Anda di halaman 1dari 33

Profesi Kependidikan

CRITICAL BOOK REPORT

KRITISI BUKU PROFESI PENDIDIKAN KARANGAN PROF. DR. YASARATODO


WAU, M.Pd DENGAN BUKU PROFESI PENDIDIKAN KARANGAN DELIATI, S.Ag.
M.Ag, dkk

Oleh : Kelompok 2
Irma Lestari Acceh 3152131014
Melisa Trisundari 3153131022
Ninka Cantika 3151131030
Rohani Simbolon 3153131030
Sri Ramadhani 3152131022
Tigor Siringo ringo 3153131034
Wahyu Sugito 3152131025

B REGULAR 2015

Dosen Pengampu :
Drs.Khairul Anwar M.Pd/Fahrur Rozi, S.Pd. M.Pd.

Jurusan Pendidikan Geografi


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusunan Critical Book Report mata kuliah Profesi Kependidikan yang
membandingkan antara kedua buku yang berjudul Profesi Kependidikan ini dapat berjalan
lancar dari awal sampai selesai.

Penulisan Critical Book Report ini disusun berdasarkan sumber bacaan dari buku. Saya
menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas, sehingga dalam penyusunan Critical Book
Report ini banyak kekurangannya. Namun, Critical Book Report ini diharapkan dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kalangan mahasiswa dan umum.

Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan serta saran dari
berbagai pihak.

Medan, 19 Februari 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

IDENTITAS BUKU ................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 2

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 2

B. TUJUAN ............................................................................................................. 2

C. MANFAAT ......................................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN DAN KRITISI BUKU ....................................................... 3

BAB III PERBANDINGAN BUKU ........................................................................ 27

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 30

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 30

B. SARAN ............................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31

ii
IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA:
Judul : Profesi Kependidikan
Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
ISBN : 978-602-7938-05-2
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2018
Urutan Cetakan : Cetakan ke 8
Dimensi Buku : 16x24 cm
Tebal Buku : 331 halaman

BUKU PEMBANDING :
Judul : Profesi Kependidikan
Penulis : Deliati S.Ag. M.Ag, dkk
ISBN : 978-602-1317-81-5
Penerbit : Citapustaka Media
Tahun Terbit : 2015
Urutan Cetakan : Cetakan ke 1
Tebal Buku : 250 halaman

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memahami sebuah buku bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi mahasiswa
sekarang jauh berbeda dengan mahasiswa zaman dahulu. Sekarang ini mahasiswa lebih
tertarik pada hal-hal yang instan. Mahasiswa lebih suka dan tertarik pada internet atau
tayangan televisi. Internet dan tayangan televisi itu berupa sinetron maupun film yang
kesemuanya memberikan pengaruh terhadap berkurangnya minat mahasiswa untuk
membaca karya sastra atau mengapresiasi karya sastra, untuk itu banyak perguruan tinggi
yang memberikan tugas critical book report yaitu mengkritisi buku.

Dengan adanya kritisi buku mahasiswa dapat menambah wawasannya dengan cara
membaca dan menemukan informasi dari buku, tidak hanya dari internet maupun televisi
saja. Maka tugas critical book report ini lebih menekankan pada mahasiswa untuk
membaca.

B. TUJUAN
Tujuan dari mengkritisi buku ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara kedua
buku yaitu mengenai kelemahan dan keunggulan pada dua buku tersebut.

C. MANFAAT
Dengan mengkritisi buku, kita dapat menambah wawasan kita karena pada saat
mengkritik buku tentu kita harus membacanya terlebih dahulu, sehingga dapat
menambah ilmu kita mengenai materi yang dibahas pada kedua buku tersebut. Kita juga
dapat meningkatkan pengetahuan kita mengenai tata cara penulisan pada sebuah buku.

2
BAB II
RINGKASAN DAN KRITISI BUKU
BUKU UTAMA
A. BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN
Secara etimologis pengertian profesional adalah berasal dari bahasa Inggris
“Profession” yang berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau
“menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan”.

Suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila pekerjaan tersebut hanya dapat


dikerjakan oleh orang yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu. Kriteria tersebut
antara lain harus melalui pendidikan tinggi, melibatkan kegiatan mental. Menuntut
keahlian dan di ikat oleh kode etik tertentu.

Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai pekerjaan
profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena
tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Jabatan guru digolongkan kepada jabatan
profesional. Dimana kekhususan jabatan guru dari jabatan profesional lainnya, dapat
disimak dari kompetensi guru. Guru sebagai jabatan dituntut memiliki tiga kompetensi
yaitu :

 Kompetensi Personal, yaitu kecakapan pribadi dalam mengadakan komunikasi antar


personal yang bersifat psikologis kepada siswa-siswi dan teman sejawatnya.

 Kompetensi Sosial, yatu kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan siswa,


sesama teman guru, kepala sekolah, maupun dengan masyarakat lugas.

 Kemampuan Profesional, yaitu kemampuan melaksanakan tugas dan kemampuan


menemukan sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasan pelaksanaan
tugas tersebut.

Kelebihan dan Kelemahan :


Pada bab ini membahas mengenai hakikat profesi kependidikan yang terdiri dari
beberapa sub bab. Kelemahan yang terdapat pada bab tersebut ada beberapa kata yang
pengetikan hurufnya tidak lengkap. Penyusunan penomoran pada bab tersebut juga
dimasukkan kedalam paragrafnya, sebaiknya penomoran itu akan lebih sistematis jika
diurutkan kebawah. Kelebihannya penulisan kata bahasa asing dituliskan dalam huruf
3
miring dan pembahasan juga sangat lengkap dan terdapat rangkuman serta latihan di akhir
bab.

