Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

JENIS JENIS KOMUNIKASI

Disusun Oleh: Kelompok 4

1. Ade Herawati (322022016)

2. Voni Artika (322022026)

Dosen Pengampu:

1. Dr. Herman Seri, M. Pd

2. Sri Utami, S. Pd, M. Pd

Mata Kuliah: Komunikasi Organisasi Pendidikan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNVERSITAS MUHAMMADIYAH

PALEMBANG TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia kepada kami sehingga kami senantiasa dapat menyelesaikan makalah
Perilaku dan Pengembangan Organisasi tentang Komunikasi.
Makalah jenis-jenis komunikasi ini kami susun guna memenuhi tugas
mata kuliah Komunikasi Organisasi Pendidikan yang diberikan oleh Bapak . Dr.
Herman Seri, M. Pd dan Ibu Sri Utami,S.pd,M.pd selaku dosen mata kuliah
Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada Bapak Dr. Herman Seri, M.pd dan Ibu Sri Utamai,S.pd,M.pd selaku dosen
mata kuliah Komunikasi Organisasi Pendiddikan yang telah memberikan
pengajaran kepada kami, serta kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disajikan terutama kepada mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Komunikasi Organisasi Pendidikan baik yang ada di luar maupun di dalam
lingkup Universitas Muhammadiyah. Makalah ini juga dapat digunakan sebagai
referensi tambahan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.
Namun, makalah Perilaku dan Komunikasi Organisasi Pendidikan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Palembang, 15 Maret 2023 M


23 Sya’ban 1444 H

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................I

DAFTAR ISI..............................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................3

2.1 Pengertian Komunikasi......................................................................3

2.2 Jenis -Jenis Komunikasi....................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................15

3.1 Kesimpulan......................................................................................15

3.2 Saran................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................16

III
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting.


Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan
manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial
dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan
cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara
yang sederhana sampai yangkompleks, dan teknologi kini telah
merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala
yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan
perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah
merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu
dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara
orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja Bahasa
latin Organizare“to form as or into a whole consisting of
interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi
keseluruhan dari bagian- bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen
mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui
pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen
da.an komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa
organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai dan
diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi
terletak pada peninjauannya yang terfokus padamanusia-manusia yng
terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menguasai

1
komunikasi dengan baik.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumusan masalah
yang akan di bahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana komunikasi dapat berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari?
2. Bagaimana jenis-jenis komunikasi yang perlu diketahui ?
3. Bagaimana peran jenis komunikasi dalam lingkup di organisasi

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan dari makalah yang akan
dibahas adalah:
1. Mampu memahami pengaruh komunikasi dalam lingkup kehidupan
seharai-hari
2. Mampu memahami pengertian dari komunikasi itu sendiri
3.Mampu memahami peran jenis komunikasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi menjadi peranan terpenting bagi kehidupan
manusia dalam berinteraksi di kehidupannya sehari- hari. Terutama
komunikasi yang terjadi didalam masyarakat terkecil yaitu keluarga.
Di dalam sebuah komunikasi feedback merupakan hal yang
diharapkan, untuk mampu mencapai tujuan yang dimaksud dalam
berkomunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin cum yaitu kata
depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata
bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata- kata itu terbentuk kata
benda cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi cummunion
yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan, hubungan (Pohan & Fitria, 2021)
Diperlukan usaha dan kerja dalam ber- communio, dari kata itu
dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan
seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakapcakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya
dijadikan kata kerja benda communicatio, atau yang dalam bahasa
Inggris adalah communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap
menjadi komunikasi.
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris “communication”,
dari bahasa latin “communicatus” yang mempunyai arti berbagi atau
menjadi milikbersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing
diantara pihak- pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Menurut Lexicographer, komunikasi adalah upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi
maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Webster‟s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain
menjelaskan bahwa

4
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara
individu melalui system lambing- lambing, tanda- tanda, atau tingkah
laku (Juhanda, 2019) .

