Anda di halaman 1dari 34

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PROFESI KEPENDIDKAN


PRODI PENDIDIKAN
EKONOMI

Skor Nilai :

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

(Dra.EVA BETTY SIMANJUNTAK M.Pd)

Nama : Christina Simbolon

Nim : 7193141006

Kelas : C Reguler 2020

Dosen Pengampu : Dra. EVA BETTY SIMANJUNTAK M.Pd

Mata Kuliah : Profesi kependidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2020
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat kasih
karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas Critical Book Report dengan tepat
waktu,dimana tugas tersebut ialah mengenai pengembangan profesi guru.

Karya tulis ini disusun bertujuan untuk dapat memenuhi nilai mata kuliah antropologi
kependidikan.Dalam menyusun karya tulis ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada Ibu Dra. EVA BETTY SIMANJUNTAK M.Pd.selaku dosen mata kuliah profesi
kependidikan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas Critical Book
Report.

Penulis menyadari dalam karya tulisnya ini masih terdapat kesalahan yang harus
diperbaiki lagi.Oleh sebab itu,penulis memohon saran untuk karya tulisnya agar karya
tulisnya selanjutnya dapat dapat lebih baik lagi.

Sekian dan terimakasih.

Medan, Maret 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

Pendahuluan ............................................................................................................................. 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR..................................................................................... 1

B. Tujuan CBR .................................................................................................................. 1

C. Manfaat CBR ................................................................................................................ 1

D. Identitas Buku ............................................................................................................... 1

BAB II ....................................................................................................................................... 3

RINGAKASAN ISI BUKU ..................................................................................................... 3

A. BUKU UTAMA ............................................................................................................ 3

B. Buku Pembanding I .................................................................................................... 12

C. Buku Pembanding II................................................................................................... 19

BAB III .................................................................................................................................... 28

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 28

A.Kelebihan dan kelemahan Buku ................................................................................... 28

BAB IV .................................................................................................................................... 29

PENUTUP ............................................................................................................................... 29

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 29

B. Saran ............................................................................................................................ 29

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 30

ii
BAB I

Pendahuluan
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Critical Book Report adalah salah satu jenis dari 6 penugasan.CBR sangat
penting untuk dibahas dan dijadikan tugas karena dari tugas CBR maka
mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara mengkritik suatu
buku dengan cara yang benar dan tepat yang sebelumnya tidak diketahui sama
sekali.

B. Tujuan CBR
Critical Book Report ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
profesi kependidikan.yang bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah tersebut
serta untuk memahami dan menguatkan pemikiran kritis untuk memahami isi
sebuah buku.

C. Manfaat CBR
Dengan selesainya tugas Critical Book Report ini, sebagai mahasiswa kita
mendapat ilmu atau wawasan tentang betapa pentingnya mengetahui
keseluruhan dari isi sebuah buku yang akan di kritik. Adapun manfaat yang lain
yaitu agar pembaca dapat lebih mudah mengetahui apa simpulan atau isi dalam
buku ini melalui ringkasan yg dibuat dalam tulisan ini, agar pembaca dapat
mengetahui apa kelebihan dan kekurangan dari buku ini

D. Identitas Buku
A. Buku Utama
1. Judul : Pengembangan Profesi Guru
2. Penulis : Dr. Aan Hasanah, M.Ed
3. Penerbit : Pustaka setia bandung
4. Kota terbit : bandung
5. Tahun terbit : 2012
6. ISBN : 978-979-076-241-1
B. Buku Pembanding I
1. Judul Buku : Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik
2. Pengarang : Masnur Muslich

1
3. Penerbit : PT. Bumi Aksara
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2015

6. Tebal Buku : 198 halaman


7. Ukuran Buku : 21 cm
8. ISBN : (13) 978-979-010-310-8

: (10) 979-010-310-7

C. Buku Pembanding II
1. Judul Buku : Effective Teacher Professional Development
2. Pengarang : Linda Darling-Hammaond
3. Penerbit : Learning policy institute
4. Kota Terbit : Polo Alto, CA
5. Tahun Terbit : 2017
6. ISBN : 650-332-9797

2
BAB II

RINGAKASAN ISI BUKU


A. BUKU UTAMA
BAB I PROFESI GURU DAN KOMPETENSINYA

A. Profesi kependidikan di Indonesia

Profesi berasal dari bahasa latin yaitu, “proffesio” yang memiliki dua pengertian
yaitu janji atau ikrar serta pekerjaan.Dalam arti luas profesi berarti kegiatan apa saja dan
dilakukan oleh sisapa saja untuk memperoleh nafkah yang dkerjakan dengan suatu
keahlian tertentu.Sedangkan dalam arti sempit,profesi berarti kegiata yang diajlankan
berdasarkan keahlian tetentu dan sekaligus dituntutdaripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik.Bersumber dari istilah profesi tersebut ,muncul istilah lain,seperti
profesional,profesionalisme,profesinalitas dan profesionalisasi.Menurut Gilley dan
EGGland pengertian profesional dapat diartikan dengan empat persepktif pendekatan yaitu
orientasi filosofis,perkembangan bertahap, orientasi karakteristik, dan orientasi
nontradisonal.

B. Latarbelakang profesi keguruan

Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru yang profesional.
Adapun organisasi untuk profesionl guru adalah PGRI kemudian berkembang organisasi
guru sejenis MGMP.Salah satu fungsiny adalah menyatukan gerak langkah anggota profesi
dan meningkatkan profesionalitas para anggotanya.

1. Ruang lingkup profesi guru


Ruang lingkup guru dibagi menjadi tiga bentuk pelayanan yaitu layanan
administratif pendidikan,layanan instruksional dan layanan bantuan.
2. Kompetensi sosial guru
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar saat melaksanakan tugasnya sebagai guru.
3. Komponen-komponen kompetensi profesional
Komponen-komponen profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang
berhubungan dengan profesi keguruan.
C. Hakikat profesi guru

3
1. Profesi keguruan
Profesi guru adalah profesi bagi seseorang yang memiliki latarbelakang pendidikan
keguruan yang memadai.
2. Ciri-ciri profesi keguruan
Ciri-ciri profesi guru yaitu :
a. Melibatkan kegiatan intelektual
b. Menggeluti suatu ilmu khusus
c. Memerlukan persiapan profesional yang lama
d. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
e. Menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
f. Menentukan baku sendiri
g. Lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
h. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin.
D. Landasan dan kode etik guru
Kode etik guru adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan anatara
guru dan lemabaga pendidikan,guru dn sesama guru,guru dan lingkungannya. Fungsi kode
etik adalah menjaga kredibilitas dan nama baik guru dalam mnyandang status
pendidik.Kode etik berfungsi pula sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku tiap
guru waraga PGRI dalam menunaikan tugasnya mengabdi sebagaii guru,baik didalam
maupun dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat.Tujuan kode etik adalah :
1. Menjunjung tinggi martbat profesi
2. Menjaaga dan memeliahran kesejahteraan para anggota
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi
E. Fungsi organisasi profesi keguruan
1. Fungsi organisasi profesional keguruan
Berfungsi organisasi adalah untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan
seluruh profesi.Bagi guru organisasi tersebut adalah PGRI yang didirikan di surakarta
tanggal 25 november 19945.
2. Jenis-jenis organisasi keguruan
Selain PGRI adapula organisasi guru lainnya seperti musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP),ikatan sarjana pendidikan Indonesia (ISPI),himpuanna sarjana
administrasi pendidikan indonesia(HSPBI) dan sebgainya.

