Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KOMUNIKASI

Topik : Komunikasi Antarpribadi

Disusun oleh:

1. May Rina Wahyuni/ 2234003


2. Cantika Puspa Dewi Safitri/ 2234004
3. Kressensia Tri Andini Mendrofa/ 2234006
4. Yesi Wulandari/ 2234012
5. Fitri Nur Rohma Sari/ 2234017
6. Wayan Regita/ 2234018

Dosen: Margaretha Haiti S.pd., S.Kep., M.Kes

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
A. DEFINISI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Istilah Komunikasi dari bahasa latin yaitu "communicatus" artinya


"berbagi" atau "milik bersama". Banyak pakar komunikasi yang berupaya
mendefinisikan komunikasi (Sari, 2017). Sebagai manusia yang merupakan
makhluk sosial, kita sangat memerlukan yang namanya komunikasi. Baik
kepada diri sendiri, maupun orang lain disekitar kita. Komunikasi tak pernah
lepas dari kehidupan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
diantara ciptaan lainnya. Maka dari itu dapat dikatakan juga bahwa komunikasi
adalah perwujudan ciptaan paling sempurna dan yang membedakan kita dengan
ciptaan lainnya. Komunikasi antarpribadi juga biasa dikenal dengan komunikasi
interpersonal (interpersonal communication).

Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dan


dilakukan oleh seseorang dengan orang lain untuk menyampaikan informasi atau
bertukar informasi secara tatap muka, baik secara langsung maupun
menggunakan media perantara (handphone, telegram, surat dll). Komunikasi
antar pribadi dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang lain apabila terjadi
kesamaan makna mengenai apa yang dibincangkan. Ciri khas yang tampak
dalam komunikasi ini adalah arus balik langsung yang dapat ditangkap oleh
komunikator, baik secara verbal dalam bentuk kata-kata maupun secara non-
verbal dalam bentuk gerak-gerik seperti anggukan dan lain sebagainya. Selama
proses komunikasi antar pribadi langsung, antar komunikator dan komunikan
tersebut akan terjadi adanya pengertian fungsi secara bergiliran satu sama lain
(Putra, 2016).
B. TUJUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi antarpribadi merupakan action oriented, ialah suatu


tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi antarpribadi
itu bermacam- macam, beberapa di antaranya dipaparkan berikut ini.

1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain.


2. Menemukan diri sendiri.
3. Menemukan dunia luar.
4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis.
5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku.
6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu.
7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi.
8. Memberikan bantuan (konseling) (Novianti, 2017).

C. CIRI-CIRI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Untuk membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi jenis


lainnya, dapat dilihat dari ciri-ciri yang melekat pada komunikasi antarpribadi
tersebut.

1. Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat.


2. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

Secara konseptual, ciri-ciri ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi


antarpribadi ditentukan oleh jarak yang tidak terpisah, berada dalam satu tempat
yang bisa terhubung secara tatap muka dan terjadi secara simultan. Simultan
dalam konteks ini bisa dimaknai simultan dalam konteks topik atau pesan.
Misalnya, dapat dilihat di dalam sebuah keluarga ketika ibu atau bapak
menasihati anaknya atau ketika orangtua mensosialisasikan sebuah norma
terhadap anggota keluarga. Kegiatan komunikasi itu dilakukan secara dekat
bahkan secara face to face dalam sebuah ruangan keluarga (Hanani, 2017).
Adapun ciri-ciri dari komunikasi antarpribadi yang efektif:

a. Keterbukaan (openness).
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di
dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan
mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama,
komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada
komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik,
tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesedihan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek
kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila
ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan,
komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi
secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut
kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa
perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia
bertanggung jawab atasnya.

b. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati
yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati
mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan
sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara
verbal maupun non-verbal.

c. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

d. Rasa Positif (positiveness)


Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong
orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi
kondusif untuk interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan
penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. Komunikasi
antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-
orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling
mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan
karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis
antarmanusia yang memiliki suatu pribadi (Novianti, 2017).
D. PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi dapat terjadi diantara banyak pihak. Bisa antara orang tua
dan anaknya, antara guru dengan murid, penjual dengan pembeli dan lain-lain.
Pada dasarnya, komunikasi bukan hanya sekedar memberitahukan dan
mendengarkan suatu informasi. Tetapi komunikasi harus mengandung
informasi, sikap, ide, opini ataupun pendapat. Komunikasi antarpdibadi dapat
terjadi melalui beberapa tahapan proses, yaitu:

a) Kontak (First impression)


