Oleh:
M FARHAN 2256031031
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt , karena atas berkat dan Karunia Nyalah saya
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya. Laporan penelitian ini disusun
sebagai pendukung proses belajar mengajar (perkuliahan) dan membuka wawasan mahasiswa
pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik
Dalam penulisan laporan ini tentunya saya tidak terlepas dari kesulitan dan masalah
dalam pengerjaannya, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka kesulitan dan masalah
tersebut dapat teratasi. Untuk itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada ibu Hestin Oktiani, S.Sos.,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan penelitian ini dan semoga
Laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
5. Mengetahui pesan verbal dan non verbal serta makna dari pesan non verbal setiap peristiwa
8. Mengetahui apakah semua peristiwa kominikasi tersebut berjalan efektif atau tidak
1.3.2 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Laporan penelitian ini disusun sebagai pendukung proses belajar mengajar (perkuliahan)
dan membuka wawasan mahasiswa pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik untuk lebih lebih mengetahui tentang peristiwa dalam kehidupan sehari
hari yang ada kaitannya dengan bentuk, unsur, model, efek komunikasi.
BAB II
HASIL PENGAMATAN
Komunikasi Massa
1. Komunikator adalah pihak yang menggunakan media massa dengan teknologi telematika
modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi dapat ditangkap dengan cepat oleh
publik. Komunikator dalam komunikasi massa berusaha untuk menyebarkan informasi,
pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan masayarakat luas yang tersebar dimana-mana
dan tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Dengan kata lain komunikator mencoba
untuk berkomunikasi yang ditujukan pada masyarakat yang relatif lebih luas, sifatnya
heterogen dan anonim, pesan-pesanya disampiakan secara umum, menajangkau khalayak luas
secara serempak dan bersifat serentak.
Komunikator berada pada suatu organisasi yang kompleks dan menggunakan biaya besar
untuk menyusun dan megirimkan pesan. Disisi lain komunikator juga mencari keuntungan dari
penyebaran informasi itu. Sebagai contoh dapat dilihat dari seorang komunikator dalam media
massa, komunikator dalam media massa bekerja pada sebuah organisasi yang kompleks dan
mengandung suatu pembagian kerja yang ekstensif dan menggunakan biaya tertentu
bersamaan dengan pekerjaan tersebut.
2. Media massa, Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungakan
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat,
membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dibedakan menjadi dua
macam, yaitu media cetak (misalnya surat kabar dan majalah) dan media elektronik (misalnya
radio dan televisi).
Dengan demikian media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara masal dan diakses secara masal pula. Media massa mempunyai
paradigma sebagai agen of change (pelopor perubahan), untuk itulah media massa berperan
untuk:
- Media massa berperan sebagai media edukasi yang senantiasa mendidik masyarakat supaya
cerdas dan menjadi masyarakat yang maju.
- Media massa berperan untuk meyampaikan informasi pada masyarakat.
- Media massa berperan sebagai media hiburan. Selain itu media massa juga menjadi institusi
budaya, yaitu institusi yang menjadi corong kebudayaan.
3. Informasi massa merupakan pesan atau informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat
secara masal. Komunikasi massa adalah komunikasi umum dan bukan bersifat pribadi, pesan
yang disampaikan bukan ditujukan kepada satu orang saja karena isinya bersifat terbuka bagi
seluruh masyarakat. Pesan dalam komunikasi massa berjalan secara cepat dan selintas.
Dikatakan cepat karena pesan yang disampaikan kepada khalayak penerima relatif singkat atau
bahkan dengan segera. Sedangkan dikatakan selintas karena pesan yang dikomunikasikan
biasanya dibuat agar dapat dikonsumsi dengan segera dan bukan untuk diingat-ingat.
4. Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
komunikasi massa di jalankan dalam suatu organisasi media massa, maka orang-orang yang
berada dalam oraganisasi tersebut yang akan meyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan
maupun yang tidak disiarkan. Mereka juga memiliki kewenagan untuk memperluas dan
membatasi informasi yang akan disiarkan.
5. Khalayak adalah massa penerima informasi yang disebarkan oleh media massa. Mereka terdiri
dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. Komunikasi massa ditujukan pada
khalayak luas yang heterogen dan anonim. Bersifat heterogen karena pesan atau informasi
yang disampaikan terbuka untuk umum dan tidak diarahkan kepada kelas-kelas tertentu saja
yang ada dalam masyarakat. Sedangkan bersifat anonim karena anggota-anggota khalayak
secara individual tidak dikenal atau diketahui oleh komunikatornya.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda, hal tersebut berbeda
dengan umpan balik pada komunikasi tatap muka yang bersifat langsung. Namun dengan
seiring perkembangan teknologi maka umpan balik yang bersifat tertunda pada komunikasi
massa sudah ditinggalkan.
Di dalam model komunikasi Shannon dan Weaver, komponen-komponen di dalam model komunikasi
ini meliputi pengirim, encoder, media, decoder, penerima, dan gangguan. Jalannya komunikasi antar
Pribadi melalui model ini dapat digambarkan sebagai berikut. Pengirim pesan atau suatu individu
tertentu membuat pesan dengan pengaturan dan kode-kode tertentu (encoding) dan mengirimkannya
kepada penerima pesan melalui sebuah media (dalam komunikasi pribadi adalah secara langsung).
Sebelum penerima dapat memahami pesan, penerima harus menerima sandi pesan yang dapat
digunakan untuk membuka kode (decoding) sebelum memahami dan menginterpretasikan pesan
tersebut. Mesin penerima atau teknologi seperti komputer juga dapat berperan sebagai penerima sandi
dalam beberapa kasus, sehingga penerima hanya tinggal membaca pesan yang masuk.
Komunikasi Kelompok
Model komunikasi berikutnya adalah model komunikasi yang sebenarnya dikenalkan oleh Wilbur
Schramm. Akan tetapi oleh karena model komunikasi ini terinspirasi dari teori Ryan A. Osgood, maka
model komunikasi ini sering kali dikenal dengan sebutan model komunikasi Osgood dan Schramm,
atau dikenal juga dengan sebutan Model Komunikasi Encode-Decode. Model komunikasi ini dapat
digunakan untuk memahami komunikasi lisan di dalam suatu proses diskusi / keluarga. Dengan model
ini Osgood mengganti komunikasi linear menjadi komunikasi sirkuler,
kemudian Schramm menambahkan konsep field of experience sebagai hal-hal yang mempengaruhi
pemahaman dan interpretasi pesan di dalam proses komunikasi yang terjadi di antara subjek yang
terlibat di dalam komunikasi tersebut.
Komunikasi Massa
Lasswell adalah salah satu tokoh dalam dunia komunikasi yang sangat dikenal sebagai salah
satu founding fathers-nya ilmu komunikasi. Salah satu pencapaian Laswell adalah keberhasilannya
dalam mendefinisikan, sekaligus menggambarkan komunikasi dalam bahasa yang sangat
sederhana. Definisi komunikasi yang ia miliki, yang menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses who
says what in what channel to whom with what effects. Sesuai dengan definisi yang disampaikan oleh
Laswell, dalam model komunikasi Lasswell, komponen-komponen komunikasi yang ada
adalah: who atau siapa yang pengirim pesan, says atau pesan yang disampaikan oleh
pengirim, channel atau media pengirim pesan tersebut, to whom atau siapa yang akan
menerima pesan, with what effect atau umpan balik apa yang diberikan oleh penerima pesan ke
pengirim pesan. Lima komponen ini, sering menjadi bahan analisis dalam proses analisis terhadap
proses komunikasi yang terjadi secara keseluruhan, seperti misalnya dalam menganalisis isi, media,
khalayak, efek, dan lain sebagainya.
Dari ketiga peristiwa tersebut pesan verbal yang dapat diambil adalah komunikasi lisan
karna komunikan mendapatkan apa yang disampaikan komunikator dengan cara
mendengar, berbicara dan melihat.
1. Kontak Mata
Kontak mata menyampaikan banyak makna. Hal ini menunjukkan apakah kita menaruh perhatian
dengan orang yang berbicara dengan kita. Bagaimana kita melihat atau menatap pada seseorang
dapat menyampaikan serangkaian emosi seperti marah, takut atau rasa sayang. Misalnya, kontak
mata yang intens dapat juga digunakan untuk menunjukkan dominasi (Pearson, West & Turner,
1995). Dengan memelihara kontak mata anda maka anda dapat mengetahui kapan atau apakah
seseorang menaruh perhatian kepada anda, apakah seseorang terlibat dalam pembicaraan anda
dan apakah apa yang anda katakana menyebabkan timbulnya kecemasan.
Hasil studi menunjukkan bahwa para pembicara dapat bertahan dalam melalukan kontak mata
sekitar 40% dari waktu berbicara dan sebanyak 70% mendengar dari waktu pembicaraan (Knapp
& Hall, 2002). Umumnya kita dapat bertahan secara lebih baik dalam melakukan kontak mata
apabila kita membahas topik dimana kita merasa nyaman dan tertarik dengan komentar-komentar
atau reaksi mitra bicara kita atau apabila kita berusaha mempengaruhi pihak lain. Sebaliknya, kita
cenderung untuk menghindar dari kontak mata apabila kita sedang membahas topik yang
menjadikan kita merasa tidak nyaman, kurang tertarik pada topik pembicaraan atau kepada
orangnya, atau apabila kita merasa jengkel, merasa malu atau mencoba menyembunyikan sesuatu.
Kontak mata seringkali mengisyaratkan status dan agresi. Menatap terlalu lama atau membelalak
pada seseorang cenderung untuk ditafsirkan sebagai isyarat dominan atau agresif. Tentu saja
dalam beberapa segmen masyarakat menatap berkepanjangan berarti mengundang untuk
berkelahi secara fisik. Bahkan, tidak melakukan kontak mata sama sekali kepada seseorang secara
ironis dapat juga berarti sebagai isyarat dominan atau berkuasa. Orang yang dominan dalam
pertukaran seperti bos, pewawancara, guru, polisi, memiliki kebebasan untuk melakukan kontak
mata atau memalingkan muka semaunya. Tetapi orang yang pada situasi itu berada pada posisi
bawahan diharapkan untuk melakukan kontak mata secara terus menerus dan dengan hormat.
2. Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah merupakan pengaturan dari otot-otot muka untuk berkomunikasi dalam keadaan
emosional atau reaksi terhadap pesan-pesan. Tiga kumpulan otot yang digerakkan untuk
membentuk ekspresi wajah adalah kening dan dahi; mata, kelopak mata dan pangkal hidung; pipi,
mulut, bagian lain dari hidung dan dagu. Ekspresi wajah kita terutama penting dalam
menyampaikan keenam dasar emosi yaitu kegembiraan, kesedihan, kejutan, ketakutan,
kemarahan dan kemuakan. Ekspresi wajah begitu penting dalam komunikasi antar pribadi dimana
orang telah menemukan sistem penyampaian ekspresi wajah secara online.
3. Emosi
Emosi merupakan kecenderungan-kecenderungan yang dirasakan terhadap rangsangan. Karena
emosi itu adalah perasaan dan perasaan adalah emosi akan digunakan secara silih berganti dalam
arti yang sama (Weaver II, 1993). Kecenderungan yang dirasakan merupakan reaksi fisiologis
internal terhadap pengalaman-pengalaman seseorang. Emosi mempunyai kekuatan untuk
memotivasi sesuatu tindakan. Apabila kita mengalami emosi terutama yang kuat, maka akan
muncul perubahan-perubahan secara badaniah. Jantung kita berdetak keras, tekanan darah naik,
pengeluaran adrenalin bertambah, pencernaan kita terganggu dan biji mata membelalak. Badan
gemetar atau berkeringat dan air mata menetes. Kesemuanya itu hanya sebagian dari reaksi
fisiologis yang terjadi.
4. Gerak Isyarat
Gerak isyarat (gesture) merupakan gerakan tangan, lengan dan jari-jari yang kita gunakan untuk
menjelaskan atau untuk menegaskan. Jadi, apabila seseorang mengatakan “kira-kira setinggi ini”
atau “hampir sebulat ini” kita berharap untuk melihat gerak isyarat mengikuti penjelasan verbal.