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat


multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli
yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian
komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam (Panuju, 2018).
Masing- masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang
berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan
menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan
ilmu komunikasi.
Menurut Hovland, Jains dan Kelley, komunikasi adalah suatu
proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata- kata) dengan tujuan untuk
membentuk perilaku orang- orang lainnya (khalayak) (Lubis et al.,
2022). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain- lain. Melalui penggunaaan symbol- symbol
seperti kata- kata, gambar- gambar, angka- angka dan lain- lain.
Wibowo berpendapat, komunikasi merupakan aktifitas menyampaikan
apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang
ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni
mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.
Sedangkan Astrid berpendapat komunikasi adalah kegiatan
pengoperan lambang yang mengandung arti/ makna yang perlu
dipahami bersama oleh pihak yang terlihat dalam kegiatan
komunikasi.
Dilihat dari beberapa definisi tersebut saling melengkapi.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pebentukan,
penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi didalam
diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu
(Indrawanto et al., 2017). Definisi tersebut memberikan beberapa
pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

5
Setiap penakluk komunikasi dengan demikian akan melakukan
empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan
mengolah pesan (Anas & Sapri, 2022) . Keempat tindakan tersebut
lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya
menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala
seseorang melalui proses kerja system syaraf. Pesan yang telah
terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan,
seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain.
Pesan yang diterimanya inikemudian akan diolah melalui system
syaraf dan diiterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut
dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila
ini terjadi maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan
menyampaiakn pesan baru. Demikianlah keempat tindakanini terus
menerus terjadi secara berulang- ulang.

Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa


lambang- lambang yang menjalankan ide/ gagasan, sikap, perasaan,
praktik, atau tindakan (Oktarina & Abdullah, 2017) . Bisa berbentuk
kata- kata tertulis, lisan, gambar- gmbar, anga- angka,benda- benda,
gerak- gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda- tanda
lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua
orang, diantara beberapa orang, atau banyak orang. Komunikasi
mempunya tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai
dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya. Pemaknaan
terhadap informasi bersifat subjektif dan kontekstual. Subjektif
artinya, masing- masing pihak memiliki kapasitas untuk memakai
informasi yang disebarkan atau diterima berdasarkan apa yangia
rasakan, ia yakini, dan ia mengerti serta berdasarkan tingkat
pengetahuan kedua pihak. Sedangkan kontekstual adalah bahwa
pemaknaan itu berkaitan erat dengan kondisi waktu dan tempat
dimana informasi itu ada dan dimana kedua belah pihak
berada.Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan

6
sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua
orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena hubungan
menimbulkan interaksi sosial (social intreraction) (Hadiono, 2018).
Pengertian komunikasi dengan demikian adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan) untuk memberitahu atau mengungkapkan sikap,
pendapat, pikiran, atau perilaku, baik secara lisan maupun tak
langsung melalui media. John R. Wenburg dan William W. Wilmot
juga Kenneth. Sereno dan EdwardM. Setelah kita mengetahui
pengertian dari komunikasi maka kita akan akan membahas mengenai
jenis-jenis komunikasi,didalam keidupan sehari-hari komunikasi
dibagi kedalam beberapa bagian yang akan kita bahas.
2.2 Jenis Komunikasi
Komunikasi berdasarkan penyampaiannya. Pada umumnya
setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain tidka hanya makhluk
individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi dengan sesamanya Berdasarkan cara
menyampaikan informasi dapat dibedakan menjadikomunikasi verbal
dan non verbal, sementara komunikasi berdasarkan perilaku dapat
dibedakan menjadi komunikasi formal, komunikasi informal, dan
komunikasi non formal (Pohan & Fitria, 2021), berikut
penjelasannya:
1. Komunikasi berdasarkan Penyampaian

Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain


karena manusia tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk
sosial yang selalu mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi
dengan sesamanya. Namun tidak semua orang terampil
berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam
menyampaikan informasi. Berdasarkan cara penyampaian informasi
dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Komunikasi verbal ( Lisan )

 Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak


Dimana kedua belah pihak dapat bertatap muka .

