"Filsafat Komunikasi"
Disusun Oleh :
Kelompok 5
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang MAha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Komunikasi yang berjudul "Masyarakat dan Komunikasi". Selain itu, tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Filsafat Komunikasi
secara lebih luas. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Muhammad Husni
Ritonga, MA selaku dosen mata kuliah Filsafat Komunikasi yang telah membimbing kami
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa kesalahan
meskipun kami sudah berusaha memberikan yang terbaik kepada para pembaca. Oleh karena
itu, kami menerima kritik dan saran dari para pembaca agar penyusunan makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
MASYARAKAT DAN KOMUNIKASI.................................................................................5
A. Hakikat Komunikasi..........................................................................................................5
B. Pandangan Terhadap Komunikasi.....................................................................................7
C. Jenis-Jenis Komunikasi......................................................................................................9
D. Proses Komunikasi Langsung Dalam Masyarakat..........................................................10
E. Peran Media Massa Dalam Komunikasi Masyarakat......................................................12
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan sarana paling vital dalam kehidupan manusia yang terjalin
sejak seseorang tersebut balita hingga tumbuh dewasa, baik dalam keluarganya maupun
lingkungan masyarakat. Artinya, tidak ada seorang manusia pun yang dapat menarik diri dari
proses komunikasi ini baik sebagai individu maupun makhluk sosial.
Masyarakat memiliki struktur dan lapisan yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, hal ini tergantung pada komplektifitas masyarakat itu sendiri. Semakin besar
perbedaan kebudayaan yang mereka miliki, maka semakin rumit proses-proses sosial yang
dapat dilakukan. Oleh karena itu komunikasi yang baik, sangat diperlukan untuk
mempermudah proses sosialisasi dalam lingkungan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari komunikasi?
2. Bagaimanakah pandangan terhadap komunikasi?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi dalam masyarakat?
4. Bagaimana proses komunikasi dalam masyarakat?
3
4
C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep dasar komunikasi masyarakat yang terdiri dari pandangan,
jenisn dan peran komunikasi terhadap masyarakat.
BAB II
A. Hakikat Komunikasi
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat secara kodrati senantiasa terlibat
dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi merupakan konsekuensi. Secara umum
pengertian komunikasi dapat di lihat dari dua segi, yakni: Pengertian Komunikasi
Secara Etimologis dan Secara Terminologis.
1
Onong Uchjana Efendi, Dinamika Komunikasi, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993 )
hlm. 3-4
5
bersifat informatif dan bertujuan, bersifat informatif dan persuasif. komunikasi
persuasif lebih sulit dari pada
6
komunikasi informatif, karena memang tidak mudah mengubah pendapat, sikap dan perilaku
seseorang atau sejumlah orang.2
Banyak makna tentang arti kata komunikasi namun dari sekian banyak definisi
yang diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya
yang hakiki, yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
Subtansi dalam komunikasi ditentukan oleh:
4. Ruang lingkup
5. Media komunikasi
2
Liliweri, Gatra-gatra komunikasi Antar Budaya, ( Yogyakarta: Pustaka pelajar
2001),hlm. 3-6
3
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi,( Jakarta: Grasindo, 2004) hlm 6-7
4
Ibid, hlm.162
c. Pesan-pesan berbentuk pikiran, gagasan secara verbal dan non verbal yang bersifat
simbolis.
8
d. Adanya pengaruh tertentu yang menghasilkan efek, dampak, tanggapan dan umpan balik.
e. Mengutamakan hubungan antar manusia ( antarpribadi, antar pribadi, dan antar
kelompok.
5
Mawaningsih, Tri. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar,2011. hlm. 7
komunikasi yang mempengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk
memahami harapan-harapan orang lain,.