B. BAB II PROFESIONALISASI GURU


Kata profesionalisasi mengacu kepada kata proses dimana kata proses itu sendiri
menandung makna runtunan perubahan di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial
berjalan terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan
prosuk menurut (KKBI, 1999). Sebagai conroh kita ambil yaitu air tebu dapat menjadi
gula karena air tebu tersebut mengalami serangkain perjalanan atau air tebu tersebut
mengalami sebuah proses.
Sama halnya dengan proses menjadi guru, seseorang yang ingin menjadi guru tidak
serta merta setelah ada niat dalam dirinya untuk menjadi guru langsung menjadi guru.
Namun seseorang yang memiliki niat menadi guru maka harus mengikuti atau mengalami
sejumlah perjalanan atau dapat dikatakan harus mengalami sebuah proses juga. Harus
adanya tekad dan komitmen mengikuti seluruh perjalanan pembentukan kepribadian guru
yang profesional.
Keprofesionalan seorang guru terbentuk karena proses yang harus dijalani dalam
waktu yang lama dimana profesionalisasi seorang guru diawali dari niat, seseorang yang
mempunyai niat menjadi guru harus mengikuti proses pendidikan mulai dari pendidikan
tingkat dasar lalu melanjut ke tingkat pendidikan (SMP, dan SMA sederajat) lalu melanjut
ke tingkat perguruan tinggi. Keseluruhan tahap proses yang harus dialami atau diikuti
mulai dari adanya niat menjadi guru hingga menjadi guru yang profesional itulah yang
dimaksud dengan profesionalisasi jabatan guru.
Kinerja guru merupakan salah satu indikator penentu ketercapaian tujuan pendidikan
dan pembelajaraan baik secara kuantitatif dan kualitatif. Banyak faktor yang dijadikan
indikator untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan
pembelajaraan seperti kebermutuan raw- input, kebermutuan instrumentalian pendidikan
dan keprofesioal tenaga pendidik.
Kinerja Guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas
pembelajaraan sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran. Menurut Pidarta
(1986) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melakukan
tugasya yaitu: bekerja sepenuhnya pada jam-jam kerja, pemilihan kerja didasarkan pada
motivasi yang kuat, memiliki pengetahuan, dan mampu membuat keputusan sendiri.

4
Derajat keprofesionalan guru dapat dilihat dari terpenuhi tidaknya standar mutu yang
di persyaratkan baik secara hukum maupun secara ilmiah. secara ilmiah dapat diukur
melalui keberhasilan memiliki seluruh persyaratan ilmiah yang dipersyaratkan yang dapat
meliputi penguasaan terhadap sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.
unsur-unsur yang perlu dilakukan dalam melakukan penilain guru yakni : kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan kepemimpinan.
Adapun pembinaan dan pengembangan karir guru dilakukan melalui tiga upaya yaitu :
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Kode etik guru terdiri dari dua bagian yaitu
kode etik guru indonesia dan kode etik jabatan guru. kedua kode etik guru tersebut
berkenaan dengan karateristik perilaku yang baik secara umum perilaku yang standar
yang seharusnya ditampilkan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya. pekerjaan
guru sebearnya mengandung resiko tinggi hanya akibatnya baru akan terlihat dalam
jangka waktu yang cukup lama. misalnya, guru yang tidak profesional dalam
mengerjakan fisika atau bahasa inggris akan berakibat kepada nilai atau prestasi anak.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah terdapat beberapa gambar ataupun skema yang menjadi
media penjelas materi pada buku tersebut, terdapat rangkuman dan latihan di akhir bab
pembahasan materi. Kelemahannya adalah pada tata penulisannya, spasi atau jarak terlalu
rapat dan tidak teratur ketebalan hurufnya. Terdapat beberapa kalimat juga yang agak sulit
dipahami maknanya.

C. BAB III ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN


Konsep dasar dan peranan organisasi professional keguruan pengertian tujuan dan
fungsi organisasi professional. Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan
orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang
keahlian tertentu. Seorang guru dapat dikatakan memiliki hak professional jika memiliki
lima aspek pokok yang perlu diwujudkan, yakni :
1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hokum.
2. Memiliki kebebasan untuk mengambil kebijakan interaksi edukatif.
3. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif.
4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar.
5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi professional.
Guru mempunyai organisasi profesi yang bernama Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). PGRI lahir pada tanggal 25 Nopember 1945, fungsi organisasi profesi

5
keguruan ini ditegaskan untuk membina guru dan bermartabat guru dengan segala
aspeknya dalam kehidupan profesinya yang professional sepanjang masa.
Mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan sangat tergantung pada
layak tidaknya penyelelngrran pendidikan dilaksanakan, penyelenggaraan pendidikan
hendaknya selalu dapat member kesan yang baik terhadap masyarakat sehingga selalu
memberikan kepercayaan yang penuh, karena kepercayaan ini mutlak diperlukan oleh
suatu profesi.
Kode etik berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tatasusila, sikap atau
ahlak. Kode etik dimaksud terdiri dari:
1. Guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua siswa.
5. Guru memelihara hubungan, baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih lugas untuk kepentingan pribadi.
6. Guru secara sendiriu-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengemban dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesame guru, baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru Secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan pengabdianya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam pendidikan.
Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang
dimiliki seorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakaiu sebagai alat
untuk memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja. Guru sebagai pendidik mampu
menunjukkan Citra dan reputasi sebagai seorang guru professional. Seorang yang dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak dijadikan panutan atau yang memberikan
contoh.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah sistematika penomorannya rapi, bahasa dan kalimatnya
mudah dipahami, terdapat rangkuman dan latihan diakhir babnya. Kelemahannya terletak

6
pada penulisan dari beberapa kalimat, seperti pada halaman 69 mengenai UU No 14 Tahun
2005 tersebut, penulisan ayat d dan e nya tersebut tidak teratur, pengetikannya berantakan.

D. BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN


Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan istilah “manage” yang berarti
kelola. Management berarti pengelolaan. Management berarti pengelolahan, yang berarti
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Pengelolaan merupakan
proses yang memberikan pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Sifat khusus utama manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan
analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin ilmu. Konsep lain yang tidak bisa
dipisahkan dari istilah manajemen adalah administrasi dan kepemimpinan. Kedua istilah
tersebut dalam prakteknya sering simpang siur penggunaannya, manajemen dianggap
sebagai penentu pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan organisasi, semestara
administrasi dan kepemimpinan hanya sekedar kegiatan tata laksana perkantorana yang
menyangkut aktivitas pengumpulan data melalui pencatatan semua hal yang berkaitan
dengan aktivitas organisasi.
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama sekelompok individu dibidang
tertentu dengan menggunakan dan/atau memberdayakan seluruh sumberdaya yang
tersedia untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Berdasarkan batasan konsep diatas, dapat diketahui bahwa antara konsep manajemen
dengan administrasi hampir tidak ada perbedaan yang berarti , bila dianalisis secara
mendalam, dari pengertian administrasi diketahui adanya “pemberdayaan sumber daya”
yang artinya bahwa dalam penyelenggaraan administrasi harus dilakukan manajemen.
Kepemimpinan adalah kata dengan kata dasar pimpin. Pimpin berarti bombing, tuntut
arahkan. Dengan kata pompin dapat diketahui orang yang memimpin berusaha
membimbing, menuntut atau mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu. Berdasarkan
uraian ketiga diatas dapat dikatakan jika administrasi menyangkut keseluruhan proses
kerja sama sekelompok manusia, dan manajemen adalah kemampuan memeberdayakan
sumbedaya yang tersedia. maka manajemen dapat diartikan sebagai inti dari administrasi.
Artinya keberhasian administrasi ditentukan oleh keberhasilan manajemen.
Stakeholders pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan
sekaligus pemberi support terhadap pendidkan atau lembaga pendidikan. Kalau
lembaganya itu berupa sekolah maka stakeholdersnya adalah : Dinas pendidikan,

