengaruhi satu sama lainnnya, sengaja atau
tidak sengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,lukisan, seni dan teknologi.
7. Taylor (1993) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran
informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti,
berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi
informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan.
8. Burgess (1988) mengemukakan komunikasi adalah penyampaian
informasi, makna, dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima
pesan. Hal ini berarti penerusan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan dalam komunikasi.
9. Yuwono (1985) mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan
pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima
informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima
informasi.
10. Kegiatan pengoperan lambing yang mengandung arti atau makna yang
perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi (Astrid).
11. Kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atay informasi tentang
pikiran atau perasaan (Roben, J.G).
12. Sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang
lain (Davis, 1981)
13. Usaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).

7
14. Sebagai seorang tenaga kesehatan, komunikasi sangat penting dilakukan
sebagai suatu upaya penyembuhan yang dikenal dengan komunikasi
therapeutik. Komunikasi therapeutik sendiri diartikan sebagai suatu proses
penyampaian nasehat kepada pasien untuk mendukung upaya
penyembuhan

Melihat banyaknya pengertian komunikasi, maka kami menarik kesimpulan


bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia dengan berbagai
bentuk / cara untuk menyampaikan informasi atau tujuan tertentu. Pada intinya
komunikasi merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap, atau
gagasan) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikasi atau penerimaberita (pola, sikap, pandangan,
dan pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.

B. Unsur Komunikasi
Dalam komunikasi setidaknya, harus ada komunikator, pesan, saluran
komunikasi, metode komunikasi, komunikan, lingkungan, dan umpan balik.
1. Komunikator
Komunikator adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain,
disebut juga pembawa berita/pengirim berita/sumber berita. Komunikator
bias individu, keluarga ataupun kelompok yang mengambil inisiatif
penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok lain. Dalam
proses komunikasi, pengirim berita menggunakan gagasan yang
diwujudkan dalam lambing yang berbentuk kata kata yang kemudian
disampaikan dengan menggunakan media yang berbentuk ucapan, gerak
tangan, telepon.
Penyampaian langsung dengan cara tatap muka dan saluran telepon
walaupun kedua penyampaian pesan tersebut dilaksanakan secara
langsung, namun ada perbedaan mendasar yang dapat mempengaruhi
makna komunikasi. Perbedaannya adalah ketika komunikator berbicara
dengan komunikasi, indera yang aktif adalah pendengaran. Para pembicara

8
hanya mampu mendengarkan suara tanpa melihat ekspresi wajah atau
sikap dua belah pihak. Pembicaraan yang berlangsung dengan
menggunakan komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, sedangkan
proses komunikasi langsung dengan cara tatap muka selain menggunakan
komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, juga dapat dipahami
komunikasi pengiring yang sifatnya nonverbal, misalnya bahasa kial,
bahasa sikap, yang semuanya akan memperjelas isi pesan.

2. Pesan
Unsur kedua yang tidak kalah penting adalah pesan. Pesan atau amanat
adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana,
yaitu komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam kominkasi.
Artinya, konikasi akan berlansung jika ada komunikator dan pesan.
Sedangkan unsure lain seperti saluran komunikasi, metode komunikasi,
lingkungan, dan umpan baik yang merupakan fantor pendukung. Pesan
adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang atau
gerakan.

3. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana untuk menangkap lambang yang
kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang member makna
terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan atau
penerimaan langsung dari sesuatu atau satu protes seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca indera. Saluran komunikasi itu meliputi
pendengaran (lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar,
pantulan sinar atau gambar), penciuman (lambang yang berupa bau-
bauan), dan rabaan (lambang berupa rangsangan perabaan).

