Skor Nilai :
PROFESI KEPENDIDIKAN
“Dr. Rusydi Ananda, M.Pd”,2018
NIM :4203151042
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Critical Book Report
(CBR) ini.
Critical Book Report (CBR) ini saya susun dengan maksud sebagai salah satu tugas
kuliah Profesi Kependidikan dan sebagai penambah wawasan dan pemahaman bagi saya
mengenai materi yang sedang saya pelajari yaitu mengenai Profesi Kependidikan dan Tenaga
Kependidikan. Harapan saya setelah menulis Critical Book Report (CBR) ini ,saya dan
teman-teman yang membaca akan lebih mengerti tentang materi ini. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Drs. Hudson Sidabutar,M.Si dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini.
Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Report (CBR) saya ini masih memiliki
banyak kekurangan,oleh karena itu saya berharap adanya kritik dan saran akan tugas Critical
Book Report (CBR) saya ini.
Akhir penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka, yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah. Amin Yaa Robbal’Alamiin.
Medan,Maret 2021
Penyusun
Azzahra Siregar
4203151042
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
D.Identitas Buku
Buku
Judul Buku : Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
No ISBN : 978-602-51316-0-8
Penulis : Dr. Rusydi Ananda, M.Pd
Nama Penerbit : LPPPI
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 286
2
BAB II
BAB 1: PENDAHULUAN
Kata profesi dalam bahasa Inggris adalah “profession”, dalam bahasa Belanda
“professie” yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “professio” yang bermakna
pengakuan atau pernyataan. Kata profesi juga terkait secara generik dengan kata “okupasi”
(Indonesia), accupation (Inggris), accupatio (Latin) yang bermakna kesibukan atau kegiatan
atau pekerjaan atau mata pencaharian.
Menurut Tilaar (2002:86) profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai
jabatan di dalam suatu hirarki birokrasi yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika
khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Vollmer dan Mills
sebagaimana dikutip Danim (2010:56) menyatakan profesi adalah suatu pekerjaan yang
menuntut kemampuan intelektual khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajarr dan
pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani atau
memberikan advis kepada orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah
tertentu.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa profesi sebagai terminologi
memiliki banyak makna, hanya saja jika disederhanakan profesi itu dapat dimaknai sebagai
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, ketrampilan, kejujuran dan sebagainya,
sedangkan profesional berkaitan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (Nasution dan
Siahaan, 2009:46).
Dari kata profesi maka terdapat bentukan kata lainnya, seperti profesional,
profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi. Menurut McLeod dalam Syah
(2010:229) profesional adalah kata sifat dari kata profesi yang berarti sangat mampu
melakukan pekerjaan sedangkan profesional sebagai kata benda, profesional adalah orang
yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profisiensi sebagai mata
pencaharian. Menurut Mudlofir (2014:17) professional menunjukkan pada dua hal yaitu:
(1) orang yang menyandang suatu profesi, dan (2) penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.
3
Profesional adalah jenis pekerjaan khas yang memerlukan pengetahuan, keahlian atau
ilmu pengetahuan yang digunakan dalam aplikasi untuk berhubungan dengan orang lain,
instansi atau lembaga (Yamin dan Maisah, 2010:30).
Karakteristik Profesi :
1. Keintelektualan
2. Kompetensi professional yang dipelajari
3. Objek praktek spesifik
4. Kominukasi
5. Motivasi altruistic
6. Organisasi profesi
BAB 2: GURU
Kata “GURU” terkadang ditengah-tengah masyarakat merupakan akronim dari orang
yang di “gugu” dan di “tiru” yaitu orang yang selalu dapat ditaati dan diikuti (Yamin dan
Maisah, 2010:88). Dalam hal ini guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada orang lain yang melaksanakan pendidikan dan pembelajaran ditempat-tempat tertentu,
tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di rumah dan
sebagainya (Djamarah, 2005:31).
Purwanto (1995:138) menegaskan bahwa semua orang yang pernah memberikan
suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat disebut
“guru”, misalnya guru silat, guru mengaji, guru menjahit dan sebagainya. Hal ini senada
djielaskan Pidarta (1997:264) bahwa guru adalah semua orang yang berkewajiban membina
anakanak.
Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran. Secara khusus dalam pembelajaran guru mempunyai peran dan fungsi untuk
mendorong, membimbing dan memfasilitas siswa untuk belajar.Ki Hajar Dewantara
menegaskan pentingnya peran dan fungsi dalam pendidikan dengan ungkapan: Ing ngarsa
sung tulada berarti guru berada di depan memberi teladan, ing madya mangun karsa,
berarti guru berada ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa, dan tut wuri
handayani berarti guru dari belakang memberikan dorongan dan arahan. Konsep yang
dikemukakan Ki Hajar Dewantara ini menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan dan
pembelajaran di Indonesia.
Merujuk kepada konsep yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka guru
merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan, karena bagi siswa, guru
4
dipersonifikasikan sebagai sosok teladan, sosok panutan dan sosok idola. Oleh karena itu
seyogyanya guru harus menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana konsep yang di
kemukakan Ki Hajar Dewantara tersebut.
Adams dan Dickey sebagaimana dikutip Hamalik (2004:123) yaitu peran guru
sesungguhnya sangat luas yang meliputi empat hal besar yaitu:
1. Guru sebagai pengajar (Teacher as instructor)
2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor).
3. Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist).
4. Guru sebagai sebagai pribadi (teacher as person).
BAB 5:PENILIK
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa penilik adalah tenaga kependidikan dengan
tugas utama melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi program dampak
6
pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan kesetaraan dan keaksaraan serta kursus pada
jalur pendidikan nonformal dan informal (PNFI).
Jabatan fungsional penilik adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu dan
evaluasi dampak program pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan kesetaraan dan
keaksaraan, serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
Tugas pokok penilik sebagaimana dipaparkan di dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 14 Tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya adalah sebagai pelaksana teknis fungsional
mutu dan evaluasi dampak program PAUD, pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta
kursus pada jalur pendidikan nonformal dan informal.
BAB 6: KONSELOR
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor menjelaskan konselor adalah tenaga
pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata 1 program studi
bimbingan dan konseling dan program pendidikan profesi konselor dari perguruan tinggi
penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Tugas pokok guru bimbingan konseling adalah menyusun program bimbingan,
melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi program bimbingan, analisis hasil
pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling adalah guru yang memiliki tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan bimbingan konseling disekolah.
Mereka bertanggung jawab untuk merencanakan,melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan
program, menganalisis program yang telah dievaluasi serta merumuskan bentuk-bentuk
tindak lanjut yang akan diambil untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensinya.
Bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor
kepada peserta didik agar mencapai kemandirian, proses tersebut dilakukan atau hubungan
timbalik balik melalui pertemuan tatap muka.
Menurut Hikmawati (2010:16) fungsi bimbingan konseling di sekolah sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi preventif
3. Fungsi pengembangan
7
4. Fungsi Penyembuhan
5. Fungsi Penyaluran
6. Fungsi adaptasi
7. Fungsi penyesuaian
8. Fungsi perbaikan
9. Fungsi fasilitas
10. Fungsi pemeliharaan
BAB 7: PUSTAKAWAN
Rugaiyah dan Sismiati (2011:7) menjelaskan pustakawan adalah tenaga kependidikan
berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan
perpustakaan sekolah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang
Perpustakaan dijelaskan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan.
Di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negeri Republik Indonesia
nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kreditnya dinyatakan bahwa tugas pokok pejabat fungsional pustakawan tingkat
terampil meliputi: pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber
informasi,pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.Sedangkan tugas pokok
pustakawan tingkat ahli meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan
pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan,dokumentasi dan informasi serta
pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
BAB 8: LABORAN
Rugaiyah dan Sismiati (2011:7) menjelaskan laboran adalah petugas non guru yang
membantu guru untuk melaksanakan kegiatan praktikum (meliputi penyiapan bahan,
membantu pelakanaan praktikum, serta mengemasi/membersihkan bahan dan alat setelah
praktikum).Selain itu laboran adalah teknisi yang membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang berupa peragaan atau praktikum.
Hal senada dengan penjelasan di atas disampaikan oleh Decaprio (2013:57) yang
menyatakan laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan membantu
8
proses penelitian, praktek dan eksperimentasi di labotarorium. Oleh karena seorang laboran
bekerja di labotarorium maka seyogyanya seorang laboran harus memiliki hard skills dan soft
skills yang memadai, inisiatif, ketekunan, kreativitas, kecakapan, keterampilan serta
pengetahuan terkait dengan pengelolaan laboratorium.
9
1. Dosen berkedudukan sebagai tenaga profesional yang berfungsi sebagai agen
pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta pengabdi kepada
masyarakat.
2. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang perguruan
tinggi.
3. Dosen berkedudukan sebagai pejabat fungsional dengan tugas utama di perguruan
tinggi.
Selanjutnya berkaitan dengan tugas pokok seorang dosen meliputi tugas,yaitu:
a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran,
b. Melaksanakan penelitian,
c. Melaksanakan pengabdian masyarakat.
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
BAB IV
PENUTUP
1.Kesimpulan
Peran dan fungsi pendidik dan tenaga kependidikan berpengaruh terhadap
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Secara khusus dalam pembelajaran pendidik
mempunyai peran dan fungsi untuk mendorong, membimbing dan memfasilitas siswa untuk
belajar. Ki Hajar Dewantara menegaskan pentingnya peran dan fungsi dalam pendidikan
dengan ungkapan: Ing Ngarsa Sung Tulada berarti guru berada di depan memberi teladan, Ing
Madya Mangun Karsa, berarti guru berada ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa,
dan Tut Wuri Handayani berarti guru dari belakang memberikan dorongan dan arahan.
Konsep yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara ini menjadi pedoman dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
Konsep yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka pendidik merupakan faktor
yang dominan dan penting dalam pendidikan, karena bagi siswa, pendidik dipersonifikasikan
sebagai sosok teladan, sosok panutan dan sosok idola. Oleh karena itu seyogyanya pendidik
harus menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana konsep yang dikemukakan Ki Hajar
Dewantara tersebut.
2.Rekomendasi
Untuk buku Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan ini, saya rekomendasikan
kepada penulis untuk lebih memperhatikan tata letak/posisi penulisan dan alangkah baiknya
bila dipaparkan gambar maupun table didalam isi buku tersebut, agar pembaca dapat lebih
mudah untuk memahami secara tersirat maupun langsung materi yang disampaikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Rusydi Ananda, M. (2018). Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (1 ed.).
Medan: LPPPI.
13