Anda di halaman 1dari 9

TERBATAS

BIDANG STUDI : TERITORIAL


SUB BIDANG STUDI : KOMUNIKASI
MATA PELAJARAN : PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

BENTUK KOMUNIKASI YANG MENGHASILKAN EFEK KONATIF


TERHADAP KOMUNIKAN DAN KOMUNIKATOR

Secara hakiki manusia merupakan makhluk Tuhan dan makhluk sosial.


Sebagai makhluk Tuhan, manusia akan selalu menciptakan hubungan dengan
Tuhan yang telah menciptakannya. Hal inilah yang menyebabkan manusia
mengembangkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang berhubungan dengan
spritualitas atau keagamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan
individu-individu yang hidup dengan manusia lainnya dan mengembangkan
berbagai tata kehidupan dalam rangka mempertahankan kehidupannya.
Pengembangan tata kehidupan tersebut dikarenakan manusia sebagai individu
akan selalu berhadapan dengan individu lain dalam kehidupannya, selain itu
setiap manusia juga memiliki berbagai kebutuhan hidup yang memerlukan
kehadiran orang lain dalam pemenuhannya.

Interaksi di antara manusia tersebutlah yang kemudian dikenal dengan


kegiatan komunikasi. Interaksi ini sendiri pada awalnya dikembangkan dengan
penggunaan lambang-lambang yang memiliki kesamaan makna atau pengertian
di antara pihak yang terlibat. Seiring dengan perjalanan waktu, lambang-lambang
tersebut kemudian dikembangkan menjadi suatu sistem yang dinamakan bahasa.
Selain bahasa saat ini komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan
lambang-lambang atau tanda-tanda tertentu seperti gambar, tanda-tanda tubuh,
dan lambang lain yang memiliki kesamaan makna pada pihak-pihak yang terlibat.

TERBATAS
TERBATAS
2

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik permasalahan yaitu : (1) Apa
saja bentuk atau jenis dari komunikasi? ; (2) Efek apa saja yang ditimbulkan dari
kegiatan komunikasi ? ; (3) Bentuk komunikasi mana yang mampu menghasilkan
efek konatif baik terhadap komunikator maupun terhadap komunikan itu sendiri.

Adapun penulisan ini diharapkan memiliki nilai guna untuk memberikan


sumbang pemikiran mengenai bentuk komunikasi yang dapat memberikan efek
perilaku. Dengan begitu diharapkan penulisan ini juga dapat memberikan manfaat
khususnya dalam pelaksanaan tugas di lapangan yang diharuskan untuk
berhadapan dengan masyarakat dan menggerakan masyarakat.

Komunikasi merupakan kegiatan yang pasti terjadi pada kehidupan


manusia, karena dengan berkomunikasi manusia dapat memperoleh pengakuan
dari lingkungan di sekitarnya serta dapat melangsungkan kehidupannya bersama-
sama dengan manusia lainnya. Adapun bentuk-bentuk kegiatan komunikasi
berdasarkan tingkat komunitas atau jumlah pelaku yang terlibat yaitu komunikasi
antar pribadi, komunikasi kelompok, serta komunikasi massa.

Komunikasi Antar Personal. Komunikasi antar personal merupakan


dasar dan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Melalui komunikasi ini akan diperoleh suatu interaksi erat yang
mendasari keberhasilan komunikasi yang lebih luas. Adapun pengertian mengenai
komunikasi antar personal ini salah satunya dikemukakan oleh Tubbs dan Moss,
yaitu “peristiwa komunikasi dua orang mencakup hampir semua komunikasi
informal dan basa-basi, percakapan sehari-hari yang kita lakukan sejak saat kita
bangun pagi sampai kembali ke tempat tidur. Komunikasi ini juga merupakan
komunikasi yang mencakup hubungan antar manusia yang paling erat”.
Karakteristik khas mengenai bentuk komunikasi ini dapat dilihat dari aspek
komunikator dan komunikan yang berjumlah masing-masing satu orang atau lebih
dari satu tetapi belum merupakan kelompok, karena pihak-pihak yang terlibat
merupakan pribadi-pribadi yang mewakili dirinya sendiri.