4
F. Profesi dan profesionalitas keguruan
Syarat pertama profesi menurut Ritzer (1972) yaitu pengetahuan teoritis.Pendidikan
profesional keguruan yang bisa menegaskan dirinya memiliki pemhaman teoritis bidang
keahlian pendidikan formal bidang dan jenjang tertentu.
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian,kompetensi
sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidkan profesi.
Syarat kedua profesi adalah pemberlakuan pelatihana dan praktik yang diatur secara
mandiri (self-regulated trainingand pratice).gelar formal dan berbagai bentuk sertifikasi
dipersyaratkan untuk berpraktik profesional.
Adapun karakteristik profesional minimum guru berdasarakn sintesis temuan-temuan
penelitian yaitu :
1.mempunyai komitmene pada siswa dan proses belajarnya.
2. Menguasai secara mendalam bahan belajar
3. Bertanggungjawab mementau hasil belajar siswa melalui evalausi
4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya
5. Mnjadi partisipan aktif masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

G. Kemampuan dalam profesi keguruan


Gambaran guru ideal mengalami perubahan dari waktu ke waktu, J.Sudarminta
memberkan rambu-rambu tentang citra guru yaitu :
1. Guru sadar dan tanggap akan perubahan zaman
2. Guru berkualitas profesional
3. Guru berwawasan dan berkemampuan menggalang partisipasi masyarakat
4. Guru hendak bermoral tinggi dan beriman
H. Kompetensi guru dan peningkatan mutu pendidikan
1. Mutu pendidikan
Mutu pendidikan dapat diartikan sebagai :
a. Sesuai standard
b. Sesuai penggunaan pasar
c. Sesuai perkembangan kebutuhan
d. Sesuai ingkungan global
2. Pengertian kompetensi

5
Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dair perilaaku seseorang.
3. Kompetensi guru
Berdasarkan PP RI NO 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan,pasal 28
menyatakan bahwa : pendidk harus memiliki kualifikasi akademik dan kompeten sebagai
agen pembelajran,sehat jasamni dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan.Kualifikasi akademik adalah tingkat penddkan menimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidk yang dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Kompetensi sebagai agen
pemberlajaran meliputi kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian,kompetensi
profesional dan kompetensi sosial
I. Usaha sekolah dalam penungkatan mutu kompetensi guru
1. Pertama,upaya oleh guru berupa melanjutkan tingkat pendidkan,mengikuti berbagai
kegiatan MGMP/KKG.
2. Kedua,upaya dialkukan kepala sekolah dlam membina dan meningkatkan kompetensi
guru,yaitu :
1) Mengirim guru untuk mengikuti pelatihan,penataran,lokakarya ,workshop dan seminar
2) Mengadakan sosialisasi hasil pelatihan dan berbagai kebijakan pemerintah dengan
mendatangkan narasumber.
3) Mengadakan pelatihan bahasa inggris
4) Mengirim gutu untuk magang kesekolah lain
5) Memberikan pengahrgaan pada guru yang berprestasi.

BAB II SISTEM DALAM PENGEMBANGAN BELAJAR MENGAJAR


A. Pendekatan sistem dalam pembelajaran
Ciri pendekatan sistem pembelajaran terdiri dari dua macam yaitu pendekatan sistem
sebagai pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran yang didalamnya berlangsung
kegiatan belajar mengajar dan penggunaan metodologi untuk merancang sistem
pembelajaran yang melipui prosedur perencanaaan,perancangan,pelaksanaan dan
penilaian.
Pola pendekatan sistem pembelajaran menurut oemar hamalik melalui langkah :
1. Identifikasi kebutuhan pendidikan
2. Analisis kebutuhan untukmentransformasikan menjadi tujuan pembelajran
3. Merancang metode dan materi pembelajran

6
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Menilai dan revisi
1. Kedudukan manajemen dalam pembelajaran
Manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan dukungan
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran disekolah.
2. Komponen-komponen pembelajaran
Pembelajarn segai sistem memiliki komponen yaitu
siswa,guru,tujuan,materi,metode,sarana/alat,evaluasi dan lingkungan atau konteks.
B. Pengembanagn model dalam sistem pengajaran
Model pengembangan :
1. Model PSSI (Prosedur Pengembangan Siteem Instruksional)
PSSI merupakan perwujudna dari penerapan pendekatan kedalam sisitema
pendidkan yaitu sebgai kesatuan yang terorganisasi yang terdiri dari sejumlaha komponen
yang berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
2. Model Jerold E.Kemp, merupakan sistem pengajaran yang sederhana.
3. Model pengembangan briggs, berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran
guru yang bekerja sebagai perancang instruksional
4. Model Gerlach dan Ely (!971), tujuan sebagai pedoman perencanaan mengajar
dengan menggunkana sepuluh langakah yang termasuk dalam proses belajar mengajar.
5. Model bella H.Banathy (1972), ditujukan bagi para pengembang sistem
instruksional.
6. Model IDI (Instructional Development institute) yaitu penetapan prinsip-prinsip
pendekatan sistem.
7. Model Dick dan Carry (1985), mengacu pada pendekatan sistem atau appoarch
memandang bahwa pembelajaran adalh proses sistematik yang tiap komponennya penting
sekali bagi keberhasilan peserta didk.
C. Rencana pelaksanaan pengembangan pembelajaran

Rencana pelaksanan pembelajaran pada hakiaktnya merupakan perencanaan jangka


pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan segala hal yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.RPP perlu dikembangkan untuk mengoodinasikan komponen-
komponen pembelajaran.

D. Hakikat belajar dan pembelajaran

7
1. Hakikat pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya yang dilakuakn oleh seorang pendidik untuk membelajark
siswa belajar.Ada empat pola pembelajaran yaitu :
a. Pertama, pembelajaran guru dengan siswa tanpa alat peraga
b. Kedua, pembelajaran menggunakan alat peraga
c. Ketiga, pola gur mengajar dengan media yang mendukung dengan siswa.
E. Merencanakan program belajar mengajar
Menurut suryadi dan Mulyana, unsur-unsur utama yang harus ada dalam
perencanaan pengajaran yaitu :
1) Tujuan yang hendak dicapai
2) Bahan pelajarann atau isi pelajaran
3) Metode dan teknik
4) Penilaian
F. Belajar dan perubahan perilaku
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dalam pembentukan kpribadian.menurut Moh.surya ciri perubahan perilaku yaitu
perubahan yang didasari,perubahan yang berkesinambungan,perubahan
fungsioal,perubahan yang bersifat positif,perubahan yang bersifat aktif,perubahan yang
bersifat permanen,perubahan yang bertujuan dan terarah dan perubahan perilaku secara
menyeluruh.

