Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REPORT

CRITICAL BOOK REVIEW


MK. PROFESI PENDIDIKAN
PRODI S1 PGSD

Nama : Icha Florensia Br Sembiring


Nim : 1223311074
Kelas ; PGSD/ K
Dosen Pengampu : Imelda Free Unita Manurung.,S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan laporan critical book report dengan
buku “Profesi kependidikan” untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi kependidikan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterimakasih kepada
Ibu Imelda Free Unita Manurung.,S.Pd., M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Profesi
kependidikan di UNIMED yang telah memberikan tugas dan bimibingannya kepada penulis.
Penulis sangat berharap kiranya critical book report ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut .
saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book report ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan critical book report yang telah penulis buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, Maret 2023

Icha Sembiring

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... 2
Daftar Isi ....................................................................................................................................
3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Penulisan CBR .............................................................................................1
B. Tujuan pentingnya CBR ........................................................................................................1

C. Manfaat Penulisan CBR ........................................................................................................1

D. Identitas Buku Utama.............................................................................................................2

BAB II Ringkasan Isi Buku


a. Bab 1 ....................................................................................................................................3

b. Bab 2 ....................................................................................................................................7
c. Bab 3 ...................................................................................................................................11
d. Bab 4 ...................................................................................................................................18
e. Bab 5 ...................................................................................................................................22

f. Bab 6 ...................................................................................................................................24

BAB III Pembahasan/Analisis Buku


A. Keunggulan dan Kekurangan Buku
Utama..........................................................................26
BAB IV Penutup

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................................................27

C. Daftar
Pustaka ......................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan CBR
Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi ini, menuntut kita dalam
berkarya baik di media cetak maupun media elektronik. Buku merupakan salah satu karya
hasil dari media cetak yang disusun secara sistematis dan terencana. Penulisan buku
muncul dari berbagai pihak dan penerbit. Kebutuhan masyarakat khususnya pelajar
terhadap buku menjadi tonggak berkembangnya karya penulisan buku.
Dalam hal ini perlu dikaji bahwa, banyak penulisan buku yang tidak sesuai lagi
dengan kaidah yang berlaku. Baik dari susunan kata,penggunaan kalimat serta
penggunaan tanda baca tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Syarat
utama dari penulisan buku yang baik terletak pada susunan kata dan penggunaan kaliamat
baku/tidak baku serta penggunaan tanda baca yang tepat.Informasi yang disampaikan
dalam buku juga sangat menentukan keberhasilan penulis dalam menyusun buku tersebut.
Informasi serta koherensi antar bab juga harus diperhatikan.
Dalam buku yang penulis kritisi terdapat beberapa kekeriluan penulis dalam penulisan
kalimat efektif dan kata baku/tidak baku. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas penulisan
buku semakin merosot. Sampul atau cover sebuah ukur dapat dirancang dengan menarik
sehingga pembaca yakin bahwa isi buku tersebut juga lengkap. Namun ,kita sering keliru
keberhasilan sebuah buku tidak ditentukan oleh design cover.

B. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulis dalam mengkritisi serta membuat laporan adalah sebagai berikut:
• Memahami informasi yang ada dalam buku psikologi pendidikan
• Menganalisis buku dari cover,isi dan bagian lainnya
• Memaparkan kelebihan dan kelemahan buku

C. Manfaat Penulisan CBR


Manfaat dari critical book ini adalah sebagai berikut:
• Mengetahui informasi yang dimuat dalam buku yang berjudul psikologi
pendidikan
• Mampu menganalisi kelemahan serta kelebihan dari cover dan bagian lainnya
• Mampu memberikan komentar terhadap kelemahan dan kelebihan buku
• Melalui critical book review ini penulis dapat memperbaiki buku yang akan
diterbitkan di massa yang akan datang.
D.Identitas Buku

1.JUDUL :Profesi Kependidikan

2.PENGARANG : Dr.Yasaratodo Wau,M.Pd.

3. PENERBIT : UNIMED Press

4.TAHUN TERBIT : 2023

5.KOTA TERBIT : MEDAN

6.ISBN : 978-602-7938-05-2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A.Buku Utama
BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Profesi Kependidikan


1. Pengantar
Pemenuhan kebutuhan bagi manusia merupakan titik awal dalam menjadikan
hidupnya sebagai makhluk individu atau makhluk social, sehingga membuat
manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Pengertian Profesional
Secara etimologis isrilah profesi bersala dari bahasa inggris “profession” yang
berakar dari bahasa latin “profeus” yang artnya “mengakui” atau yang
menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan. Secara semantik
profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)
dari para anggotanya.
3. Ciri-ciri Profesi
Sanusi mengungkapkan beberpa ciri profesi ditinjau dari beberapa segi:
1) Segi fungsi dan segi signifikasi sosial.

2) Segi keahlian dan ketrampilan.


3) Memperoleh keahlian dan ketrampilan yang dilakukan secara rutin, serta
bersifat pemcahan masalah atau mengenai situasi kritis melui teori dan
metode ilmiah 4) Batang tubuh lmu.
5) Masa pendidikan.
6) Aplikasi dan Sosialisasi nilai-nilai profesional.
7) Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. 8)
Wewenang/kekuasaan untuk memberi suatu
4. Guru Sebagai Jabatan Profesional
Kata ciri mengacu pda tanda atau gambaran sesuatu yang menjelaskan bagaimana
keutuhan dari sesuatu. Banyak pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai
profesi, namun setiap jabatan tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
5. Kriteria dan Kompetensi Guru Profesional

a. Kom[etensi pedagogik
Kemampuan pemahamn terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik.
b. Kompetensi kepribadian
Kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa.
c. Kompetensi profesional
Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
d. Kompetensi sosial
Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik.

