Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH INTENSITAS PENGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP

KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MEDAN AREA

OLEH :

RACHEL ANASTASYA

178530045

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Hampir


seluruh kegiatan ataupun aktivitas manusia tergantung pada penggunaannya terhadap
teknologi. Teknologi yang merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material
dan proses yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan kegiatanya sehari-hari
inilah yang banyak menjadi pertimbangan seseorang dalam menggunakan teknologi.
Komunikasi yang terjalin antar Mahasiswa saat ini sudah sangat dimudahkan dengan
keberadaanya Teknologi Komunikasi. Teknologi Komunikasi juga mampu membawa
dampak, yaitu dampak positif dan dampak negatif, yang menuntut awalnya berkomunikasi
harus bertatap muk, kini komunikasi tidak mengharuskan bertemu secara langsung, semua
orang bisa mengakses informasi dimana saja, dan kapan saja.

Terkadang membangun Komunikasi dengan teman sendiri dilingkungan kampus


tidaklah mudah dan erat kaitannya dengan proses komunikasi. Dapat dikatakan bahwa dalam
membangun suatu hubungan perlu adanya komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang
memiliki pengaruh paling besar dalam membangun hubungan yaitu Komunikasi
Interpersonal. Media yang paling sering digunakan dalam menyampaikan pesan dalam
Komunikasi Interpersonal yaitu Media Sosial.

Media sosial telah banyak melakukan perubahan. Kehadiran media sosial membuat
komunikasi interpersonal tidak hanya dilakukan secara face to face, tetapi juga bisa dilakukan
dengan menggunakan media sosial. Media sosial saat ini telah merubah paradigma dan cara
berkomunikasi masyarakat. Apalagi saat ini media sosial telah didukung dengan banyaknya
media sosial yang tersedia seperti facebook, youtube, twitter, instagram dan lain sebagainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, menjadi dasar pemikiran bagi penulis
untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap pengaruh intensitas pengunaan media
sosial terhadap komunikasi interpersonal yang dimiliki mahasiswa.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil dari fokus penelitian, maka penulis merumuskan masalah yaitu :
Adakah Pengaruh Intensitas Pengunaan Media Sosial Terhadap Komunikasi Interpersonal
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Medan Area?

C. Batasan Masalah

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.Pada


tulisan ini penulis hanya membatasi masalah tentang pengaruh intensitas penggunaan media
sosial terhadap komunikasi interpersonal secara langsung (face to face) dan akan melihat juga
dampaknya terhadap hubungan interpersonal mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
UMA.

D. Manfaat Penilitian

Dengan melakukan penilitian pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap


komunikasi interpersonal pada mahasiswa, manfaat yang diharapkan peniliti adalah :

1. Manfaat Akademis
Penilitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di lingkungan.

2. Manfaat Teoritis
Hasil dari penilitian ini dharapkan dapat memberikan manfaat guna menambah
keilmuan khususnya pada bidang ilmu komunikasi mengenai pengaruh intensitas
penggunaan media sosial terhadap komunikasi interpersonal mahasiswa.

3. Manfaat Praktis
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Mahasiswa,
Dosen, dan Orang tua agar memperhatikan komunikasi interpersonal pada mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar
personal atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan
oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada
individu lainnya. Atau dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah
satu konteks komunikasi dimana setiap individu mengkomunikasikan
perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka kepada
individu lainnya.
2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi Interpersonal
Terdapat Tujuan dari Komunikasi Interpersonal yaitu :
1) Menemukan Personal Atau Pribadi
Dalam komunikasi interpersonal terdapat peluang untuk saling
berbicara mengenai apa yang disukai atau tentang diri kita yang
menjadikan komunikasi tersebut menjadi menarik dan nyaman
dibicarakan. Dengan membahas diri kita kepad orang lain, kita
memberikan umpan balik terhadap perasaan, pikiran dan perilaku kita.
2) Menemukan Dunia Luar
Dengan komunikasi interpersonal membuat kita bisa menjadi paham
lebih banyak mengenai diri kita dan orang lain yang kita ajak
berkomunikasi. Banyak informasi yang bisa kita ketahui datang dari
komunikasi interpersonal.
3) Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang sangat besar yaitu terbentuknya dan
terpeliharanya hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu yang
dimanfaatkan dalam komunikasi interpersonal yang diabadikan untuk
membuat dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4) Merubah Sikap Dan Tingkah Laku
Dengan komunikasi interpersonal membuat banyak waktu yang bisa
dimanfaatkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain. Kita
boleh memberikan mereka pilihah seperti mencoba diet dengan cara
baru, membeli barang tertentu, menonton film, menulis, membaca
buku dan banyak waktu yang digunakan dalam posisi intepersonal.
5) Untuk Bermain Dan Kesenangan
Berbicara dengan teman tentang kegiatan kita di waktu akhir pekan,
melakukan diskusi tentang olahraga, bercerita cerita lucu pada
umumnya hal tersebut merupakan pembicaraan yang menghabiskan
waktu. Dengan komunikasi interpersonal semacam itu bisa
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang
membutuhkan rileks terhadap semua keseriusan pada lingkungan kita.
6) Untuk Membantu Interaksi Sehari-hari
Ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi memakai komunikasi
interpersonal dalam aktivitas profressional mereka untuk memberikan
arahan pada kliennya. Ini memiliki fungsi untuk membantu orang lain
dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi
dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa mengenai mata kuliah dan sebagainya.
Terdapat Fungsi dari Komunikasi Interpersonal, yaitu :
1) Menjadikan terbentuk dan terpeliharanya hubungan baik antar
individu.
2) Memberikan pengetahuan dan informasi
3) Merubah sikap dan perilaku
4) Memecahkan masalah hubungan antar manusia
5) Menjadikan citra diri lebih baik lagi
6) Membantu jalan untuk sukses
3. Faktor Komunikasi Interpersonal
Lunandi (1994:85) menyatakan terdapat enam faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Citra Diri (Self Image)
Masing-masing manusia adalah penggambaran tertentu tentang
dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata
lain citra diri menjadi penentu eksresi dan persepsi orang. Manusia
belajar membuat citra diri melalui hubungannya dengan orang lain,
utamanya manusia lain yang penting untuk dirinya.
2) Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Citra pihak lain juga ikut dalam menentukan cara dan kemampuan
orang dalam berkomunikasi. Pihak lain adalah orang yang ikut dalam
komunikasi memiliki gambaran khas untuk dirinya. Terkadang dengan
orang lain yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang
lainnnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata di saat
berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
3) Lingkungan Fisik
Perilaku manusia tidak sama dari satu tempat pada tempat lain, karena
setiap tempat terdapat norma sendiri yang perlu ditaati. Disamping itu,
suatu tempat atau lingkungan fisik telah memiliki hubungan juga
dengan kedua faktor diatas.
4) Kondisi
Kondisi fisik juga memiliki pengaruh terhadap komunikasi yang
sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi
emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang stabil,
karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan
hanya menjadi pengaruh pengiriman tetapi juga penerima. Komunikasi
arinya peluapan sesuatu yang terpenting yaitu meringankan kesesalan
yang bisa membantu menempatkan semuanya dalam proporsi yang
sangat wajar.
5) Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim dengan kata-kata yang
terucap. Badan juga adalah medium komunikasi yang terkadang sangat
efektif dan kadang juga samar. Namun demikian dalam hubungan
antara orang dalam suatu lingkungan kerja tubuh bisa menafsirkan
secara umum sebagai bahasa atau pertanyaan.
6) Rasa Percaya
Dengan rasa percata ini membuat orang lain menjadi terbuka dalam
mengeluarkan pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga
akan terbuat hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.
7) Sikap Suportif
Yang akan terlihat dalam sikap ini yaitu:
a) Deskripsi yang berarti penyampaian perasaan dan persepsi
tanpa menilai
b) Orientasi masalah merupakan mengkomunikasikan kehendak
untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah
c) Spontanitas merupkaan sikap jujur dan tidak mau menyelimuti
mitif yang dipendam
d) Empati merupakan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain
e) Persamaan merupakan sikap yang menganggap sama
derajatnya, saling menghargai dan menghormati perbedaan
pandangan dan keyakinan yang ada.
f) Profesionalisme merupakan kesediaan untuk meninjau kembali
pendapatknya dan sedianya mau mengakui kesalahan.
8) Sikap Terbuka
Sikap terbuka sangat besar berpengaruh terhadap komunikasi yang
efektif, terdapat karakteristik orang terbuka antara lain :
a) Melakukan penilaian pesan secara objektif
b) Berorientasi pada isi
c) Mencari informasi dari berbagai sumber
d) Sifatnya profesional dan bersedia merubah kepercayaan
e) Mencari pengertian pesan dan tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan.
B. Intensitas Penggunaan Media Sosial
1. Pengertian Intensitas
Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti
semangat, giat (Echols, 1993). Sedangkan menurut Hazim (2005), Intensitas
adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha. Jadi intensitas
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh
seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan. Menurut Dewi
(2014), intensitas terbagi menjadi 3 yaitu ringan, sedang , berat.

2. Pengertian Media Sosial


1) Media
Menurut asal katanya media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2003:6 ).Media bisa dijelaskan sebagai alat
komunikasi (laughey, 2007; McQuail,2003).
Media “medium“ bisa diartikan sebagai saluran (medium –as–
vessel/conduit). Medium adalah saluran yang membawa pesan,dalam konteks
ini konten harus dimaknai berbeda dengan bagaimana medium ini
membawanya, (meyrowitz, 1995,1999:45).

b) Sosial
Menurut Durkheim, sosial merujuk pada kenyataan sosial (the social as
a social facts) bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan
kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada
kenyataannya media dan semua perangkat lunak (software) merupakan sosial
dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial
(Durkheim, 1992;59 dalam Fuchs, 2014;38).
Menurut Weber kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi
sosial.Relasi sosial itu sendiri bisa dilihat dalam kategori aksi sosial (social
action) dan relasi sosial (social relations). Kategori ini mampu membawa
penjelasan tentang apa yang dimaksud tentang aktivitas sosial dan aktivitas
individual (Weber, 1978;26 dalam Fuchs, 2014;38).
Menurut Tonnies, sosial merujuk pada kata “komunitas“ (community).
Menurutnya eksistensi dari komunitas merujuk pada kesadaran dari anggota
komunitas itu bahwa mereka saling memiliki dan afirmasi dari kondisi
tersebut adalah kebersamaan yang saling bergantung satu sama lain (Fuchs,
2014;40).
c) Media Sosial
Menurut mandibergh (2012) media sosial adalah media yang
mewadahi kerjasama diantara pengguna yang menghasilkan konten (user
generated content).Menurut shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak
sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk
berbagi (to share), untuk bekerja sama (to co-operate) diantara pengguna dan
melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada diluar kerangka
institusional maupun organisasi.
Boyd (2009) menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat
lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul,
berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau
bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user generated content atau
UGC dimana konten dihasilkan oleh pengguna dan tidak oleh editor
sebagaimana yang ada di institusi sosial media.
Meike dan Young (2012) menjelaskan kata media sosial atau social
media sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling
berbagi antara individu (to be shared one-to-one) dan media publik untuk
berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.
Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat
sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar
pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

Anda mungkin juga menyukai