Anda di halaman 1dari 11

Nama : SANTI PERMATASARI SITORUS

Nim : 1173351057
Kelas : BK Reg ‘17
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi

Komunikasi Interpersonal
Manusia adalah makhluk sosial. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan
untuk bergaul dengan sesamanya. Kebutuhan ini merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi
manusia selain kebutuhan utama yang lainnya. Karena adanya kebutuhan inilah manusia akan
melakukan interaksi dengan sesamanya untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antarmanusia
tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Orang tersebut
akan melakukan interaksi yang saling berbalasan dan saling  mempengaruhi. Komunikator akan
menyampaikan pesan yang didasari dari aturan dan harapan penyampaian pesan itu sendiri
sehingga komunikator akan melakukan proses komunikasi kepada komunikan agar komunikasi
tersebut mencapai tujuan dan nantinya menghasilkan suatu output tertentu. Hal inilah yang
dinamakan komunikasi interpersonal sebagai suatu sistem. Sebagai suatu sistem, unsur-unsur
yang ada dalam komunkasi interpersonal saling terkait satu sama lain. Ketiadaan satu unsur akan
mengganggu unsur yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih mengenai
unsur-unsur dari sistem komunikasi interpersonal itu sendiri yaitu unsure input (aturan dan
harapan, persepsi, konsep diri), proses, dan output.
            Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihak–pihak yang terlibat di dalamnya.
Komunikasi antar pribadi yang efektif meliputi:
a. keterbukaan (openness)
b. empati (empathy)
c. kepositifan (positiveness)
d. dukungan (supportiveness)
e. kesetaraan (equality)
            Komunikasi Interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi
diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka. jadi melalui
komunikasi antar pribadi, hubungan diantara dua orang dapat terbentuk.
      
Contoh :
1. Komunikasi antar manajer dan karyawan
2. Komunikasi antar dua orang teman
3. Komunikasi antar dua orang bersaudara
4. Komunikasi antar anak dan orang tua
5. Komunikasi antar dosen dan mahasiswa

Ciri-ciri Komunkasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Pihak yang dapat
dikatakan melakukan komunikasi interpersonal harus tidak berada dalam jarak jauh melainkan
saling berdekatan/face to face. Apabila salah satu lawan bicara menggunakan media dalam
penyampaian pesan karena perbedaan jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi
interpersonal.
2. Pihak-pihak yang berkomunikasi  mengirim dan menerima pesan secara spontan baik secara
verbal maupun non verbal. Di dalam komunikasi interpersonal feed back yang diberikan oleh
komunikan biasanya secara spontan begitu juga dengan tanggapan dari komunikator. Dengan
respon yang diberikan secara spontan dapat mengurangi kebohongan salah satu lawan bicara
dengan cara melihat gerak gerik ketika sedang berkomunikasi.
3. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab  para perserta komunikasi. Mutual
understanding akan diperoleh dalam komunikasi interpersonal ini, apabila diantara kedua belah
pihak dapat menjalankan dan menerapkan komunikasi ini dengan melihat syarat-syarat yang
berlaku seperti, mengetahui waktu, tempat dan lawan bicara.

Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal


            Komunikasi interpersonal yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi ini masih terbagi menjadi dua jenis yaitu
a. Komunikasi diadik (Dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang. Misalkan Anda
berkomunikasi dengan seseorang yang Anda temui di jalan. Atau Anda sedang menelpon
seseorang yang lokasinya jauh dari Anda.
b. Komunikasi triadik (Triadic communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelaku komunikasinya terdiri dari tiga
orang, yaitu seorang komunikator dan dua orang komunikan.

Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena
komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan sepenuhnya, sehingga ia
dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang
berlangsung, kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.

Tujuan Komunikasi Interpersonal


            Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan
6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 )
a. Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar
banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan
kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita.
Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang
kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang
datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau
didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti Salah satu keinginan orang yang paling
besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga
hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan
tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka
memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film,
menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau
salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

Fungsi Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal mempunyai komunikasi sebagai berikut;
a. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses
komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi
dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?
b. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa
yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
c. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi
perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.

Hal yang mempengaruhi komunikasi interpersonal


            Pengalaman, yaitu berkaitan dengan persepsi dan informasi yang disimpan dalam memori
dan digunakan untuk memberikan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal. Misalnya,
pengalaman dalam membaca respon non verbal/ kinestik.
Motivasi, yaitu  manusia sebagai individu aktif mengatur stimulus apa yang akan direspon mana
yang tidak (tergantung motivasi).
            Kepribadian. Dalam suatu penelitian dinyatakan bahwa individu non otoriter lebih cermat
dalam mengevaluasi stimulus daripada individu yang otoriter. Hal ini berkaitan orang yang
otoriter biasanya selalu berfokus terhadap dirinya sendiri. Selain itu, orang otoriter cenderung
melakukan proyeksi sehingga kurang cermat dalam mengevaluasi stimulus dari orang lain.