TERBATAS
TERBATAS
3

Media atau saluran komunikasinya sebagian besar melalui tatap muka atau
menggunakan sarana lain seperti telepon, surat, e-mail, sms, dan sarana lainnya.
Adapun pesan yang disampaikan tidak terlepas dari kondisi atau kepentingan
pribadi masing-masing pihak yang terlibat. Dalam komunikasi antar personal
(pribadi) ini terdapat istilah Homophily dan Heterophily yang turut mempengaruhi
keefektifan komunikasi. Homofili adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan tingkat dimana fihak yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam
beberapa hal, seperti nilai-nilai kepercayaan, pendidikan, status soSial dan
sebagainya. Sedangkan Heterofili adalah istilah yang digunakan unutk
menggambarkan tingkat di mana individu yang berinteraksi sangat berbeda dalam
berbagai hal. Dalam situasi di mana seseorang harus berinteraksi dengan semua
golongan dalam masyarakat yang saling berbeda, maka timbul kecenderungan
dalam dirinya untuk memilih orang yang memiliki banyak persamaan dengannya.
Timbulnya homifili ini disebabkan karena adanya kecenderungan fisik maupun
sosial di kalangan masyarakat atau individu untuk mencari rekan yang memiliki
minat yang sama, profesi yang sama dan sebagainya. Selain itu terbukti pula
bahwa komunikasi yang efektif lebih mudah tercapai apabila baik sumber
informasi maupun penerima informasi sama-sama hemofilis. Oleh sebab itu
harmoni lebih mudah ditumbuhkan dan dibina dalam masyarakat yang homofilis.
Interaksi diantara kelompok-kelompok sosial yang heterofilis menuntut lebih
banyak usaha agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Interaksi semacam
ini menumbuhkan ketidakserasian dalam pengertian karena penerima pesan
dihadapkan pada informasi yang bertentangan dengan kepercayaannya, sehingga
terjadilah situasi psikologis yang sangat tidak menyenangkan. Seseorang yang
berusaha mendobrak ikatan homofili dan mencoba berkomunikasi dengan orang
yang berbeda dengan latar belakang sosial dan budayanya, akan mengalami
kekecewaan karena kegagalan komunikasi.

TERBATAS
TERBATAS
4

Komunikasi Kelompok. Komunikasi kelompok ini merupakan kelanjutan


dari komunikasi antar personal (pribadi). Pengertian komunikasi kelompok ini
salah satunya dikemukakan oleh Onong Uchyana Effendi yaitu “komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu
bisa sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut
komunikasi kelompok kecil, dan jika jumlahnya banyak berarti kelompoknya besar
dinamakan komunikasi kelompok besar”. Perihal komunikasi kelompok kecil,
Effendy menyebutkan komunikasi tersebut ditujukan kepada kognisi
(pengetahuan) komunikan dan prosesnya secara dialogis. Dalam komunikasi
kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada benak atau pikiran
komunikan. Misalnya, kuliah, ceramah, diskusi, rapat, seminar dan lain-lain.
Proses komunikasi ini berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular
dimana umpan balik terjadi secara verbal. Sedangkan perihal komunikasi dalam
kelompok besar Effendy mengemukakan bahwa komunikasi kelompok besar
ditujukan kepada afeksi (perasaan) komunikan dan prosesnya berlangsung secara
linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi
kelompok besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, atau kepada perasaannya.
Contoh untuk komunikasi kelompok besar yaitu orasi atau pidato. Jika pada
komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogen, maka komunikan pada
kelompok besar umumnya bersifat heterogen. Proses komunikasi kelompok besar
bersifat linear, satu arah dari titik yang satu ke titik lain, dari komunikator ke
komunikan. Tidak seperti pada komunikasi kelompok kecil berlangsung secara
sirkular, dialogis, bertanya jawab.

Komunikasi Massa. Komunikasi massa adalah suatu bentuk komunikasi


yang menggunakan media komunikasi massa. Komunikasi yang dilakukan
ditujukan kepada sasaran publik yang lebih luas, dan lebih bervariasi
dibandingkan dengan komunikasi antar personal dan komunikasi antar kelompok.

TERBATAS
TERBATAS
5

Melakukan komunikasi massa pada dasarnya diperlukan kemampuan


mengorganisasikan isi pesan menggunakan media massa. Media komunikasi
massa seperti radio, televisi, surat kabar dan film merupakan jenis media massa
yang dapat dijadikan saluran untuk menjangkau publik yang lebih luas. Pesan-
pesan dalam komunikasi massa sangat terbuka bagi seluruh pembaca, penonton,
pemirsa dengan karakteristik yang berbeda-beda maka pesan yang akan
disampaikan juga akan menghasilkan perbedaan-perbedaan di dalam hasilnya.
Adapun karakteristik dari komunikasi massa ini yaitu bersifat umum yakni pesan
yang disampaikan terbuka untuk semua orang, komunikan bersifat heterogen baik
dari segi tempat tinggal, kebudayaan, lapisan masyarakat, atau pekerjaan, media
massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk
dalam jarak yang jauh dari komunikator, serta hubungan komunikator dan
komunikan bersifat nonpribadi dan komunikasi satu arah.