7
pengawas, kepala sekolah, guru – guru, orangtua, komite sekolah, masyarakat, dunia
usaha dan dunia industri. Dengan perkataan lain stakeholders adalah orang – orang atau
badan yang berkepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan pendidikan
disekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun swasta
adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat dengan maksud dapat meningkatkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta mendorong
minat dan kerjasama warganya dalam usaha memperbaiki sekolah.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah terdapat berbagai gambar ataupun skema berwarna yang
mendukung materi pembahasannya serta pembahasan materinya diibaratkan dengan hal-
hal yang dapat membuat tertarik membacanya, seperti pada halaman 91 diibaratkan telur
itu adalah administrasi, manajemen dan kepemimpinan. Kemudian terdapat beberapa
format seperti format penyusunan RPP. Sangat luas pembahasan pada bab ini dan
bahasanya juga mudah dipahami. Kelemahannya adalah pada tata penulisannya yang
ukurannya tidak teratur, spasi nya tidak sama rata dan ketebalan huruf juga tidak
beraturan. Kemudian penyajian teksnya tidak sistematis dalam hal urutannya, sebaiknya
jika yang dibahas mengenai manajmen, maka diurutkan terlebih dahulu apa itu
manajemen dan sampai ke manajemen pendidikannya, tetapi di bab tersebut tidak,
melainkan pembahasannya terpisah-pisah jadi sulit untuk menyimpulkan intinya.

E. BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN


Konsep supervisi pada awalnya adalah adanya kebutuhan akan landasan pembinaan
situasi pembelajaran dengan cara membimbing guru dalam metode mengajar yang tepat
dan pentingnya mempersiapkan guru yang mampu melaksanakan tugasnya dengan
kreativitas yang tinggi yang di dasari oleh otonom sebagai guru, sehingga pertumbuhan
jabatan guru terus berlangsung. Secara historis teori supervisi memiliki perkembangan
landasan teori yang kurang focus pada perbaikan pembelajaran, dan hal ini menurut
sergiovani (1990) menjadi menyebabkan perhatian terhadap teori tidak banyak
digunakan oleh praktisi.
Seorang supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebihan- kelebihan (super) di
bidang keguruan dimana bidang tersebut dapat membuatnya membantu guru
memperbaiki situasi belajar mengajar kearah yang lebih yang baik. Pada prinsipnya
supervise mempunyai arti khusus yaitu ‘’membantu dan turut serta dalam usaha- usaha
8
perbaikan dan peningkatan mutu’’ Carter Good’s Dictionary of education mendefinisikan
supervise sebagai segala usaha dari pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada
penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan
pengajaran; melibat stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para
guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode
mengajar, dan evaluasi pengajaran.
Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan supervise harus mengetahui
secara jelas apa saja yang harus di supervise. Karena inti kegiatan sekolah adalah
pembelajaran, maka aspek yang paling penting untuk disupervise dan menilai kegiatan
pendidikan adalah yang berkaitan dengan pembelajaran.
Tujuan supervise pendidikan bukan menyodorkan suatu teori, tetapi menganjurkan
sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik esensial teori.
Supervise pendidikan sebagai salah satu instrument yang dapat mengukur dan menjamin
terpenuhinya kualitas penyelenggaraan pendidikan maupun penyelenggaraan
pembelajaran supervise untuk meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada
dalam rangka tujuan pendidikan nasional dengan membantu guru-guru untuk lebih
memahami peranan sekolah untuk mencapai tujuan di maksud.
Prinsip supervisi pendidikan antara lain adalah: Ilmiah yang berarti sistematis,
dilaksanakan secara tersusun , kontiniu, teratur, objektif, demokratis, kooperatif,
menggunakan alat , konstruktif dan kreatif.
Tugas professional perangkat sekolah mempunyai implikasi pada guru, kepala sekolah
dan juga supervisor. Oleh karena supervisor mempunyai tugas professional berkaitan
dengan pengajaran, maka tugas dan tanggung jawab supervisor perlu didisfesifikasikan
pada tugas secara kritis membantu guru meningkatkan kemampuannya melaksanakan
strategi pembelajaran.

Kelebihan dan Kelemahan :


Pada bab ini kelebihannya adalah terdapat pengantar terlebih dahulu diawal
pembahasan yang dapat menjadi gambaran pada pembaca mengenai inti materi bab
tersebut, terdapat beberapa tabel dan skema sebagai pendukung materi serta terdapat
rangkuman dan latihan di akhir bab yang disertai kunci jawabannya. Kelemahannya
adalah pada tata penulisannya juga yaitu terdapat juga beberapa kata bahasa Inggris yang
tidak diberikan artinya, yaitu pada halaman 174 pada pembagian pendekatannya.
Kemudian terdapat gambar yang kurang jelas pada halaman 160.

9
F. BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU
Pengertian konseling Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar
konselor dengan konseli (face to face relationship) yang bermasalah, dimana
pembimbing membantu konseling dalam mengusahakan perubahan sikap dan tingkah
laku. Tujuan Agar siswa mendapatkan pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan
bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Fungsi Sebagaimana telah diuraikan
dalam tujuan konseling supaya para peserta didik mampu mengatur kehidupan sendiri,
memperoleh perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin dapat mewujudkan semua
potensi yang dimilikinya dan dapat menyelesaikan tugas hidupnya dengan baik.
Pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkanlayanan bimbingan dan konseling, seperti landasan (filosofis,
psikologis, sosial-budaya, dan IPTEK).
Sasaran pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan konseling meliputi tahap-tahap
pengembengan kemampuan seperti pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri;
pengenalan lingkungan; pengambilan keputusan; pengarahan diri; dan perwujudan diri.
Adapun prinsip-prinsipnya ialah, prinsip umum konseling; prinsip khusus yang
berhubungan dengan individu (klien); prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
individu konselor; dan prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan
administrasi konseling.
Azas-azasnya adalah azas kerahasiaan, kesukarelaan, kekinian, dan kemandirian.
Program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3
tahun, meso 1 tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhan khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan
profesional yang diberikan oleh konselor di sekolah.
Menghimpun data siswa, menganalisis data itu berdasarkan keadaan siswa pada saat
terjadinya gejala kesulitan penyesuaian diri, merumuskan dugaan mengenai sumber
kesulitan itu, merencanakan langkah-langkah bantuan, melaksanakan hasil bantuan yang
diberikan dan apabila langkah tersebut kurang atau tidak berhasil, lakukanlah perbaikan
hingga hasilnya memadai.
Ada tiga tingkat pelayanan secara menyeluruh, yaitu pelayanan dasar, pelayanan
prakonseling, pelayanan. Semua hal tersebut berguna untuk kebutuhan konseling khusus
di masa depan.

10
Kelebihan dan Kelemahan :
Kelebihan pada bab ini adalah terdapat beberapa gambar dan skema sebagai
pendukung materi pada bab tersebut. kelemahannya terletak pada penulisan penomoran
yang tidak beraturan dan tidak terdapat rangkuman pada bab ini, melainkan hanya latihan
saja, sedangkan bab yang lainnya semua terdapat rangkumannya.

BUKU PEMBANDING :
A. BAB I PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pada bab ini pertama sekali membahas mengenai pengertian dari kata yang berkaitan
dengan profesi, diantaranya profesi, professional, profesionalisme, profesionalitas,
dan profesionalisasi.

 Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian para
anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak
dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.

11
Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan
baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan)
maupun setelah menjalani suatu profesi.

 Professional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian
kedua ini, professional dikontraskan dengan “non-professional” atau
“amatiran” . Dalam kegiatan sehari-hari seseorang professional melakukan
pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja.

 Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggita suatu profesi untuk


meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

 Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap


profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya.

 Profesionalisasi menunjukkan para proses peningkatan kualifikasi maupun


kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah pengertian profesi dan istilah-istilah yang berkaitan
dengan profesi dijabarkan terlebih dahulu sebelum memasuki inti dari materi tersebut.
Kebanyakan teori yang pada bab tersebut diambil dari para ahli atau teori asing, dan
penulisan pada bab tersebut sistematis/rapi.
Kelemahannya terletak pada beberapa istilah asing yang tidak ditulis dengan huruf
miring, tanda baca yang tidak sesuai dan kurangnya huruf dalam kata yang diketikan,
ukuran besar kecil huruf juga tidak sesuai, seperti UU dituliskan dengan huruf kecil dan
kata-kata yang digunakan juga tidak sepenuhnya baku. Pada halaman 9 juga dituliskan
kriteria kompetensi guru menurut Conny R tetapi tidak ditulis arti dari masing-masing
kritteria tersebut.

B. BAB II PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PROFESI GURU

12
Seorang supervisor dalam pembelajaraan mempunyai tanggung jawab yang lebih
berat. lancar atau tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya suatu mutu sekolah tidak
hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapan-kecakapanya tetapi lebih banyak
ditentukan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinanya. Menurut Danim
supervisor harus menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karateristik guru yang
dihadapinya. dimana pendekatan yang digunakan ada dua jenis yakni supervisi ilmiah
dimana harus menggunakan metode, sistematis, dan acuan teoritis yang jelas. Yang kedua
adalah Supervisi Artistik dimana supervisor harus mampu tampil selayaknya seniman,
karena pada tingkat pelaksaaan banyak unsur seni bekerja yang mewarnainya.
Adapun prinsip-prinsip supervisi pembelajaraan yakni memberikan rasa aman,
bersifat konstruktif dan kreatif, bersifat realistis, bersifat sederhana, selama pelaksanaan
supervisi terjain hubunga profesional didasarkan atas kemampuan dan kesanggupan pihak
yang di supervisi.
Pihak sekolah juga harus mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor
adapun kompetensi supervisor yakni : dimensi kompetensi kepribadian, dimensi
kompetensi supervisi manajerial, dimensi kompetensi supervisi akademik, kompetensi
evaluasi pendidikan, dimensikompetensi penelitian dan pengembangan, dimensi
kompetensi sosial. Selain kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor ada juga tipe-
tipe supervisor yang pertama tipe inspeksi (mewajibka supervisor turun melihat langsung
hal-hal yang dikerjakan targer supervisi), tipe laisses faire ( target supervisi diberikan
kebebasan dalam menjalankan aktivitasnya), tipe coersive (dalam melaksanakan tugasnya
turut campur dalam mengembangkan pendidiknya), tipe training and Quidance
(merupakan tipe supervisi yang menekakan keefektifan tarer supervisi.
Menurut Sahertian daan Mataheru membagi teknik supervisi pembelajaraan mejadi
dua yang pertama teknik yang bersifat individual dimana teknik ini adalah pelaksaaan
supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan
bersifat perorangan. teknik ini meliputi kunjungan khusus, observasi kelas, pertemuan
individual. Kedua teknik yang bersifat kelompok yang dimaksud engan teknik ini yaitu
dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Sergiovani mengemukakan pendekatan supervisi antara lain : supervisi ilmiah
(bersifat akademik harus dilakukan secara ilmiah). adapun konsep supervisi ilmiah yakni
logis, sistematis, objektif, acuan teoritis, metode atau pendekata tertentu, kedua supervisi
artisitik (supervisor harus mampu tampil selayaknya seniman, karena pada tingkat
pelaksaaanbanyak ucnsur seni bekerja yang mewarnainya. Adapu perangkat supervisi
13
pembelajaraan yakni : program supervisi menurut kalender da jenis kegiatannya, format
atau istrumen supervisi, materi pembinaan atau supervisi, data supervisi, tat guna
instrumen dan dokumen tertulis tindak lanjut. Implementasi teknik supervisi
pembelajaraan antara lain: observasi kelas (salah satu cara yang plaing baik memberikan
supervisi pembelajaraan, dengan adanya observasi kelas supervisor pembelajaraan dapat
melihat langsung kegiatan guru, murid, dan masalah yang timbul untuk keperluan ini
supervisor harus menyusun perencanaan yang baik.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan pada bab ini adalah pada pengurutan materinya disusun dengan sistematis
dan banyak teori yang diambil dan disertai pula sumbernya. Kelemahan pada bab ini
terletak pada bahasa yang digunakan belum sepenuhnya baku seperti kata “ia” dan
spasi/jarak tulisan juga kurang beraturan. Pada halaman 27 bagian Dasar Hukum
disebutkan hukum-hukum tentang guru, sebaiknya dituliskan juga isi dari masing-masing
hukum tersebut.

C. BAB III PERAN DAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN


Syaiful Bahri Djamarah (2010:31) menerangkan bahwa, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat – tempat tertentu, tidak mesti
dilembaga formal, tetapi juga bisa dimesjid, di rumah dan sebagainya.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru adalah :
1. Mengambil Jalan Pintas Dalam Pembelajaran
Berbagai kasus menunjukan bahwa diantara para guru banyak yang merasa dirinya
sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat mennjukan alasan yang
mendasari asumsi itu, sehingga banyak guru yang suka mengambil jalan pintas
dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan maupun evaluasi.
2. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan
menetapkan karakteristik umum yang terjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual
yang menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran.
3. Merasa Paling Pandai
Kesalahan ini berangkat dari kondisi bahwa pada umunya para peserta didik
disekolahnya relative lebih muda dari gurunya, sehingga guru merasa bahwa

14
peserta didik tersebut lebih bodoh disbanding dirinya, pesrta didik dipandang
seperti gelas yang diisi air ke dalamnya.
Keberhasilan pembelajaran siswa akan lebih memadai, apabila guru menerpkan
bimbingan dalam pembelajaran, yang berupa upaya fasilitatif bagi perkembangan
kepribadian siswanya dalam menilai keberhasilan dalam membentuk kompetensi dan
mencapai tujuan.
Peserta didik yang tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ di atas normal.
Sistem pendidikan di Indonesia telah menyentuh anak-anak yang luar biasa melalui
sekolah luar biasa atau sekolah khusus.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan pada bab ini, disebutkan dan diuraikan satu persatu peranan guru tersebut
dengan sistematis dan bahasa yang baku.
Kelemahan pada bab ini adalah perbedaan jenis huruf yang digunakan dan bahasanya
tidak sepenuhnya baku. Pada halaman 55 diuraikan beberapa hal yang harus dilakukan
guru dalam pembelajaran yang sebaiknya akan lebih baik jika diberikan contoh dan
penjelasan dari kedua belas hal tersebut. pada halaman 65 juga dituliskan “menggunakan
destructive disclipline” tetapi dibuat artinya.

D. BAB IV ADMINISTRASI PENDIDIKAN/TATALAKSANA SEKOLAH


Pengertian adminstrasi pendidikan, merupakan applaid ilmu administrasi dalam
kegiatan pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha-usaha pendidikan yang
diselenggarakan dalam kerjasama sejumlah orang.
Dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi
secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila
diperlukan.
Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan/terhadap
keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan/program organisasi.
Tujuan Aministrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan
mendukung tercapaianya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang
digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengorganisir perilaku manusia dalam
pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai secara produktif. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang
produktif.
15
Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam
pendidikan.administrasi merupakan keseluruhan proses sekolah untuk mendidik peserta
didik.
1. Planing (Perencanaan)
Administrasi dan manajemen membutuhkan selalu diawali dengan fungsi perencanaan
atau planning.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan kegiatan diaman aktivitasnya berisi tentang menyusun
dan membentuk hubungan kerja antara pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud
suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan.
3. Staffing (kepegawaian)
Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya yaitu
unit personal yang akan melaksanaakan tugas kegiatannya.
4. Directing (Pengarah)
Pengarah (directing) merupakan pengarah yang diberikan kepada anggota organisasi,
sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengetahuan dan akan bekerja menuju
sasaran yang telah ditetapkan organisasi.
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan
krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola.

6. Budgeting (Penganggaran)
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan
sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan
belanja pendidikan menengah.
7. Motivating ( Pergerakan)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas
manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan
menuntun karyawan atau personel organisasi untuk melaksanankan pekerjaan-
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
8. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar perilaku personalia organisasi mengarah ke
tujuan organisasi, bukan semata-mata tujuan individual.
9. Evaluating (Penilaian)
16
Evaluasi sebagaiu fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai dimana pelaksannan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah pengertian administrasi pendidikan dituliskan secara
runtun mulai dari arti sempit, luas, hingga kesimpulannya. Tata penulisan pada bab ini
juga sudah sistematis penyusunannya.
Kelemahan pada bab ini adalah terletak pada kebakuan kata atau kalimat, seperti
acak-acakan, amburadul, dan lumpuh. Beberapa huruf juga kurang dalam tulisannya
seperti menggunakan ditulis mengunakan. Tanda baca juga ada beberapa yang tidak
beraturan. Hal tersebut sangat terlihat diawal bab yaitu pada halaman 77. Pada halaman
80 bagian d dan e tidak diberikan penjelasan mengenai kedua prinsip tersebut.

E. BAB V KEPROFESIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH


Pada bab ini membahas mengenai pengertian manajemen, perbedaan administrasi dan
manajemen, ruang lingkup manajemen pendidikan, dan fungsi-fungsi manajemen
pendidikan.
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Perbedaan manajemen pendidikan dengan administrasi. Administrasi pendidikan
adalah pelaksanaan untuk kerja, sedangkan manajemen pendidikan adalah orang-orang
dalam pelaksanaan kerja dalam pembelajaran di sekolah. Jadi, administrasi lebih cocok
digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat mengutamakan kepentingan
sosial, sehingga pelaksanaannya disebut administrator, sedangkan manajemen lebih
cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan
komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.
Fungsi dari manajemen pendidikan yaitu :
 Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.
 Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-
orang dan menempatkan mereka menurut kemampan dan keahliannya dalam
pekerjaan yang sudah direncanakan.

17
 Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakkan organisasi agar berjalan sesuai
dengan pembagian kerja serta menggerakkan sumber daya yang ada dalam
organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
dan bisa mencapai tujuan.
 Pengawaan (controling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi
sudah sesuai dengan rencana atau belum.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah penyajian materinya dibahas secara runtun dan disertai
juga perbedaan administrasi dengan manajemen pendidikan. Bahasa yang digunakan
juga mudah dimengerti. Fungsi-fungsi manajemen juga diuraikan yang dapat
mempermudah untuk melihat perbedaannya dengan fungsi administrasi pada bab
sebelumnya, karena ada perbedaannya.

