MK. PROFESI
KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PTE-FT
Skor Nilai :
Buku Pertama
Buku Kedua
Buku Ketiga
MEDAN
MARET 2018
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ,
sebab telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada saya,
sehingga saya dapat mengerjakan tugas “CRITICAL BOOK REPORT”. Tugas ini di buat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PROFESI KEPENDIDIKAN.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1
1.2 TUJUAN................................................................................................................................. 1
1.3 MANFAAT............................................................................................................................ 1
BAB VPENUTUP.......................................................................................................................... 41
5.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 41
5.2 SARAN ................................................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 42
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Agar mahasiswa calon guru lebih memahami bagaimana profesi kependidikan
itu sebenarnya
2. Menguatkan pemahaman mahasiswa mengenai betapa pentingnya
mempelajari profesi kependidikan bagi mahasiswa calon guru
3. Untuk mempersiapkan mahasiswa calon guru dapat memiliki kemampuan
dalam melaksanakan tugas di lembaga pendidikan kelak
1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat lebih memahami apa itu profesi kependidikan yang sebenar-
benarnya.
1
2. Agar Mahasiswa calon guru memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas
sehingga proses kegiatan belajar-mengajar berjalan lancar
3. Agar mahasiswa mengetahui betapa pentingnya mempelajari profesi
kependidikan ini untuk menjadi calon guru yang profesional
2
BAB II
IDENTITAS BUKU
2 1. BUKU PERTAMA
2 2. BUKU KEDUA
3
BAB III
RINGKASAN BUKU
3.1 BUKU PERTAMA (PROFESI KEGURUAN)
1. Keguruan di Indonesia
Dedi supriadi (2003:c) menyatakan bahwa tidak ada pendidikan yang dapat
berlagsung tanpa guru, karena itu sejarah guru di Indonesia pun setua usia
pendidikan itu sendiri di negara ini.
Profesi adalah pilihan pekerjaan yang secara sengaja dipilih oleh orang
tertentu. Bila pekerjaan itu dilakukan dengan bertanggung jawab maka lahirlah
profesionalisme. Bila profesi adalah pilihan pekerjaan maka profesionalisme adalah
resiko yang harus diterima dari akibat pekerjaan tersebut.
4. Manajemen Guru
Guru sebagai sebuah profesi maka ia terkait dan terikat dengan sistem
diluarnya, sistem tersebut adalah sistem pendidikan nasional. Ini artinya penataan
guru yang terkait dengan sistem lain akan menjadi bagian penting untuk kelancaran
tugas guru.
Tugas guru berawal dari terbit matahari sampai terbenam matahari, artinya
selagi peserta didiknya ada dimuka bumi maka tugas guru akan terus ada.
4
Gambaran kerja guru pernah dituliskan bahwa jika guru dianalogikan dengan
sebuah tombah, maka ia adalah tombak bermata dua..
Bagaimana melihat kemampuan guru, tentu dari kerja guru yang didasarkan
pada tugas-tugas utama yakni mendidik dan mengajar serta membimbing anak didik
sehingga ia memenuhi kewajiban utamanya.
6. Kompetensi guru
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa guru
harus memiliki kompetensi, maka kompetensi yang dimiliki seorang guru adalah
kompetensi Pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional dan
kompetensi sosial.
5
perhatian, tenaga yang lebih luas untuk memberi wawasan. Disaat itulah orang tua
sadar ia butuh orang lain mendampingi anak-anaknya.
6
pembangunan bidang sosial, ekonomi dan pendidikan, adalah gambaran yang terjadi
pada masa awal kemerdekaan.
5. Guru pada masa kini
7
landasan hukum yang kuat. Bila guru telah diakui sebagai sebuah profesi, maka
pekerjaan guru dituntut menjadi profesional, parkay dan Stanford (1992:411-416)
ciri-ciri profesionalisme adalah : 1) monopoli pengetahuan dan pelayanan tertentu, 2)
tingkat otonomi yang tinggi, 3) membutuhkan masa pendidikan dan pelatihan yang
lama, 4) memberikan pelayanan tertentu dan mengembangkan kemampuan
(intelektual) dalam memberikan pelayanan, 5) memerintah diri sendiri, 6) anggota
organisasi bidang yang ditekuni, 7) memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
tidak dimiliki umum, 8) menikmati tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi, 9)
mempersembahkan tingkat prestisi yang tinggi dibandingkan dengan imbalan uang..
8
tugas pengabdiannya sebagai guru baik didalam maupun diluar sekolah serta dalam
pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa kode etik pada profesi guru adalah memberikan
perlindungan bagi para guru dalam bekerja, mengembangkan karier baik di dunia
pendidikan, maupun di tengah-tengah masyarakat.
9
kerumitan dari setiap kompetensi dasar yang harus dicapai, daya dukung adalah
kemampuan sumber daya pendukung kegiatan seperti, keterseiaan sarana,
kemampuan dan kualifikasi guru, serta kepedulian pihak sekolah, kemudian intake
siswa artinya tingkat kemampuan rata-rata siswa diperoleh dari siswa tahun
sebelumnya, atau kemampuan siswa pada kelas dibawahnya.
c. Pentingnya perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen
pembelajaran berbasis kompetensi ; yakni kompetensi dasar, materi standar,
indikator hasil belajar, skenario pengajaran, dan penilaian berbasis kelas. (Abdul
Mujib, 2005:89)
2. Pengelolaan dan mengembangkan strategi
a. Arti strategi pembelajaran
Strategi adalah bagian dari komponen pembelajaran, itu artinya strategi turut
menentukan kesuksesan sebuah kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran
merupakan pendekatan umum serta rangkaian tingkatan yang akan diambil dan
digunakan guru untuk memilih beberapa metode pembelajaran yang sesuai dalam
pembelajaran.
Secara sederhana strategi adalah pilihan-pilihan yang harus dibuat dan dilakukan
oleh guru tentang waktu, materi dam media agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
b. Memilih dan mengembangkan strategi
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan metepkan strategi
pembelajaran adalah sebagai berikut :
Berdasarkan materi dan tujuan, strategi dipilih dan ditetapkan harus dilihat dulu,
apakah sifat materi itu hanya fakta, konsep, prinsip atau prosedur. Strategi
dikembangkan harus melihat secara jelis sifat materi dan tujuannya.
Berdasarkan jumlah siswa, ketika mengajar untuk siswa dengan jumlah banyak
lebih dari 20 orang, maka strategi yang dikembangkan adalah pembelajaran
kelompok, sementara bila siswa kurang dari 20 atau dibawah sepuluh mungkin lebih
baik tutorial, bimbingan individu atau bahkan eksperimen dan lain sebaginya.
10
Beberapa contoh strategi pembelajaran adalah; ceramah tanya jawab, bercerita,
mendongeng, diskusi kelas, diskusi kelas, penelitian, membaca buku, curah pendapat,
mewawancarai tokoh, mengomentari gambar.
c. Menjadikan strategi bagian dari ciri pribadi
Guru yang kreatif adalah guru yang memiliki satu ciri khas dikembangkan dari
bakat dan kemampuannya, sehingga dia memiliki ciri khas cara mengajar.
Beberapa contoh untuk hal tersebut di atas adalah :
Memulai pembelajaran dengan berdoa
Bercerita dulu baru mulai pembelajaran
Memanggil siswa dengan panggilan yang khas dan menyenangkan
Membawa alat peraga yang khas buatan sendiri
Selalu memberi petuah, nasihat yang baik
Membuat penampilan yang menarik, unik tetapi mendidik dan lain sebagainya.
3. Pengembangan media dan sumber belajar
a. Arti media dan sumber belajar
Membuat sharon (2001;488) media adalah salah satu sarana komunikasi berasal
dari bahasa latin medium (diantara) istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa
informasi di antara sebuah sumber materi dengan siswa adalah alat atau media. Jadi
media adalah alat bantu yang digunakan secara sengaja oleh guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
b. Mengembangkan media dan sumber belajar
Media dan sumber belajar adalah pendukung utama proses kegiatan pembelajaran.
Mengembangkan media pembelajaran satu sisi adalah tugas sekolah, satu sisi adalah
tugas guru secara bersamaan. Namun juga harus diingat sebaik-baik apapun media
yang disiapkan bila tidak dirancang dengan baik, maka akan sia-sia. Termasuk
secanggih atau semahal apapun media bila tidak dikelola digunakan dengan strategi
yang tepat, maka akan menjadi sampah.
Untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan media
dan sumber belajar adalah sebagai berikut;
Kesesuaian media dengan materi yang akan dipelajarai
Kesesuaian media dengan tujuan yang akan diperoleh
11
Kesesuaian media dengan kemampuan siswa sebagai pengguna
Kesesuaian media dengan kemampuan guru dalam menggunakannya
Pentingnya media dan sumber belajar
12
Penilaian kelas akan membrikan informasi pada orang tua dan masyarakat
tentang kegiatan pembelajaran
5. Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Sesuai dengan SKB Mendikbud dan kelapa BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25
tahun 1993 tentang petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya disebutkan bahwa kegiatan bimbingan disekolah disebut dengan
Bimbingan dan Konseling (BK) dan sebagai pelaksanaannya adalah guru
pembimbing. Bidang-bidang yang menjadi garapan BK itu adalah bidang probadi,
sosial, belajar dan karier, dengan fungsi layanannya meliputi fungsi pemahaman,
pencegahan, pengentasan, pemelihara dan pengembangan.
Adapun tujuan kegiatan BK di sekolah adalah untuk membantu siswa agar
mengenali potensi dirinya, mengenali lingkungan serta mampu merumuskan
perencanaan karier untuk masa depan.
b. Taksonomi Bimbingan
Terdapat 3 ragam bimbingan yakni; masing-masing bimbingan karier, bimbingan
akademik dan bimbingan pribadi-sosial. (WS. Winkel, 1991:124)
Bimbingan karier adalah bimbingan yang dapat diberikan guru kepada siswanya
mengenai dunia kerja yang akan dipilih setelah tamat sekolah
Bimbingan akademik adalah dimana guru memberikan pelayanan terhadap cara
belajar siswa, beberapa kelemahan yang dimili, kemudian cara mengatasinya, cara-
cara mengoptimalkan kemampuan agar dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal
Bimbimgan pribadi-sosial. Banyak yang dihadapi siswa, apakah itu persoalan
siswa dengan guru, siswa dengan siswa lain, siswa dengan orang tua atau juga
siswa dengan anggota masyarakat
13
1. Teladan kehidupan spritualitas sang guru
2. Mendoakan muridnya dunia dan akhirat
3. Ikhlas
4. Menasehati kebaikan
5. Diatas orang yang berilmu ada Yang Maha Ilmu
Aspek kecerdasan spritual itu akan muncul dengan sendirinya secara alami,
dimana guru yang memiliki bakat dan minat diramu dengan pendidikan akademik
yang memadai. Itu artinya seorang guru akan menyatu dengan pekerjaannya bila ia
memang memiliki bakat sejak kecil, memiliki minat ketika ia memiliki lingkungan
yang mendukung untuk itu, serta mengikuti pendidikan keguruan . dengan demikian
kecerdasan spritual akan benar-benar mendukung kualitas pekerjaan sebagai guru.
Sementara itu pada aspek yang kedua yakni aspek kecerdasan emosi terdiri atas :
1. Sabar 6. Percaya diri
2. Adil 7. Konsisten
3. Jujur 8. Memahami kejiwaan murid
4. Berani 9. Menghargai perbedaan
5. Penuh perhatian
Kecerdasan emosi setiap saat akan tampak apakah seorang guru memilikinya atau
tidak. Biasanya semakin panjang usia pekerjaan atau kedewasaan dalam bekerja,
maka kecerdaan emosi itu akan semakin matang pula. Jadi jelas seorang gutu yang
banyak pengalaman baik dalam mendidik, mengajar maupun melatih anak didiknya,
akan mendukung bagaimana kecerdasan emosi membentuk kualitas guru.
Pada aspek intelektual dijelaskan terdiri atas :
1. Cerdas dan berwawasan luas
2. Well prepared
3. Menguasai teknologi
4. Pandai berkomunikasi dalam bahasa asing, minimal bahasa internasional misalnya
bahasa inggris. (Sulung, 2008:43)
Aspek yang cenderung lebih bersifat personality ini adalah satu tanda dimana guru
memiliki proses yang tumbuh dan berkembang. Guru yang baik adalah mereka yang
setiap saat terus-menerus meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan..
14
Sebenarnya pelaksanaan penilaian kinerja guru dimaksudkan bukan untuk
menyulitkan guru, namun demikian sebaliknya penilaian kinerja guru dilaksanakan
untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi
ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang berkualitas.
Sementara itu bila dilihat dari hasil penilaian kerja guru dapat dimanfaatkan untuk
menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam menyusun program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
15
2. Regulasi pemerintah tentang kompetensi guru
Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab I, Pasal I
ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
16
c. Mantap
d. Berwibawa
e. Stabil
f. Dewasa
g. Jujur
Tentunya kompetensi dan indikator ini dapat dijadikan acuan oleh siapapun yang
terkait dengan tugas guru, dengan manajemen guru, bahkan sampai pada penilaian
guru.
17
3.2 BUKU KEDUA (DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN)
18
Pendidikan tidak hanya berarti penyampaian pengetahuan, akan tetapi juga
merekomendasikan yang baik, nilai-nilai, dimana pengetahuan itu dipaksa atau
diarahkan pemanfaatannya dalam kehidupan.
Pandangan tentang manusia dapat dididik, menegaskan pada kita bahwa anak
manusia lahir membawa potensi yakni kemampuan berupa modal dasar bagi
kehidupan. Potensi akan berkembang selaras dengan perkembangan kebebasan
individu. Maka dari itu , manusia tidak akan menjadi manusia tanpa dimanusiakan.
B. Dimensi-dimensi Kemanusiaan
Empat dimensi kemanusiaan yaitu :
1. Manusia sebagai individu
Semua orang ingin memenuhi kehendak-kehendaknya, ingin mengaktualisasikan
dirinya, artinya mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Langeveld
(1979 :38) mengingatkan bahwaanak didik adalah seseorang yang ingin menjadi
seorang pribadi, ingin pribadinya sendiri.
Jadi, untuk mengembangkan dirinya, untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai
individu, anak memerlukan pendidikan. Untuk mengembangkan kata hati yang luhur
dan halus, untuk menajamkan kata hatinya, untuk memupuk rasa tanggungjawab
yang penuh.
2. Manusia sebagai Makhluk Sosisial
Kilpatrick (1957:37) mengemukakan bahwa untuk hidup dalam artian yang benar-
benar manusiawi, setiap orang harus hidup besama dengan orang lain. Untuk tumbuh
dan berkembang secara wajar dan berhasil sebagai anggota kelompok sosialnya, anak
manusia memerlukan pendidikan.tujuan pendidikan adalah membantu
perkembangan sosial dani anak, agar dia mendapat tempat, menyesuaikan diri,
mampu berperan dan bekerjasama dengan masyarakat.
3. Manusia sebagai Makhluk susila
Langeveld (1979:78) menegaskan bahwa umat manusia mempunyai landasan
kesatuan dalam fakta, bahwa setiap orang pada hakikatnya mampu mengambil
keputusan sosial dan mengarahkan dirinya kepada itu dalam perilakunya.
19
Pendidikan agama lebih dari suatu pengkajian tentang agama. Tujuan untuk
mempelajari agama agar peserta didik merasa secara penuh hati dan taan melakukan
ibadah agamanya.
Metode-metode memperoleh pemahaman agama ada macam-macam, termasuk
pengajaran agama, sembahyang dan doa. Untuk menjalankan kehidupannya yang
religius, jelaslah anak memerlukan pendidikan, yang mendukung pengkajian-
pengkajian, latihan-latihan, ritual-ritual yang akhirnya diharapkan akan membantu
dia kearah penyatuan diri dengan Tuhan
20
a. Pendidikan merupaka proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik
b. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat
c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup
e. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsi ilmu pengetahuan
dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Nasional merumuskan pengelolaan situasi
pendidikan dengan asas pengendalian kependidikan yang terkenal dengan ajarannya
Tut Wuri handayani. Ajaran ini secara lengkap berbunyi : Tut Wuri handayani (Jika
dibelakang memberi dorongan ), Ing madyo mangun karso (Jika ditengah-tengah
membangkitkan hasrat untuk belajar), Ing ngarso sung tulodo (Jika didepan menjadi
teladan)
B. Faktor-fakto pendidikan
Dalam kegiatan atau proses pendidikan terdapat faktor-faktor pendidikan yang
dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Faktor-fakto pendidikan
tersebut adalah seperti berikut :
1. Faktor tujuan
Tujuan merupakan faktor pendidikan yang memiliki posisi penting dalam
proses pendidikan. Macam-macam tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik
supaya dapat dicapai oleh subjek didik. Ada empat lingkungan tujuan pendidikan
yaitu :
Tujuan umum pendidikan yakni manusia pancasila
Tujuan Institusional (tujuan lembaga pendidikan)
Tujuan kurikuler (tujuan bidang studi) mata pelajaran
Tujuan instruksional (tujuan untuk setiapkegiatan) proses belajar-mengajar
2. Faktor pendidik
Pendidik adalah orang yang mempunyai tangung jawab dalam melaksanakan
pendidikan. Berdasarkan hal diatas kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua
kategori :
a. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua
21
b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru
3. Faktor subjek didik
Raka Joni menyatakan bahwa hakikat subjek didik didasarkan pada empat hal
yakni : 1) subjek didik bertanggungjawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan
wawasan pendidikan seumur hidup. 2) subjek didik memiliki potensi, 3) subjek didik
memerlukan bimbingan individual, 4) subjek didik pada dasarnya merupakan insan
yang aktif menghadapi lingkungannya.
4. Faktor isi/ materi pendidikan
Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, ditetapkan isi/materi
pendidikan yang relevan.kriteria atau syarat yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan isi/materi pendidikan yaitu : bahan / materi harus sesuai dan menunjang
tercapainya tujuan dan harus sesuai dengan peserta didik.
5. Faktor cara/metode dan alat pendidikan
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ada
beberapa faktor penentu apakah suatu metode dapat digunakan atau kurang tepat
yaitu :
Faktor murid (peserta didik) : pada kelas tertentu yang muridnya aktif dapat
menggunakan metode diskusi, sedangkan pada kelas yang muridnya pasif maka
metode diskusi kurang berhasil.
Faktor guru juga menentukan efektif tidaknya suatu metode.
Sedangkan yang dimaksud dengan alat-alat pendidikan ialah segala sesuatu yang
secara langsung membantu terwujudnya tujuan pendidikan.
6. Faktor situasi lingkungan
Para ahli membedakan jenis lingkungan menjadi
Lingkungan Alam
Yang dimaksud dengan lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada didunia
ini yang berada diluar diri anak yang bukan manusia, seperti binatang, tumbuh-
tumbuhan, iklim, air, gedung dan rumah
Lingkungan sosial
Yang termasuk lingkungan sosial adalah semua manusia yang berada diluar diri
seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut, baik secara langsung
22
maupun tidak langsung. Menurut tempat pelaksanaannya, lingkungan dibedakan
menjadi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
23
1. Filsafat pendidika menentukan arah pendidikan, sesuai dengan asas-asas
pandangan tentang hakikat manusia, harkat dan martabatnya dan kodrat sebagai
manusia
2. Filsafat pendidikan Pancasila dijadikan landasan filosofi dalam menentukan tujuan
pendidikan nasional.
3. Filsafat pendidikan Pancasila merupakan dasar dalam merencanakan dan
menyusun kurikulum
4. Filsafat dan tujuan pendidikan menyatukan segala upaya pendidikan, sehingga
merupakan suatu kontinuitas bagi perkembangan dan kemajuan anak.
B. Implikasi Filsafat Pancasila bagi Pendidikan
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sekolah sebagai lembaga formal berkewajiban membantu muridnya hidup sesuai
dengan agama yang diyakininya. Disamping itu sekolah juga mengembangkan sikap
saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru harus menghargai, adil dan
memperlakukan murid secara wajar sebagai individu yang mempunyai kelebihan dan
keterbatasan.
c) Persatuan Indonesia
Sekolah merupakan lembaga yang memupuk rasa kebangsaan. Sila ini dapat
dikembangkan kepada siswa dengan cara mengaitkan setiap mata pelajaran dengan
rasa cinta terhadap persatuan serta memperingati hari-hari kebangsaan, upacara
bendera, sumpah pemuda dan peristiwa-peristiwa lainnya.
d) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
perwakilan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberi
kesempatan kepada murid-murid untuk mengemukakan pendapat. Guru harus
memberi kebebasan kepada murid untuk bergerak dalam mengerjakan tugas.
e) Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini menyatakan bahwa manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
24
BAB IVLANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
B. PERKEMBANGAN ANAK
1. Hakikat Perkembangan Anak (Murid)
Didalam proses belajar mengajar, pengajaran harus dipusatkan pada murid, oleh
sebab itu hakikat murid perlu dipahami terlebih dahulu. Murid hendaklah dipandang
sebagai manusia yang bertumbuh dan berkembang yang mempunyai cita-cita. Kita
dapat mengharapkan bahwa anak dapat dididik dan diajar ke arah tujuan-tujuan
pendidikan tertentu. Bila konsepsi kita tentang murid bahwa pada hakikatnya
seorang anak mengandung kemungkinan untuk baik atau buruk, maka sebagai
pendidik kita harus mendorong dan mengenbangkan potensi-potensi positif yang
berguna baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
2. Perkembangan Anak
a. Pengertian Perkembangan
Terdapat dua istilah yang sering disalahgunakan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri
individu (seperti murid) yang bersifat material dan kuantitatif, misalnya
25
perpanjangan tulang. Perkembangan adalah perubahan fungsional dan kualitatif,
misalnya perubahan fungsi pikir dari yang kurang berkualitas menjadi berkualitas.
b. Hakikat Perkembangan Anak
Psikologi menyatakan bahwa perkembangan anak akan membantu kita
memahami hakikat perkembangan itu sendiri. Beberapa macam aliran mengenai
hakikat perkembangan anak menurut para ahli yaitu :
1. Pendapat Aliran Asosiasi
Aliran ini (salah seorang pakarnya adalah John Locke) berpendapat bahwa pada
hakikatnya perkembangan individu merupakan proses asosiasi
2. Pendapat Aliran Gestalt
Aliran ini berpendapat bahwa proses perkembangan individu merupakan proses
diferensiasi, yaitu yang pertama adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian hanya
mempunyai arti sebagai bagia keseluruhan dalam kaitan fungsional dengan bagian-
bagian yang lain.
3. Pendapat Aliran Sosiologi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak pada hakikatnya adalah proses
sosialisasi. Proses ini berlangsung sejak anak lagir yang dimulai dalam bentuk imitasi,
kemudian adaptasi dan akhirnya seleksi.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
1. Schopenhouer
Schopenhouer seorang tokoh aliran navitisme berpendapat bahwa seorang anak yang
lahir kedunia dilengkapi dengan pembawaan atau warisan baik atau buruk.
J.J Rousseau
seorang tokoh aliran naturalisasi, ia berpendapat bahwa semua anak yang baru
dilahirkan mempunyai pembawaan baik, faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak adalah diri anak itu sendiri.
2. John Locke
Seorang pakar dari aliran empirisme berpendapat bahwa anak lahir kedunia
bagaikan kertas yang putih, faktor lingkunganlah yang paling besar pengaruhnya
untuk perkembangan seorang murid.
3. William Stem
26
Seorang pakar dari aliran konvergensi berpendapat bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah kedua faktor yang telah
dikemukakan terdahulu yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan.
d. Periodisasi atau Fase-fase Perkembangan
Periodisasi perkembangan berdasarkan psikologi untuk anak SD dikemukakan oleh
piaget, bahwa ia berpendapat bahwa anak usia 7 sampai dengan 12 tahun berada
pada fase operasional konkret.
e. Tugas Perkembangan
1. Pengertian
Tugas perkembangan adalah suatu atau sejumlah tugas yang timbul pada suatu
fase periode perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang.
2. Tugas perkembangan pada murid usia SD
a) Belajar keterampilan yang diperlukan
b) Mengetahui permainan yang biasa
c) Bermain dengan teman sebaya
27
Teori ini lebih dikenal dengan teori S.R. Bond. “D” singkatan dari istilah Stimulus
yaitu setiap perangsang, situasi atau keadaan didalam atau diluar diri anak yang
bermain.
c. Teori Belajar Organisme atau Gestalt
Keseluruhan (gestalt) merupakan prinsip yang penting. Anak harus dipandang
sebagai suatu keseluruhan organisme yang dinamis yang senantiasa berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
BAB V LANDASAN SOSIAL BUDAYA DARI PENDIDIKAN
A. Konsep Dasar Sosial Budaya
Berbicara mengenai masyarakat (sosial), berarti kita berbicara mengenai
kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan rasa manusia, berupa
norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan dimiliki
oleh semua individu tertentu yang bersifat khusus.
Unsur universal ialah kebudayaan yang berlaku umum bagi setiap manusia dimuka
bumi ini. Unsur khusus adalah unsur-unsur yang terdapat dalam universal, misalnya:
bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan dan teknologi, sistem
mata pencaharian, sistem agama dan kesenian.
B. Sekolah Sebagai Salah Satu Instusi Sosial
Proses-proses yang terjadi dalam kegiatan pendidikan di Indonesia merupakan
bagian dari mekanisme kerja sistem, yang selanjutnya akan mengarah adanya
struktur, pembagian peran serta fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh setiap
pemegang peran.
C. Peranan Sekolah sebagai Pewarisan dan Pemeliharaan Kebudayaan.
1. Peranan sebagai pewaris
Guru-guru di sekolah harus dapat berperan sebagai model kebudayaan yang dapat
digugu dan ditiru oleh murid-muridnya. Guru harus dapat pula mampu mengajarkan
nilai-nilai yang dianut atau yang diyakini oleh masyarakat tempat sekolah itu berada.
Pendidikan mengenai kedisiplinan, rasa hormat dan patuh pada pemimpin, kemauan
untuk bekerja keras, kehidupan bernegara, menghormati nilai-nilai perjuangan
bangsa perlu diajarkan pada murid. Dan sekolahlah yang berkompeten untuk tugas-
tugas pewarisan kebudayaan seperti ini.
2. Peranan sebagai Pemelihara
28
Sekolah harus pula berusaha melestarikan nilai-nilai budaya daerah tempat
sekolah tersebut berlokasi. Nilai-nilai yang masih layak dipertahankan harus
dipertahankan, misalnya penggunaan bahasa daerah, kesenian daerah dan budi
pekerti.
29
dicantumkan :”pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945”.
3. Landasan, Arah dan Fungsi Pendidikan Nasional
Dalam pembukaan UUD 1945 dicantumkan bahwa filsafat negara kita adalah
pancasila. Pengalaman membuktikan bahwa Pancasila merupakan kepribadian,
tujuan dan pandangan hidup bangsa. Dengan demikian pedoman yang harus menjadi
sistem dasar pendidikan nasional adalah pendidikan Pancasila.
Pendidikan nasional mempunyai fungsi sebagai alat yang bertujuan untuk
mengembangkan pribadi, mengembangkan masyarakat, mengembangkan
kebudayaan dan pengembangan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kehidupan
dan martabatnya sehingga tercapai kebahagiaan lahiriah dan batiniah.
Didalam UUSPN nomor 2 tahun 1989 bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa fungsi
pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional.
B. Pendidikan Nasioanl dan Ketentuan-ketentuan yang Mengikat (Landasan
Konstitusional dalam Pelaksanaannya)
Pendidikan nasional adalah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun
ketentuan-ketentuan hukum yang berseifat yuridis formal tentang sistem pendidikan
nasional berkenaan dengan dasar dan tujuan pendidikan yaitu :
1. Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIII : tentang Pendidikan
Pasal 31 :
1) Tiap warga negara berhak mendapat pengajaran
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional, yang diatur dengan Undang-undang.
2. TAP MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 Bab II pasar 3
Tentang Tujuan Pendidikan :
Membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti
yang dikehendaki oleh Pembukaan dan Isi Undang-Undang Dasar 1945.
3. Pedoman Operasional Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional
30
Isi kurikulum Pendidikan Dasar wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian
dan pelajaran :
a. Pendidikan Pancasila
b. Pendidikan Agama
c. Pendidikan Kewarganegaraan
d. Bahasa Indonesia
e. Membaca dan Menulis
f. Matematika
g. Pengantar Sains dan Teknologi
h. Ilmu Bumi
i. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
j. Kerajinan Tangan dan Kesenian
k. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
31
C. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan penjabaran tujuan institusional yang harus dicapai
oleh setiap bidang studi pada lembaga pendidikan tertentu. Ini berarti kemampuan
tersebut dicapai oeh siswa setelah ia menyelesaikan program bidang studi yang
bersangkutan.
D. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang paling rendah tingkatannya, sebab
langsung berhubungan dengan karakteristik anak didik. Tujuan instruksional adalah
tujuan setiap pokok bahasa pada bidang tertentu yang sudah ada dalam Garis-garis
Besar Program Pengajaran (GBPP). Tujuan Instruksional atau tujuan pengajaran
adalah rumusan pernyataan mengenai kemampuan atau tingkah laku yang
diharapkan dimiliki/dicapai siswa sekolah setelah ia mengikuti proses belajar-
mengajar. Dengan perkataan lain adalah hasil belajar yang diharapkan dikuasai oleh
siswa setelah mereka diberikan pengajaran oleh guru.
32
advanced willlead to confusion and discontent that could lead to classroom
managementproblems. Curriculum and instruction also have to reflect the needs of the
twenty-firstcentury
Movement Management
The teacher who can manage movement keeps the class active at an
appropriatepace. He has a sense of timing, knowing when to speed up, or change the
activity. There is an absence of slowdowns where the lesson comes to astandstill, or when
students do not have anything to do when they have finishedtheir work..
When extending Kounin’s preventive techniques to contemporary
classroommanagement, the teacher as coach and the students should remind
misbehavingstudents when their behavior is not supporting other class membersand
interferes with the learning of others. As such, this misbehavior will notfoster the
cooperation that will lead to the success of every student in the class,which is an integral
attribute for the twenty-first-century classroom.
33
The Students
It has been a criticism of teachers and administrators that they do not askthe right
questions when it comes to classroom management (Kohn, 2003).Kohn suggests that
instead of asking how we can get students to obey, weshould ask what our students need
and how we, as educators, can meet thoseneeds. Because we are focused on getting
students to conform, we fall backon practices of doing things to them as opposed to
working with them. Thissection will concentrate on working with students.
34
Praise may increase students’ dependence on the teacher, may cause studentsto lose
interest, and as a result, reduce achievement. Using too muchpraise is ineffective in getting
students to become self-managed because itinforms the students that they should behave
properly not for their ownsake but to please you. However, Dreikurs (1998) promoted the
practice ofpraising effort rather than performance because effort is within the
student’scontrol, whereas physical dexterity and innate ability that could lead to
higherperformance levels are not
BAB IV Being Thorough When Considering OtherManagement Factors in Your
Classroom
Managing Time
For a classroom to run smoothly, a teacher has to be able to manage time.Cotton
(1990) estimated that classroom time spent on instruction is slightlymore than half, with
the remainder spent on misbehavior problems. This isan enormous waste, especially since
the amount of time spent on teaching isdirectly correlated with student achievement
(Rosenshine, 1979; Karweit, 1988).In your own years as a student, think of how much
classroom time waswasted—time that could have been better spent on your learning. As a
teacher, you should spend more time to save time. There are several ways toaccomplish
this.
• Observe the sequence of normal daily activities and identify each. Establisha system that
is comfortable for you for every activity in the classroom,including acquiring and storing
materials, controlling inventory,planning effective lessons, dealing with attendance,
delegating chores,accommodating for missed learning when students are absent or out of
class, and shifting from one activity to another (transitions).
• Teach your students to set goals as well as timely methods for achievingthem. Share with
students how you set goals, and what you do to makesure they are attained.
35
disruptions.There are several procedures for you to consider. Obtain your scheduleand, if
you teach elementary grades, the schedules of your students to determinewhen they will be
out of the room for special subjects or other planned instructional activities. Gather
information about your students, especiallyabout those who may have special needs.
Obtain any keys youwill need for doors, closets, or lockers and test the keys.Make sure that
you are fully aware of and review the policy and proceduresfor requesting classroom
repairs, accessing materials and supplies, completingpaperwork required of you, reporting
illness and accidents, releasing studentsearly, admitting students who are tardy, passing
through the halls, going tothe lunch room, implementing fire drills, and dismissing
students.
Managing the Physical Plant
In order to engage your students, you will have to consider what
accommodationsyou want your classroom to provide. Cangelosi (2004) offereda set of
criteria that one teacher, Ms. Del Rio, made to guide her classroomarrangement.
1. Quick and easy access for her between any two points in the room
2. A designated quiet area for students to engage in individualized work
3. A designated large group activity area for an entire class to congregate for
discussions, lectures, tutorial sessions, and media presentations
4. Small group activity areas for cooperative groups to conduct their business
5. Storage space for equipment and materials to be kept out of sight
6. A secure teacher’s desk in a location with a favorable vantage point
7. A silent reading room and mini-library that can comfortably accommodate
several students at a time
8. A time-out room for isolating students
9. A private room in which Ms. Del Rio can hold uninterrupted conferences
with individuals . . . when a class is not in session
10. A two-way communication device . . . with which she can quickly summon
BABVIDeveloping Professionally
36
Showers (1995, 2002). This framework includes: theory exploration,demonstration,
practice with accompanying feedback, and adaptationand generalization.Theory
exploration. As a professional, the teacher must first understand theresearch, theory, and
reasoning behind the skills or strategies to be learned orimproved and the guiding
principles that oversee their use. You have alreadyaccomplished this knowledge by
reviewing the first five chapters and willaccomplish even more when you complete part 2.
You can further explore classroom management skills through additional readings and
discussions with colleagues.
37
Stage 1: The power (recalcitrant behavior) stage in which might makesright. Students at
this stage require a lot of attention and are frequently defiant,refusing to follow directions.
By age four or five students usually progressbeyond this stage. However, some older
students may still function at thislevel.
Stage 2: The reward/punishment (self-serving behavior) stage. In this“what’s in it for me”
stage, students behave because there is a reward that theycan receive, such as candy, a
sticker, or free time, or behave properly becausethey do not like what may happen to them
if they don’t behave (scolding,withholding a reward, isolation). By eight or nine years of
age most studentstend to move beyond this stage.
Stage 3: Interpersonal discipline (mutual interpersonal) stage. At this levelstudents are
concerned with “how can I please you?” They behave because theyare asked to, want to be
liked, and care what others think of them. This stage is
representative of most students in middle/junior high school.
Stage 4: Social order (self-discipline) stage. Students who reach this level havea sense of
right and wrong. They can be left alone and still complete tasks. Manymiddle/junior high
school students function at this level occasionally, however, few do so consistently.
Although most students do not usually function at thisstage, they are close enough to it to
understand it.
38
BAB IV
Kekurangan Buku
Menurut saya, buku Profesi Keguruan yang dikarang oleh Dr. Amini, S.Ag.,
M.Pd memiliki kekurangan antara lain :Penggunaan tanda baca kurang tepat. Banyak
kesalahan penulisan, misalnya pada bab 1 halaman 17 terdapat kesalahan penulisan
yaitu “tuga tugas” seharusnya jika ada kata ulang harus diberi kata penghubung
seperti “tugas-tugas”. Pada bab 2 halaman 31 terdapat teks berbahasa Inggris yang
membuat pembaca yang memiliki keterbatasan berbahasa Inggris sulit memahami isi
teks tersebut. Pada bab 3 halaman 40 terdapat kesalahan penulisan yaitu “si empunya
profesi” seharusnya “Si punya profesi”. Pada bab 5 halaman 65 terdapat kesalahan
penulisan yaitu “adalam” seharusnya “adalah”.
39
4.2 BUKU KEDUA (DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN)
Kelebihan Buku
Menurut saya, buku Dasar-dasar Kependidikan yang dikarang oleh Sutan Zanti
Arbi dan Syahmiar Syahrun memiliki kelebihan antara lain : Pada awal bab terdapat
sasaran yang ingin dicapai setelah mempelajari bab tersebut dan latar belakang bab
tersebut. Banyak istilah-istilah dalam bahasa Inggris misalnya change in behavior =
tingkah laku sehingga membuat pembaca akan bertambah kosa kata bahasa
Inggrisnya. Pada setiap akhir bab terdapat tugas dan latihan sehingga membuat
pembaca menjadi lebih mendalami isi materi dan disetiap akhir bab juga terdapat
daftar pustaka yang digunakan dalam pembahasan setiap bab. Diakhir buku terdapat
daftar bacaan yang disarankan untuk dibaca.
Kekurangan Buku
Menurut saya, buku Dasar-dasar Kependidikan yang dikarang oleh Sutan Zanti
Arbi dan Syahmiar Syahrun memiliki kekurangan antara lain : Penggunaan sampul
yang kurang menarik. Terdapat kesalahan penggunaan tanda baca koma yaitu pada
bab 3 halaman 31. Banyak terdapat kesalahan pencetakan, misalnya pada bab 6
terdapat dua kali pencetakan, halaman 84 juga dicetak sebanyak dua kali sehingga
terjadi kesalahan pada halaman 84 sampai seterusnya.Isi buku ini lebih mengarah
untuk calon guru SD atau PGSD.Isi buku ini lebih mengarah kepada pendidikan bukan
kepada profesi kependidikan itu sendiri
40
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah membandingkan kedua buku maka saya dapat menyimpulkan bahwa
buku pertama (Profesi Keguruan) lebih bagus digunakan dalam proses belajar
mengajar sebagai pedoman pembelajaran bagi mahasiswa calon guru karena lebih
mengarah kepada profesi kependidikan itu sendiri dari pada buku kedua (Dasar-
dasar Kependidikan) yang lebih mengarah kepada apa itu pendidikan dan apa itu
murid.
5.2 SARAN
Tak ada seorang pun yang sempurna, karena yang sempurna hanya dimiliki oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin akan jauh lebih baik apabila menggunakan kata-kata
yang sederhana guna mencapai pemahaman yang lebih. Maka dengan itu apapun
yang penulis cantumkan pada Critical Book Report ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman kita dalam memilih atau jika ingin belajar lebih cepat. Penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun.
41
DAFTAR PUSTAKAN
Imam Suprayogo, Menuju Indonesia Baru, Malang, UIN Maliki Press, 2011.
42
LAMPIRAN
BUKU PERTAMA
BUKU KEDUA
43