10
Namun demikian, individu yang mempengaruhi proses komunikasi tidak lepas
dari pengaruh kelompoknya baik yang primer maupun sekunder, termasuk pula
pengaruh media massa terhadapnya. Walaupun komunikasi individu tidak terlepas
dari pengaruh kelompok, namun konsep komunikasi ini hanya melihat apa konten dari
komunikasi yang dibangun oleh individu masing-masing. Hal ini berbeda dengan
komunikasi kelompok, dimana kontennya dipengaruhi oleh motivasi bersama dalam
kelompok. Dalam memberdayakan pranata sosial yang ada di masyarakat diperlukan
komunikasi baik secara interpersonal (individu dengan individu) maupun komunikasi
kelompok.
1. Komunikasi kelompok
2. Komunikasi budaya
6
Ibid, hlm 9
Dalam komunikasi budaya diajarkan tentang kearifan lokal yang merupakan salah
satu dimensi dari desa berketahanan sosial yaitu mampu memelihara kearifan lokal dalam
mengelola sumber daya alam dan sumber daya sosial. Dalam rangka mencapai dimensi
tersebut kita perlu mengetahui apa manfaat dari kearifan lokal itu sendiri. Banyak yang
sepakat bahwa sesungguhnya tradisi-tradisi lokal dan kebudayaan lokal (kearifan lokal) sarat
dengan nilai-nilai humanistik, yang jika tidak terkontaminasi dengan nilai-nilai luar masih
efektif sebagai solusi konflik. Dan jika kearifan lokal tetap dipelihara ,dapat menunjang salah
satu dimensi desa berketahanan sosial, yaitu mampu mengendalikan konflik sosial/ tindak
kekerasan sosial. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang efektif dalam menjaga kearifan
lokal tersebut. Dalam kebudayaan Jawa, misalnya prinsip harmoni , hingga saat ini diduga
menjadi salah satu kekuatan yang bisa meredam konflik yang eksplosif. Inilah sebabnya
mengapa di wilayah subkultur Mataram kadar konflik sosial relatif rendah meskipun secara
politik dan ekonomi potensial untuk konflik.
C. Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi yang terjadi pada masyarakat dapat berupa komunikasi secara langsung,
seperti yang terjadi di lingkungan masyarakat atau dalam komunikasi interpersonal dan
kelompok. Selain itu masyarakat juga biasa melakukan komunikasi secara tidak langsung
seperti yang terjadi pada komunikasi massa.
1. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung merupakan komunikasi dengan cara tatap muka baik antara
individu dengan individu, atau individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok,
kelompok dengan masyarakat
2. Komunikasi Massa
Joseph A. Devito, mengatakan bahwa “First, mass Communication is Communication
addressed to masses, to an extremely large science... Second, mass communication is
communication mediated by audio and/or visual transmitter”. Hal senada dikemukakan Jay
Black dan Frederick C. Whitney , “Mass communication is process whereby mass-produced
message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers”.7
Berdasarkan dua definisi di atas, dapat kita pahami bahwa yang dimaksudkan dengan
komunikasi massa adalah proses pengiriman pesan yang ditujukan kepada massa atau
khalayak yang jumlahnya banyak. Dipahami pula, bahwa berbicara tentang komunikasi
massa berbicara tentang proses transmisi pesan yang dilakukan dengan menggunakan media
massa baik cetak, maupun elektronik.
1. Komunikator
2. Media massa
4. Gatekeeper
6. Umpan balik
7
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta: Raja Gafindo Persada,2007) hlm 11-12
8
Bungin, Muh. Burhan. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi
dimasyarakat. (Jakarta: Kencana, 2008) hlm 71
9
Onong Uchjana Efendi, Dinamika Komunikasi, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993 )
hlm.11-19
bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Sekarang mari kita bahas satu per satu. Kial (gesture) adalah isyarat dengan
menggunakan anggota tubuh seperti anggukan atau gelengan kepala, kedipan mata, tepukan
tangan, dll. Semua lambang nonverbal ini memang dapat "menerjemahkan" pikiran seseorang
sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jari-
jemari, atau mengedipkan mata, menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat
mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Isyarat dengan menggunakan alat seperti gong, tambur, sirene, dan lain-lain
mempunyai makna tertentu. Membunyikan gong di tengah malam di kampung- kampung di
Timor atau di Sumba itu bisa berarti meminta pertolongan (ada perampokan, pencurian,
ataupun kebakaran), atau ajakan untuk berkumpul. Warna juga yang mempunyai makna
tertentu dalam berkomunikasi di masyarakat. Warna putih selalu diidentikkan dengan
ketulusan dan kemurnian. Warna hitam selalu dipertunjukkan untuk mengekspresikan
kesedihan. Misalnya, sebagai tanda perkabungan.
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat
yang relatif jauh. Alasan lainnya, jumlah komunikannya banyak. Beberapa media kedua atau
alat bantu yang biasanya digunakan antara lain: surat, telepon, telegram, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, dan lain-lain.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nir-massa atau media
non-massa (non-mass media). Seperti telah disinggung tadi, media massa, misalnya surat
kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film yang diputar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri
tertentu, antara lain ciri massif (massive) atau massal (massal), yakni tertuju kepada sejumlah
orang yang relatif amat banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa,
umpamanya surat, telepon, telegram, poster, spanduk, papan pengumuman, buletin, folder,
majalah organisasi, radio amatir atau radio CB (citizen band), televisi siaran sekitar (closed
circuit television), dan film dokumenter, tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang
relatif sedikit.
Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media
massa. Misalnya pendengar radio, atau pemirsa TV. Umpan balik merupakan respon yang
timbul dari khalayak akibat informasi massa yang disampaikan oleh organisasi media. Hanya
saja, umpan balik dalam komunikasi massa tidak seperti pada komunikasi langsung. Umpan
balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda atau tidak segera/tidak langsung.
Ini adalah paradigma utama media massa. Menurut Bungin, dalam menjalankan
paradigmanya media massa berperan sebagai berikut:10
1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka
pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Media massa juga menjadi media informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang
terbuka, jujur dan benar disampaikan kepada media massa kepada masyarakat, maka
masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi masyarakat yang
terbuka dengan informasi, sebaliknya masyarakat akan menjadi masyarakat yang
informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media
massa.
3. Media massa sebagai hiburan yaitu mendorong agar perkembangan itu bermanfaat bagi
manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan
untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia
dan masyarakatnya.
10
Bungin, Muh. Burhan. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi
dimasyarakat. (Jakarta: Kencana, 2008) hlm 81
Menurut Bungin, secara lebih spesifik peran media massa saat ini lebih menyentuh persoalan-
persoalan yang terjadi dimasyarakat secara aktual seperti:11
1. Harus lebih spesifik peran media saat ini lebih menyentuh persoalan-persoalan sehingga
mampu menjadi media edukasi dan media informasi sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat.
2. Dalam memotret realitas, media massa harus fokus pada realitas masyarakat, bukan potret
pada kekuasaan yang ada dimasyarakat itu, sehingga informasi tidak menjadi propaganda
kekuasaan, potret figur kekuasaan.
3. Sebagai lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan pencerahan
dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi, sehingga kasus-kasus
pengaburan berita dan iklan tidak harus terjadi dan merugikan masyarakat.
4. Media massa juga harus menjadi early warning system, hal ini terkait dengan peran media
massa sebagai media informasi, dimana lingkungan saat ini menjadi sumber ancaman.
Media massa menjadi sebuah sistem dalam sistem besar peringatan terhadap ancaman
lingkungan, bukan hanya menginformasikan informasi setelah terjadi bahaya dari
lingkungan itu.
5. Dalam hal menghadapi ancaman masyarakat yang lebih besar seperti, terorisme,
seharusnya media massa lebih banyak menyoroti aspek fundakmental pada terorisme
seperti mengapa terorisme itu terjadi bukan hanya pada aksi-aksi terorisme.
11
Ibid, hlm 86-87
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ditarik oleh penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
(secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
Jenis-Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Langsung
2. Komunikasi Massa
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat sekitar agar dapar
menciptakan lingkungan sosial masyarakat yang baik, aman, tentram dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA
17
Bungin, M. B. (2008). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Liliweri. (2001). Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mawaningsih, T. (2011). Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Makalah Ilmu Sosial
Budaya Dasar.
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Gafindo Persada.
Onong, U. E. (1993). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
18