Hambatan dalam Komunikasi Interpersonal


            Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan
bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara;
a. Komunikator;
· Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
· Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
· Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya  yang
laki-laki.

b. Media;
· Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone, telepon, power
point, dan lain sebagainya).
· Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak dapat
ditangkap.
· Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu.
Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari
sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
· Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.

c. Komunikate;
· Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
· Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
· Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah
seksual dengan seorang lelaki.

Tujuan Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6
tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a) Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau
pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar
banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara
tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri.
Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang
luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b) Menemukan Dunia Luar


Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak
tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang
kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi
yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya
dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c) Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti


Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi
interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang
lain.

d) Berubah Sikap Dan Tingkah Laku


Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain
dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,
misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis
membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau
salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e) Untuk Bermain Dan Kesenangan


Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir
pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya
hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan
melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang
penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f) Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita
semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari.
Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Efektivitas Komunikasi Interpersonal


Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang
dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung
(supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito,
1997, p.259-264).
1) Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada
orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan
segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi
biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk
membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan
tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita
ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak
mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner
dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab
atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2) Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang
untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari
sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak
lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati
adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang
sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara
nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1)
keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai;
(2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan
kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3) Sikap mendukung (supportiveness)


Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan
karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3)
provisional, bukan sangat yakin.

4) Sikap positif (positiveness)


Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong
orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua
aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika
seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting
untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada
berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5) Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin
lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain.
Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari
ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama
bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh
kesetaraan,ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk
memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan
pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja
semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima
pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan
”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

Banyak hal yang bisa anda dapatkan ketika mempelajari komunikasi interpersonal untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

 Dapat mendatangkan manfaat intelektual yang didalamnya terkandung mengenai


pemahaman terhadap orang lain dan diri sendiri
 Memberikan manfaat praktis berupa pengalaman pribadi dalam melakukan interaksi
dengan orang lain.
 komunikasi ini dapat meningkatkan hubungan yang sudah terjalin dengan berbagai orang.
Hal itu akan memengaruhi perilaku seseorang ke depannya.
 Komunikasi secara interpersonal membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan sosial
yang dimiliki oleh manusia. Bercakap – cakap untuk bertukar pikiran.

Dari berbagai manfaat diatas, masih banyak manfaat lain yang bisa anda peroleh
secara Cuma – Cuma dengan mempelajari komunikasi interpersonal ini. Demikianlah
penjelasan singkat ini mengenai komunikasi interpersonal. Tak kurang tak lebih, dapat
dicari dengan sumber yang lebih lengkap tentunya.

Dalam mencapai sebuah hubungan intim, pola komunikasi yang terjalin sudah harus
memasuki ke dalam tahapan yang lebih dalam. Karena pembicaraan mengenai pola hubungan ini
akan berdampak pada kedekatan seseorang tersebut. Bisa diartikan sebagai, hubungan antar
personal akan memengaruhi pola komunikasi yang dibentuk.

Sedikit penjelasan mengenai pola hubungan itu sendiri bahwa, komunikasi bisa dikatakan
ideal (efektif) apabila terdapat dua faktor, komunikator dan komunikan. Kedua faktor tersebut
tak hanya bertukar pesan saja, namun harus saling memberikan umpan balik positif. Apabila
ketercapaian itu sudah mampu untuk dilakukan. Tindakan selanjutnya adalah pola hubungan
yang dibangun.

 Tahapan hubungan Interpersonal

Dalam melakukan komunikasi interpersonal, khususnya pola hubungan. Joseph De Vito


mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut “sebelum komunikasi interpersonal berjalan
dengan lancar, poin – poin yang harus diperhatikan dalam tahapan hubungan interpersonal harus
terpenuhi (keterlibatan, keakraban, kemunduran, perbaikan, serta putusnya
hubungan)”Hubungan – hubungan seperti diatas harus diperhatikan apabila menganut De Vito.
Karena tahapan dalam melakukan hubungan interpersonal adalah kepastian yang dimiliki oleh
tiap individu.

 Faktor – Faktor yang memengaruhi hubungan Interpersonal

Menurut Rakhmat (2001 : 129) terdapat beberapa faktor yang mampu memengaruhi
hubungan interpersonal. Berikut diantaranya: sikap saling percaya, sikap sportif, serta sikap
keterbukaan dalam berpendapat. Ketiga sikap tersebut akan saling memengaruhi individu dalam
melakukan interaksi. Sehingga pola hubungan yang ada, akan tampak dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai