Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGERTIAN & PROSES

KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Disusun Oleh :
Talitha Beby Meylisa
202210415074
1A3

Fakultas Ilmu Komunikasi


Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya – Bekasi
KATA PENGANTAR

Semua puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat selesai. Penulis mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penyusuan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan dikarenakan
adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Saya. Untuk itu Saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………… 2


Daftar Isi ………………………………………………………………………. 3
BAB I …………………………………………………………………………. 4
BAB II ……………………………………………………………………….... 6
BAB III ……………. …………………………………………………………. 9
BAB IV ………………………………………………………………………. 12
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN TEORI

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok saling


membutuhkan satu sama lain. Sebagai makhluk sosial dan hidup berkelompok
dalam kehidupan sehari-hari, tentu tidak luput dari namanya interaksi atau
komunikasi. Komunikasi mempermudah manusia dalam berinteraksi, sehingga
maksud dan tujuan yang mau disampaikan dapat terwujud. Dalam hal ini manusia
memiliki dan kepentingan yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan bersama
(masyarakat). Manusia secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial ingin
memenuhi kebutuhan secara umum, yaitu kebutuhan ekonomis, kebutuhan biologis
dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan ini manusia tidak dapat berdiri
sendiri, ia harus bekerja sama dengan orang lain atau masyarakat. Tanpa
mengadakan kerja sama dan hubungan keutuhan tersebut tidak akan dapat
terpenuhi, oleh sebab itu manusia baik secara pribadi maupun secara bersama saling
memerlukan dan saling melakukan hubungan.
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang penting,
karena setiap saat semua orang atau kelompok sudah tentu melakukan interaksi.
Bila tak ada komunikasi maka yang akan terjadi dalam kehidupan adalah
ketidakharmonisan maupun ketidakcocokkan. Memang setiap orang akan memiliki
pemikiran dan pendapat yang berbeda-beda, tetapi ide tersebut bisa dipersatukan
melalui komunikasi. Bila tetap berbeda maka itu menjadi suatu hal yang biasa di
alam demokrasi. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana membangun komunikasi
itu yang menyenangkan sehingga tujuan bisa tercapai, meski ada perbedaan
pendapat. Bila komunikasi tidak berjalan dengan baik maka bisa menghambat suatu
roda organisasi. Hal ini pun bisa terjadi dalam dunia pendidikan. Bahkan semua
bidang disiplin ilmu pasti membutuhkan yang namanya komunikasi.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau interaksi dari
pengirim kepada penerima. Oleh karena itu, komunikasi harus ada timbal balik

4
(feed back) antara komunikator dengan komunikan. Begitu juga dengan pendidikan
membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disampaikan, dalam hal
ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa
dicerna dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai bisa
terwujud.

5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi pada hakikatnya merupakan proses yang terjadi baik individual
atau sekelompok orang (yang disebut komunikator) menyampaikan rangsangan
baik berupa lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah
laku orang lain yang disebut komunikan. Menurut Stuart (1983), akar kata dari
komunikasi berasal dari kata Communico (berbagi). Kemudian berkembang ke
dalam bahasa latin, communis (membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih).
Pengertian komunikasi harus dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pengertian
secara umum dan pengertian secara paradigmatik. Pengertian komunikasi secara
umum itupun harus juga dilihat dari dua segi, yaitu pengertian komunikasi secara
etimologis dan pengertian komunikasi secara terminologis. Secara etimologis,
komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Kata sama yang dimaksudkan adalah sama makna.
Jadi dalam pengertian ini, komunikasi berlangsung manakala orang-orang yang
terlibat di dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai suatu hal yang tengah
dikomunikasikannya itu. Dengan kata lain, jika orang-orang yang terlibat di
dalamnya saling memahami apa yang dikomunikasikannya itu, maka hubungan
antara mereka bersifat komunikatif.
Sebaliknya, jika ada pihak yang tidak mengerti tentang suatu hal yang sedang
dikomunikasikan, berarti komunikasi tidak berjalan, dan hubungan antara orang-
orang tersebut tidak komunikatif. Pengertian secara terminologis, komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pernyataan seseorang kepada orang lain.
Pengertian ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa komunikasi melibatkan
sejumlah orang atau manusia, sehingga komunikasi seperti ini disebut sebagai
Human Communication (komunikasi manusia). Sedangkan pengertian secara
paradigmatis, meskipun banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, namun

6
dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu
atau untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik langsung (komunikasi
tatap muka) maupun tidak langsung (komunikasi melalui media). Dari definisi
tersebut tersimpul bahwa tujuan komunikasi dalam pengertian paradigmatic adalah
untuk mendapatkan efek tertentu pada komunikan. Menurut Onong Uchjana
Effendy, efek yang ditimbulkan akibat terpaan pesan dapat diklasifikasikan
menurut kadarnya, yakni : efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif/behavioral.
Efek kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia
menjadi tahu mengenai suatu hal yang disampaikan oleh komunikator. Dalam hal
ini, komunikator hanya ingin mengubah pikiran komunikan. Efek afektif kadarnya
lebih tinggi dari efek kognitif. Disini tujuan komunikator tidak hanya untuk sekedar
memberi tahu mengenai suatu hal kepada komunikan, tetapi berusaha agar
komunikan tergerak hatinya dengan munculnya sikap atau perasaan tertentu, seperti
perasaan iba, sedih, terharu, gembira, marah, dan sebagainya. Sedangkan efek
konasi atau efek behavioral adalah efek yang kadarnya paling tinggi, yaitu
berubahnya perilaku atau sikap komunikan setelah mendapat terpaan pesan dari
komunikator.

B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu proses komunikasi primer
dan sekunder. Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau symbol yang
dilakukan secara langsung tanpa ada media lain sebagai alat penyampai pesan.
Sedangkan komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan dari seseorang
ke orang lain dengan menggunakan sarana sebagai media kedua setelah
menggunakan lambang sebagai media pertama, seperti majalah, radio, televisi dan
media computer/internet.
Dalam proses komunikasi, sering kali diperlukan beberapa unsur, yaitu
komunikator-komunikan, komunikator-mediakomunikan, komunikator-media-
komunikan-umpan balik, dan sebagainya. Dalam proses komunikasi, sering kali
diperlukan beberapa unsur, yaitu komunikator-komunikan, komunikator-

7
mediakomunikan, komunikator-media-komunikan-umpan balik, dan sebagainya.
Dua orang yang sedang berbicara pada situasi khalayak ramai tentu akan
dipengaruhi oleh unsur lingkungan. Ini tentu akan berbeda dengan saat mereka ada
dalam ruangan yang sepi. Seorang juru kampanye jelas akan menggunakan
pengeras suara sebagai media penyampai pesan. Jadi unsur yang terlibat tergantung
dari siapa yang berkomunikasi dan dalam situasi bagaimana.
Proses komunikasi tidak hanya melibatkan unsurunsur di atas, melainkan juga
terkait dengan strategi dan teknik penyampaian yang dilakukan komunikator. Sebab
jika prinsip dasar dari komunikasi adalah pengaruh mempengaruhi dalam rangka
‘melumpuhkan” komunikan, hingga sadar atau tidak, mau dan mampu mengikuti
apa yang dikehendaki komunikator. Proses komunikasi pada hakikatnya
merupakan kegiatan mengubah sikap, sifat, pendapat dan tingkah laku orang lain
sesuai dengan keinginan komunikator. Untuk mencapai tujuan tersebutdiperlukan
strategi maupun teknik operasional komunikasi yang harus dilakukan komunikator,
dan peta jalan yang menunjukkan arah yang harus ditempuh oleh komunikator.

8
BAB III
ANALISIS KOMUNIKASI PENGERTIAN DAN KOMUNIKASI DALAM
PENDIDIKAN

Bila ditinjau dari segi prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti
kata bahwa dalam proses tersebut memiliki dua komponen yang terdiri atas manusia
yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya
pada tingkatan bawah dan menengah, pengajar disebut guru, sedangkan pelajar
disebut murid, pada tingkatan tinggi, pengajar disebut dosen sedangkan pelajar
disebut mahasiswa. Pada tingkatan apapun, proses komunikasi, pengajar dan
pelajar itu pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan
yang akan disampaikan berkualitas atau tidak.
Bila ditinjau dari segi prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti
kata bahwa dalam proses tersebut memiliki dua komponen yang terdiri atas manusia
yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya
pada tingkatan bawah dan menengah, pengajar disebut guru, sedangkan pelajar
disebut murid, pada tingkatan tinggi, pengajar disebut dosen sedangkan pelajar
disebut mahasiswa. Pada tingkatan apapun, proses komunikasi, pengajar dan
pelajar itu pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan
yang akan disampaikan berkualitas atau tidak.
Umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara
tatap muka (face to face) karena kelompoknya terlalu kecil, meskipun kecil
komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas termasuk komunikasi
kelompok (group communication) yang pengajar sewaktu-waktu bisa mengubah
menjadi komunikasi antar person terjadilah komunikasi dua arah atau dialog
dimana pelajar menjadi komunikasi dan komunikator. Terjadinya komunikasi dua
arah apabila para pelajar bersikap renponsif mengetengahkan pendapat atau
mengajukan pertanyaan. Jika pelajar hanya pasif saja atau mendengar saja, maka
komunikasi itu tidak efektif. Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar

9
mengajar berlangsung secara efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun
antara para pelajar sendiri.
Komunikasi merupakan sebuah ilmu, seni dan lapangan kerja tentu memiliki
kontribusi yang dapat dimanfaatkan manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap
komunikasi yaitu, sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima
informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang
memiliki bahan informasi (pemberian) untuk disebarkan kepada masyarakat luas.
Saluran adalah media yang digunakan untuk pemberian oleh sumber berita, berupa
media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang
digunakan untuk khalayak umum. Audience adalah seseorang, kelompok dan
masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau penerima informasi.
Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari,
sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, edukatif, dan informatif.
Tanpa komunikasi, maka tidak ada proses interaksi, saling tukar ilmu pengetahuan,
pengalaman, pendidikan, persuasif informasi/pesan tersebut pada umumnya
berlangsung melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang
mengandung makna yang dapat dimengerti, atau dalam lambang yang sama.
Pengertian pemaknaan bahasa bisa bersifat kongkret atau abstrak.
Kedudukan komunikasi dalam pendidikan sangat penting. Komunikasi
digunakan di seluruh aspek pendidikan seperti penyampaian pesan, mengajar,
memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat
yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan degan penggunaan informasi
komunikatif. Komunikasi yang digunakan dalam lingkungan pendidikan yang lebih
mempunyai makna menyatu dalam pendidikan. Pengertian umumnya adalah proses
komunikasi yang dirancang atau dipersiapkan secara khusus untuk tujuantujuan
penyampaian pesan-pesan atau informasi pendidikan.10 Berbeda dengan
komunikasi untuk hal-hal yang lainnya, komunikasi pendidikan mempunyai tujuan
yang jelas, yakni untuk merubah perilaku sasaran ke arah yang lebih berkualitas, ke
arah positif. Komunikasi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk itu, karena
memang harus bisa dipertanggungjawabkan pada akhir dari suatu proses yang
dilaksanakannya, yakni melalui suatu evaluasi hasil pendidikan. Jika hasil dari

10
evaluasinya menunjukkan nilai yang jelek, itu bukan semata-mata kekurang
berhasilan peserta pendidikan dalam mengikuti proses komunikasi pendidikan,
melainkan juga menunjukkan kegagalan komunikasi pendidikan yang disampaikan
oleh komunikator pendidikan di lapangan. Kalau siswa bodoh, bukan semata-mata
siswanya yang tidak pandai, melainkan gurunya yang tidak berhasil menyampaikan
pesan-pesan pendidikan melalui penggunaan proses komunikasi yang tepat.
Dengan kata lain, informasi pendidikan yang disampaikannya tidak komunikatif,
atau mungkin juga karena yang disampaikan atau dikomunikasikannya bukan
informasi pendidikan. Hal ini demikian, sebab, bisa saja misalnya sang guru dalam
menyajikan materi pendidikannya terlalu tinggi tingkat penalarannya, mungkin
juga tidak runtut penyampaiannya, salah menggunakan metode komunikasi, salah
memilih strategi, kurang cocok menggunakan media komunikasi, dan sebagainya.
Banyak kemungkinan mengapa pendidikan tidak berhasil.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi digunakan di seluruh aspek pendidikan seperti penyampaian pesan,
mengajar, memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan
kalimat yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan degan penggunaan
informasi komunikatif. Komunikasi dalam pendidikan memiliki peranan yang begitu
penting di antaranya: pertama, fungsi pengawasan, fungsi ini berupa peringatan dan
kontrol maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol ini dapat dilakukan untuk
aktifitas prevensif untuk hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemberian bahaya narkoba
yang dilakukan melalui media masa dan ditunjukan kepada para pelajar dan lebih luas lagi
kepada masyarakat. Kedua, fungsi sosial learning, fungsi sosial learning ini adalah
melakukan guilding dan pendidikan sosial kepada semua orang. Fungsi ini memberikan
pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. Dan ketiga,
fungsi penyampaian informasi. Fungsi ini merupakan proses penyampaian informasi
kepada masyarakat luas umumnya dan khususnya kepada peserta didik dalam hal
penyampaian pesan yang berupa materi yang relevan dengan tujuan instruksional
pendidikan.
B. Saran
Perlu lebih memperhatikan lagi bahwa tujuan komunikasi dalam pendidikan
adalah menyampaikan informasi tentang materi pelajaran yang akan diajarkan, agar
materi pelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami sebagai komunikasi
yang kita laksanakan dapat tercapai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, Z. F., & Kurniawan, A. W. (2018). Kajian tentang efektivitas pesan dalam
komunikasi. Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan
Penelitian, 3(1), 90-95.
Budiman, H. (2016). Penggunaan Media Visual dalam Proses Pembelajaran. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 171-182.
Sendjaja, S. D., Rahardjo, T., Pradekso, T., & Sunarwinadi, I. R. (2014). Teori
komunikasi.
Anshori, S. (2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai
Media Pembelajaran. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial
Budaya, 2(1).
Inah, E. N. (2013). Peranan komunikasi dalam pendidikan. Al-TA'DIB: Jurnal
Kajian Ilmu Kependidikan, 6(1), 176-188.

13

Anda mungkin juga menyukai