6.Kepala Sekolah dan Konselor sebagai Profesi

Tugas kepala sekolah bukanlah mengajar tetapi memang harus tahu betul bagaimana
guru mengajar. Untuk menjadi kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian
manajerial, supervisi, sosial dan kewirausahaan. Kelima kompetensi ini tidak dapat dimiliki
saat seseorang menjadi guru. Berdasarkan pemikiran ini wajarlah dikatakan bahwa jabatan
kepala sekolah tidak sekedar tugas tambahan guru melainkan merupakan satu profesi yang
harus dijabat dan dijalankan oleh orang yang profesional melalui profesionalisasi yang benar.
Demikian juga halnya dengan konselor sebagai tenaga kependidikan yang perolehan ilmunya
melalui proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relatif lama hingga tingkat
perguruan tinggi. Tenaga konselor di sekolah tidak boleh dilaksanakan oleh sembarang orang
hanya mereka yang memiliki kemampuan dan keahlian atau profesionalitas di bidang
bimbingan dan konseling yang dapat menjalankannya dengan profesional.
6.Peranan dan tantangan guru abad 21 pada revolusi industri 4.0

Abad 21 merupakan abad yang ditandai dengan bergantinya tahun 2000 menuju 2001
yang merupakan milenium ketiga menurut kalender Greogorian. Abad ini merupakan abad
yang kritis dalam kehidupan manusia mengingat semua upaya pemenuhan kebutuhan
manusia di segala bidang berbasis pengetahuan dan ekonomi di mana semua transaksi dalam
kehidupan dilakukan secara online, investasi dan pasar modal dilakukan tanpa melihat
gejolak kehidupan nyata hanya melihat angka-angka di layar monitor. Namun dibalik
keadaan tersebut, abad 21 ini menghadapkan manusia pada permasalahan kehidupan yang
semakin rumit, seperti munculnya krisis ekonomi global pemanasan global terorisme rasisme
rendahnya kesadaran berbudaya, termasuk kesenjangan mutu pendidikan antar wilayah di
belahan dunia ini. Manusia dituntut memiliki ketangguhan menghadapi tantangan dan
permasalahan tersebut dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten.
Persiapan ini membutuhkan lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat pendidik dan
tenaga kependidikan yang profesional terutama guru. Guru sebagai pendidik adalah pilar
utama dan terdepan dalam menghadapi tantangan globalisasi abad 21 ini. Melalui proses
pendidikan dan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara profesional guru dapat
membantu dan menghantarkan peserta didiknya menjadi sumber daya manusia yang siap
menghadapi tantangan globalisasi tersebut oleh karena itu harapan terhadap guru sangat
tinggi dalam menghadapi abad 21 di era revolusi industri 4.0. guru abad 21 adalah guru yang
harus siap melakukan transformasi pembelajaran yang mampu menjadikan peserta didik
sebagai titik pusat proses pendidikan dan pembelajaran. Guru berubah peran dari penceramah
dunia menjadi fasilitator, tutur, dan pembelajar bagi peserta didik. Peserta didik harus
dilayani dan menjadikan sebagai preset, problem solver perancang strategi, bukan pengingat
pesan. Dalam hal inilah melalui penerapan kurikulum Nasional 2013 oleh guru dilatih
mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dengan 5 tahap
aktivitas yang harus dilalui oleh peserta didik yaitu meliputi observasi, bertanya, asosiasi,
mencoba dan komunikasi. Demikian juga di tingkat perguruan tinggi seperti di universitas
negeri Medan yang menerapkan kurikulum kkni dalam proses perkuliahan mahasiswa harus
menyelesaikan tagihan berupa critical tugas rutin,membuat critical book report, critical jurnal
report, rekayasa ide, mini riset, dan proyek.
Karakteristik yang harus diperjuangkan guru untuk menghadapi tantangan abad 21
pada era revolusi industri 4.0 dapat meliputi
1) long leaner
2) kreatif dan inovatif
3) mengoptimalkan teknologi
4) reflektif
5) kolaboratif
6) menerapkan student centered
7) menerapkan pendekatan diferensiasi.

7.Peranan dan tantangan guru abad 21 pada masa pandemi covid 19

Guru profesional di masa pandemi covid 19 dituntut menguasai kompetensi


pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, tetapi juga harus terampil dalam hal literasi,
penggunaan IT, memiliki hubungan yang harmonis dan berkualitas dengan peserta didik serta
mampu menjadi contoh dalam penerapan disiplin maupun manajemen kelas yang efektif baik
secara tatap muka maupun secara virtual dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Guru
profesional di masa pandemi covid 19 adalah guru yang memahami dan mampu
menggunakan berbagai media atau aplikasi pembelajaran online atau daring untuk peserta
didik. Di masa pandemi covid 19 guru profesional harus mampu menggunakan perangkat
elektronik yang terhubung dengan internet sehingga bisa tetap melaksanakan kegiatan
pembelajaran kapanpun dan di manapun. Dalam kondisi seperti ini guru beserta peserta didik
harus tetap beraktivitas secara efektif dalam proses pembelajaran meski tetap di rumah
masing-masing atau home schooling. Guru dan peserta didik dapat terus berinteraksi secara
virtual baik melalui WhatsApp group, Google classroom, Google meet, zoom dan
sebagainya. Guru profesional diharapkan dapat mengatasi setiap permasalahan dengan
menampilkan berbagai model pembelajaran pendekatan dan strategi yang dapat
mengakomodir segala keberadaan dari komponen-komponen sistem pembelajaran terutama
peserta didik.
BAB 2 PROFESIONALISASI GURU

Pekerjaan guru sejak masa awal hingga dewasa ini telah mengalaamiperkembangan
sejajar dengan berkembangannya kemajun di tengah masyarakat. Pekerjaan profesional dapat
diartikan sebagai pekerjaan yang memerlukan pendidikan khusus, memenuhi persyaratan
khusus yang ditetapkan oleh organisasi, dan mendapat pengakuan dari negara. Satu jenis
pekerjaan baru dapat dikategorikan profesional bila memenuhi ciri-ciri dalam berbagai
aspek : fungsi dan signifikasi sosial, keahlian dan keterampilan disiplin ilmu tertentu,
memerlukan pendidikan dan latihan, nilai-nilai profesionalnya dapat diaplikasikan kepada
masyarakat, mempunyai kode etik, mempunyai tanggung jawab tertentu, diakui dan
mendapat imbalan yang layak atas profesinya.

Guru sebagai pekerjaan profesional memerlukan empat komppetensi yang meliputi


kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. Kepemilikan empat kompetensi
tersebut memerlikan waktu yang lama. Upaya memperoleh dan mempertahankannya hingga
dinyatakan menjadi guru yang profesional disebut sebagai profesionalisasi guru. Selama
menjalani proses profesionalisasi tersebut kehidupan guru dilengkapi dengan kode etik guru,
yang disusun dan disepakati organisasi guru profesional.

1.Pengembangan diri

Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar


memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mampu
melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran atau pembimbingan
termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri terdiri dari: Diklat fungsional dan kegiatan kolektif yaitu kegiatan guru
dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi
profesi yang ditetapkan dan meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di atas
standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan pengembangan diri ini
harus mengutamakan kebutuhan guru untuk pencapaian standar dan peningkatan kompetensi
profesi khususnya berkaitan dengan melaksanakan layanan pembelajaran misalnya
kompetensi penyusunan RPP, penguasaan materi dan kurikulum, penguasaan metode
mengajar dan lainlain.
2. Pelaksanaan publikasi ilmiah

Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah
dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup tiga
kelompok kegiatan, yaitu: presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal, serta publikasi buku teks pelajaran buku
pengayaan dan lain-lain

3. Pelaksanaan karya inovatif

Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah
dan pengembangan dunia pendidikan, sains/ teknologi dan seni. Karya inovatif ini mencakup:

a. Penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks atau sederhana

b. Penemuan atau penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks atau
sederhana

c. Pembuatan atau pemodifikasian alat pelajaran atau peraga praktikum kategori kompleks
maupun sederhana

d. Penyusunan standar pedoman soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi

4.Pengembangan Kinerja Guru

Pengembangan keprofesian berkelanjutan ini sangat penting dilakukan baik guru itu sendiri
maupun pihak lembaga sekolah maupun pemerintah karena hal ini akan mendukung terhadap
kinerja guru dan melaksanakan tugas profesinya selama menjabat sebagai guru.Guru sebagai
pelaksana utama aktivitas pendidikan dan pengajaran melakukan aktivitas pembelajaran
sesuai dengan prosedur yang tepat secara profesional melalui tampilan-tampilan diri sebagai
pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, motivator, pemimpin, dan fasilitator bagi peserta
didik. Dalam tampilan diri inilah guru dituntut memiliki dan menampilkan kinerja yang
sesuai dengan kriteria dan persyaratan bagi guru yang profesional.
Dengan tampilan kinerja yang tepat diharapkan seluruh program yang direncanakan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien hingga tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal kinerja guru merupakan salah satu indikator penentu ketercapaian
tujuan pendidikan dan pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. .

5.Faktor penentuan dan penilaian kinerja guru

Kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
dapat diartikan juga sebagai hasil kerja guru yang dapat dicapai selama melaksanakan tugas
pelayanan bagi warga belajar di bidang pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan.
Kinerja guru ditentukan oleh berbagai faktor yang satu sama lainnya saling berkaitan seperti
kepemimpinan kepala sekolah fasilitas kerja, rekan guru, karyawan, maupun anak didik.
Sedangkan profesionalisme seorang guru ditentukan oleh tiga faktor yang yang pertama
faktor internal dari guru itu sendiri yang kedua kondisi lingkungan tempat kerja, dan yang
ketiga pemerintah. Faktor internal dapat menentukan tingkat kinerja sejauh bagaimana guru
memandang dan memperlakukan jabatan guru. Jika jabatan guru dipandang sebagai
kewajiban maka kinerjanya hanya sebatas melaksanakan tugas semata. Jika Selasa bertugas
berarti selesai tanggung jawab tinggal melaksanakannya di kelas. Sebaliknya jika dipandang
sebagai kebutuhan maka kinerjanya tidak hanya sebatas melaksanakan tugas tetapi sampai
pada apakah yang dikerjakannya itu telah memenuhi kebutuhan dirinya sebagai pelayan bagi
warga belajar dan juga kebutuhan yang dilayaninya sehingga merasa puas. Faktor lingkungan
tempat mengabdi atau sekolah dapat menentukan kinerja guru sejauh lingkungan mendukung
setiap upaya yang baik dari guru.jika lingkungan dapat ditata sedemikian rupa dapat
menciptakan dan memelihara seluruh komponen berfungsi sebagaimana semestinya melalui
kepemimpinan administrator atau manajer sekolah yang efektif dan efisien sehingga suasana
sekolah benarbenar aman, nyaman, menyejukkan, guru akan termotivasi dan berjuang untuk
menampilkan kinerja yang terbaik guru akan memiliki daya juang dalam melaksanakan tugas
ke profesional lainnya jika perusahaan sekolah memberi dukungan penuh kepada
mereka.Faktor kebijakan pemerintah juga dapat menentukan kinerja guru sejauh bagaimana
pemerintah memperlakukan jabatan guru dan guru itu sendiri jika pemerintah memandang
dan memperlakukan jabatan guru sebagai profesi, sehingga yang mengisi jabatan itu hanya
mereka-mereka yang benar-benar
profesional dapat diprediksi kinerja guru akan tinggi karena tidak akan ada guru yang
benarbenar profesional yang mau dan berani mempermalukan dirinya sendiri. Kebijakan
pemerintah menyangkut penyelesaian dan penempatan kadang tidak mendukung kinerja guru
karena guru yang seharusnya belum layak menjadi guru diangkat juga dan ditempatkan
menjadi guru yang tidak sesuai dengan latar belakangnya akhirnya guru menjadi guru yang
sekedar guru saja tidak profesional. Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata
dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.

Guru yang efektif mempunyai ciri-ciri yang meliputi:

1) memiliki kemampuan interpersonal khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati


penghargaan dan ketulusan kepada siswa

2) memiliki hubungan baik dengan siswa

3) mampu menerima, mengakui dan memperhatikan siswa secara tulus

4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar

5) mampu menciptakan tumbuhnya kerjasama dan keharmonisan anggota kelompok

6) mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan


pembelajaran

7) mampu mendengarkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara

8) mampu meminimalkan prinsip-prinsip di kelas

kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran
sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan evaluasi hasil pembelajaran. Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses
penilaian kinerja guru adalah sebagai berikut:

1. Kesetiaan, kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab
2. Prestasi kerja, prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya

3. Tanggung jawab, tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang tenaga kerja dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya
dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya

4. Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang
berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang

5. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah
diberikan kepadanya

6. Kerjasama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya

7. Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan


langkahlangkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan

8. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga


dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

BAB 3 ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN

Sebagai seorng tenaga profesional, guru harus senantiasa proaktif meningkatkan


pengetahuan, sikap, dan keterampilannya ecara terus menerus. Sasaran penikapan itu meliputi
penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejaawat, peserta didik,
tempat kerja, pimpinan lenbaga dan lingkungan pekerjaan. Sebagai jabatan yang harus dapat
menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus pula selalu
dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus selalu mengadakan
pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman yang melekat dalam tugas-tugasnya.
Penyikapan profesi kependidikan mengandung makna kecenderungan guru atau
tenaga pendidik memandang dan memperlakukan jabatan sebagai profesi. Guru harus
menyadari karena kemauan dan kemampuannya memilih, menentukan dan memutuskan
untuk menjadi guru lah yang mewajibkannya untuk bersungguh-sungguh melaksanakan
keprofesionalannya di bidang keguruan.

1. Organisasi profesi keguruan di Indonesia

Organisasi profesi guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen menyebutkan organisasi profesi guru adalah pengumpulan yang berbadan hukum
yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru.
Undangundang ini juga mengatur prinsip profesionalitas seorang pendidik. Organisasi profesi
guru di Indonesia yang sudah terkenal sejak lama hingga saat ini masih eksis adalah persatuan
guru republik Indonesia atau PGRI PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945 organisasi ini
pada mulanya adalah organisasi serikat pekerja tetapi dengan perkembangannya yang pesat,
maka pada akhirnya kongres XIII di Jakarta pada tahun 1973 merubah sifat organisasi ini dari
serikat pekerja menjadi organisasi profesi. Fungsi organisasi profesi keguruan ini ditegaskan
oleh Basuni suryamihardja pada tahun 1981 pengurus besar PGRI adalah membina guru dan
martabat guru dengan segala aspeknya dalam kehidupan profesinya dan profesional
sepanjang masa. Pendidikan prajabatan hanya memberikan sejumlah dasar-dasar pengetahuan
untuk masuk dalam suatu profesi keguruan, pengembangan pengetahuan termasuk dalam
suatu profesi keguruan kemudian hanya dapat diperoleh dalam jabatan sebagai guru.
Pendidikan inservice training dapat memberikan wawasan yang lebih jauh tentang seluk
beluk pekerjaan yang digeluti. Beberapa pokok pikiran yang melandasi perlunya pendidikan
inservice training oleh organisasi profesi dalam pekerjaan sebagai guru adalah:

1. Latihan profesional keguruan hendaknya tidak berhenti setelah meninggalkan lembaga


pendidikan persiapannya menjabat pekerjaan pertama.

2. Perkembangan profesionalnya di kemudian hari tidak akan terpenuhi dengan memadai


oleh sekedar pengalaman bekerja yang lama

3.sistem sekolah tidak selamanya dapat menyediakan kesempatan bagi para guru untuk
tumbuh dalam pekerjaan
4. Cara yang efektif dan teratur untuk mengembangkan pertumbuhan pendidikan inservice
training yang diselenggarakan dalam kerjasama oleh semua lembaga yang berwenang .

Sertifikasi dipersyaratkan bagi guru yang akan bekerja dalam profesi guru baik
bekerja di sekolah negeri, maupun bekerja di lembaga swasta. Sertifikasi dalam lisensi perlu
diberikan sejak pertama kali bekerja di lembaga pendidikan, setelah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh kerjasama pemerintahan dengan organisasi profesi. Oleh karena itu
lisensi tersebut dapat dicabut oleh pemerintah sewaktu-waktu apabila melanggar kode etik
profesi guru seiring dengan perkembangan dunia organisasi bagi guru, saat ini juga
berkembang sangat pesat organisasi-organisasi profesi guru yang mana setiap organisasi
mengaku berfungsi untuk mengurus dan memperjuangkan hak-hak guru dalam menjalankan
profesinya. Organisasiorganisasi profesi guru tersebut seperti ikatan guru Indonesia atau IGI,
persatuan guru seluruh Indonesia atau PGSI, federasi serikat guru Indonesia atau FSGI, ikatan
guru taman kanakkanak Indonesia atau IGTKI, dan organisasi-organisasi profesi guru lainnya
yang memiliki dasar hukum yang jelas.

2. Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan.

Profesi sebagai guru pada dasarnya adalah pelayanan terhadap warga masyarakat yang
menginginkan pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga-lembaga pendidikan. Mutu
pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan sangat tergantung pada layak
tidaknya penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan. Kelayakan penyelenggaraan ini dapat
ditinjau dari d Pertama kualifikasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari
kualifikasi para tenaga guru atau pendidik dan tenaga kependidikan atau administratif dan
kedua kelayakan sarana dan prasarana pendidikan.

Penyelenggaraan pendidikan hendaknya selalu dapat memberikan kesan yang baik terhadap
masyarakat sehingga masyarakat selalu memberikan kepercayaan yang penuh karena
kepercayaan ini mutlak diperlukan oleh suatu profesi. Pengakuan masyarakat terhadap
profesi guru itu tidak hanya terbatas pada pengakuan guru sebagai guru melainkan pengakuan
terhadap segala perangkat yang berkaitan dengan profesi guru termasuk perangkat untuk
kerja, lembaga pendidikan, organisasi profesi, etika dan kode etik guru dan sistem
imbalannya.
3. Analisis peranan organisasi profesional keguruan.

Gagasan mendasar tentang peranan organisasi ialah perlindungan dan pengakuan yang
lebih pasti terhadap jabatan guru khususnya dan tenaga kependidikan umumnya. Profesi ini
secara tegas akan dilindungi, dihargai, diakui, dan dijamin keberadaannya secara
hukum.perlindungan itu secara eksplisit dikemukakan dalam pasal 42 yang menyatakan
bahwa pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar. Segi yang berkaitan erat dengan dasar pengakuan status profesional
tenaga kependidikan ialah perlindungan hukum bagi tenaga kependidikan dalam menjalankan
tugasnya, seperti dijamin pada pasal 40 mengenai hak-hak tenaga kependidikan. Dalam ayat 1
Deddy dikemukakan bahwa tenaga kependidikan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam menjalankan tugasnya. Penegasan ini merupakan hal yang luar biasa, karena
memberikan keistimewaan kepada tenaga kependidikan. Mereka memiliki dua jenis
perlindungan hukum yaitu sebagai warga negara biasa dan sebagai tenaga kependidikan dua
sisi.Pertama kualifikasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari kualifikasi
para tenaga guru atau pendidik dan tenaga kependidikan atau administratif dan kedua
kelayakan sarana dan prasarana pendidikan.Penyelenggaraan pendidikan hendaknya selalu
dapat memberikan kesan yang baik terhadap masyarakat sehingga masyarakat selalu
memberikan kepercayaan yang penuh karena kepercayaan ini mutlak diperlukan oleh suatu
profesi. Pengakuan masyarakat terhadap profesi guru itu tidak hanya terbatas pada pengakuan
guru sebagai guru melainkan pengakuan terhadap segala perangkat yang berkaitan dengan
profesi guru termasuk perangkat untuk kerja, lembaga pendidikan, organisasi profesi, etika
dan kode etik guru dan sistem imbalannya.

4. Permasalahan yang dihadapi profesi guru

1. Penjabaran yang operasional tentang ketentuan yang tersurat dalam peraturan yang
berlaku yang berkenaan dengan profesi guru beserta kesejahteraannya.

2. Peningkatan unjuk kerja guru melalui perbaikan program pendidikan guru yang lebih
terarah, yang memelihara keterpaduan antara pengembangan profesional dengan
pembentukan kemampuan akademik guru dengan memberikan peluang kepada setiap calon
guru untuk melatih untuk kerjanya sebagai calon guru yang profesional.
3. Proses profesionalisasi guru melalui sistem pengadaan guru terpadu sejak pendidikan
prajabatan, pengangkatan, dan pembinaannya dalam jabatan

4. Penataan organisasi profesi guru yang diarahkan kepada bentuk wahana untuk
pelaksanaan proses profesionalisasi guru dan dapat memberikan batasan yang jelas mengenai
profesi guru dan profesi lainnya

5. Penataan kembali kode etik guru, terutama yang berkenaan dengan rambu-rambu
perilaku profesional yang tegas operasional serta perumusan sanksi-sanksi terhadap
penyimpangannya.

6.pemasyarakatan kode etik guru diterapkan oleh setiap guru dan diindahkan oleh masyarakat
rekanan sehingga tumbuh penghargaan dan pengakuan yang wajar terhadap profesi guru itu.

5. Kode etik guru

Kode etik berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tata asusila dan
akhlak. Akhlak adalah ekspresi jiwa yang tampak dalam perbuatan dan meluncur dengan
mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Kode etik bagi suatu organisasi
profesional merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Kode etik bagi organisasi
profesional guru sangat penting karena merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku
yang dijunjung tinggi oleh setiap anggotanya. Karena merupakan landasan moral dan
pedoman, maka kode etik ini berfungsi sebagai alat untuk mendinamisir setiap anggotanya
agar selalu mawas diri dan penuh kesadaran berusaha melakukan berbagai upaya peningkatan
dan pengembangan kemampuan profesional. Persatuan guru republik Indonesia yang
merupakan organisasi guru di negara kesatuan republik Indonesia telah berusaha menjadi
organisasi profesi bagi guru yang menetapkan sejumlah norma aturan berperilaku sebagai
kode etik bagi guru dalam menunaikan tugas keguruannya.

Kode etik guru terdiri dari:

1) guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membantu manusia pembangunan
yang berpancasila.

2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan


kebutuhan masing-masing anak didik
3) guru mengadakan komunikasi dalam memperoleh informasi tentang anak didik tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan wewenang.

4) guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan


orang tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik

5) guru memelihara hubungan, baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun


masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pribadi

6) guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengemban dan


meningkatkan mutu profesinya

7) guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan

8) guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI


sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya

9) guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah


dalam bidang Pendidikan

Pengawas terhadap pelaksanaan kode etik keguruan adalah PGRI. Kode etik tersebut
hendaknya menjadi patokan perilaku anggotanya agar setiap anggota terhindar dari
pelanggaran larangan dan terhindar pula dari sanksi yang mungkin diberikan oleh organisasi
profesi oleh karena itu organisasi profesi dapat dikatakan berperan ganda yaitu sebagai
penjaga bagi praktisi untuk tidak keluar dari kode etik profesional dan sebagai penggerak
bagi pengembangan profesi itu sendiri. Sebagai penggerak bagi pengembangan profesi-
profesi berkewajiban berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan keterampilan
professional. Selain memiliki kode etik yang mengatur seorang guru juga memiliki hak
profesional jika memiliki aspek pokok yakni:

1) mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas dan wewenang


keguruan yang menjadi tanggung jawabnya
2) memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dan
batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan setempat

3) menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan


efisien dalam rangka menjalankan tugasnya sehari-hari

4) menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha


dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdian

5) menghayati kebebasan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara


individual maupun secara institusional.