BAB III PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN


A. Pengembangan desain dan model pembelajaran
Desain pembelajaran adalah disiplin yang berhubungan dengan pemahaman dan
pebaiakn satu aspek dalam pendidkan yaitu proses pembelajaan.Desai pembelajaran lebih
banyak didukung oleh teori belajar.
B. Pengembangan desain pembelajaran

Pengembangan desain pembelajaran dipengaruhi oleh prosedur-prosedur desan


pembelajarn , tetapi prinsip-psinsip umumnya berasal dari aspek-aspek komunikasi di
samping proses belajar,Teori berpikir sangat berguna dalam pengembanagn materi
pembelajaran terutama dalam mencari ide untuk perlakuan visual.Prinsip komunikasi
visual menurut cenadi mempunyaitiga dasar fungsi yaitu sarana identifikasi,sarana
informasi dan saranapresentasi dan promosi.
8
C. Konsep dasar media pembelajaran
Media pembelajaran dapat digunakan guru untuk :
a. Memeperjelas informasi
b. Memberikan teknan pada hal-hal penting
c. Memberikan variasi
d. Memperjelas struktur pembelajaran
e. Meningkatkan motivasi.
Media pembeajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran
yang pada gilirannya dapat memepertinggi hasil belajar yang dicapai.
D. Perubahan paradigma dalam pembelajaran
Ada tiga yang mendasari perlunya ada perubahan dalam paradigma pembelajaran
yaitu siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini,tetapi mereka adalah organisme yang
sedang berkembang.Kedua, ledakna ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan
setiap orang mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuwan.Ketiga, penemuan baru
khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep
perubahan tingkah laku manusia.
E. Metode pembelajaaran yang efektif
Metode pembelajaran yang efektif adalh yang menggunakan berbagai literatur-
literatur. Sebagai contoh penggunaan model,strategi,metode.

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN DNA BAHAN PENGAJARAN


A. Strategi pembelajaran aktif
Strategi pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan model-model pembelajaran
seperti model berbagi informasi,model belajar pengalaman,model pemecahan
masalah,model kelompok orientasi dan sebagainya.
B. Pengertian dan rgam bahan ajar
1. Ragam bentuk bahan ajar
Bahan ajar dapat berbentuk cetak seprti buku dan modul. Bahan ajar berbentuk
audiovisual contohnya film,bahan ajar berbenntuk audio contohnya radio, visuall ontohnya
foto dan multimedai contohnya CD interaktif.
2. Pengertian modul
Modul adalah salh atu bentuk bahan ajar yang bebrbahan cetakan.
C. Perbedaan bahan ajar dan sumber belajar

9
1. Sumber belajar
Sumber belajar dapat kita peroleh dari tempat atau lingkungan,benda,orang,buku
serta peristiwa dan fakta.
2. Bahan ajar
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar.bahan ajar adlah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajr
mengajar.
D. Prinsip-prinsip meningkatkan proses pembelajaran
Depdiknal menyatakan enam prinsip supervisi yaitu hubungan
konsultatif,demokratis,terpusat pada guru,umpan balik,bersifat bantuan profesional.
E. Belajar dan pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Dalam suatu proses
belajar mengajar dua unsur yang paling penting yaitu metode managajr dan media
pembelajaran. Pemilihan salah satu metode mengajar tentu akan memepengarhi jenis
media pembelajaran.
BAB V PENGEMABNAGAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
A. Konsep dasar media pembelajaran
Media pembelajarn adalah alat yang digunakan sebagai alat yang bisa meransang
siswa supaya terjadi proses belajar.Sanjaya (2008) mneyatakan bahwa media pembelajaran
meliputi perangkat keras yang dpat menghantarrkan pesan dan perangkat lunak yang
emngandung pesan.
B. Pemilihan media pembelajaran
Model perencanaan penggunaan media yang efektif adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis karakteristik kelompok sasaran
b. Menyatakan dan merumuskan tujuan pembelajaran
c. Memilih,memodifikasi dan merancang materi dengan media yang tepat.
d. Menggunakan materi dan media
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran :
1. Hambatan pengemabangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana,fasilitas dan
peralatan ayng tersedia.
2. Persyaratan isi,tugas dan jenis pembelajaran
3. Tingkat kesenangan
C. Pengembangan media pembelajaran

10
Pengembangan media pembelajarn dapat dilakukan oleh gutu.Media pembelajaran
tersebut meliputi berbasis visual (gamabr,chart,grafik,transpansi dan slide), media berbasis
audio visual (video dan audiotape) dan meda berbasis komputer (komputer dan video
interaktif).
D. Pengertian kedudukan dan syarat evaluasi
Alasan-alasan perlunya evaluasi yaitu karena kemampuan mengajar guru akan
diketahui,taraf pengauasa pembelajaran terhadap materi pelajaran yang diberikan akan
diketahui,letak kesulitan siswa akan diketahui setelah diadakan evaluasi.
E. Pengertian, tujuan dan prinsip penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar siswa berdasarkan PP.Tujuan dan fungsi penilaian
hasil belajar yaitu untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik,memperbaik proses
pembelajaran dan bahan penyusuanan laporna kemjauan belajar ssiwa.
Prinsip-prinsi penilaian hasil belajar yaitu
valid,objektif,adil,transparan,terpadu,menyeluruh,bermakna,sistematis,akuntabel dan
berancuan kriteria.

BAB VI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH


A. Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bimbingan bidang pelayanan yang
perlu dilaksanakan dalam program pendidikan.Latar belakang tentang pentingnya
bimbingan konseling yaitu aspek psikologis,sosilogi,kultural,pedagogis.Bimbingan
konseling bertujuan untuk memberikan pertanyaan bantuan kepada siswa baik seacar
perorangan maupun kelompok,agar amndiri dan berkembang secara optimal.
B. Tujuan bimbingan dan konseling disekolah
Secara khusus bimbingan konseling disekolah bertujuan untuk :
1. Mengemabangkan seluruh potensis siswa seoptimal mungkin
2. Mengatasi kesulitann dalam memahami diri sendiri,lingkungan,kemampuan
dan masalah
3. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulita yang tidak dapat dipecahkan disekolah.

11
C. Prinsip dan asas bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konseling berkenaan dengan sasaran
layanan,permasalahn yang dialami siswa program pelayanan serta tujuan
pelaksanaan pelayanan.Asas-asas bimbingan dan konseling meliputi asas
kerahasian,kesukarelaan,keterbukaan,kegiatan,kemandirian,kekinian,kedianmisan,k
eterpaduan,kenormatifan,keahlian,ahli tangan kasus dan tut wuri handayani.
D. Teknik bimbingan konseling
Teknik bimbingan konseling dibagi dua yaitu teknik pendekatan secara
kelompok dan teknik pendekatan secara individual.
E.Jenis layanan bimbinagn dan konseling

Jenis layanan bimbingan dan konseling yaitu orientasi, informasi,


penempatan danpenyaluran,penguasaan konten,bimbingan
kelompok,perseorangan,konsultasi dan mediasi.

BAB VII KESEHATAN MENTAL DALAM ISLAM


Kesehatan mental adalah kemmpuan seseorang dalm menyesuikan diri baik
denganorang lai maupun lingkungannya bahakn dengan Tuhan.prinsip kesehatan mental
adalah dasar yang harus ditegakkan seseorang dalam dirinnya untuk mendapatkan
kesehatan mental yang baik serta terhindar dari gangguan jiwa.

