DOSEN PENGAMPU:
Suryadi, M.pd
O
L
E
H
KELOMPOK 1 :
1. Diana Meilla [2302060037]
2. Sri Anggela Febriani [2302060051]
3. Viola Azzahra Asyakila [2302060043]
4. Wenia Saputri [2302060047]
5. Erinda Oktavia [2302060032]
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalamhubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatumaksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individuyang lain. Secara kodrat manusia akan
selalu hidup bersama. Hidup bersamaantar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk
komunikasi dan situasiyang mempengaruhinya.Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja,
baik antar guru denganmuridnya. Orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan
bawahannya, antarasesama karyawan dan lain sebagainya.
Melakukan komunikasi merupakanbagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul
pengertian dalammenyelesaikan tugas masing-masing.Komunikasi merupakan dasar
interaksi antar manusia. Kesepakatanatau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang
berusaha bias dipahamibersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Persoalan
mendasar darimasalah ini terletak pada hambatan yang muncul dalam
membangunkesepahaman dan usaha mencapai tujuan secara maksimal.Hal ini biasanya
melahirkan suatu kegalauan tentang komunikasi yangbaik sederhana yang dibayangkan
yang kemudian menuntun pada pemikirantentang usaha melakukan komunikasi secara
efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelskan pengertian komunikasi
2. Menjelaskan pengertian komunikasi konseling
3. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
C. TUJUAN
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk .lebih mengetahui
tentang komunikasi dan konseling.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi Dalam Konseling Menurut Dance (dalam Suryanita, 2011)
komunikasi dalam konseling adalah suatu proses pemindahan informasi antara dua orang
manusia (konselor-konseli) atau lebih yang menimbulkan respon, dengan menggunakan
simbol-simbol yang dipahami bersama.Berdasarkan pengertian istilah-istilah di atas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi dalam konseling merupakan suatu proses pemindahan/
penyampain informasi, pikiran dan sikap antara konselor dan konseli, terjadi dalam konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik
sehingga dapat meningkatkan pemahaman informasi diantara kedua belah pihak.
Komunikasi mengandung arti bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari
bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata
sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama (Wiryanto 2004: 5).
Everett Rogress dan Lawrence (dalam Wiryanto, 2004: 6) menyatakan bahwa komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi pengertian yang mendalam.
Komunikasi tersebut tidak hanya terbatas pada komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, gerak isyarat, gerak tubuh, air muka, getaran suara, cara duduk dan
sebagainya, hal-hal tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi non verbal. Perilaku non
verbal tersebut amat diperlukan oleh seorang konselor untuk memahami atau memperjelas
makna bahasa lisan yang diucapkan seorang konseling.
2
C. Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dibedakan beberapa jenis antara lain:
1. komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi yang artinya
komunikasi yang dilakukan kepada diri sendiri. Proses komunikasi ini terjadi dimulai
dari kegiatan menerima pesan/informasi, mengolah dan menyimpan, juga
menghasilkan kembali. Contoh kegiatan yang dilakukan pada komunikasi interpersonal
adalah berdoa, bersyukur, tafakkur, berimajinasi secara kreatif dan lain sebagainya.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga
dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna dari orang yang saling berkomunikasi
antara satu individu dengan individu lainnya. Suatu komunikasi interpersonal dapat
terjadi apabila memenuhi kriteria berikut:
• Melibatkan perilaku verbal dan nonverbal
• Adanya umpan balik pribadi
• Terjadi hubungan/interaksi yang berkesinambungan
• Bersifat saling persuasive
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau lebih
individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki. Seperti berbagi
informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah. Komunikasi kelompok
merupakan komunikasi yang dillakkan oleh beberapa orang lain atau sekelompok
orang.
Contoh komunikasi kelompok antara lain kuliah, rapat, briefing, seminar,
workshop dan lain-lain. Dalam komunikasi kelompok, setiap individu yang terlibat
dalam kelompok masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan
kedudukannya dalam kelompok tersebut. Pesan atau informasi yang disampaikan juga
menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok dan bukan bersifat pribadi.
4. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam
hubungan organisasi. Komunikasi organisasi merupakan proses komunikasi yang
berlangsung secara formal maupun nonformal dalam sebuah sistem yang disebut
organisasi.
Komunikasi organisasi sering dijadikan sebagai objek studi sendiri karena
luasnya ruang lingkup komunikasi tersebut. Pada umumnya komunikasi organisasi
membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi
dan proses pengorganisasian, serta budaya organisasi.
3
Jadi, Komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang.
Media sosial dapat dipahami sebagai suatu platform digital yang menyediakan
fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Beberapa aktivitas
yang dapat dilakukan di media sosial, misalnya yaitu melakukan komunikasi atau
interaksi hingga memberikan informasi atau konten berupa tulisan, foto dan video.
Berbagai informasi dalam konten yang dibagikan tersebut dapat terbuka untuk semua
pengguna selama 24 jam penuh.
Media sosial sendiri pada dasarnya adalah bagian dari pengembangan internet.
Kehadiran beberapa dekade lalu telah membuat media sosial dapat berkembang dan
bertumbuh secara luas dan cepat seperti sekarang. Hal inilah yang menjadikan semua
pengguna yang tersambung dengan koneksi internet dapat melakukan proses
penyebaran informasi atau konten kapan pun dan di mana pun.
6. komunikasi publik
Komunikasi publik adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan oleh
komunikator kepada khalayak yang lebih besar atau masyarakat dalam situasi tatap
muka. Komunikasi publik juga bisa diartikan sebagai proses pertukaran pesan secara
tatap muka atau lewat media, seperti radio, televisi, media daring, media luar ruang,
dan sebagainya.
Ciri lain dari komunikasi publik ialah pesan yang disampaikan tidak
berlangsung spontan, melainkan terencana serta dipersiapkan lebih awal.
Melansir dari buku Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar (2020) karya Bonaraja Purba,
dkk, berikut beberapa ciri komunikasi publik:
• Biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas, seperti kuliah umum, rapat akbar,
khotbah, ceramah, dan lainnya
• Komunikator atau pembicara dan komunikan atau pendengarnya bisa
diidentifikasi.
• Interaksi antara komunikator serta komunikan sangat terbatas, sehingga umpan
baliknya pun juga bersifat terbatas. Tak jarang pula, komunikator tidak bisa
mengidentifikasi satu per satu komunikannya.
• Pesan yang disampaikan sifatnya impersonal (tidak bersifat pribadi).
• Komunikan atau pendengarnya merupakan sejumlah besar orang yang anonim
serta heterogen.
• Sumber komunikasi (komunikator) mengendalikan pesan yang dibuat dan
disebarkannya.
• Akses dari sumber terhadap penerima (komunikan) bisa langsung dan mudah.
Sebaliknya, akses penerima terhadap sumber sulit terwujud.
7. Komunikasi antarbudaya
Komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi yang terjadi ketika individu
atau kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda berinteraksi, bertukar
informasi, dan berkomunikasi satu sama lain. Ini mencakup segala aspek komunikasi,
4
termasuk bahasa verbal dan non-verbal, norma-norma sosial, nilai-nilai, keyakinan, dan
praktik-praktik yang dipahami dan digunakan oleh kelompok budaya yang berbeda.
Penting untuk diingat bahwa budaya mencakup berbagai elemen seperti agama,
bahasa, tradisi, norma perilaku, sistem nilai, dan sejarah yang membedakan satu
kelompok dari yang lain. Ketika individu atau kelompok dari budaya yang berbeda
berkomunikasi, perbedaan-perbedaan ini dapat memengaruhi cara pesan disampaikan,
diterima, dan diinterpretasi.
e) Pemberdayaan Individu
Komunikasi antar budaya dapat membantu individu merasa lebih percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang dari budaya lain. Ini dapat memberikan rasa kepercayaan diri
dalam situasi lintas budaya dan membantu individu merasa lebih nyaman dalam situasi
yang beragam.
5
f) Pengenalan Ide dan Nilai Budaya
Komunikasi antar budaya juga memungkinkan individu untuk memperkenalkan ide,
nilai-nilai, dan praktik budaya mereka kepada orang dari budaya lain. Ini dapat
memperluas pemahaman tentang keragaman budaya di seluruh dunia.
g) Pengembangan Karir
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam konteks antar budaya menjadi
aset berharga dalam dunia kerja yang semakin global. Individu yang mampu
berkomunikasi dengan baik antar budaya memiliki peluang yang lebih besar untuk
berhasil dalam karir mereka.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari kedua materi tersebut adalah pentingnya kemampuan berkomunikasi
yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks konseling, kemampuan
berkomunikasi menjadi kunci utama dalam membantu klien untuk meraih tujuan mereka.
Beberapa aspek penting dalam komunikasi konseling antara lain empati, refleksi,
pertanyaan terbuka, dan pengakuan. Kesimpulannya, belajar dan mengembangkan
kemampuan komunikasi yang baik dapat mempengaruhi hubungan pribadi, profesional,
dan membantu dalam memberikan dukungan untuk orang lain.
B. SARAN
Sebelum memulai komunikasi konseling, penting untuk memahami konsep dasar
komunikasi seperti pengirim, pesan, saluran, penerima, dan umpan balik. Dengan
memahami konsep dasar ini, Anda dapat memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh penerima. Saat berkomunikasi konseling, pastikan untuk
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien. Hindari menggunakan bahasa
teknis atau jargon yang mungkin sulit dipahami oleh klien.
Mendengarkan dengan aktif adalah keterampilan penting dalam komunikasi konseling.
Pastikan untuk memberikan perhatian penuh pada klien dan menunjukkan bahwa Anda
memahami perasaan dan masalah yang dihadapi oleh klien.
Mendengarkan klien, berikan umpan balik yang konstruktif dan membantu. Hindari
memberikan kritik yang tidak membangun atau menyalahkan klien atas masalah
yang dihadapinya.
7
DAFTAR PUSTAKA