Komunikasi merupakan kegiatan yang didasarkan pada tujuan tertentu


yaitu menciptakan sesuatu efek pada komunikan atau pihak yang menerima
pesan. Terciptanya efek yang sesuai dengan komunikator tersebut merupakan
indikasi dari keberhasilan atau efektivitas komunikasi yang dilakukan. Adapun efek
yang ditimbulkan dari komunikasi yaitu efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif.
Berikut ini akan diuraikan mengenai ketiga efek tersebut.

Efek Kognitif. Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan atau


informasi. Penyampaian pesan dalam berkomunikasi dapat menyebabkan
perubahan dalam aspek kognitif seseorang, kelompok, ataupun secara massal.
Contoh yang paling nyata adalah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,
dimana seorang guru menyampaikan berbagai pesan yang berupa materi
pelajaran kepada siswa. Contoh lain yaitu pemuatan suatu artikel di media cetak
yang kemudian dibaca oleh berbagai kalangan masyarakat, dan menyebabkan
bertambahnya tingkat pengetahuan pembaca.

TERBATAS
TERBATAS
6

Adapun bentuk atau model komunikasi yang dapat menciptakan efek kognitif
dapat berupa komunikasi antar pribadi, kelompok maupun komunikasi massa.
Namun dalam komunikasi antar pribadi dan kelompok kecil, komunikasi yang
terjadi dapat berlangsung secara dua arah sehingga dapat memberikan efek baik
pada komunikator maupun komunikan.

Efek Afektif. Aspek Afektif berkaitan dengan emosi atau perasaan.


Pesan yang disampaikan lewat kegiatan komunikasi dapat menyebabkan
perubahan pada aspek emosi atau perasaan sesorang, kelompok atau bahkan
secara massal. Pesan berupa berita duka atau peristiwa lainnya dapat mengubah
tingkat emosi komunikan. Kemampuan komunikasi dalam menghadirkan efek
afektif ini tersebut juga seringkali digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya
untuk membangkitkan motivasi atau solidaritas meskipun belum tentu akan
mengemuka dalam perilaku yang nyata. Baik komunikasi antar pribadi, kelompok
atau komunikasi massa dapat menghadirkan efek ini, namun hanya sebatas
dalam pembentukan persepsi atau pembentukan emosi saja. Tingkat pencapaian
efek afektif ini tidak dapat diprediksi secara tepat, karena pembentukan tingkat
emosi atau perasaan akan melibatkan berbagai aspek yang sifatnya sangat
subyektif.

Efek Konatif. Aspek Konatif atau behavior berkaitan dengan tindakan atau
perilaku. Melalui aspek ini sesorang atau sekelompok orang melaksanakan
tindakan dari apa yang telah diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun
kombinasinya. Pesan yang disampaikan lewat kegiatan komunikasi dapat
menghadirkan efek konatif atau psikomotorik pada pihak yang menjadi
komunikan. Namun kehadiran efek ini harus didahului oleh beberapa proses
seperti pembentukan persepsi, perasaan dan sikap yang kemudian menjadi
penegas atau penguat bagi seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan
suatu perbuatan atau tindakan. Karena itu bentuk komunikasi antar pribadi,

TERBATAS
TERBATAS
7

kelompok ataupun komunikasi massa memiliki potensi untuk menciptakan efek


kognitif ini. Kemampuan komunikasi dalam menghadirkan efek konatif ini juga
telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik yang sifatnya positif bahkan
negatif sekalipun.

Uraian di atas menerangkan bahwa komunikasi dalam berbagai bentuknya


mampu menghadirkan beragam efek baik terhadap komunikan maupun
komunikator. Adapun untuk mengetahui bentuk atau model komunikasi yang
dapat menghadirkan efek konatif baik terhadap komunkator maupun komunikan
maka terlebih dahulu akan diuraiakan mengenai syarat-syarat komunikasi efektif,
serta hambatan-hambatan yang ditemui dalam kegiatan komunikasi.

Syarat-syarat Komunikasi Efektif. Komunikasi efektif dapat diartikan


sebagai suatu kondisi yang memungkinkan kegiatan komunikasi dapat
menghadirkan efek tertentu sesuai dengan tujuan atau motif dari komunikator.
Agar komunikasi dapat berlangsung dengan efektif maka harus diperhatikan
komponen komunikasi mulai dari komunikator, pesan dan komunikan. Adapun
syarat yang harus dipenuhi oleh komponen komunikasi tersebut yaitu :
(1) Komunikator. Pihak penyampai pesan atau komunikator harus memiliki
kredibilitas, mempunyai keterampilan berkomunikasi, memiliki kepribadian yang
baik, memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan untuk menarik perhatian,
seta memiliki kemampuan memperhitungkan harapan komunikan. ; (2) Pesan.
Agar komunikasi dapat berlangsung dengan efektif maka pesan harus menarik,
mampu menimbulkan personal need pada komunikan, mampu memberikan cara
memperoleh kebutuhan komunikannya, dapat memuaskan kebutuhan emosi
komunikan, serta dapat memuaskan harapan yang logis bagi komunikannya. ;
(3) Komunikan. Syarat yang harus dipenuhi komunikan agar dapat mendukung
efektifnya komunikasi yaitu memiliki kemampuan untuk menerima pesan, serta
adanya predisposisi menerima.

TERBATAS
TERBATAS
8

Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi. Kegiatan komunikasi dapat


menemui berbagai hambatan yang pada gilirannya akan mengurangi efektivitas
dari komunikasi itu sendiri. Adapun hambatan-hambatan dalam kegiatan
komunikasi dapat dibagi menjadi hambatan mekanik atau yang berkaitan dengan
alat (saluran) komunikasi dan hambatan semantik yang berkaitan dengan
perbedaan bahasa yang dipergunakan oleh komunkator dan komunikan. Di
samping itu hambatan-hambatan dapat pula bersifat psikologis atau keadaan
kejiwaan komunikan yang berpengaruh terhadap tingkat penerimaan pesan,
antropologis, dan sosiologis atau yang berkaitan dengan perbedaan nilai-nilai atau
norma-norma yang berfungsi untuk menerjemahkan atau mengiterpretasikan
makna pesan yang disampaikan komunikator.

Komunikasi Antar Pribadi sebagai Bentuk Komunikasi yang


Menghasilkan Efek Konatif. Pada dasarnya efek konatif dari kegiatan
komunikasi dapat terjadi pada semua bentuk komunikasi, namun jika efek konatif
tersebut terjadi bukan hanya pada komunikan tetapi juga pada komunkator maka
kegiatan komunikasi harus berjalan secara dua arah atau timbal balik. Secara
teoritis, upaya untuk membentuk atau mengubah sikap dan perilaku komunikan
akan efektif jika dilakukan melalui saluran komunikasi antar pribadi dibandingkan
dengan komunikasi kelompok dan media massa. Hal ini antara lain disebabkan
karena melalui komunikasi antar pribadi interaksi antar pelaku komunikasi dapat
terjadi secara intensif dan bersifat dua arah. Pemantuan atau tanggapan terhadap
respon pelaku dapat dilakukan secara segera. Sedangkan saluran media massa,
umumnya hanya mampu mempengaruhi khalayak sampai ke tahap kognitif atau
bahkan afeksi saja. Kegiatan komunikasi massa akan jauh lebih sulit dalam
menghadirkan efek konatif, karena seorang komunikator yang menyampaikan
pesan kepada ribuan orang yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa
menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi.

TERBATAS
TERBATAS
9

Namun seorang komunikator yang mahir dan memanfaatkan media massa harus
menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina
empati dengan jumlah terbanyak di antara komunikannya meskipun jumlah
komunikan bisa sangat banyak. Komunikasi antar kelompok juga dapat
menghadirkan efek konatif terhadap komunikan maupun komunikator, namun
komunikasi yang terjadi harus dua arah dan lebih dimungkinkan jika anggota
kelompok tidak berjumlah banyak. Meskipun begitu komunikasi antar pribadi
merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif untuk menghadirkan efek
konatif baik terhadap komunikan maupun komunikator.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat


beberapa bentuk komunikasi yaitu komunikasi antar pribadi, kelompok dan
komunikasi massa. Kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat menghadirkan efek
tertentu yang dapat dikelompokan menjadi efek kognitif, afektif dan konatif.
Adapun bentuk komunikasi yang paling efektif dalam menghadirkan efek konatif
baik terhadap komunikan maupun komunikator yaitu komunikasi antar pribadi.

Bandung, 13 Juni 2008


Perwira Siswa

Aminton manurung
Mayor Inf NRP 46082

Sumber : - Majalah
- Buku
- Internet

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai