Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan gejala yang ada sejak manusia berinteraksi satu sama
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan, diwarnai
dengan berbagai hubungan kekuasaan. Siapa yang mengusai sumber komunikasi
dan media komunikasi, biasanya akan menjadi pihak yang berjaya dan berkuasa
dalam masyarakat. Sumber komunikasi adalah pesan, informasi, dan wawasan
yang membuat orang mengetahui banyak hal. Siapa yang mempunyai sumber-
sumber komunikasi tersebut berarti legitimasi untuk mengarahkan orang-orang.
Secara umum, komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian
pesan antarmanusia. Objek Ilmu Komunikasi adalah komunikasi, yakni usaha
penyampaian pesan antarmanusia. Ilmu komunikasi tidak mengkaji proses
penyampaian pesan kepada makhluk yang bukan manusia (hewan dan tumbuh-
tumbuhan). Untuk mendapatkan prosees komunikasi, minimal terdiri dari tiga
unsur utama: Pengirim pesan; Pesan; serta target penerima pesan.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain melalui proses tertentu sehingga tercapai apa yang dimaksudkan atau
diinginkan oleh kedua belah pihak. Didalam komunikasi terkandung maksud dan
tujuan yang jelas antara si penyampai (komunikator) dengan si pemenrima pesan
(komunikan). Maksud dan tujuan yang jelas antara kedua belah pihak akan
mengurangi gangguan atau ketidakjelasan, sehingga komunikasi yang terjadi yang
terjadi akan berjalan dengan sangat efektif.
Dan pembahasan kali ini, kami akan membahasa tentang komunikasi antar-
pribadi. Proses berlangsunganya komunikasi antarpribadi lebih sering terjadi
secara dialogis. Di mana kedua belah pihak sama-sama menjadi komunikator dan
komunikan. Dengan proses dialog maka akan timbul interaksi.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar-Pribadi?
B. Sebutkan Tujuan Komunikasi Antar-Pribadi?
C. Bagaimana efektivitas Komunikasi Antar-Pribadi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar-Pribadi
2. Menyimpulkaan tujuan saKomunikasi Antar-Pribadi
3. Memebantu anda memahami dan meningkatkan Komunikasi Antar-
Pribadi.
1.4 Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode literatur kajian pustaka (library
reseach) terhadap buku buku yang berhubungan dengan tema Komunikasi Antar-
Pribadi dan bersumber dari beberapa artikel serta jurnal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Antar-Pribadi
Peristiwa komunikasi dapat terjadi di mana, kapan, dan oleh siapa saja.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal) bisa saja terjadi di dalam setiap
organisasi, baik itu organisasi formal maupun nonformal. Komunikasi yang
sering dilakukan di dalam organisasi terbentuk lembaga pendidikan maupun
organisasi diluar lembaga pendidikan, sering bersifat antarpribadi
(interpersonal communication), ataupun berkelompok (group
communication). Peristiwa komunikasi seperti ini telah menjadi istilah umum,
dimana maksud dan tujuannya adalah untuk mendeskripsikan sejumlah proses
komunikasi antar manusia.
Hampir setiap ahli mengartikan istilah komunikasi antarpribadi
menurut cara pandangnya masing-masing. Hal sejalan dengan pendapat Joe
Ayres (1985) yang menyatakan tidak terdapat makna seragam di antara para
pakar dalam pengertian komunikasi antarpribadi Sebagian orang semata-mata
menandal komunikasi antarpribadi ini sebagai salah satu “tingkatan” dari
proses atau terjadinya komunikasi antarmanusia.
Sebelumnya Dean Barnlund (1975) menjabarkan komunikasi
antarpribadi sebagai “perilaku orang-orang pada pertemuan ratap muka dalam
situasi sosial informal dan melakukan interaksi memperkuat melalui transmisi
isyarat verbal dan nonverbal yang saling berbalasan” Jadi bila ada proses
komunikasi yang tidak menimbulkan komunikasi isyarat verbal maupun
nonverbal, maka kegiatan tersebut tidak bisa disebut proses komunikasi.
Misalnya ada seseorang bermain mata dengan patung yang ada di hadapannya.
Oleh karena patung tersebut tidak dapat memberikan reaksi, maka kegiatan
tersebut tidak dapat disebut adanya komunikasi antarpribadi, tetapi mungkin
saja dalam proses tersebut ada komunikasi intrapribadi. Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi dalam diri seorang tanpa melibatkan orang
lain, atau dapat disebut proses komunikasi dalam diri sendiri.
Untuk itu Gerald Miller, dkk (1982) membedakan antara komunikasi
antarpribadi dan komunikasi yang bukan antarpribadi. Dalam komunikasi
bukan antarpribadi, informasi yang diketahui para partisipan yang terlihat
bersifat kultural atau (keanggotaan kelompok). Sebaliknya, partisipan daalam
komunikasi antarpribadi malandaskan persepsi dan reaksi karakter psikologis
yang unik dari personal atau individu masing-masing.
John Steward dan Gary D'Angelo (1980) memandang komunikasi
antarpribadi berpusat pada kualitas komunikasi yang terjalin dari masing -
masing pribadi. Partisipan berhubungan satu sama lain sebagai seorang pribadi
yang memiliki keunikan, mampu memilih berperasaan, bermanfaat, dan
merefleksikan dirinya sendiri daripada sebagai objek atau benda. Dalam
berkomunikas seorang dapat bertindak atau memilih peran sebagai
komunikator man sebagaima. Tatanan komunikasi seperti ini sendiri dari dua
jenis, yaitu: (1) komunikasi antarpribadi dan (2) komunikasi intrapribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan pertemuan dari paling sedikit dua
orang yang bertujuan untuk memberikan pesan dan informasi secara
langsung , Joseph DeVito (1989) mengartikan komunikasi antarpribadi ini
sebagai “proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang,
atau di sekelompok kecil orang dengan beberapa effect atau umpan balik
seketika”. Selanjutnya Muhammad (1995) mengartikan komunikasi arribadi
sebagai “proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling
kurang seorang lainnya atau biasanya antara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya”. Barnlund (Johanessen, 1986) menjabarkan komunikasi
antarpribadi merupakan orang-orang yang bertemu secara bertatap muka
dalam situasi sosial informal yang melakukan interaksi terfokus melalui
pertukaran isyarat verbal dan nonverbal saling berbalasan
B. Tujuan Komunikasi Antar-Pribadi
Menurut Marhaeni Fajar dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori &
Praktek disebutkan, tujuan utama dari komuniasi antarpribadi adalah untuk
mengetahui diri kita sendiri yang dilihat dari perspektif orang lain. Selain itu
ada enam tujuan terjadinya komunikasi antarpribadi, sebagai berikut:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Mengenal diri kita sendiri merupakan hal yang penting. Dengan
komunikasi antarpribadi kita dapat berbincang dengan diri kita sendiri.
Memahami sejauh mana dan bagaiman kita dapat terbuka dan berbagi
cerita dengan orang lain. Selain itu juga kita dapat memahami posisi kita
ketika berkomunikasi dengan orang lain. Dengan begitu interaksi yang
terjadi anatar dua orang tersebut lebih mudah dan meminimalisir kesalahan
komunikasi.
2. Mengetahui dunia luar
Selain bertujuan untuk memahami diri sendiri, komunikasi
antarpribadi juga berguna untuk memahami lingkungan sekitartentang
objek dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Beberapa informasi yang kita
dapat sebagian berasal dari percakapan antarindividu. Meskipun sebagian
besar informasi juga berasal dari media massa atau media lain. Dalam
komunikasi antarpribadi, individu membicarakan lebih lanjut informasi
yang didapat dari media massa. Sehingga timbulah perpektif baru yang
mempengaruhi tindakan dari individu tersebut.
3. Terciptanya hubungan yang bermakna
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial sehingga mereka
membutuhkan interkasi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Dari
interaksi tersebut timbul hubungan yang ingin terus terjalin dan
dipertahankan. Kita ingin hidup damai dengan lingkungan disekitar kita.
Kita hidup bermasyarakat tentu saja tidak ingin merasa dikucilkan, rasa
ingin dicintai dan dikasihi akan selalu ada. Sehingga hubungan ini
mengurangi kesepian atau kejenuhan dari diri individu apabila dia
melakukan komunikasi antarpribadi.
4. Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antarpribadi secara tidak disadari kita banyak
merubah sikap atau perlakuan lawan bicara kita. Dengan kata lain selama
proses komunikasi ada setiap individu saling mempersuasi atau
memengarui individu yang lain. Sebab itu dengan siapa kita berbicara
sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tindakan kita.
5. Sebagai hiburan
Selain untuk mendapatkan informasi, komunikasi antarpribadi juga
bertujuan untuk mendapatkan hiburan. Meskipun tidak seterusnya, namun
hiburan juga dibutuhkan untuk memberikan suasana baru atau suasana
yang lebih santai dalam percakapan.
6. Sebagai Membantu
Untuk tujuan membantu dapat dilihat dari profesi sebagai psikolog
atau psikiater. Di mana hanya ada psikolog atau psikiater tersebut dengan
pasien saja dalam komunikasi.
C. Efektivitas Komunikasi Antar-Pribadi
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi
merupakan proses pertukaran informasi yang dianggap paling efektif dan
prosesnya dapat dilakukan dengan cara sangat sederhana Dalam hal ini Gary
D'Angelo (Johanessen, 1986) memandang komunikasi antarpribadi berpusat
pada kualitas pertukaran informasi antar orang - orang yang terlibat . Para
partisipan yang saling berhubungan merupakan pribadi yang unik , mampu
memilih, mempunyai perasaan, bermanfaat dan dapat merefleksikan
kemampuan diri masing-masing.
Selain efektif, komunikasi antarpribadi merupakan proses pertukaran
informasi yang dianggap penting dan menjadi keharusan bagi setiap insan,
baik dalam organisasi formal maupun non-formal. Tidak seorang pun manusia
di atas dunia ini yang tidak melakukan komunikasi. Setiap orang senantiasa
membutuhkan dan berusaha membuka serta menjalin komunikasi dengan
orang lain. Adanya sejumlah kebutuhan di dalam diri setiap individu hanya
dapat dipuaskan melalui kegiatan komunikasi antar sasamanya. Oleh karena
itu, penting bagi semua orang untuk memiliki keterampilan berkomunikasi,
tanpa dibatasi oleh jabatan, status sosial maupun stratifikasi dalam kehidupan
sosial.
Jadi, apakah orang tersebut berperan sebagai pejabat, kaum
profesional, maupun masyarakat awam, semuanya membutuhkan
keterampilan berkomunikasi. Hal ini kembali dipertegas oleh Supratiknya
(1995) bahwa komunikasi antarpribadi sangat penting dalam kehidupan
manusia. Komunikasi antarpribadi tidak hanya terjadi dalam kehidupan
sehari-hari di tengah masyarakat awam, tetapi juga terjadi dalam suatu
organisasi. Pendapat ditegaskan oleh Abizar (1986) yang mengatakan bahwa
"komunikasi antarpribadi merupakan unsur yang paling penting dalam setiap
organisasi ."

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Mengenai nilai-nilai etika yang ada membuat setiap orang dapat
memiliki penilaian yang berbeda terhadap setiap etika komunikasi. Dalam
komunikasi antarpribadi penggunaan etika haruslah berhati-hati karena
bukanlah tidak mungkin pemahaman etika kita berbeda dengan pemahamn
komunikan. Kurangnya pemahaman antarsesama dapat memunculkan
miss communication yang akan berujung pada timbulnya berbagai macam
prasangka dan salah paham.
Dalam berbagai macam perbedaan tersebut, kita harus mampu
beradaptasi dengan cepat. Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita
pahami dengan benar karena sebenarnya tidak ada komunikasi yang tidak
menggunakan nilai-nilai etika di dalamnya, setiap bentuk komunikasi
selalu menggunakan etika walaupun dalam kadarnya masing-masing
sesuai dengan konteks, tujuan dan situasi yang ada.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Marhaeni Fajar, (2009). Ilmu Komunikasi Teori&Praktik: Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Books, W.D., Emmert, P. (1976). Interpersonal Community, lowa: Brow


Company Publisher.

Cardon, John C. (1977). Interpersonal Communication. New York:


Macmillan.

De Vito, Joseph A. (1988). The Interpersonal Communication Book, New


York: Harper & Row Publisher.

Herdjana, Agus M. (2003) Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.


Yogjakarta: Kanisius.

Stewart, John dan D’ Angelo, Gary. (1980). Together: Communicating


Interpersonally, Wesley: Addison.

Anda mungkin juga menyukai