Awal sosialisasi dimulai dari saling melemparkan kesan pertama yang
baik kepada orang lain. Kesan yang baik dapat dilakukan melalui bahasa
tubuh dan bahasa atau tutur kata yang baik serta sopan.

b) Perkenalan
Setelah kontak pertama, maka jika memungkinkan akan terjadi
perkenalan satu dengan yang lain. Kesan yang baik mampu untuk
mendorong orang lain membuka diri untuk saling mengenalkan diri.

c) Pertemanan
Pertemanan yang baik adalah pertemanan yang terjalin dalam kurun
waktu tertentu dan mampu mengenal lebih intim antar pelaku di
dalamnya.

d) Masalah/Konflik internal
Tantangan yang sering muncul dalam sebuah hubungan adalah konflik
Konflik yang bisa terjadi dikarenakan antar pelaku saling
mempertahankan ego atau terjadi suatu kesalahpahaman (Sari, 2017).
E. PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi antarpribadi mungkin dianggap biasa saja dan pastinya


selalu terjadi dalam kehidupan seseorang. Nyatanya komunikasi ini sangat
penting bagi kebahagiaan dan mempengaruhi hidup seseorang. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa komunikasi antarpribadi menjadi hal yang penting.

1. Membantu perkembangan intelektual dan sosial setiap manusia.


Perkembangan sejak dari bayi (bahkan sejak dalam kandungan ibu)
sampai dewasa mengikuti pola komunikasi yang intensif dengan ibunya.
Lingkungan komunikasi itu menjadi semakin luas dengan
berkembangnya usia seorang anak. Semakin dewasa, maka akan semakin
bertemu dengan bermacam-macam orang. Bersamaan dengan itu,
perkembangan intelektual dan sosial setiap orang sangat ditentukan oleh
bagaimana cara komunikasinya dengan orang lain.

2. Identitas atau jati diri seorang anak terbentuk karena berkomunikasi


dengan orang lain.
Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak
sadar ia akan mengamati, memerhatikan dan mencatat dalam hati semua
tanggapan yang diberikan orang lain pada dirinya. Seorang diri anak
akan menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain tentang dirinya
berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain inilah, seseorang dapat
menemukan jati dirinya, yaitu mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya
baik melalui pandangannya sendiri maupun dari sisi pandangan orang
lain terhadap dirinya.

3. Membantu memahami realitas lingkungan sosial dan menguji


pemahaman tentang dunia sekitar.
Ketika komunikasi antarpribadi terjadi, maka pokok pembahasan yang
ada bisa bermacam-macam. Isi nya juga bisa dijadikan sebagai
perbandingkan tingkat pemahaman atau pengetahuan diri sendiri dengan
orang lain tentang sesuatu. Seseorang perlu membandingkan dengan
kesan-kesan dan pemahaman diri sendiri dengan orang lain tentang suatu
realitas. Perbandingan sosial (social comparation) semacam itu hanya
dapat dilakukan melalui komunikasi dengan orang lain.

4. Menentukan tingkat kualitas kesehatan mental seseorang.


Kesehatan mental sebagian besar orang ditentukan oleh kualitas
komunikasi atau hubungannya dengan orang lain, lebih-lebih bagi
seorang guru yang menjadi tokoh yang sangat signifikan dan turut
memberi pengaruh dalam kehidupan individu siswanya. Bila hubungan
dengan orang lain diliputi oleh berbagai masalah, tentu ia akan
menderita, merasa sedih, cemas, dan frustasi. Bila kemudian ia menarik
diri serta menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan tersaingi yang
mungkin dialaminya tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya
menderita emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik
(Abidin, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Drs. Syahrul, M.A. (2020). KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI. Medan:


Universitas Islam Negeri.

Hanani, Dr. Silfia M.Si. (2017). KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TEORI &


PRAKTIK. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Novianti, Riska Dwi. (2017). KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM


MENCIPTAKAN HARMONISASI (SUAMI DAN ISTRI) KELUARGA
DIDESA SAGEA KABUPATEN HALMAHERA TENGAH. E-journal ”Acta
Diurna” Vol. VI. No. 2.

Putra, Nirwansyah. (2016). Karakteristik Komunikator Efektif dalam


Komunikasi Antar Pribadi. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera
Selatan.

Sari, A. Anditha S.Sos.,M.I.Kom. (2017). KOMUNIKASI ANTARPRIBADI.


Yogyakarta: PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI
UTAMA).

Anda mungkin juga menyukai