9
4. Metode komunikasi
Metode komunikasi adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk
mencapai maksud komunikasi, yang merupakan cara kerja persisten untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Terdiri atas informative communication (informasi), persuasive
communication (metode mendidik), dan coercive/instructive
commucation (metode instruktif).
a) Informative Communication (Komunikasi Informatif)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan
kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang
diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan
hanya mengetahui saja. Contohnya, seperti halnya dalam penyampaian
berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini
berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya
bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta
komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan
oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan
penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik
perhatian khalayak.

b) Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)


Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan.
Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang
mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran
dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif
mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan
yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu

10
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga
dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya
terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif,
komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan
menimbulkan perasaan tertentu. Contohnya, ketika komunikasi saat
acara kampanye atau acara iklan di televisi.

c) Coersive/ Instruktive Communication (Komunikasi Bersifat


Perintah)
Komunikasi instruktif atau koersif teknik komunikasi berupa perintah,
ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-
orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara
terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing,
yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk.
Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interest atau muatan
kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan
dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk
menyerang lawan. Contohnya, teknik ini bisa digunakan oleh atasan
terhadap bawahannya yang menuntut adanya kedisiplinan kerja
karyawannya.

5. Komunikan
Dalam proses komunikasi, selain unsur diatas, untuk mewujudkan
kegiatan komunikasi perlu dilengkapi dengan keberadaan komunikan.
Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan
sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau
lambang.

6. Umpan balik
Komunikasi dinyatakan berhasil apabila komunikasi mampu memberikan
umpan balik yang berbentuk tanggapan atau respons. Umpan balik adalah

11
harus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik-guna bagi
rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan
tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu
terhadap individu alain. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan
terdiri atas empat macam jenis umpan balik, antara lain zero umpan balik,
umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif.
a) Zero umpan balik
berarti tidak ada kejelasan umpan balik dari komunikan, komunikasi
bersifat dingin yang disebabkan pesan kurang jelas, lambang bahasa
yang digunakan tidak dipahami, dan waktu ataupun tempat tidak tepat
sehingga komunikasi tidak bermakna.
b) Umpan balik positif
adalah umpan balik dari kominikan dapat dimengerti oleh
komunikator. Komunikan berpartisipasi memenuhi ajakan
komunikator. Terjadi persetujuan antara komunikator dengan
komunikan.
c) Umpan balik netral
adalah tanggapan yang disampaikan oleh komunikan tidak
mempunyai relevansi dengan pesan yang disampaikan.
d) Umpan balik negatif
Umpan balik yang disampaikan oleh komunikan tidak mendukung
komunikator. Komunikasi bersifat tidak ada persetujuan dan dapat
bersifat kritik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa umpan balik
merupakan kebalikan dari proses stimulus-respons.

C. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi hampir sama dengan unsur – unsur komunikasi.
Adapun komponen komunikasi tersebut meliputi :
1. Komponen Komunikan

12
Ditinjau dari komponen komunikan seorang akan dapat dan akan
menerima pesan kalau terdapat empat kondisi berikut.
a. Pesan komunikasi benar – benar dimengerti oleh penerima pesan.
b. Keputusan diambil secara sadar untuk mencapai tujuan.
c. Keputusan diambil secara sadar untuk kepentingan pribadinya.
d. Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik.

2. Komponen Komunikator
Dilihat dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi
efektif, terdapat dua faktor penting dalam diri komunikator (source
credibility), dimana hal ini ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya
dia dipercaya.
Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan pesan yang diterima
komunikan dianggap benar dan dianggap sesuai dengan kenyataan dan
daya tarik komunikator (source attractiviness), bahwa seseorang akan
mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui
mekanisme daya tarik.

3. Komponen Pesan
Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi dll. Pesan
dapat disampaikan secara lisan atau non verbal.

4. Umpan balik
Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang
diterimanya. Umpan balik ini berguna untuk mengukur besar informasi
yang diterima dibandingkan dengan yang diberikan.

D.Tujuan Komunikasi
1. Supaya pesan yang kita sampaikan dapat mengerti orang lain (komunikan)
dalam menjalanakan perannya sebagai komunikator perawat perlu
menyampaikan pesan dengan jelas,lengkap dan sopan.

13
2. Memahami orang lain. Sebagai komunikator,proses kominikasi tidak akan
dapat berlangsung dengan baik bila perawat tidak dapat memahami
kondisi atau apa yang diinginkan oleh klien(komunitas).
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Selain sebagai komunikator
perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan kesehatan
pada klien.
4. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu. Mempengaruhi orang
lain untuk mau melakukan sesuatu sesuai keinginan kita bukanlah hal
mudah, disini perlu adanya pendekatan-pendekatan yang jitu agar orang
lain(klien) percaya dan yakin bahwa apa yang kita harapkan Untuk
dilakukan tersebut benar-benar dapat bermanfaat bagi klien/komunitas
yang lain.

E.Faktor Yang Mempengaruhi Proses Komunikasi


Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potte: & Perry, 1993).
1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti
pengaruh perkembangan usia, baik dari sis bahasa maupun proses berpikir
seseorang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan
anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “gaul”
mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan mersa kita mengerti
mereka dan komunikasi akan lancar.

2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman.
Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
Misalnya, kata “beton” akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli
bangunan dengan orang awam.

3. Nilai

14
Nilai adalah standar yang mempengaruhi prilaku sehingga penting bagi
bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk
mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan
dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan professional, bidan
diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya, klien
memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan
memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan
konflik anatara bidan dengan klien.

4. Latar Belakang Sosila Budaya


Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh factor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang
remaja putrid yang berasal dari daerah lain ingin membeli ingin membeli
makanan khas disuatu daerah.
Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba-tiba menjadi pucat
ketakutkan karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai
merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa
yang terjadi? Remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena
menanyakannya cabai itu secara membentak, padahal penjual tidak merasa
memarahi remaja terserbut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat cara
penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi
orang yang katar budaya yang barbeda.

5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti
marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya
sehingga mampu memberi asuhan kebidanan dengan tepat. Selain itu, bidan
juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam

15
melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruhi oleh emosi bawah
sadarnya.

6. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi gaya berbeda Tanned
(1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan
gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman
baiknya atau dalam grup kecil, menggunakan bahasa untuk mencari
kejelasan dan meminimalkan perbedaan,serta membangun dan mendukung
keintiman. Laki-laki dilain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan
kemandirian aktifitas dalam grup yang lebi besar, dan jika ingin berteman,
mereka melakukan dengan bermain.

7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan
baik dan dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat pada klien.

8. Peran dan Hubungan


Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan anatar orang yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan koleganya, dengan
cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran.
Demikian juga antara orang tua dan anak.

9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana
yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan kerancuan,

16
ketegangan, dan ketidak nyamanan. Misalnya, berdiskusi ditempat yang
ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan
yang teapt dan nyaman sebelum memulia interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari
satu tempat ketempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan
sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
Lingkungan sosial. Tingkah laku dan cara berkomunikasi suasana
lingkungan. Misalnya, seseorang berpenampilan lembut tetapi sering
menggunakan kata-kata yang kasar dalam pembicaraan. Kata-kata kasar
tersebut diperoleh dari lingkungan pergaulannya.

10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tentunya akan member rasa
aman dan control. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika
seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang sangat dekat
dengan dirinya. Hal itu juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali
berinteraksi dengan bidan. Untuk itu bidan perlu memperhitungkan jarak
yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.

11. Citra Diri


Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial,
kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalan komunikasi.
Misalnya, pembicaraan orangtua bersama anaknya dengan menentukan
ekspresi dan persepsi orang. Misalnya, “kamu mesti jadi bidan karena akan
dihormati masyarakat dan mudah mendapatkan uang.”
Pihak lain yakni orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran
khas pada dirinya. Pada saat berkomunikasi akan dirasakan campur tangan
citra diri dan citra pihak lain.
12. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya indera
pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaraan dalam komunikasi.