B. Buku Pembanding I

BAB I
SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN APA, MENGAPA DAN
BAGAIMANA?

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru


dan Dosen Sebagai Berikut:

i. Pasal 1 butir 11: sertifikasi adalah proses pemberian sertifikasi pndidik kepada
guru dan dosen

12
ii. Pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
iii. Pasal 11 butier 1: sertifikasi pendidik sebagaimana dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan
iv. Pasal 16: guru yang memilki sertifikasi pendidik memperoleh tunjangan profesi
satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi
persayaratan tertentu, yaitu memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan
rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,yang
dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

Secara formal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tentang Guru
dan Dosen dan Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Strandar Nasional
Pendidikan menyatakan bahwa guru adalah tenaga profesioanal. Sebagai tenaga
profesional, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-4 dalam bidang
yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagai
agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-1/D-4 dibuktikan
dengan ijazah yang diperolehnya dilembaga pendidikan tinggi dan persyaratan relevansi
dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran
yang mampu disekolah. Sementara itu, persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen
pembelajaran (yang meliputi kompetensi kepribadian, pedagogil, profesional dan sosial)
dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik.

Manfaat uji sertifikasi antara lain melindungi profesi guru dari praktik layanan
pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri,
melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional
yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber
daya manusia dinegeri ini, menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas
mempersiapkan calon guru dan juga berfungdi sebagai kontrol mutu bagi pengguna
layanan pendidikan dan untuk menjaga lembaga penyelenggaraan pendidikan dari
keinginan internal dan eksternal yang berpotensial dapat menyimpang dari keturunan yang
berlaku.

13
Pada masa mendatang, seseorang yang ingin menjadi guru yang bersertifikasi
pendidik (profesional)harus mengikuti program pendidikan profesi guru dan uji
kompetensi. Untuk dapat mengikuti pendidikan profesi guru, ia dipersyaratkan memiliki
ijazah S-1, baik S-1 Kependidikan maupun S-1 Non-kependidikan dan lulus tes seleksi
yang dilakuksn LPTK penyelenggara. Setelah menempuh dan lulius pendidikan profesi,
barulah ia mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikasi pendidik dalam program
sertifikasi calon guru. Jika ia dinyatakan lulus sertifikasi, ia berhak menyandang “guru
pemula yang bersertifikasi profesi”.

Dalam rangka memperoleh profesionalisme guru, hal yang diajukan dalma sertifikasi
adalah kompetensi guru. Kompetensi guru dapat dipahami sebagai tindakan pembulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran yang tertuang dalam
Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturam Pemerintah tentang Strandar
Nasional Pendidikan Pasal 28, Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial.

Penyelenggaraan uji sertifikasi dilaksanakan oleh Komisartiat Penyelenggara


Sertifikasi yang tersiri dari LPTK, Dirjen Dikti dan Dirjen PMPTK. Guru peserta
sertifikasi yang diusulkan oleh Dinas Pensisikan Provinsi/Kabupaten/Kota mengikuti uji
kompetensi yang dikemas dalam seperangkat instrumen portofolio yang telah dibakukan
oleh Tim Sertidikasi Pusat.

BAB II

SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN BAGAIMANA PROSEDUR,


PERSYARATAN DAN AKTIVITAS GURU PESERTA SERTIFIKASI ?

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahnu 2007


menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji
kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Komponen penilaian portofolio
mencakup:

1. Kualifikasi akademik

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Pengalaman mengajar

14
4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

5. Penilaian dari atasan dan pengawas

6. Prestasi akademik

7. Karya pengembangan profesi

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

9. Pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial

10. Penghargan yang relevan dnegan bidang pendidikan

Mengacu pada permendiknas Nomor 18 Tahun 2007, persyaratan utama peserta bagi
guru jabatan adalah guru yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana atau diploma
empat dan peserta sertifikasi tiap tahunnya dibatasi oleh kouta dan jumlah guru yang
memenuhi persyaraatan kualifikasi akademik lebih besar saripada kuota. Dinas Pendidikan
Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam menetapkan peserta sertifikasi juga
mempertimbangkan kriteria:

1. Masa kerja/pengalaman mengajar

2. Usia

3. Pangkat/golongan (bagi PNS)

4. Beban mengajar

5. Jabatan/tugas tambahan, dan

6. Prestasi kerja

Penetapan calon sertifikasi guru dalam jabatan ini dilakukan secara transparan, yang
dibuktikan dengan pengumuman secara terbuka oleh Dinas Pendidikan Provindsi dan
Dinas Kabupaten atau Kota. Aktivitas calon peserta dalam proses sertifikasi meliputi
sosialisasi pelaksanan sertifikasi guru, mengisi formulir pendaftaran dan biodata,
menyusun dokumen portofolio dan menyerahkan dokumen kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota.

15
BAB III

RUBRIK PENILAIAN PORTOFOLIO : BAGAIMANA MEMAHAMI DAN


MENYIASATINYA ?

Komponen 1: Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru
pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S‐1, S‐2,
atau S‐3) maupun nongelar (D‐IV), baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus
untuk peserta sertifikasi yang belum memenuhi kualifikasi akademik S‐1/D‐IV sesuai
Ketentuan Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, komponen kualifikasi akademik adalah
ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru peserta sertifikasi. Bukti fisik
kualifikasi akademik berupa ijazah atau sertifikat diploma.

Komponen 2: Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang


pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi
selama melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Workshop/lokakarya yang
sekurang‐kurangnya dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan
ke dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan ini berupa
sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara. Bukti fisik
untuk workshop/lokakarya berupa sertifikat/ piagam disertai hasil karya.

Komponen 3: Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan
satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar
ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang
berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan
pendidikan).

Komponen 4: Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan


pembelajaran. Kinerja guru tersebut meliputi tahapan pra pembelajaran (pengecekan

16
kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi
pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan
penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan
pembelajaran berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas
terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Komponen 5: Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap


kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek yang dinilai meliputi (1) ketaatan
menjalankan ajaran agama, (2) tanggung jawab, (3) kejujuran, (4) kedisiplinan, (5)
keteladanan, (6) etos kerja, (7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan menerima kritik
dan saran, (9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampuan bekerjasama.

Komponen 6: Penilaian dari atasan dan pengawas

Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan


tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari
lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam,
atau surat keterangan disertai bukti relevan yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia
penyelenggara.

Komponen 7: Karya pengembangan profesi

BAB IV

INDIKATOR DAN DESKRIPTOR PRNILAIAN PERENCANAAN DAN


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini sengaja di ulas secara


lebih rinci, karena adanya pertimbanan berikut ini yaitu :

v. Komponen merupakan tugas professional guru


vi. Komponen mempunyai bobot skor yang signifikan, selain komponen kualifikasi
akademik dan pengalaman belajar

17
vii. Komponen merupakan kegiatan sehari-hari guru terkait dengan tugas-tugas
kependidikan
viii. Lewat penilaian terhadap adanya komponen, dapat diketahui kualitas kinerja guru
sebagai sosok pendidik.