Tujuannya yaitu untuk memperkuat komunikasi verbal. Beberapa gerak isyarat yang dinamakan
emblem dapat berdiri sendiri atau sebagai pengganti sepenuhnya bagi kata-kata, seperti gerakan
menyetop taksi atau jari telunjuk diletakkan secara vertikal diantara dua bibir yang berarti “diam.”
Beberapa gerak isyarat dinamakan adopters terjadi tanpa disadari untuk merespons kebutuhan
fisik. Misalnya, menggaruk-garuk karena gatal, membetulkan letak kacamata, menggosok-
gosokkan kedua tangan karena dingin. Anda tidak bermaksud untuk mengomunikasikan sebuah
pesan dengan gerak isyarat tersebut tetapi orang lain yang memperhatikannya bisa saja memberi
makna kepada hal-hal tersebut.
5. Sikap Badan
Sikap badan atau postur (posture) merupakan posisi dan gerakan tubuh. Seringkali postur
berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai adanya penuh perhatian, rasa hormat dan
kekuasaan. Menghadapi orang lain secara jujur dinamakan orientasi tubuh secara langsung (direct
body orientation). Apabila postur dua orang ada sudut pandang yang tidak berhadapan, ini yang
dinamakan orientasi tubuh yang tidak langsung (indirect body orientation) menunjukkan tidak
adanya perhatian dan sikap tidak sopan atau hormat. Bayangkan bagaimana anda akan duduk
dalam suatu wawancara. Anda akan duduk tegak dan menatap pewawancara secara langsung
karena anda akan mengkomunikasikan kepentingan anda dan rasa hormat anda terhadap
pewawancara. Pewawancara cenderung menafsirkan postur yang bungkuk dan orientasi tubuh
yang tidak langsung sebagai kurang perhatian dan tidak hormat.
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang
berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan,
dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi
ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat
kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika
kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu
atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana
percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta
komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi
mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat
diatasi.
Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat
beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu
latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat
aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
- Efek komunikasi
Pada peristiwa komunikasi antarpribadi Berkomunikasi secara antar pribadi atau interpersonal
dapat membantu kita menemukan jati diri kita atau memahami siapa kita sebenarnya dan juga
orang lain. Selain itu, komunikasi antar pribadi dapat memenuhi kebutuhan kita untuk melakukan
kontak dengan orang lain dan membina hubungan personal.
1. Efek Kognitif
Komunikasi massa memberikan efek kognitif, sebab pesan yang disampaikan melalui
komunikasi tersebut memberikan informasi baru bagi penerimanya. Informasi tersebut bisa berupa data
atau gambaran mengenai suatu benda, seseorang, media, ataupun tempat yang sebelumnya belum
pernah dikunjungi secara langsung oleh komunikan.
Melalui pesan yang terkandung didalamnya, komunikasi massa memberikan manfaat yang
diinginkan oleh masyarakat, membuat masyarakat mempelajari hal baru dan memperoleh pengetahuan
baru mengenai sesuatu yang awalnya tidak diketahuinya. Contoh efek kognitif komunikasi massa
adalah penonton televisi menjadi tahu bagaimana kondisi di antartika meski belum pernah berkunjung
kesana, setelah melihat tayangan dokumenter mengenai benua antartika di televisi (baca juga:
komunikasi internasional).
2. Efek Afektif
Efek afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi (baca juga: manajemen komunikasi).
Komunikasi massa menimbulkan efek efektif, ketika pesan yang disampaikan komunikator
menimbulkan perasaan tertentu, atau merubah perasaan komunikan. Misalnya publik menjadi merasa
iba dan tergerak untuk menolong korban, ketika melihat liputan mengenai korban bencana alam yang
terjadi di suatu daerah. Contoh lain misalnya, seorang pemuda yang terinspirasi setelah melihat tayang
program televisi mengenai pengusaha muda dari sebuah statsiun televisi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efek afektif dalam komunikasi massa, yaitu
suasana emosional, skema kognitif, situasi terpaan, predisposisi individual, serta faktor identifikasi.
Suasana emosional disini berkaitan dengan suasana emosional penerima pesan (komunikan). misalnya
saat menonton sebuah adegan lucu di televisi, seseorang yang sedang merasa bahagia bisa jadi akan
tertawa terbahak-bahak. Namun jika orang tersebut merasa sedih, mungkin dia tidak dapat tertawa atau
hanya tertawa tipis.
Skema kognitif disini berkaitan dengan naskah alur peristiwa yang tertanam dalam pikiran kita.
Misalnya ketika menonton film aksi, dalam pikiran telah tertanam alur bahwa yang benar akan menang.
Sehingga ketika sang pahlawan sedang dalam keadaan terjepit sekalipun, penonton akan merasa yakin
bahwa situasi akan berbalik; karna pahlawan pada akhirya pasti akan menang (baca juga: prinsip-
prinsip komunikasi).
Situasi terpaan berkaitan dengan kondisi kekitar komunikan, misalnya menonton film hantu
sendirian akan lebih menakutkan jika dibanding dengan menontonnya beramai-ramai. Predisposisi
individual berkaitan dengan karakteristik pribadi komunikan. Misalnya orang yang melankolis akan
lebih mudah merasa iba ketika melihat adegan sedih, dibandingkan dengan orang yang periang. Faktor
identifikasi berkaitan dengan seberapa jauh penonton (komunikasn) merasa terlibat dengan tokoh yang
ditonjolkan dalam tayangan tersebut.
- Keefektifan
Menurut saya Dari ketiga persitiwa tersebut tidak semua komunikasi berjalan efektif, mungkin
saja bisa proses komunikasi berjalan efektif didalam komunikasi antar pribadi, tapi tidak untuk
komunikasi kelompok dan massa , karna didalam komunnikasi kelompok dan massa melibatkan
orang banyak yang dimana pasti banyak sekali hambatan yang harus dilalui. Namum tetap bisa
komunikasi massa dan kelompok berjalan efektif contohnya dengan cara menggunakan Bahasa
yang mudah dimengerti komunikan dan penyampaian pesan yang menarik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasiadalah segala proses kegiatan antar dua orang ( dua pihak) atau lebih untuk
berbagi informasi, ide, dan perasaan. Sesuatu itu dinamakan komunikasi karena
karakteristiknya yang unuk, merupakan suatu proses dinamis, terikat konteks,
simbolik, dan transaksional. Komunikasi memiliki enam fungsi yaitu: fungsi
personal, instrumental, interaksional, informatif, heuristik, dan imajinatif.
Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut dapat muncul bersamaan. Dengan kata
lain, setiap peristiwa komunikasai memiliki satu fungsi atau lebih. Proses
konumikasi melibatkan serangkaian kegiatan yang berlangsung terus –menerus.
Kegiatan itu meliputi penyandian atau pengkodean, pengiriman kode, serta
penerimaan dan pemahaman kode.
Unsuryang terlibat da;am komunikasi adalah komunikastor dan komunikan, pesan,
saluran,konteks, balikan, serta gangguan. Agar komunikasi dapat berhasil dengan
baik, maka pelaku komunikasi hendaknya memperhatikan unsur paralinguistik, non
linguistik, dan metalinguistik. Dalam berkomunikasi, suatu kondisi yang berbeda
menutut perlakuan yang berlainan. Atas dasar itu maka komunikasi dapat
dikelompokkan atas beberapa jenis sesuai sudut pandangnya. Ditinjau ditinjau
dari situasinya, komunikasi terbagi atas komunikasi formal, informal, dan
semiformal. Dilihat dari simbol yang dipakainya, komunikasi dapat dikelompokkan
atas komunikasi verbal dan nonverbal. Dipandang dari ada tidaknya media yang
digunakan, komunikasi terdiri atas komunikasi bermedia dan tak bermedia.
Bertolak dari sasarannya komunikasi dapat digolongkan atas komunikasi
intrapersonal, interpersonal, wawancara, serta komunikasi dalam kelompok kecil
dan besar( komunikasi massa/ publik).
4.2 Saran
Sebagai komunikator jika berkomunkasi hendaknya dapat menyesuaikan dengan situasi yang
ada dengan komunikan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman antar komunikaror dan
komunikan.
DAFTAR PUSTAKA