PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap hari manusia membutuhkan dan senantisa berusaha membuka serta
menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Dalam hubungan tersebut
terjadilah proses sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi.
Dalam setiap interaksi berlangsung perisiwa komunikasi. Individu yang dapat
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dan lingkungan yang dihadapinya
lebih maju. Sebaliknya, individu yang tidak dapat berkmunikasi secara efektif atau
banyak mengalami kegagalan dalam berkomunikasi dengan orang lain, akan banyak
mengalami hambatan dalam pertumbuhan dirinya (Diana Ariswanti Triningtyas 2016).
Supratiknya (1995) menjelaskan bahwa komunikasi antar pribadi sangat
penting bagi kebahagiaan hidup kita. Lebih jauh menurut Johnson (1981) menjelaskan
bahwa terdapat beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antar pribadi
dalam rangka menciptakan kebahagiaan mereka.
Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.
Perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin
meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau
komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau
komuniksi itu menjadi semakin luas dengan bertambahya usia kita. Bersama proses
itu, perkembangan intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas
komunikasi kita dengan orang lain (Diana Ariswanti Triningtyas 2016).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap m
uka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsu
ng, baik secara verbal atau nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ad
alah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang. Contohnya seperti suami ist
ri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.
Dapat juga didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan be
rkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain (seba
gai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain (komu
nikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan dar
i sumber (komunikator). Komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai
persepsi dan tujuan bersama.
Dalam berkomunikasi antar pribadi aspek espektasi pribadi merupakan faktor p
enting yang mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Pesan yang disampaikan dala
m komunikasi antar pribadi tidak hanya berupa kata-kata atau pesan verbal, melainkan
juga pesan-pesan non verbal. Oleh karena itu dalam komunikasi antar pribadi pesan di
sampaikan dalam bentuk sentuhan, pandangan mata, mimik wajah atau intonasi dalam
penyampaian kata-kata.
Pengertian mengenai komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman se
makin berkembang. Proses komunikasi yang dahulu harus bertatap muka, sekarang de
ngan perkembangan teknologi pola komunikasi tersebut mulai bergeser dengan adanya
media komunikasi seperti handphone dan lain sebagainya.
Sementara itu, menurut Mukarom (2020, hlm. 74) beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara
menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dan
sebagainya.
2) Learning.
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola
komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari
belajar yang diperoleh dari pengalaman.
3) Subjectivity.
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga
individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode
(menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama.
Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang
sama.
4) Negotiation.
Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang
berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi
orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan
makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan
proses pertukaran makna. Masing-masing pihak harus menyesuaikan
makna satu sama lain.
5) Culture.
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu
adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat
Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi
dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya
yang kita terima dan kita adaptasi.
6) Interacting levels and context.
Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan
tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari
komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
7) Self reference.
Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan
pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan
lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah
refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.
8) Self reflexivity.
Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang
memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan.
Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang
dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada
komunikasi.
9) Inevitability.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan
apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu
mengungkap suatu makna komunikasi.
http://repository.uinsu.ac.id/8907/1/DIKTAT%20SYAHRUL%20ABIDIN%20FIS.pdf
http://repository.unwira.ac.id/2111/5/BAB%20111.pdf