17
Misalnya, seorang tuna wicara akan kesulitan apabila berbicara dengan
orang yang normal.

F. Jenis- Jenis Komunikasi


1. Komunikasi Verbal,
adalah komunikasi yang di sampaikan secara lisan. Komunikasi ini dapat di
laksanakan dengan percakapan tatap muka ,maupun secara tidak langsung
melalui telepon,teleconference, dan sebagainya. Keuntungan dari
komunikasi ini adalah dapat dilakukan secara cepat, langsung, jelas, dan
kemungkinan salah paham sangat kecil karena proses umpan balik dapat
terlaksana kecuali komunikasi yang sifatnya satu arah dan formal.
Secara sederhana, komunikasi verbal berarti komunikasi yang disampaikan
secara lisan, tulisan atau gambar.berbicara adalah contoh komunikasi
verbal yang paling mudah. Komunikasi verbal tidak selalu menuntut untuk
terjadi secara dua arah, seperti menulis surat, melihat televisi. Komunikasi
verbal sendiri dibedakan menjadi dua, komunikasi verbal aktif dan pasif.
Komunikasi verbal aktif berlaku bagi komunikator atau orang yang
memberi pesan, sedangkan komunikasi verbal pasif adalah komunikasi
bagi pembaca atau pendengar pesan.
Penggunaan simbol atau bahasa juga termasuk komunikasi verbal. Simbol
atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa
dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
suatu komunitas. Bahasa memiliki tiga fungsi dalam komunikasi, yaitu
fungsi penamaan (naming atau labeling), fungsi interaksi, dan fungsi
transmisi informasi. Atas fungsi tersebut, pemberian nama atau label, dan
adanya ekspresi dapat merujuk pada terjadinya komunikasi, baik masa
sekarang, masa lampau, maupun masa yang akan datang. (Deddy Mulyana,
2005)

18
Bahasa memiliki definisi secara fungsional dan formal. Secara fungsional,
bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan
gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat
dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial
untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua
kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan
tatabahasa.(Jalaludin, 1994)
2. Bahasa non verbal,
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam
presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara
tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan
istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan
bahasa non verbal dapat melalui simbol-simbol.
Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non-verbal
ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak
mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya,
simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas
suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Para ahli di bidang komunikasi non-
verbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan
ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi
nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai
komunikasi non-verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan
gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi non-verbal. Komunikasi non-
verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa
komunikasi verbal ataupun non-verbal.
Komunikasi non-verbal meliputi komunikasi objek, sentuhan, kronemik
(bidang yang menggunakan waktu dalam mempelajari komunikasi non-
verbal), gerakan tubuh, proxemik (bahasa ruang), vokalik, lingkungan
(meliputi temperatur, cahaya, jarak, dll). Komunikasi non-verbal memiliki

19
fungsi repetisi, fungsi substitusi, fungsi kontradiksi, fungsi aksentuasi, dan
fungsi komplemen. (Jalaludin, 1994)
Bentuk-bentuk komunikasi non-verbal ini biasanya membantu mereka yang
tidak dapat melakukan komunikasi secara verbal. Bentuk komunikasi ibi
memang relatif lebih sulit dipelajari karena tidak memiliki struktur yang
jelas dan kadang multitafsir. Walaupun begitu, bentuk komunikasi non-
verbal sangat biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan terbentuk
secara spontanitas seperti, menggeleng, mengangguk, tersenyum,
menampakkan wajah marah atau sedih, melambaikan tangan, dll.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi
diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim,
pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan
umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama
lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut;
niat, minat, pandangan, lekat, libat.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk
mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua
jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi
kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal
meliputi bahasa tubuh.

B. Saran
Penulis memberikan saran agar kiranya Mahasiswa-mahasiswi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu khususnya pada prodi DIII Kebidanan agar dapat
berkomunikasi dengan baik yaitu dengan memperhatikan penggunaan bahasa
yang mudah dimengerti serta penekanan kalimat yang jelas supaya hubungan
bidan dan klien semakin baik.

21
DRAMA

I. Kasus
Apotik Sehat mempunyai 2 orang Apoteker. Suatu hari datang seorang
nenek-nenek (Eka) membawa resep. Nenek tersebut kurang pendengaran,
sementara itu ada satu obat dari resep tersebut yang tidak tersedia di apotik.
Nenek tersebut tidak setuju obatnya diganti karena harus sama dengan resep. Pada
saat yang sama datang seorang mahasiswa (Debi) dengan keluhan sakit gigi dan
ingin membeli obat. PS 3 kesulitan bicara dengan jelas karena giginya nyeri.
II. Paparan Kasus
Pada suatu pagi di apotek “Sehat”, terdapat dua orang asisten apoteker
yang sedang bertugas. (Ferli ) sedang menata persediaan obat sedangkan (Indah)
sedang melakukan pencatatan buku keuangan apotek. Saat sedang asyik bekerja,
tiba-tiba datang seorang nenek ( Eka) yang berniat menukar resep dari seorang
dokter,manula tersebut sudah sangat tua dan pendengarannya sudah berkurang,
nenek tersebut dilayani oleh ( Ferli).

(Ferli) : “selamat pagi nek, ada yang bisa saya bantu?”.(sambil


tersenyum)
(Eka) : “mbak, saya mau beli ini”. (sambil mengambil kertas resep dari
sakunya dan menyerahkannya kepada Ferli)
(Ferli) : “oh, iya nek, ini resep dari dokter, saya ambilkan dulu
obatnya,silahkan nenek duduk dulu”.
( Eka) : “apa mbak??..sirop?”.
( Ferli) : “RE..SEP..NEK...SAYA AMBIL..KAN DULU...NAKEK
SILAHKAN DUDUK DULU”. (kata Ferli lebih keras, dan sambil
menunjukkan bangku untuk duduk si nenek)

22
( Eka) : “oh,iya mbak,saya tunggu..”(si nenek duduk untuk menunggu
obatnya)
Ferli pergi ke dalam untuk mengambilkan obat, sementara si nenek menunggu,
Kemudian si nenek dipanggil oleh (Ferli) untuk diambil obat dari
resepnya. Ternyata ada salah satu obat yang di resep tidak ada di apotik karena
stock sedang kosong, maka (Ferli) membujuk nenek yang tidak setuju obatnya
diganti walaupun dengan obat yang kandungannya sama namun berbeda bentuk
itu (obat yang diminta berbentuk kaplet, namun yang ada di apotik berbentuk
supposittoria)
(Ferli) : “Buk Suci..” (panggil Ferli)
( Eka) : “nama saya Suci mbak, bukan Tuti..”.
( Ferli) : “iya, Buk Suci, ini obatnya”.(sambil menggerutu)
“Buk, ini ada satu obatnya yang tidak ada di apotik, ini saya beri
yang isinya sama, tapi bentuk dan pemakaiannya berbeda”.
(Eka) : “lho?? Saya maunya obatnya sama kaya di resep, biasanya saya
pakai itu dan sembuh..!!”.
( Ferli) : “iya Buk, saya tahu, tapi obatnya sedang habis, belum ada lagi”.
( Eka) : “lha ini obatnya memang bagaimana??”. (sambil menunjuk
suppo)
( Ferli) : “begini buk, obat ini dipakai sehari 2 kali, dipakainya lewat
dubur”. ( Ferli menerangkan dengan sabar)
( Eka) : “oo..dimakan bareng bubur..tadi berapa kali sehari mbak??”
( Ferli) : “dipakai lewat dubur buk...bukan bubur”.
“Dipakai lewat belakang..dipakai dua kali sehari, pagi dan
sore..” (dengan suara agak lantang)
( Eka) : “oalah..lewat belakang..tapi ini benar obat yang biasanya tidak ada
mbak??”.
( Ferli) : “iya buk, sedang kosong”.
( Eka) : “yasudahlah, saya mau obat ini, daripada nggak sembuh-
sembuh”.
“Berapa mbak harga obat-obatnya?”

23
( Ferli) : “semuanya Rp 100.000,- buk..”
( Eka): “ini mbak..makasih ya mbak”. (sambil menyerahkan uang, nenek pun
pamit)
( Ferli) : “iya buk, terimakasih kembali, semoga lekas sembuh”.
Tiba-tiba datang seorang mahasiswi yang meringis kesakitan karena sakit gigi,
gusinya bengkak, sehingga sulit brbicara, mahasiswi (Debi) tersebut dilayani oleh
(Indah).
( Indah) : “ada yang bisa saya bantu mbak?”(sambil tersenyum)
(Debi) : “mbak..saya sakit gigi..” (kesulitan berbicara, sambil
memegang pipinya yang bengkak)
( Indah) : “gimana mbak?..mbak sakit gigi?”. (dengan nada kurang yakin)
( Debi) : “iya..sakit sekaii..!!,saya mau obat yang manjuur..cepat !!”.
(Indah) : “baik mbak,saya ambilkan obatnya dahulu, tidak lama kok..”
Sebentar ya mbak , silahkan tunggu disana ( sambil
menunjuk ketempat duduk)
setelah beberapa saat lalu Indah kembali dengan membawa obat....
( Indah) : mbak, ini obat sakit giginya.
(Debi) : ada yan lain mba obat sakit giginya.
(Indah) : iya ada mba, tunggu sebentar ya mba.
Lalu indah mengambil bermacam-macam obat sakit gigi
(Indah) : ini mba ada obat..
Asam mefenamant 500 mg ini obat generic mba. Ini obat
patent Ponstan 500mg untuk menghilangkan rasa sakit.
(Ferly) : Tapi kalau mba mau obat tradisonal bisa pakai bawang putih
mba.
(Debi) : Bagaiman caranya mba
(Ferly) : bawang putihnya ditumbuk dicampur garam lalu tempelkan
ketempat gigi yang sakit.
(Debi) : oh iya mba.. terimakasih ya mba atas infonya
Mba saya beli obat yang patent ponstant aja mba
(Indah) : iya mba ..

24
“mbak, ini obat sakit giginya, diminum sehari 3 kali masing-
masing 1 tablet ya, nanti setelah sembuh dibawa ke dokter gigi
buat ditambal yang sakit itu..”.
(Debi) : iya ni mhaak..sakit sekaiii..hini uangyaa mbaak..terimakasih
mbaak..”
( Indah) : “iya mbak, terimakasih kembali, semoga lekas sembuh”.(sambil
tersenyum)
Setelah melayani pasien tersebut, para Apoteker yang bertugas kembali
meneruskan pekerjaannya tadi dan bersiap menerima pasien-pasien selanjtnya hari
itu.
terima kasih.

25
DAFTAR PUSTAKA

Christina lia uripni, untung sujianto, tatik indrawati. (2003). Komunikasi


kebidanan. EGC. Jakarta
Nasir, Abdul dkk.2009. Komunikasi dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika Mundakir.
Komunikasi Keperawatan : Aplikasi dalam pelayanan. 2006. Yogyakarta :
GRAHA ILMU

26
PERTANYAAN

1) Menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,


melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Kalimat diatas adalah
pengertian tindakan komunikasi menurut.................
a. Horld D. Lasswell
b. Steven
c. D. Lawrence Kincaid
d. Burgess

2) 1. Komunikator
2. Pesan
3. Nilai
4. Saluran Komunikasi
5. Persepsi
6. Emosi
Yang termasuk Unsur Komunikasi adalah..............
a. 1, 2, 3
b. 2, 4, 6
c. 1, 2, 4
d. 3, 5, 6

3) Cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud komunikasi, yang
merupakan cara kerja persisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan merupakan pengertian
dari..............
a. Unsur Komunikasi

27
b. Metode Komunikasi
c. Komponen Komunikasi
d. Tujuan Komunikasi

4) Ani sangat merasa bangga dan bersemangat menjadi seorang bidan setelah
mendengarkan lagu Hymne Ikatan Bidan Indonesia saat acara di sebuah
seminar. Lagu Hymne IBI tersebut merupakan contoh dari pesan komunikasi
melalui.......
a. Non Verbal
b. Verbal
c. Media komunikasi
d. Informasi

5) Seorang Bidan desa melakukan sebuah penyuluhan terhadap Ibu-ibu di Desa


Sukatani. Penyuluhan mengenai Pemberian ASI Ekslusif. Setelah
mendengarkan materi dari Bidan, para Ibu-ibu setuju dengan ajakan Bidan
untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan kepada bayi mereka.
Dari narasi diatas, setelah mendengarkan penyuluhan para ibu-ibu tersebut
memberikan............
a. Zero Umpan Balik
b. Umpan Balik Netral
c. Umpan Balik Negatif
d. Umpan Balik Positif

6) Agar gagasan kita dapat diterima klien, selain sebagai komunikator seorang
Bidan juga sebagai.................
a. Komunikan
b. Edukator
c. Konselor
d. Moderator

28
7) Saat kita melakukan komunikasi dengan seorang mahasiswa, maka akan
berbeda juga bahasa yang kita gunakan saat berkomunikasi dengan tukang
sayur di pasar. Hal ini membuktikan bahwa proses komunikasi juga
dipengaruhi oleh faktor.............
a. Peran dan Hubungan
b. Emosi
c. Pengetahuan
d. Latar belakang sosial

8) Ketika diajak pergi ke pasar, adik hanya diam dan menggelengkan kepala. Ini
termasuk contoh dari komunikasi............
a. Verbal
b. Non verbal
c. Khusus
d. Langsung

29

Anda mungkin juga menyukai