7
Yang terjadi secara tidak langsung akibat dibatasi oleh jarak.
contohnya komunikasi lewat telepon.
b. Komunikasi nonverbal ( Tertulis )
 Naskah, yang biasanya digunakan untuk menyampaikan kabar
yang bersifat kompleks.
 Gambar dan foto akibat tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat.
2. Komunikasi berdasarkan Prilaku
Komunikasi bedasarkan prilaku dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi Formal , yaitu komunikasi yang terjadi diantara
organisasi atau perusahaan yang tata caranya sudah diatur
dalam struktur organisasinya. Contohnya seminar.
2. Komunikasi Informal , yaitu komunikasi yang terjadi pada
sebuah organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan
dalam struktur organisasi serta tidak mendapat kesaksian
resmi yang mungkin tidak berpengaruh kepada kepentingan
organisasi atau perusahaan. Contohnya kabar burung ,
desasdesus, dan sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal , yaitu komunikasi yang terjadi
antara komunikasi yang bersifat formal dan informal , yaitu
komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas
pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang
bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut.
Contohnya rapat mengenai ulang tahun perusahaan.
3. Komunikasi berdasarkan Kelangsungannya
Berdasarkan Kelangsungannya , komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Langsung , yaitu proses komunikasi dilakukan
secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun
media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh adanya
jarak.
b. Komunikas Tidak Langsung , yaitu proses komunikasinya

8
dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat -
alat media komunikasi.
4. Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berdasarkan maksud komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berpidato
b. Memberi Ceramah
c. Wawancara
d. Memberi Perintah alias TugasDengan demikian jelas bahwa inisiatif
komunikator menjadi hal penentu , demikian pula kemampuan
komunikator yang memegang peranan kesuksesan proses
komunikasinya.
5. Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup
Berdasarkan Ruang Lingkupnya , komunikasi dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam , yaitu
1. Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk
komunikasi daripemimpin kepada anggota , seperti perintah
, teguran , pujian , dan sebagainya.

2. Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup


organisasi atau perusahaan diantara orang - orang yang
memiliki kedudukan sejajar .
3. Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi atau perusahaan diantara orang - orang yang
memiliki kedudukan berbeda pada posisi tidak sejalur
vertikal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan
dengan pihak masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan
tersebut. Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk memperoleh
pengertian , kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.

9
Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk :
a. Eksposisi , pameran , promosi, dan sebagainya.
b. Konperensi pers.
c. Siaran televisi , radio dan sebagainya.
d. Bakti sosial.
e. Komunikasi Bedasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi

c. Komunikasi Kelompok , yaitu komunikasi yang terjadi pada


kelompok mengenai persoalan - persoalan yang menyangkut
kepentingan kelompok. Perbedaanya dengan komunikasi
perseorangan yaitu komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan
dengan komunikasi perseorangan.
d. Komunikasi Berdasarkan Peranan Individu
Dalam komunikasi ini , peranan individu sangat mempengaruhi
kesuksesan proses komunikasinya. Berikut beberapa macam
komunikasi berdasarkan peranan individu, diantaranya :
1. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain. Komunikasi
ini terjadi secara nonformal maupun informal , individu bertindak
sebagai komunikator mampu mempengaruhi individu yang lain.
2. Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki
kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan
lingkungan yang lebih luas.

3. Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih. Pada


komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua
kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima
untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
e. Komunikasi Berdasarkan Jaringan Kerja

Didalam suatu organisasi atau perusahaan , komunikasi akan


terlaksana berdasarkan sistem yang ditetapkan dalam jaringan kerja.
Komunikasi berdasarkan jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :

 Komunikasi jaringan kerja rantai , yaitu komunikasi terjadi

10
menurut saluran hirarki organisasi dengan jaringan komando
sehingga mengikuti pola komunikasi formal.

 Komunikasi jaringan kerja lingkaran , yaitu komunikasi terjadi


melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti pola
lingkaran.