Sebagai seorang tenaga profesional guru harus senantiasa proaktif meningkatkan


pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara terus-menerus. Sasaran penyikapan itu
meliputi penyekapan terhadap perundang-undangan organisasi profesi, teman sejawat, peserta
didik, tempat kerja pimpinan lembaga dan lingkungan pekerjaan titik sebagai jabatan yang
harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus pula selalu
dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus selalu mengadakan
pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman yang melekat dalam tugas-tugasnya. Penyikapan
profesi kependidikan mengandung makna kecenderungan guru atau tenaga pendidik
memandang dan memperlakukan jabatan sebagai profesi. Guru harus menyadari karena
kemauan dan kemampuannya memilih, menentukan dan memutuskan untuk menjadi guru
yang mewajibkannya untuk sungguh-sungguh melaksanakan tugas ke profesional lainnya di
bidang perguruan.dengan demikian jika seseorang sudah setuju untuk menjadi guru artinya
mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan guru dengan segala risikonya, maka individu
tersebut akan melakukan tindakan positif dan mau melaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab pengembangan sikap profesi pendidikan ini dilakukan sebelum dan selama
memangku profesi keguruan itu sendiri.
BAB 4 Peranan Guru Dalam Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat,
amanjemen pendidikan harus dijalankan secara efektif dan efesien dengan memberdayakan
segala sumberdaya yang tersedia ada baik manusia dan non manusia sehingga semuanya
mennjadi satu menuju satu titik akhir, guru secara profesional melaksanakan proses
pembelajaran agar peserta didik mau dan dapat belajar hingga mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen peddidikan disekolah harus dijalankan sesuai dengan fungsi-fungsinya dan
berpegang pada prinsip prinsip manajemen yang effektif dan efesien. Sebagai bagian tidak
terpisahkan dari sistem pendidikan, guru bidang studi harus memahami dann mampu menjadi
bagian yang terintegrasi dalam manajemen pendidikan dengan melaksanakan segala tugas
dan tanggungjawab pada setiap bidang garapan yang dikelola oleh kepala sekolah sebagai
manajer pendidikan disekolah. a. Manajemen sebagai suatu sistem maksudnya sebagai suatu
kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian atau komponen yang secara keseluruhan
saling berkaitan yang diorganisasi sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi
b. Manajemen sebagai suatu proses maksudnya serahkan kegiatan gerakan pada
pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan secara maksimal mungkin
sumber-sumber yang ada
C. Manajemen sebagai suatu fungsi adalah manajemen mempunyai kegiatan-kegiatan
tertentu yang dapat dilakukan sendiri-sendiri tanpa menunggu selesainya kegiatan yang lain
sekalipun kegiatan yang satu dan lainnya saling berkaitan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi
d. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan maksudnya sebagai suatu ilmu yang
bersifat interdisipliner dengan menggunakan bantuan ilmu-ilmu sosial filsafat dan
matematika e. Manajemen sebagai kumpulan orang maksudnya manajemen dipakai dalam
arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi misalnya
kelompok pimpinan atas kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.
F. Manajemen sebagai kegiatan yang terpisah maksudnya manajemen mempunyai
kegiatan tersendiri jelas terpisah daripada kegiatan teknis lainnya
g. Manajemen sebagai suatu profesi maksudnya manajemen mempunyai bidang
pekerjaan atau bidang kalian tertentu seperti halnya bidang-bidang lain misalnya profesi di
bidang kedokteran profesi di bidang hukum profesi di bidang perpajakan dan sebagainya.
sifat khusus yang utama manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta
pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin ilmu. Tiap organisasi
memerlukan pengambilan keputusan, pengorganisasian aktivitas, penanganan manusia,
pembagian tugas dan kewenangan evaluasi prestasi yang mengarahkan kepada sasaran
kelompok yang kesemuanya ini sebagai aktivitas manajemen.
bila dikaitkan dengan bidang pendidikan, konsep manajemen pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia di bidang pendidikan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan titik pemanfaatan sumber daya
yang dimaksud lebih dititikberatkan pada sumber daya manusia tanpa mengesampingkan
sumber daya lain yang berhubungan dengan pembimbingan, penggerakan, pengarahan
kegiatan-kegiatan sumber daya manusia sendiri yang didasarkan pada tujuan yang jelas.
Artinya pencapaian tujuan pendidikan dapat dilakukan dengan memberdayakan sumber daya
manusia sedemikian rupa sehingga seluruh potensi yang dimiliki dapat digunakan untuk
pencapaian tujuan secara sederhana manajemen adalah apa yang dilakukan oleh manajer.
Manajemen adalah proses pengorganisasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan
tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Pemahaman yang jelas tentang kepemimpinan dapat diketahui melalui analisis


pendapat para ahli berikut:
a. Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi
b. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan,
kehormatan, dan kerjasama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama
C. Kemampuan untuk mempengaruhi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Melibatkan tiga hal yang itu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu.
Sementara Indonesia disadari bahwa ada tiga faktor utama pentingnya penerapan
manajemen berbasis sekolah ketiga faktor tersebut meliputi:

19
1. Pelaksanaan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang
menggunakan pendekatan education production function atau input out analisis titik
pendekatan yang terlalu menekankan kepada peran lembaga pendidikan sebagai pusat
produksi yang apabila dipenuhi dengan input yang dibutuhkan dalam proses produksi
tersebut maka output dengan sendirinya akan terjadi

2. Penyelenggaraan pendidikan yang terfokus pada birokratik sentralistik yang


menempatkan sekolah sebagai penyelenggara sistem pendidikan yang sangat tergantung pada
keputusan-keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-
kadang kurang sesuai dengan kondisi sekolah setempat hal tersebut telah membuat sekolah
kehilangan kemandirian keluwesan, motivasi kreativitas atau inisiatif untuk meningkatkan
mutu pendidikan sekolah
3. Peran serta warga sekolah dan warga masyarakat yang selama ini dirasakan
sangat minim. Partisipasi guru dalam mengambil keputusan sering diabaikan, partisipasi
masyarakat hanya terbatas pada dukungan dana, serta akuntabilitas sekolah terhadap
masyarakat dirasakan sangat lemah telah membuat sekolah hanya sebagai pemain tunggal
dan penyelenggaraan sistem pendidikan sekolah.
Oleh sebab itu manajemen berbasis sekolah diartikan sebagai pendekatan politis untuk
mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada
partisipan sekolah tingkat lokal guna memajukan sekolahnya. Partisipasi sekolah sama
dengan kepala sekolah konselor, pengembangan kurikulum administrator, orang tua siswa
masyarakat sekitar dan siswa.dengan konsep manajemen berbasis sekolah ini pengelolaan
sekolah yang selama ini lebih ditekankan pada pendekatan education production function
akan lebih ditekankan pada proses pendidikan yang diyakini saat menentukan output
pendidikan titik dengan penerapan konsep manajemen sekolah ini sekolah yang selama ini
dijadikan sebagai subordinasi dan birokrasi di atasnya, akan memiliki otonomi yang lebih
besar sehingga sekolah lebih mandiri dengan kemandiriannya sekolah lebih berdaya dalam
mengembangkan programprogram yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimiliki di samping itu dengan konsep manajemen berbasis sekolah ini partisipasi warga
sekolah dan masyarakat akan semakin dioptimalkan sehingga akan tumbuh rasa memiliki
terhadap sekolah.
Dengan penerapan konsep manajemen berbasis sekolah diharapkan sekolah lebih
berinisiatif dan kreatif, lebih luas, lebih mengetahui kekuatandan kelemahan, lebih
mengetahui kebutuhan lembaganya, dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, dapat
memberdayakan sumber daya pendidikan dapat menciptakan dan memelihara transparansi
dapat mempertanggungjawabkan kinerja layanan dan mutu, dapat melakukan persaingan
yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dan secara cepat dapat merespon aspirasi masyarakat
dan lingkungan yang berubah dengan cepat.Sementara itu fungsi manajemen pendidikan
antara lain yang pertama adalah perencanaan kemudian ditindaklanjuti dengan
pengorganisasian setelah dilakukan pengorganisasian ahli mulai membuat variasi kegiatan
dalam manajemen tersebut. Ada yang mengatakan dilakukannya pencarian atau penentuan
sumber daya, kemudian lanjutkan dengan pergerakan pelaksanaan dengan melakukan
pengarahan, pemberian motivasi, pengordinasian, diakhiri dengan pengawasan. Perencanaan
merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala aktivitas dan sumber daya yang
dilaksanakan dan digunakan di masa akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian peranan tugas dan tanggung
jawab pada orang atau bagian yang terlibat dalam kerjasama sekolah.
Penyusunan pegawai atau steving merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya
tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada
sumber daya manusia yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan
diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian.
Selanjutnya pengerahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang
telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
Koordinasi merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang terlibat dalam
organisasi dalam suasana kerjasama yang harmonis.
Pencatatan dan pelaporan merupakan fungsi di mana semua proses danpada umumnya
selalu dipertanggungjawabkan.
Pengawasan merupakan pengendalian manajemen melalui manajer dapat
menghasilkan bahwa aktivitas yang aktual sesuai dengan yang direncanakan.

21
BAB 5 Hakekat Supervisi Pendidikan
Secara umum supervis berarti upaya pemberian bantuan kepada guruu agar dapat
membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. Namun dalam prakteknya
sering supervisi diartikan sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja guru.
Seorang supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebihan-kelebihan (super)
dibidang keguruan, dimana kelebihan tersebut dapat membuatnya membantu guru
memperbaiki situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik. Pendekatan supervisi
pendidikan dibagi atas 3 yaitu : Pendekatan Non- directive pendekatan, directive pendekatan
collaborative
Teknik supervisi bersifat kelompok dibagi atas 6 yaitu : pertemuan orientassi, rapat
guru, studi kelompok antarguru, diskuusi sebagai pertukaran pikiran atau pendapat,
workshop(lokakarya), tukar menukar pengalaman (sharing of Experience Teknik supervisi
bersifa individual dibagi atas 5 yaitu: kunjungan kelas, obsevasi kelas, percakapan pibadi,
inter visitasi, menilai diri sendiri. Supervisi pembelajaran diperlukan untuk dapat menjawab
dua hal penting yaitu:
Pertama, perkembangan kurikulum akibat IPTEKS
Masa kini akan berdampak ke masa depan di mana peserta didik dipersiapkan untuk
dapat menjawab tantangan masa depan titik perkembangan IPTEKS akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada tuntutan kebutuhan para lulusan titik sejalan dengan
perkembangan IPTEKS maka kurikulum memerlukan penyelesaian yang terus-menerus
dengan keadaan nyata di lapangan titik hal ini menuntut guru-guru senantiasa harus berusaha
mengembangkan diri agar penyelenggaraan pendidik dapat terlaksana dengan baik namun
demikian hal tersebut tidak selamanya dapat berjalan dengan mulus banyak hal yang sering
menghambat seperti satuan pendidikan yang belum siap normalnya, keadaan guru yang
sangat menerima perubahan, ungkapan sarana yang pertama yang mendukung, dan
masyarakat yang turut menerima perubahan yang terjadi pada sistem persekolahan.
Kedua pengembangan sumber daya manusia.
Para pelaku penyelenggara pendidikan dalam hal ini disebut sebagai guru dan tenaga
kependidikan yang menjadi unsur utama dalam sistem pendidikan. senantiasa harus
terusmenerus mendukung upaya pencapaian tujuan pendidikan sumber daya manusia yang

22
terlibat dalam satuan pendidikan terdiri dari kepala sekolah guru, laboran, pustakawan,
teknisi,
tata usaha, dan penjaga sekolah. Menuntut peningkatan pengetahuan dan
keterampilannya untuk mendukung karirnya dalam rangka mengikuti perkembangan irama
perubahan kurikulum. Pada SDM yang ada pada satuan pendidikan terutama guru harus
senantiasa dapat mengembangkan diri melalui pendidikan formal dan informal melalui
pendidikan dan latihan yang dilaksanakan oleh kementerian pendidikan Mama kebudayaan
riset dan teknologi maupun pengembangan diri secara mandiri seperti mengikuti workshop
tema pendidikan dan latihan lokakarya, Penataran atau sejenisnya yang diselenggarakan oleh
pihak swasta atau organisasi profesi guru.

Konsep supervisi adalah melihat dari atas dan melihat kelebihan dengan demikian
kata supervisi dalam kehidupan sehari-hari guru sering disamakan dengan kata pengawasan
sehingga pengawas pendidikan disebut sebagai supervisor. Padahal tidak secara otomatis
dapat disebut sebagai supervisor.seorang supervisor adalah seorang yang memiliki
kelebihankelebihan di bidang keguruan di mana kelebihan tersebut dapat membuatnya
membantu guru memperbaiki situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik. Pada
prinsipnya supervisi mempunyai arti khusus yaitu membantu dan turut serta dalam usaha-
usaha perbaikan dan peningkatan mutu.
Tujuan supervisi pendidikan adalah mengukur dan menjamin terpenuhinya kualitas
penyelenggaraan pendidikan maupun penyelenggaraan pembelajaran titik supervisi untuk
meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada dalam rangka tujuan pendidikan
nasional dengan membantu guru-guru untuk lebih memahami peranan sekolah untuk
mencapai tujuan yang dimaksud. Sedangkan fungsi supervisi yaitu memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas belajar siswa.
Prinsip supervisi pendidikan antara lain adalah ilmiah yang berarti sistematis
dilaksanakan secara tersusun, kontinuteratur objektif, demokratis kooperatif menggunakan
alat konstruktif dan kreatif.supervisi dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai
harkat dan martabat manusia sebagai individu maupun kelompok supervisi juga dilaksanakan
secara kondusif yang dapat membangkitkan suasana kreativitas.

