MK.PROFESI PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
Skor Nilai:
PROFESI KEPENDIDIKAN
(Drs. Perdy Karuru, M.Pd.
Drs. Daud Kuddi Tangkeallo, M.Pd. 2017)
NIM : 7193342003
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah Nya saya dapat menyelesaikan tugas critical book report
profesi pendidikan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.saya sangat
berharap hasil critical book report ini dapat berguna bagi semua orang.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah hasil critical book report sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang lain. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
dari Anda demi perbaikan makalah hasil critical book report ini diwaktu yang akan datang.
Dwi Maharani
(7193342003)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………......i
a. Pengertian supervisi.............................................................................................. 5
b. Fungsi dan tujuan supervisi............................................................................... 6
c. Teknik supervisi pendidikan ............................................................................ .7
d. Prosedur supervisi pembelajaran/pelayanan profesionan guru…….8
Bab III Peran profesi guru dibidang layanan bimbingan dan konseling…..8
ii
BAB IV …………………………………………………………………………………………………………..14
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………….14
B. Rekomendasi……………………………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Dengan dilakukannya critical book ini maka akan dihasilkan buku yang lengkap dan
tepat untuk mahasiswa. Kritikan buku ini bermanfaat untuk membangun jiwa yang kritis
bagi penulis dan pembaca. Serta untuk menjadikan buku ini akan semakin mudah untuk
dipelajari oleh mahasiswa.
1
D. Identitas buku yang direview
2
BAB II
Profesi adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu "Profess", yang dalam bahasa
Yunani adalah "Επαγγελια", artinya: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap/permanen". Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Balai Pustaka, 1996:789) bahwa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi oleh
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Sedangkan Websters New
Wold Dictionery (dalam Oteng: 1983) menyebutkan bahwa profesi sebagai suatu pekerjaan
yang meminta pendidikan tinggi dalam liberaltas atau sains, dan biasanya meliputi
pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual atau pekerjaan kasar, seperti mengajar,
keinsinyuran, mengarang dan seterusnya.
Menurut Schein, E.H (1962) profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya di
masyarakat. Sedangkan Sanusi at.al menjelaskan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya. Artinya ia tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus
untuk melakukan pekerjaan itu.
“profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang
tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan
peningkatan kualitas profesional melalui berbagai arah dan strategi. “Profesionalitas”
adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat
melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih
3
menggambarkan suatu “keadaan” derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap,
pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini
guru diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga mampu
melaksanakan tugasnya secara efektif.
Sebagai kalangan profesional, sudah waktunya guru Indonesia memiliki kode etik
dan sumpah profesi. Guru juga harus memiliki kemampuan sesuai dengan standar minimal
sehingga nantinya “tidak malapraktik” ketika mengajar. Direktur Program Pascasarjana
Uninus, Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, M.P.A., menyatakan hal itu di ruang kerjanya Jln.
Soekarno-Hatta, Kamis (4/10). “Dibandingkan dengan profesi lain seperti dokter, guru
masih tertinggal karena belum memiliki sumpah dan kode etik guru,” katanya. Adanya
sumpah profesi dan kode etik guru, menurut Achmad Sanusi, sebagai rambu-rambu, rem,
dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar. Alasannya, guru
harus bertanggung jawab dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan
kepada peserta didik. Jangan sampai terjadi malapraktik pendidikan.
Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Kode etik
profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam kehidupan sehari-hari sesuai jabatan. Berikut kode etik profesi guru di Indonesia.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan
pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses
4
pembelajaran dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Macam kegiatan guru
yang termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah: (1) mengadakan penelitian
dibidang pendidikan, (2) menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan, (3)
membuat alat pelajaran/peraga atau bimbingan, (4) menciptakan karya tulis, (5) mengikuti
pengembangan kurikulum (Zainal A& Elham R, 2007: 155).
Tujuan pengembangn profesi adalah untuk meningkatkan mutu guru agar guru
lebih profesional dalam pelaksanaan tugas pada bidang pengembangan profesi meliputi
kegiatan sebagai berikut :
A. Pengertian Supervisi
1. Neagley (1980:20) dikutip oleh Made Pidarta, mengemukakan bahwa setiap layanan
kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar dan
kurikulum dikatakan supervisi. Supervisi di sini diartikan sebagai bantuan dan bimbingan
5
kepada guru-guru dalam bidang instruksional, belajar dan kurikulum, dalam usahanya
mencapai tujuan sekolah.
Data tersebut kemudian diolah untuk dijadikan bahan penelitian. Dengan cara ini
dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan penyelenggaraan
pemberian bantuan kepada guru, sehingga supervisi dapat berhasil dengan memuaskan.
c). Penilaian
6
Kegiatan penilaian berupa usaha mengetahui segala fakta yang mempengaruhi
kelangsungan persiapan, penyelenggaraan dan hasil pembelajaran.
d). Latihan
e). Pembinaan
Pertemuan pribadi adalah dialog antara pengawas dan guru mengenai usaha-usaha
meningkatkan kemampuan profesional guru.
Rapat dewan guru merupakan pertemuan antar semua guru dan kepala sekolah
yang membicarakan berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan dan
proses pembelajaran.
7
5). Kunjungan antar sekolah
Guru-guru atau staf mengunjungi sekolah yang dinilai berhasil. Pengawas dapat
memanfaatkan guru sekolah lain untuk memberikan pembinaan.
Penataran atau diklat dapat dilaksanakan dari sekolah sendiri atau mengikuti
program yang dilaksanakan oleh pihak-pihak tertentu.
BAB III PERAN PROFESI GURU DI BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No.
025/D/1995). Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan
perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat
individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses
perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui
interaksi yang sehat dan produktif.
8
Fungsi bimbingan dan konseling adalah :
a). Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama).
b). Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli.
c). Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsifungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
d). Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada kocnseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
e). Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
f). Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
g). Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
h). Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak).
j). Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya.
9
Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2)
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3)
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan kerjanya;
(4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Sosial-Budaya
10
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Berkenaan peran guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
konseling, Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam
melakukan pendekatan kepada peserta didik harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah,
mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno dkk
(2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru kelas dan guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
b). Mengalih tangankan peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor.
c). Menerima peserta didik alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu peserta didik
yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan
khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur terpadu dalam keseluruhan
program pendididikan di lingkungan sekolah. Dengan demikian bimbingan dan konseling
itu merupakan salah satu tugas yang sebaiknya dilakukan oleh guru yang bertugas di
sekolah.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Schein, E.H (1962) profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya di
masyarakat. Sedangkan Sanusi at.al menjelaskan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya. Artinya ia tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus
untuk melakukan pekerjaan itu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai
Pustaka, 1996:789) bahwa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Sedangkan Websters New Wold
Dictionery (dalam Oteng: 1983) menyebutkan bahwa profesi sebagai suatu pekerjaan yang
meminta pendidikan tinggi dalam liberaltas atau sains, dan biasanya meliputi pekerjaan
mental, bukan pekerjaan manual atau pekerjaan kasar, seperti mengajar, keinsinyuran,
mengarang dan seterusnya.
12
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara
teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.
c. Pembahasan BAB III Peran Profesi Guru Di Bidang Layanan Bimbingan Dan
Konseling
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No.
025/D/1995). Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan
perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat
individu dalam lingkungannya.
1) Dilihat dari aspek tampilan buku ( face value ), buku yang direview adalah memiliki
tampilan yang menarik dikarenakan covernya sesuai dengan judul dan isi buku, isi
bukunya pun banyak mengandung arti dari para-para ahli sehingga memiliki
banyak pendapat yang berbeda- beda.
2) Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah
buku yang direview sudah baik dikarenakan ukuran fontnya sudah pas dan tata
letak tulis serta tata letaknya sudah rapi.
3) Dari aspek isi buku, buku ini menyajikan informasi yang cukup luas ditambah lagi
banyak pendapat-pendapat dari para ahli yang membantu pembaca semankin
memahami materi.
4) Dari aspek tata bahasa, buku ini cukup bagus karena menggunakan bahasa
Indonesia yang mudah dipahami pembaca. Akan tetapi pada isi buku terdapat
istilah-istilah yang sulit dipahami, sehingga mempersulit pembaca untuk
memahaminya, sehingga pembaca harus mencari arti kata tersebut untuk
memahaminya.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Dkk, .2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: Pedagogiana Press.
15