 Komunikasi jaringan bintang , yaitu komunikasi terjadi melalui


satu sentral dan saluran yang dilewati lebih pendek.

6. Komunikasi dari Atas ke bawah

Komunikasi ini dapat disebut juga kommunikasi dari atasan


disemua level kepada bawahan,komunikasi ini umumnya terkait dengan
tanggung jawab dan kewenangnya dalam suatu organisasi.Komunikasi ini
bertujuan untuk menyampaikan informasi,mengarahkan
,mengoordinasikan
,memotivasi,memimpin,dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada
di level bawah.

Komunikasi dari atas ke bawah merupakan penyampaian pesan


yang dapat berbentuk perintah,intruksi,maupun prosedur untuk dijalankan
parah bawahandengan sebaik-baiknya .Komunikasi iniii juga dapat
berbentuk lisan(oral communications) mauapun tulisan (written
communications)

Menurut Ktaz dan Kahn komunikasi dari atas ke bawah


meempunyai lima tujuan pokok , yaitu:

a. Memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu

b. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus


dilaksanakan

c. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik


organisasional

d. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para anggota

e. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam


membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan
yang ingin dicapai.

11
Kekurangan komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan

12
ataupun sensor informasi penting yang ditunjukan ke para bawahannya.Dengan
kata lain, pesan yang diterima hpara bawahan bisa tidak selengkap
aslinya.Kertidak lengkapan pesan yang diterima disebabkan oleh saluran
komunikasi yang digunukan dan kompleksitas pesan yang ingin disampaikan
kepada para anggotanya.

7. Komunikasi dari bawah ke atas


Komunikasi ini berarti alur pesan yang disampaiakan berasal dari
bawahan/anggota meuju ke atasan/ketua. Untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan secara
tepat,sudah sepantasnya bila ketua memperhatikan aspirasi yang berasal dari
bawah.Ketertiban anggota dalam proses pengambilan keputusan merupakan
salah satu cara yang positif dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, selain
itu ketua harus percaya penuh kepada para anggotanya. Kalau tidak, informasi
apapun darianggota tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa
curiga dan ketidak percayaan terhadap informasi tersebut.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan
bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja, sedangkan
informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh
manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan, demi menjaga posisinya,
serta mendapatkan rasa aman dalam suatu organisasi.

a. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi


lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian- bagian yang
memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi, tujuan komunikasi
horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan
memberi kan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki
kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal menjadi penting artinya
manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki
tingkat tingkat ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-
masing bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung
pada bagian lainnya, komunikasihorizontal tidak sering atau minim
dipakai.

13
b. Komunikasi diagonal

Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk
komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi
antara atasan dua level organisasi yang berbeda. Contohnya adalah
komunikasi formal didalam organisasi antara bagian konsumsi dengan
bagian dokumentasi.

1) Komunikasi Symbolic.

Teori Interaksionisme simbolik adalah salah satu teori yangtermasuk


di dalam paradigma definisi sosial (social definism paradigm). Tokoh dari
paradigma ini adalah Max Weber. Herbert Blumer dalam bukunya yang
berjudul “Symbolic Interaksionism: Perspective and Methode”. Terdapat tiga
asumsi yang mendasari tindakan manusia. Tiga asumsi tersebut adalah
sebagai berikut:8

a. Human beings act toward things on the basic of the meanings that
the things have for them
b. The meanings of things arises out of the social interaction one has
with one’s fellows

c. The meanings of things are handled in and modified trough an


interpretative process used by the person in dealing with the things
he encounters (wallace, 1986 : 204 – 206)

secara utuh satu sama lain. Sehingga penjelasan terhadap suatu premis
akan berkaitan dengan premis- premis berikutnya.

Premis pertama menyatakan, bahwa manusia itu bertindak terhadap


sesuatu (benda, kejadian, atau fenomena) atas dasar makna yang dimiliki
oleh benda, kejadian atau fenomena itu bagi mereka. Ini berarti bahwa
makna suatu benda, suatu fenomena, atau suatu kejadian tidaklah terletak
pada benda, fenomena atau kejadiannya itu sendiri, melainkan tergantung
pada bagaimana seseorang ataupun masyarakat memberikan makna terhadap
benda, fenomena atau kejadian tersebut. Karena makna-makna itu
merupakan hasil dari

14
interaksi sosial antara seseorang dengan orang lainnya dalam masyarakat.

Makna itu tidak inherent pada bendanya itu sendiri, dengan kata lain, makna
suatu benda, fenomena, atau kejadian merupakan suatu produk dari interaksi
sosial para anggota masyarakat. Penjelasan ini juga menyangkut penjelasan
premis yang kedua. Premis ketiga menunjukkan bahwa makna-makna itu
dikelola serta dimodifikasi melalui suatu proses, penafsiran yang di gunakan
oleh setiap individu dalam keterlibatannya dengan tanda-tanda yang dihadapi
atau dijumpainya sewaktu interaksi sosial berlangsung. Makna merupakan
penafsiran dari anggota masyarakat dalam menanggapi kejadian- kejadian
atau fenomena- fenomena di dalam masyarakat. Jadi halnya sama, tetapi
makna berbeda-beda, tergantung pada makna yang di berikan padanya.

Teori Interaksi Simbolik berpegang bahwa individu membentuk


makna melalui proses komunikasi karena makna tidak bersifat intrinsik
terhadap apa pun. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan
makna yang diberikan orang lain kepada mereka. Asumsi ini menjelaskan
perilaku sebagai suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan
secara sadar antara rangsangan dan respons orang berkaitan dengan
rangsangan tersebut. Makna yang kita berikan pada simbol merupakan
produk dari interaksi dan menggambarkan kesepakatan kita untuk
menerapkan makna tertentu pada simbol tertentu.

Pendapat K J Veeger tentang tindakan manusia dalam konsep


interaksionisme simbolik ini, sebelum orang menentukan sikapnya, dan
perbuatannya terhadap mereka (terhadap seseorang atau suatu hal) seseorang
terlebih dahulu harus menimbang-nimbang, menilai, dan akhirnya memilih
diantara berbagai kemungkinan bertindak. Dalam proses aktif ini, pikiran
manusia tidak berperan hanya menjadi instrument atau saran untuk dapat
bertindak melainkan menjadi bagian dari sikap kelakuan manusia. Teori
pengenalan ini menghasilkan suatu citra manusia yang dinamis, anti
determinitis, dan penuh optimisme.

Manusia tidak secara pasif menerima saja pengetahuannya dari luar


tapi secara aktif dan dinamis membentuk sendiri pengetahuan

15
seseorang, tetapi merupakan kondisi-kondisi mana seseorang menentukan
sikapnya. Gambaran manusia ini, mengandaikan kepercayaan akan
kemampuan manusia yang mendasari optimisme.Interaksi simbolik di lain
pihak, menuntut adanya proses sosial internal (dalam diri orang) yang berupa
penunjukkan diri serta penafsiran.

Mead menambahkan konsep “arti” pada lambang, sehingga dengan


demikian ia memperluas konteks sosial lambang. Mead dengan jelas
menggambarkan bahwa arti lambang sepenuhnya tergantung pada
kemampuan individu dalam menempatkan dirinya dalam peranan “orang
lain” yang pada umumnya masyarakat yang lebih luas akan bertanya kepada
dirinya sendiri bagaimana kiranya “orang lain” akan memberikan respon
seandainya ia berada pada situasi yang sama. Karena itu, arti lambang secara
langsung dihubungkan dengan kebersamaan atau keumuman proses
penafsiran yang ada.

Proses penafsiran lambang yang berarti memerlukan pengambilan


peran (role taking). Kehidupan bermasyarakat itu terbentuk melalui proses
interaksi dan komunikasi antar individu dan antar kelompok dengan
menggunakan simbol-simbol yang dipahami maknanya melalui proses
belajar. Tindakan seseorang dalam proses interaksi itu bukan semata-mata
merupakan suatu tanggapan yang bersifat. langsung terhadap stimulus yang
datang darilingkungannya atau dari luar dirinya, melainkan merupakan hasil
dari proses interpretasi terhadap stimulus. Jadi interaksi simbolik merupakan
hasil proses belajar, dalam arti memahami simbol - simbol dan saling
menyesuaikan makna dari simbol-simbol tersebut.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dalam tulisan


ini antara lain pentingnya seorang pemimpin dan bawahan untuk dapat
membuka komunikasi secara efektif dan efisien sehingga roda
organisasi dapat berjalan dengan lancar dalam mencapai tujuan ( goal
) yang telah ditentukan. Kemudian seluruh individu yang tergabung
dalam sistem organisasi hendaknya menyadari perlunya
ketanggapsegeraan untuk meminimalisir hambatan komunikasi yang
terjadi dengan melakukan beberapa pendekatan / solusi
yangditawarkan yaitu menciptakan hubungan yang lebih baik. Maka
itu dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan adalah adanya
komunikasi yang berjalan dengan baik. Jenis Jenis Komunikasi,
1) Komunikasi berdasarkan Penyampaian,
2) Komunikasi berdasarkan Prilaku,
3) Komunikasi berdasarkan Kelangsungannya,
4) Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi,
5) Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup,
6) Komunikasi Bedasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi,
7) Komunikasi Berdasarkan Peranan Individu,
8) Komunikasi Berdasarkan Jaringan Kerja,
9) Komunikasi Berdasarkan Ajaran Informasi.
3.2 SARAN
Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi merupakan hal yang mutlak
ada dalam kehidupan kita. Tentunya kita tidak akan bisa hidup tanpa
berkumunikasi dengan orang lain. Maka dari itu, penting bagi kita untuk
memperhatikan faktor-faktor komunikasi verbal & non verbal untuk
menciptakan suatu komunikasi yang baik dan bisa dimengerti oleh si
penerima. Dengan adanya makalah ini, maka diharapkan kita dapat
menciptakan suatu komunikasi yang baik agar tidak terjadi miss komunikasi
yang akan berakibat fatal dan bisa mendorong terjadinya konflik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anas, N., & Sapri, S. (2022). Komunikasi Antara Kognitif dan Kemampuan
Berbahasa. EUNOIA (Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia), 1(1), 1.
https://doi.org/10.30821/eunoia.v1i1.997
Hadiono, A. F. (2018). Pernikahan Dini dalam Perspektif Psikologi Komunikasi.
Darussalam: Jurnal Pendidikan Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam,
9(2).
Indrawanto, Octavia, C., & Pujasari, L. (2017). Komunikasi Antarpribadi Para
Remaja Dengan Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Bercerai Di Kota
Bandung. EProceedings of Management, 4(3).
Juhanda. (2019). MENJAGA EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DENGAN
PENDEKATAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA. Sadar Wisat:
Jurnal
Pariwisata, 2(1), 56. https://doi.org/10.32528/sw.v2i1.1825
Lubis, L., Ridwan, R., Saleh, A., & Furbani, W. (2022). LITERASI
KOMUNIKASI WARGANET GENERASI MILENIAL DI MEDIA
SOSIAL (STUDI KASUS WARGANET DI KOTA MATARAM).
JURNAL ILMU
PERPUSTAKAAN (JIPER), 4(1). https://doi.org/10.31764/jiper.v4i1.8695
Oktarina, Y., & Abdullah, Y. (2017
). Komunikasi dalam Perspektif Teori dan Praktik (1st ed.). Penerbit Deepublish.
Panuju, R. (2018). Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi: Komunikasi sebagai
Kegiatan Komunikasi Sebagai Ilmu (1st ed.). KENCANA.
Pohan, D. D., & Fitria, U. S. (2021). Jenis Jenis Komunikasi. Cybernetics: Journal
Research and Educational Studies, 2(3).

18

Anda mungkin juga menyukai