23
Permasalahan pada supervisi guru yaitu menjelaskan bahwa kompetensi guru
mengalami kemerosotan karena pembinaan yang diabaikan

BAB 6 Bimbingan Konseling Dan Peran Guru


Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas pendidikan yang
tidak boleh lepas dari perhatian administrator, manajer dan guru di sekolah. Kemampuan
mengenal dan menyelenggarakan program bimbingan konseling merupakan salah satu
tuntutan bagi seorang kepala sekolah sebagai manajer dan bagi guru sebagai pendidik dan
pembimbing. Penyelenggaraan program bimbingan konseling di sekolah berada di bawah
tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Kepala sekolah harus mengelola
program bimbingan konseling di sekolah dengan memberdayakan seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki sekolah di bidang pendingin konseling baik konselor, guru
pembimbing guru bidang studi lainnya memiliki kompetensi bidang konseling. Sementara
bagi guru bidang studi, program layanan bimbingan konseling merupakan salah satu
kemampuan yang melekat pada dirinya untuk berpartisipasi penuh dengan mendampingi
peserta didik dan guru pemimpin lainnya dalam memberikan pelayanan bagi peserta didik
sebagai konseli.

Bimbingan dan konseling di Indonesia masuk dan berkembang melalui dunia


pendidikan, yang agak berbeda dengan asalnya BK di Amerika yang mulai di masyarakat
oleh F.Parson dikota Boston. BK di Indonesia mempunyai sejarah sendiri karena masuk
melalui dunia pendidikan oleh sekolah maka BK dikenal pelayanannya di dunia pendidikan
atau sekolah baru melebar atau bergerak ke dunia kerja. Sistem pendidikan nasional
menyebutkan bahwa BK adalah bagian integral dari pendidikan di samping administrasi-
supervisi dan kurikulum. Merujuk pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi "konselor".
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong, Widyaiswara belajar
dan fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003,pasal 1 ayat 6).

Sifat-sifat konseling diantaranya:

1)Pertolongan diarahkan ke peningkatan kemampuan dalam menghadapi hidup


dengan segala persoalannya

2. Pertolongan yang kontinyu diberikan atas dasar perencanaan dan pemikiran


ilmiah

3. Pertolongan yang proses pemecahannya dari persoalan membutuhkan


aktivitas dan tanggung jawab bersama antar yang menolong dan yang ditolong

24
4) pertolongan yang isi, bentuk dan caranya disesuaikan dengan kebutuhan tiap-
tiap masalah

5) pertolongan yang berusaha menolong tiap anak yang dibimbing agar ia dapat
mencapai kehidupan yang layak dan bahagia di dalam masyarakatnya.

Sementara itu konsep dasar konseling adalah memberikan bantuan dalam arti konseling
membutuhkan syarat, bentuk, prosedur dan pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar prinsip
dan tujuannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah meliputi tiga bidang, yaitu bidang
pengajaran bidang administrasi dan kepemimpinan serta bidang pemberian bantuan. Tujuan
konseling secara umum di sekolah adalah agar siswa memahami dirinya dengan baik,
memahami lingkungannya dengan baik dan membuat pimpinan keputusan yang bijaksana
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari .Terangkan fungsi
konseling sebagaimana diuraikan dalam tujuan yaitu supaya para peserta didik mampu
mengatur kehidupan sendiri, memperoleh perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin
dan mewujudkan semua potensi yang dimilikinya dan dapat menyelesaikan tugas hidupnya
dengan baik.

25
BAB III
PEMBAHASAN

A.Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kekurangan:

1. Gagasan yang diajukan oleh penulis pada buku diktat cukup logis namun
kurang teratur. Seringkali dijumpai pengulangan kalimat yang sama pada
paragraph sebelumnya kembali dituliskan pada paragraf berikutnya.Pembaca
merasa penulis/editor berupaya untuk memperbanyak tulisan dalam buku
padahal isi kalimat antar paragraf sama saja. Timbul kesan upaya ini dapat
menebalkan buku.

2. Masih terdapat banyak kesalahan pengetikan yang ditemukan pada buku


diktat

3. Halaman pada buku tidak beraturan

Kelebihan:

1. Pembahasan buku diktat disajikan secara detail, dan menyeluruh oleh penulis.

2. Hubungan antar gagasan yang diajukan oleh penulis disajikan secara naratif dan
analitis.

3. Buku diktat tersebut menyajikan kajian materi yang didukung oleh para pendapat
ahli.

4. Tampilan dan warna pada cover buku menarik.


BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Setelah dipaparkan kelebihan dan kekurangan buku, maka dapat saya simpulkan bahwa:
Profesi kependidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara mengajar dan
tugas-tugas utama dari seorang guru. Selain itu didalam buku ini juga dibahas mengenai kode
etik dan metode-metode pembelajaran yang tepat,efektif,dan efisien.Namun Penulisan buku
ini belum sempurna karena masih banyak terdapat kesalahan dalam penggunaan kata, tanda
baca serta kekurangan pada komponen lainnya

B.SARAN
Setelah pengkritisi menguraikan kelebihan dan kelemahan buku. Maka dapat saya
simpulkan bahwa buku perlu untuk diperbaiki. Dan saya berharap penulis lebih teliti dalam
menyusun setiap kata dan tetap berpedoman pada EYD(Ejaan Yang Disempurnakan).Oleh
sebab itu, pengkritisi sangat berharap adanya perbaikan yang dilakukan oleh penulis terhadap
kekurangan-kekurangan/kesalahan yang terdapat di dalam buku ini. Mungkin akan jauh lebih
baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami guna mencapai
pemahaman yang lebih.Juga diharapkan agar disertakan juga beberapa tabel atau gambar
penjelas materi.Dan agar ditingkatkan lagi kualitas tulisan dan mutu kertas apabila berbentuk
buku.
DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo, 2023, Profesi Kependidikan, Medan: UNIMED Press.

Anda mungkin juga menyukai