Pada subkomponen perencanaa pembelajaran, penilaian diarahkan pada 5 aspek


yaitu:

1. Perumusan tujuan pembelajaran

2. Pemilihan dan pengorganosasian materi ajar

3. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran

4. Skenario/kegiatan pembelajaran, dan

5. Penilaian hasil belajar

Pada subkomponen pelaksanan pembelajaran, pengamatan diarahkan pada tiga aspek


kegiatan yaitu:

1. Kegiatan prapembelajaran

2. Kegiatan inti pembelajaran, dan

3. Kegiatan penutup

BAB V

CATATAN PENUTUP

Upaya-upaya agar setiap guru dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk
meraih poin dari komponen-komponen tersebut, diantaranya melalui beberapa upaya
berikut ini.

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan pendidikan pelatihan, serta forum


ilmiah disetiap daerah dan para guru perlu terus-menerus dimotivasi dan difasilitasi
untuk dapat berpartisipasi didalamnya.

2. Meningkatkan frekuensi momen lomba-lomba, baik untuk kalangan guru maupun


siswa (guru akan diperhitungkan dalam perananya sebagai pembimbing) didaerah-

18
daerah, secara berkala dan tingkat kabupaten dan bahkan bila memungkinkan dapat
diikutsertakan pada tingkat yang lebih tinggi.

3. Untuk menumbuhkan budaya menulis, kiranya perlu dipikirkan agar disetiap sekolah
diterbitkan buletin, majalah sekolah atau media lainnya yang beberapa materinya
berasal dari para guru secara bergiliran.

4. Untuk menanamkan budaya meneliti dikalangan guru, sekolah-sekolah dapat


memfasilitasi dan memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan kegiatan
penelitian tindakan kelas, dapat saja dalam bentuk lomba penelitian tindakan kelas
atau bahkan bila perlu dengan cara mewajibkan para guru untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas, minimal dalam satu tahun satu kali.

LPTK pelaksana sertifikasi (dalam hal ini sertifikasi bagi guru dalam jabatan), para
asesor yang ditunjuk sebagai penilaian portofolio dan kepala sekolah dan/atau pengawas
yang ditunjuk sebagai penilai pelasanaan pembelajaran dan dedikasi guru harus bekerja
secara prefosional.

C. Buku Pembanding II
BAB 1
PERANCANGAN UNSUR PENGEMBANGAN PROFESIONAL YANG
EFEKTIF

Dalam beberapa dekade terakhir, sebuah "paradigma baru" bagi PD telah muncul
dari penelitian yang membedakan peluang kuat untuk belajar guru dari model lokakarya
"drive by" tradisional satu hari. Penelitian tentang PD yang efektif telah mulai membuat
konsensus tentang prinsip-prinsip kunci dalam perancangan pengalaman belajar yang
dapat mempengaruhi pengetahuan dan praktik guru. Perluasan literatur ini terus berlanjut
memberikan kesempatan untuk membangun konsensus ini dengan wawasan baru, terutama
mengingat meningkatnya prevalensi desain penelitian yang ketat dalam studi PD yang
meningkatkan kepercayaan pada validitas temuan.

Meskipun penelitian tentang efektivitas PD telah tercampur, temuan positif telah


merangsang konsensus umum tentang komponen khas pembelajaran profesional
berkualitas tinggi untuk para guru.16 Konsensus ini, yang diartikulasikan oleh Desimone
(2009) dan lainnya, berpendapat bahwa PD yang efektif memiliki kemampuan yang kuat.

19
fokus konten, fitur pembelajaran aktif, kolaboratif dan selaras dengan kurikulum dan
kebijakan yang relevan, dan memberikan waktu belajar yang cukup bagi peserta. Kajian
kami mengkonfirmasikan dan memperluas kerangka lima bagian ini, memberikan
spesifisitas tambahan tentang jenis praktik aktif dan kolaboratif yang mendasari PD guru
yang hebat.
Dengan menggunakan metodologi yang dirinci dalam Lampiran A, kami mengidentifikasi
tujuh karakteristik PD yang efektif. Secara khusus, kami menemukan bahwa:

 Apakah isi focuse


 Menggabungkan pembelajaran aktif dengan memanfaatkan teori pembelajaran
orang dewasa
 Mendukung kolaborasi, biasanya dalam konteks tertanam pekerjaan
 Menggunakan model dan pemodelan praktik yang efektif
 Menyediakan pembinaan dan dukungan ahli
 Menawarkan kesempatan untuk umpan balik dan refleksi
 Apakah durasi yang berkelanjutan? Model PD yang berhasil umumnya
menampilkan sejumlah komponen ini secara bersamaan. Program Pemulihan
Membaca, yang dijelaskan secara rinci di dalam kotak berikut, adalah contoh dari
satu program yang memiliki semua tujuh elemen dan telah ditemukan untuk
menghasilkan keuntungan siswa yang positif. Program efektif lainnya mungkin
memiliki paling banyak tapi tidak semua dari tujuh fitur.
Pembelajaran profesional yang telah menunjukkan dampak pada prestasi belajar
siswa difokuskan pada konten yang diajarkan guru. PD yang fokus pada konten umumnya
memperlakukan kurikulum khusus disiplin seperti matematika, sains, atau keaksaraan. Hal
ini paling sering disematkan, sehingga PD berada di kelas guru dengan murid mereka,
berlawanan dengan PD generik yang dikirim secara eksternal atau bercerai dari konteks
sekolah atau distrik guru. Jenis PD ini dapat memberi kesempatan pada guru untuk
mempelajari karya siswa mereka, 25 menguji kurikulum baru dengan murid mereka, atau
mempelajari elemen pedagogi atau pembelajaran siswa tertentu di bidang konten.27
Idealnya, PD sejajar dengan sekolah dan prioritas kabupaten, memberikan koherensi bagi
guru, berlawanan dengan PD yang bersaing dengan prioritas sekolah dan kabupaten yang
berbeda.

20
Tiga puluh satu dari 35 penelitian yang kami tinjau menampilkan fokus konten
tertentu sebagai bagian dari model PD. Di antara model PD tanpa fokus konten yang
spesifik, dua berfokus pada pedagog spesifik yang tidak spesifik dalam disiplin, dan satu
studi berfokus pada dukungan guru dalam mempromosikan pembelajaran berbasis
penyelidikan dan memanfaatkan teknologi untuk mendukung pengajaran berbasis
standar.30 Sebuah studi akhir yang diberikan deskripsi PD yang tidak mencukupi untuk
menentukan apakah atau tidak bukan PD yang spesifik.

Satu studi tentang PD untuk guru sekolah dasar, yang berfokus pada membantu
guru menganalisis pengajaran sains dan meningkatkan pedagogi, menggambarkan PD
yang tertanam dalam pekerjaan dan konten. Roth dkk. (2011) mempelajari guru yang
berpartisipasi dalam program The Science Teachers Learning dari Lesson Analysis
(STeLLA ). Proyek ini berfokus pada konten sains dan pedagogi dengan menggunakan
model PD pengajaran analisis berbasis video. PD memulai dengan sebuah institut musim
panas tiga minggu yang berfokus pada konten sains yang diajarkan oleh fakultas di
universitas setempat. Guru dalam program STeLLA juga terlibat dalam analisis video
pengajaran selama institut musim panas. Dalam sesi tindak lanjut sepanjang tahun ajaran,
para guru memanfaatkan Lensa Pelajaran Berpikir Siswa dan Konten Ilmiah, menciptakan
PD yang berbasis konten dan berbasis kelas. Bagian Berpikir Siswa dari PD berfokus pada
pemahaman gagasan siswa untuk digunakan dalam perencanaan, pengajaran, dan analisis
pengajaran - terutama untuk mengantisipasi pemikiran siswa untuk membantu guru dalam
menanggapi gagasan dan kesalahpahaman siswa dengan cara yang produktif. Bagian
Storyline Content Science dari PD berfokus pada urutan gagasan sains dan bagaimana
kaitannya dengan membantu siswa membangun "cerita" koheren yang masuk akal bagi
mereka. Guru STeLLA bertemu dalam kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang
pemimpin program dan mendiskusikan kasus video pengajaran yang dapat mencakup
video dari satu kelas, wawancara siswa dan guru, materi guru, dan contoh pekerjaan siswa.

Guru Stella juga mengajarkan seperangkat empat sampai enam pelajaran model itu
sendiri dan menganalisis pengajaran mereka dengan menggunakan protokol terstruktur.
Setengah dari kelompok belajar akan mengajarkan pelajaran kepada murid mereka, dan
seluruh kelompok akan secara kolaboratif menganalisis pengajaran dan pekerjaan siswa,
dan merevisi pelajaran untuk separuh lainnya untuk digunakan. Peran kemudian akan
beralih dan paruh kedua kelompok tersebut akan mengajarkan pelajaran di kelas mereka,

21
diikuti oleh analisis kolaboratif dan revisi berikutnya. Analisis ini sangat dipetakan oleh
fasilitator PD. Kelompok STeLLA bertemu selama 58 jam analisis sepanjang tahun ajaran,
di samping 44 jam selama sesi tiga minggu musim panas dengan total 102 jam. Roth dkk.
(2011) mempelajari kelompok guru ini dibandingkan dengan sekelompok guru yang hanya
mengikuti bagian konten sains dari program PD. Pengajar hanya konten hanya menerima
44 jam PD, dan tidak secara eksplisit terhubung ke konteks kelas mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang berpartisipasi dalam program


STeLLA memiliki siswa yang meraih keuntungan belajar lebih besar daripada siswa yang
mendapatkan guru yang hanya mendapatkan pelatihan konten, seperti yang ditentukan oleh
ujian kandungan sains pra dan pasca tes. Analisis statistik menghubungkan keuntungan ini
dalam pembelajaran siswa dengan pengetahuan sains guru, pengetahuan pedagogis guru
tentang pemikiran siswa, dan kemampuan guru untuk menciptakan alur cerita sains
kohesif. Guru STeLLA mengungguli guru hanya konten dan, lebih lagi lagi, bisa
mempertahankan pembelajaran konten mereka sedangkan guru isi saja tidak. Sebuah studi
acak kedua mengenai Ideologi STeLLA, PD disesuaikan dengan prioritas sekolah dan
kabupaten, memberikan koherensi bagi para guru, dibandingkan dengan memiliki PD yang
bersaing dengan prioritas sekolah dan kabupaten yang berbeda. Program juga menemukan
efek positif bagi siswa guru yang berpartisipasi. Penelitian ini, serupa dengan penelitian
lain dalam tinjauan ini, menunjukkan bahwa PD yang hanya mengajarkan pembelajaran
konten tidak seefektif PD yang menghubungkan pembelajaran konten dengan pedagogies
yang mendukung siswa dan praktik guru.

Pembelajaran profesional guru yang bersifat konteks spesifik, terstruktur, dan


berbasis konten sangat penting untuk mengatasi beragam kebutuhan siswa (dan dengan
demikian guru) dalam lingkungan yang berbeda. Misalnya, dalam sebuah studi PD untuk
guru sains dasar di sebuah distrik sekolah perkotaan, para guru siswa Latinx belajar konten
sains serta bahasa Spanyol percakapan dan strategi untuk menggunakan pedagogies yang
relevan secara budaya. Dalam program lain yang menargetkan guru pembelajar bahasa
ganda Latinx, guru monolingual diberi berbagai strategi instruksional untuk mendukung
pengembangan bahasa anak-anak utama dalam bahasa Spanyol. Fitur utama yang berfokus
pada budaya dan bahasa siswa dalam model PD konten dan konteks ini menggambarkan
kesempatan belajar profesional guru yang dirancang untuk mengajarkan konten kepada

22
populasi siswa tertentu dengan strategi yang ditargetkan untuk mendukung pencapaian
mereka.

BAB 2
MENYADARI JANJI MASYARAKAT PEMBELAJARAN PROFESIONAL

Tinjauan ini sejauh ini telah menawarkan deskripsi yang kaya tentang model
pengembangan profesional yang telah menggabungkan berbagai elemen PD yang efektif.
Salah satu model yang populer saat ini adalah penggunaan Professional Learning
Communities (PLC). Sementara banyak upaya pembelajaran profesional masyarakat telah
diterapkan dengan buruk dan dangkal dalam rancangan dan dampaknya, ada bukti bahwa
PLC dapat, bila diimplementasikan dengan tingkat kualitas yang tinggi, mendukung
perbaikan dalam praktik, bersamaan dengan peningkatan pembelajaran siswa. PLC yang
terimplementasi dengan baik memberikan pembelajaran tertanam dan berkelanjutan yang
aktif, kolaboratif, dan reflektif.

Bagian ini bergerak melampaui tinjauan kami tentang model PD yang efektif untuk
mengeksplorasi pertumbuhan penelitian tentang kondisi di mana PLC dapat menjadi
strategi efektif untuk mendukung pembelajaran guru yang sedang berlangsung di dalam
dan di seluruh sekolah.

1. Manfaat Menganalisis Pekerjaan Siswa dan Data Siswa.


Pemeriksaan pekerjaan siswa sering menjadi fokus komunitas belajar profesional
yang produktif. Mengenal karya siswa secara kolaboratif memberi kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan pemahaman umum tentang apa itu pekerjaan yang baik, apa
kesalahpahaman umum yang dimiliki siswa, dan strategi pembelajaran apa yang mungkin
atau mungkin tidak dapat dilakukan dan untuk siapa.109 Sebagai contoh, sebuah studi
yang menyelidiki tiga sekolah berprestasi tinggi yang terus-menerus mengalahkan peluang
tes standar menemukan bahwa penggunaan beberapa sumber data siswa secara guru untuk
secara kolektif merefleksikan dan memperbaiki praktik instruksional dalam pertemuan tim
berkontribusi terhadap peningkatan siswa. prestasi.

Sementara studi kualitatif berusaha untuk meneliti bagaimana terbentuknya


komunitas profesional dan bagaimana cara kerjanya, beberapa penelitian berskala besar
telah menggambarkan bagaimana pembelajaran profesional, kerja, pengetahuan

23
profesional yang difokuskan pada kinerja siswa telah menghasilkan praktik yang berubah
dan peningkatan prestasi belajar siswa. Dalam sebuah studi lima tahun yang komprehensif
terhadap 1.500 sekolah restrukturisasi, Newman dan Wehlage (1997) menganalisis tiga
perangkat data (Studi Restrukturisasi Sekolah, Studi Longitudinal Pendidikan Nasional,
dan Studi Reformasi Sekolah Chicago) untuk memahami bagaimana berbagai reformasi
mempengaruhi pengalaman pendidikan yang lebih baik untuk siswa. Dalam temuan
mereka, penulis menghubungkan komunitas pembelajaran profesional yang sukses untuk
mengurangi tingkat putus sekolah di kalangan siswa; tingkat ketidakhadiran yang lebih
rendah; dan prestasi akademik di bidang matematika, sains, sejarah, dan bacaan. Temuan
lain memiliki implikasi penting untuk keadilan sekolah: Karakteristik khusus dari
komunitas profesional yang kuat - tujuan intelektual bersama dan rasa tanggung jawab
kolektif untuk pembelajaran siswa - mengurangi "hubungan tradisional yang kuat antara
status sosial ekonomi dan pencapaian prestasi dalam matematika dan sains." Menganalisis
siswa bekerja secara kolaboratif memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan
pemahaman umum tentang strategi instruksional yang mungkin atau mungkin tidak
berjalan dan untuk siapa.

2. Belajar dari Komunitas Profesional di Luar Sekolah


Efek positif dari komunitas profesional yang beroperasi di luar tingkat sekolah juga
telah didokumentasikan oleh sejumlah peneliti.114 Ini sering diselenggarakan melalui
jaringan yang menghubungkan guru di sekitar materi pelajaran atau masalah pendidikan
bersama lainnya. Lieberman and Wood (2002) melaporkan tentang karya National Writing
Project (NWP), salah satu jaringan guru yang paling sukses, untuk memahami bagaimana
pembelajaran guru di masyarakat dapat menjadi sumber kemanjuran dan kepercayaan diri
dalam proses mengadopsi praktik baru. . NWP, yang pada awalnya disebut Bay Area
Writing Project, dimulai pada tahun 1973 sebagai sebuah kemitraan di California antara
University of California, Berkeley, dan distrik sekolah setempat. Ini telah berkembang
menjadi lebih dari 185 lokasi di seluruh 50 negara bagian, District of Columbia, Puerto
Riko, dan Kepulauan Virgin Amerika Serikat.116 Inti dari model ini adalah kemitraan
universitas sekolah lokal, yang beroperasi sebagai situs otonom untuk mendukung
konteks-spesifik. kekuatan dan memenuhi tantangan spesifik konteks. "Situs-situs ini
dirancang untuk menjadi komunitas profesional dan sosial yang tangguh yang menempati
ruang perantara atau 'ketiga,' tidak seluruhnya dari universitas atau sepenuhnya dari distrik
sekolah."
24
Terlepas dari otonomi situs lokal, ada fitur desain umum dan prinsip inti yang
membimbing masing-masing situs dan disesuaikan dengan semua elemen yang diuraikan
di atas. Jaringan nasional berfokus untuk mendukung keberhasilan setiap situs lokal. Situs
lokal NWP pertama kali berfokus untuk menciptakan komunitas di antara sekelompok
kecil guru selama sebuah institut musim panas lima minggu di mana para guru terlibat
dalam penulisan, berbagi pekerjaan, dan mengkritik rekan-rekan mereka. Dalam proses
membuat pekerjaan mereka menjadi publik dan mengkritisi orang lain, guru belajar
bagaimana membuat peraturan implisit dan harapan eksplisit, dan bagaimana memberi dan
menerima umpan balik yang konstruktif bagi siswa. Lembaga musim panas ini diadakan di
setiap lokasi dan dijalankan oleh "konsultan guru" yang dilatih dan didukung oleh jaringan
nasional.

Lembaga musim panas, yang dirancang untuk mempromosikan pengambilan risiko


dan kolaborasi, memberikan landasan untuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru setelah
mereka pergi. Program pembelajaran profesional berkelanjutan ini dirancang secara
kolaboratif oleh sekolah dan universitas dan dipimpin oleh konsultan guru, guru veteran
NWP. Sebagai tambahan, NWP menyediakan banyak cara untuk mempromosikan
pembelajaran kolaboratif aktif di dalam dan di seluruh situs; buletin, konferensi tahunan,
dan kesempatan untuk memimpin lokakarya adalah katalisator untuk keterlibatan guru
secara berkesinambungan, menciptakan persimpangan komunitas pembelajaran
profesional di sekolah dan di seluruh profesi.

Aspek penting dari keberhasilan NWP adalah dimasukkannya penelitian program


mulai dari institut musim panas yang pertama. NWP mengumpulkan riset berbasis
penelitian internal, berbasis situs, praktisi, serta penelitian eksternal, nasional, dan
independen yang mengarahkan evolusi pekerjaannya. Kotak berikut ini menawarkan hasil
studi dari NWP College Ready Writers Programme. Pembelajaran guru di masyarakat bisa
menjadi sumber khasiat dan kepercayaan diri dalam proses adopsi praktik baru.

BAB 3
MENCIPTAKAN KONDISI UNTUK PENGEMBANGAN PROFESIONAL
YANG EFEKTIF: PELUANG DAN TANTANGAN.

Kaji ulang penelitian tentang model pengembangan profesional yang berdampak


positif terhadap pembelajaran siswa bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan

25
elemen pembelajaran profesional untuk membantu menyoroti pengalaman belajar guru
yang kuat. Contoh PD yang telah meningkatkan prestasi belajar siswa dapat membantu
pembuat kebijakan dan praktisi lebih memahami apa yang masuk ke dalam pembelajaran
profesional guru berkualitas. Kajian ini tidak menjelaskan, mengapa beberapa PD yang
dirancang dengan baik tidak memperbaiki prestasi belajar siswa. Pada bagian ini, kami
mempertimbangkan studi baik di dalam maupun di luar cakupan tinjauan kami untuk
mengeksplorasi faktor-faktor yang mendukung atau mempersulit penerapan PD yang
efektif. Kami menemukan bahwa kondisi untuk belajar dan mengajar di sekolah dan di
tingkat sistem yang lebih luas dapat menghambat keefektifan PD guru.

1. Tingkat Sekolah
Beberapa peneliti telah berusaha untuk memahami mengapa beberapa PD terbukti
tidak cukup untuk mempengaruhi praktik mengajar dan meningkatkan prestasi belajar
siswa di sekolah. Dalam studi mereka terhadap guru kelas 4 sampai 6, Bucznyski dan
Hansen (2010) membahas beberapa hambatan dalam implementasi PD. Mereka menantang
anggapan bahwa PD hanya seefektif keinginan seorang guru untuk menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang didapat. Mereka mencatat, "... guru yang bersedia
menerapkan praktik pengembangan profesional di kelas sering menghadapi rintangan yang
berada di luar kendali mereka." Guru mungkin juga menghadapi rintangan yang berada
dalam kendali mereka, namun sulit, jika tidak mungkin, untuk menghadiri , mengingat
sifat menantang lingkungan sekolah mereka yang spesifik.

2. Tingkat Sistem
Tantangan untuk menerapkan PD efektif melampaui sekolah dan kelas. Laporan
New America dari Tooley dan Connally (2016) mengidentifikasi hambatan tingkat sistem
terhadap PD yang efektif dan menyimpulkan bahwa ada empat area menyeluruh dimana
perbaikan diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan efektivitas PD.

 Mengidentifikasi kebutuhan PD: Guru PD sering ditentukan tanpa memahami


kebutuhan guru. Kekurangan ini sering diperburuk oleh kurangnya visi bersama
seputar pengajaran yang sangat baik. Selain itu, persiapan dan pelatihan untuk
kepala sekolah dan pemimpin instruksional sering gagal untuk membahas
bagaimana pemimpin dapat mengidentifikasi dan mengatur kebutuhan berdasarkan

26
PD. Tanpa sistem yang ada untuk memastikan kebutuhan guru diidentifikasi dan
dipenuhi, PD tidak akan seefektif seharusnya.
 Memilih pendekatan yang paling mungkin efektif: Sebagaimana dicatat dalam
tinjauan ini, ada konsensus yang cukup kuat tentang jenis peluang belajar
profesional yang cenderung menghasilkan prestasi siswa. Namun, sebagian besar
PD diimplementasikan yang tidak memenuhi standar ini. Lokakarya "One-Off"
mudah dijadwal dan memerlukan sedikit waktu dan modal untuk diterapkan
daripada pendekatan berbasis bukti. Kontrak guru dan persyaratan sertifikasi ulang
negara juga cenderung mendorong model ini dengan menekankan waktu duduk
sebagai metrik untuk mengukur keterlibatan dengan PD.
 Melaksanakan pendekatan dengan kualitas dan kesetiaan: Bahkan ketika para
pendidik memiliki pengetahuan tentang model PD yang efektif, implementasi
menghadirkan hambatan tersendiri. Misalnya, sebuah sekolah atau distrik dapat
membuat program yang mencakup pembinaan untuk guru. Namun, tidak cukup
hanya menunjuk pelatih dan memilikinya tersedia bagi para guru; Banyak variabel
lain mempengaruhi efektivitas pelatih. Penulis mencatat, "Keahlian pelatih dalam
rentang kelas guru, subjek, dan / atau konteks sekolah; kedalaman pengamatan,
umpan balik, dan saran untuk hal-hal yang harus dilakukan secara berbeda;
wewenang pelatih untuk merekomendasikan langkah selanjutnya; waktu dan
pertanggungjawaban bagi para guru untuk ditindaklanjuti dengan langkah
selanjutnya yang direkomendasikan "berimplikasi pada keberhasilan program.
Hambatan implementasi lainnya termasuk kurangnya pendekatan terpadu dan
koheren terhadap pengajaran dan kapasitas yang tidak mencukupi.
 Menilai hasil PD: Sedikit sekolah, kabupaten, atau lembaga pendidikan negara
telah menciptakan sistem pelacakan PD yang baik, apalagi sistem untuk
menganalisis kualitas dan dampak PD. Tanpa rasa apa yang bekerja dan mengapa,
sulit untuk mengadopsi dan menerapkan pembelajaran profesional bagi guru yang
berbasis bukti dan dirancang untuk mengatasi rintangan potensial.
Bahkan dalam kasus PD yang dirancang dengan baik, hambatan ini dapat
menghambat keefektifan pembelajaran profesional dan menghambat dampaknya
terhadap pembelajaran dan prestasi siswa. Tantangan dengan menerapkan dan
mengukur praktik berbasis bukti menggarisbawahi bahwa menerjemahkan penelitian
PD yang menjanjikan masih merupakan satu area yang matang untuk perbaika

27
BAB III

PEMBAHASAN
A. Pembahasan isi buku
 Pada buku utam menjelaskan tentang landasan dan kode etik guru yang mengatur
tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
guru,selain itu menjabarkan secara isngkat mengenai fungsi,isi dari kode etik itu
sendiri.Buku pembanding I juga menyinggung tentang kode etik yang digunakan
untuk menjaga martabat dan meningkatka pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Sementara pada buku pembanding ke II tidak membahas mengenai kode etik guru.
 Pada buku yang saya review menjelaskan tentang pengembangan profesional yang
efektif adalah dengan menggunakan metode dan strategi pembelajaran.Buku
pembanding I tidak memaparkana tentang pengembangan profesional yang
efektif.Sementara buku pembanding II menjelaskan tentang pengembangan
profesiaoanl yang efektif.

A.Kelebihan dan kelemahan Buku


A.Kelebihan buku
 Cover buku ini sangat menarik dilihat
 Buku ini memuat banyak medel-model pembelajaran
 Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
 Isi dalam setiap bab memaparkan secara menyeluruh dsn lengkap
 Pendapat ahli banyak dimuat didalmnya
 Bahasa yang digunakan pula mudah dimengerti
 Font yang digunakan sudah memenuhi kriteria
B. Kelemahan buku
 Terlalu banyak atau menjabarkan secara luas sehingga ada bebrapa sub bab
yang membahas berbeda dengan topik
 Telalu banyak memuat pengertian sehingga tidak menarik minat pembaca
 Buku utama memiliki lembar-lembar yang kosong yang tidak terisi.

28
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi berasal dari bahasa latin yaitu, “proffesio” yang memiliki dua
pengertian yaitu janji atau ikrar serta pekerjaan.Dalam arti luas profesi berarti
kegiatan apa saja dan dilakukan oleh sisapa saja untuk memperoleh nafkah yang
dkerjakan dengan suatu keahlian tertentu.Sedangkan dalam arti sempit,profesi
berarti kegiata yang diajlankan berdasarkan keahlian tetentu dan sekaligus
dituntutdaripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.Bersumber dari
istilah profesi tersebut ,muncul istilah lain,seperti
profesional,profesionalisme,profesinalitas dan profesionalisasi.Menurut Gilley dan
EGGland pengertian profesional dapat diartikan dengan empat persepktif
pendekatan yaitu orientasi filosofis,perkembangan bertahap, orientasi karakteristik,
dan orientasi nontradisonal.

B. Saran
Semua buku memiliki fungsi dan manfaaat lainnya sesuai dengan isi dan
judul yang tertera pada buku tersebut.Buku utama merupakan buku yang berisi
tentang cara,model pembelajaran,model pengembangan serta bagaimana menjadi
seorang guru yang profesional.Buku ini sangat cocok untuk kalangan mahasiswa
dalam bidang pendidikan untuk membaca buku ini yang kelak akan menjadi
seorang guru karena buku tersebut berisi dasar-dasar menjadi guru yang
profesional.

29
DAFTAR ISI

Darling-Hammond, L., Hyler, M. E., Gardner, M. (2017). Effective Teacher Professional


Development. Palo Alto, CA : Learning Policy Institute.

Dr.Aan Hasanah, M. (2012). pengembanagan profesi guru. Bandung: Cv pusta setia.

Musclish, M. (2009). Sertifikasi guru menuju profesionalisme pendidik. jakarta: bumi


aksara.

30

Anda mungkin juga menyukai