Kelemahan pada bab ini terletak pada penulisan kata asing yang tidak dituliskan
dengan huruf miring, bahasa yang digunakan juga tidak sepenuhnya baku, ada beberapa
paragraf juga yang spasinya tidak sama rata. Pada halaman 99 paragrafnya kurang rapi
karena penomoran dimasukkan ke dalam paragraf, sebaiknya diurutkan kebawah agar
terlihat lebih rapi.

F. BAB VI KEPROFESIAN KEPENGAWASAAN PENDIDIKAN SEKOLAH


Supervisor adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar
memperoleh kondisi yang lebih baik. meskipun tujuan akhirnya tertuju pada belajar
siswa, namun yang diutamakan adalah bantuan kepada guru yaitu orang yang melakukan
supervisi. atau kepala sekolah yang karena perananya sebagai pemimpin mempunyai
tanggung jawab tentang mutu program pengajaran sebagai pemimpi mempunyai
tanggung jawab tentang pengajaran di sekolahnya.
Adapun tugas pokok yang harus dilaksaakan pengawas yaitu : melakukan pembinaan
pengembangan kualitas sekolah, melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan
program se.kolah beserta pengembanganya, dan melakukan penilaian terhadap proses dan
hasil program pengembangan sekolah secara kaloboratif.
Sedangkan tugas tugas pokok pengawas sekolah yakni melaksanakan fungsi supervisi
baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. dimana supervisi akademik yaitu
supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan
18
profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaraan di sekolah. Sedangkan
supervisi manajerial berkenaan denga aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan penigkatan efesiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup : perencanaan,
koordinasi, pelaksanaa, penilaian, dan pengembangan kompetensi SDM kependidikan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sekolah, setiap
pengawas memiliki kewenangan dan hak yang melekat pada jabatanya. adapun
wewenang pengawas yaitu : bersama pihak sekolah yang dibinanya menentukan program
peningkatan mutu pendidikan, menyusun program kerja, menentukan metode kerja,
menetapkan kinerja sekolah. Sedangkan hak yang seharusnya diperoleh pengawas
sekolah yaitu : menerima gaji sebagai pegawai negeri sipil, memperoleh tunjangan
fungsioal sesuai dengan jabatan, memperoleh biaya operasional, memperoleh tunjangan
profesi pengawas setelah memiliki sertifikasi, menerima subsidi dan insentif, dan
memperoleh tujangan khusus bagi pengawas yang bertugas di daerah terpencil.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan pada bab ini adalah terdapat tabel tugas pengawas sebagai pendukung
pembahasan materi dan sistematika penulisannya juga sudah rapi. Kelemahannya adalah
pada penulisan istilah asing tidak dituliskan dengan huruf miring dan bahasanya juga
belum sepenuhnya baku.

G. BAB VII PROFESI SUPERVISOR DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN


Secara etimologis, kata supervisi berasala dari bahasa inggris yaitu supervion, artinya
pengawasan. Pelaku atau pelaksananya disebut supervisor dan orang yang disupervisi
disebut subjek supervise atau supervisee.
Menurut kinball wiles, 1955;8”supervision is assistance in the development of a better
teaching –learning situtiation’’ ( supervise adalah bantuan dalam pengembangan situasi
mengajar yang lebih baik)’’. ( Sudarwan, khairil, 2009:153).
Menurut Nagley dalam pidarte (1986;2 menyebutkan bahwa supervise adalah
layanan kepada guru-guru disekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan
instruksional, belajar dan kurikulum.
Tujuan supervise adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih
baik. Usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan akhir dari pendidikan yaitu
membentuk pribadi anak secara maksimal (Peit A. Sahertian dan Frans Mataheru,
1981;23).

19
Sebagai seorang supervisor dalam pembelajaran (Misalnya kepala sekolah)
mempunyai tanggung jawab yang lebih berat, lancar atau tidaknya suatu sekolah dan
tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapan-
kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan
kepemimpinan disekolahnya.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah pembahasannya banyak diambil dari teori ahli asing
yang dituliskan dan diberikan juga artinya, tata penulisan juga sudah rapi, dan terdapat
pembahasan mengenai tipe dan pendekatan yang dibahas dengan lengkap.
Kelemahan dari bab ini adalah beberapa kata tidak baku seperti mendorong, lantaran,
nampak, dan lainnya. Kemudian ada beberapa kata yang salah pengetikannya sepertu
berbagai ditulis pelbagai, serta ada beberapa kata asing yang tidak dimiringkan tulisannya.

H. BAB VIII KEPROFESIAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam system tertentu, karenanya seorang dalam
peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin. Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan,
kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang oleh sebab itu kepemimpinan
bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”.
Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah menentkan peningkatan mutu
pendidikan, sangat mustahil kualitas pendidikan lahir dari manajemen kepemimpinan
yang serba semberawut atau ambradul. Oleh karenanya seorang kepala sekolah yang
professional tentu saja didalam kepemimpinannya mampu melaksanakan pengolahan
segala sumber daya yang ada dan mampu menangani administrasi dengan baik, aman
dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral sebagai amanah yang harus dijaga serta
prosedural.
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat
diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan
sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan member
pelajaran. Sedangkan sebagaimana termuat dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
Kepala sekolah adalah seseorang guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin
sekolah yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang tidak dikembanjgkan
menjadi sekolah bertaraf internasional. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
20
Nomor 17 tahun 2007 ada 5 (lima) kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang kepala
sekolah dalam memimpin sesuatu pendidikan yaitu dijelaskan secara singkat sebagai
berikut:
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial
Dengan demikian beberapa landasan dan terori peraturan yang ada tersebut diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti
kondisi atau arah kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang mengacu pada sikap
mental dalam bentuk komitmen dan ide –ide yang terus menerus dikembangkan dan
dengan cara mempengharui orang lain untuk bekerja sama serta melakukan tindakan dan
perubahan agar dapat pencapai tujuan yang ditetapkan, dilakukan oleh seorang guru yang
diberi tugas tambahan memimpin sekolah/madrasah.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah membahas secara luas mengenai kepala sekolah sebagai
pemimpin. Kemudian tipe-tipe juga dijabarkan masing-masing, diakhir bab juga terdapat
kesimpulan mengenai profesionalisme kepemimpinan. Kelemahan dari bab ini adalah
teredapat beberapa kata yang tidak baku saja.

I. BAB IX KEPROFESIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Pengertian bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan
berbagai lahan, melalui interaksi dan pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana
asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling berasal dari bahasa inggris ”conseling” yaitu nasehat. Secara etimologis
berarti pemberian nasehat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Pembahasan berikut ini mengemukakan beberapa faktor yaitu, faktor perkembangan
pendidikan (Demokrasi pendidikan, perubahan sistem pendidikan, dan perluasan program
pendidikan), faktor sosio kultural (dalam hal ini individu dapat berhasil dengan sebaik-
baiknya bisa mengatasi masalah yang timbul), dan faktor psikologis (dari dalam
dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan, sedangkan dari luar dipengaruhi oleh
faktor lingkungan).

21
Tujuannya adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada siswa dapat
mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi dan dapat berkembang dengan baik
bertujuan positif sesuai dengan lingkungannya.
Fungsinya adalah sebagai pemberi layanan kepada peserta didik dapat berkembang
secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Dengan mengikuti azas-azas tersebut diharapkan efektivitas dan efesiensi proses
bimbingan dan konseling dapat tercapai seperti azas (kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani).
Menurut Wina Sanjaya (2006) guru sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya.
Menurut Depdikbud dalam kurikulum 1975 tugas guru kelas/wali kelas terkait dengan
pelaksanaan bimbingan dan konseing adalah:
Mengumpulkan data tentang siswa, meneliti kemajuan dan perkembangan siswa,
mengewasi kegiatan siswa sehari-hari bekerjasama dengan konselor dalam membuat
sosiogram dan menyalurkan serta menempatkan siswa, mengadakan pemeriksaan
psikologis dan kesehatan oleh tim ahli, mengidentifikasi siswa yang butuh bantuan,
membantu memecahkan masalah siswa asuhnya, ikut serta dalam pertemuan kasus.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah disajikan secara runtun sesuai dengan tingkatan materi
mulai dari pengertian, tujuan, fungsi dan seterusnya. Materi juga diambil dari banyak ahli
dan ditulis juga sumbernya. Kelemahannya adalah masih ada beberapa penulisan huruf
kapital yang tidak sesuai penempatannya seperti pada halaman 172 nomor 8, bahasa asing
juga ada yang tidak ditulis dengan huruf miring,

J. BAB X MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)


Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari istilah School-Based
Management (SBM) sebagai suatu model pengelolaan sekolah secara desentralisisasi di
tingkat sekolah. MBS merupakan system pengelolaan sekolah yang menjadikan lembaga
sekolah sebagai institusi yang memiliki otonomi luas dengan segala tanggungjawabnya
untuk mengembangkan dan melaksanakan visi, misi, dan tujuan-tujuan yang disepakati.
Dalam penerapan MBS beberapa komponen sekolah yang perlu dikelola yaitu kurikulum
dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kemuridan, sarana dan prasarana
22
pendidikan, dan pengelolaan hubungan sekolah dan orang tua/wali murid (Mulyasa,
2002:40).
Dalam rangka mengimplementasikan MBS secara efektif dan efesien maka sekolah
harus melibatkan semua unsur yang ada mulai dari kepala sekolah, guru, masyarakat,
sarana prasarana serta unsur terkait lainnya. Implementasi MBS bisa dilihat dari sudut
sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah,
pengelolaan SDM, proses belajar-mengajar dan sumberdaya yang ada. Dengan adanya
implementasi MBS di sekolah akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
1. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada
peserta didik, orang tua, dan guru.
2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan budaya local.
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, dan iklim sekolah.
4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru,
manajemen sekolah, rancangan ulang sekolah dan perubahan perencanaan.

Menurut Fatah, tahapan implementasi MBS terbagi menjadi tiga, yaitu:


1. Tahap Sosialisasi
Tahapan ini penting mengingat luasnya daerah yang ada terutama daerah yang sulit
dijangkau serta kebiasaan masyarakat yang umumnya tidak mudah menerima
perubahan.
2. Tahap Piloting
Tahap piloting merupakan tahapan ujicoba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko.
3. Tahap Diseminasi
Tahapan desiminasi merupakan tahapan memasyarakatka model MBS yang telah
diujicobakan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikannya secara
efektif dan efisien.

Kelebihan dan Kelemahan :


Kelebihan dari bab ini adalah bahasanya mudah dipahami dan sudah baku, teori-teori
pada bab ini juga diambil dari pendapat ahli asing yang dituliskan dan diberikan juga
penjelasannya. Kelemahannya adalah tata penulisan spasinya kurang rapi dan ukuran
serta jenis huruf ada yang tidak sesuai. Pada halaman 216 dituliskan dasar-dasar hukum
yang berkaitan dengan MBS ini tetapi akan lebih baik jika dituliskan juga isi dari

23
masing-masing dasar hukum tersebut. Kemudian pada halaman 213 terdapat kalimat “…
digambarkan dalam tabel berikut” namun tabel yang dimaksud tidak tertera pada
halaman tersebut bahkan dihalaman berikutnya juga tidak ada.

K. BAB XI TEKNIK PENILAIAN EVALUASI


Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas,
kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Focus
evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Secara
singkat, evaluasi merupakan proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok. Astin (1993) mengajukan tiga butir yang harus
dievaluasi agar hasilnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Ketiga butir tersebut
adalah masukan, lingkungan sekolah, dan keluarannya. Objek dari evaluasi pendidikan
dilihat dari inputnya meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (kemampuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik (kepribadian).
Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Selain itu, untuk guru dan pengawas pendidikan
menjadikan evaluasi sebagai alat ukur untuk menilai sampa dimana keefektifan
pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode mengajar yang
digunakan. Adapun tujuan umum evaluasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti
mengeai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik
dalam waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah
digunakan dalam waktu tertentu.
Adapun tujuan khusus dari evaluasi pendidikan adalah:
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik
dalam mengikuti program pendidikan.

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik
tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
1. Kontinutias (terus-menerus)
2. Komprehensif (keseluruhan)
3. Adil dan obyektif
4. Kooperatif
5. Praktis

24
Kelebihan dan Kelemahan :
Banyak kelebihan yang terdapat pada bab ini. Mulai dari segi penulisan, pemilihan
kata, penggunaan bahasa, dan penyajian serta pembahasan materi. Penulisan pada bab ini
rapi dan terstruktur dengan baik. Pemilihan katanya sangat baik, sebab kata yang
digunakan merupakan kata yang sering didengar dan diucapkan. Bahasa yang digunakan
sudah jelas bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara. Materi disajikan dengan rapi
dan beruntun. Pembahasan materi juga jelas dan tidak terlalu bertele-tele sehingga
pembaca mudah memahami isi dari bab tersebut.
Secara umum, hampir tidak ada kekurangan pada bab ini. Materi disajikan dengan
lengkap dan penggunaan bahasa yang baik. Hanya saja ada sedikit masukan, mungkin
alangkah lebih indah jika penyampaian materi lebih dipersingkat. Dalam artian tidak
melakukan pemborosan kalimat dalam penjelasan.

25
BAB III
PERBANDINGAN BUKU

Ada persamaan dan perbedaan antara kedua buku yang dikritisi, berikut penjabarannya :
 BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN = BAB I PROFESI PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pada buku utama, kajiannya adalah pengertian profesional, ciri-ciri profesi, guru sebagai
jabatan profesional dan profesi guru. Sedangkan pada buku pembanding kajiannya adalah
pengertian, syarat, prinsip dan pendekatan profesi serta guru yang profesional.
 BAB II PROFESIONALISASI GURU = BAB II PENGEMBANGAN DAN
PENINGKATAN PROFESI GURU = BAB III ORGANISASI DAN SIKAP
PROFESI KEPENDIDIKAN PADA BUKU UTAMA = BAB III PERAN DAN
TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
Pada buku utama, kajiannya adalah pengertian profesionalisasi, jabatan guru,
pengembangan kinerja guru, karir guru, dan kode etik keguruan. Sedangkan pada buku
pembanding kajiannya adalah mengenai sertifikasi guru, kode etik guru, standar
pendidikan dan organisasi profesi kependidikan. Kemudian pada bab 3 buku utama
membahas organisasi disakp profesi keguruan yang terdapat pada bab 2 dan bab 3 di buku
pembanding, hanya saja peletakan materi bab tersebut berbeda. Keempat bab tersebut
memiliki pembahasan yang sama.
 BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN = BAB IV
ADMINISTRASI PENDIDIKAN/TATALAKSANA SEKOLAH = BAB V
KEPROFESIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH = BAB X
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
Pada buku utama, kajiannya adalah hakikat manajemen pendidikan yang terdiri dari
pengertian, fungsi, dan bidang tugas manajemen, serta hubungan kemitraan stakeholders.

26
Tetapi pada bahasan bab tersebut juga membahas mengenai perbedaan manajemen
dengan administrasi tetapi tidak dituliskan pada judul besar di daftar isi. Sedangkan pada
buku pembanding kajiannya terdapat dalam 3 bab, dimana pada bab 4 membahas tentang
administrasi pendidikan secara lebih luas dibandingkan dengan buku utama. Pada bab 5
membahas mengenai manajemen pendidikan dan pada bab 10 membahas mengenai
manajemen berbasis sekolah.
Jadi, cakupan bahasan 3 bab tersebut dipisah menjadi 3 bagian dan diuraikan masing-
masing. Sedangkan pada buku utama digabungkan menjadi satu bab saja.
 BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN=BAB VI KEPROFESIAN
KEPENGAWASAAN PENDIDIKAN SEKOLAH = BAB VII PROFESI
SUPERVISOR DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
Pada buku utama, kajiannya adalah mengenai pengertian dari supervisi pendidikan, latar
belakang, tujuan, fungsi, prinsip, permasalahan, pendekatan, tugas, teknik dan supervisi
klinis. Sedangkan pada buku pembanding kajiannya terdapat dalam 2 bab, dimana 2 bab
tersebut membahas mengenai jabatan supervisor disekolah, pengertian, tugas, fungsi,
kewenangan, kompetensi dan kualifikasi yaitu pada bab 6. Kemudian pada bab 7
membahas mengena supervisi pembelajaran yang terdiri dari beberapa sub materi.
Jadi, cakupan bahasan 2 bab tersebut dipisah menjadi 2 bagian dan diuraikan masing-
masing. Sedangkan pada buku utama digabungkan menjadi satu bab saja. Perbedaannya
terletak pada objek kajiannya. Pada buku utama membahas mengenai supervisi pendidikan
yaitu lebih luas cakupannya, sedangkan pada buku pembanding kajiaanya supervisi
sekolah dan pembelajaran.
Sebenarnya inti dari pembahasan tersebut sama, namun dibuku utama lebih dibahas secara
keseluruhan.

 BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU = BAB IX


KEPROFESIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pada buku utama, kajiannya adalah landasan bimbingan dan konseling, orientasi layanan,
prinsip pokok, azas-azas, pengembangan program dan kebutuhan konseling.
Sedangkan pada buku pembanding kajiannya adalah konsep dasar, tujuan, fungsi, azas,
peranan guru dalam BK dan kerjasama guru. Jadi pada bahasan bab tersebut secara
keseluruhan hampir sama.

27
Terdapat 1 bab pada buku pembanding yang tidak terdapat dibagian buku utama, yaitu bab
11. Dimana pada bab 11 membahas mengenai teknik penilaian evaluasi.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN KEDUA BUKU SECARA KESELURUHAN :


1. Buku utama lebih dilengkapi dengan gambar, tabel, grafik, peta konsep atau lainnya
sebagai media pendukung dari materi, sedangkan pada buku pembanding secara
keseluruhan hanya teks saja;
2. Tata penulisan buku pembanding lebih jelas dibandingkan dengan buku utama, karena
dipengaruhi oleh jenis teks/huruf yang digunakan;
3. Isi dari buku utama lebih terbaru dibandingkan dengan buku pembanding, karena dari
tahun terbitnya saja sudah berbeda;
4. Pembagian sub materi lebih dijabarkan pada buku pembanding, sehingga lebih
memudahkan pembaca untuk melihat bagian-bagian yang dibahas pada materi tersebut,
sedangkan pada buku utama digabungkan semua sub materi dalam satu kajian;
5. Pada buku utama terdapat latihan-latihan soal yang dapat menjadi latihan pembaca untuk
mengukur pemahamannya mengenai materi tertentu pada bab tersebut, sedangkan buku
bandingannya tidak ada;
6. Pada buku pembanding banyak istilah asing yang tidak ditulis kedalah huruf miring,
sedangkan pada buku utama tidak;
7. Pembahasan buku pembanding penyajiannya lebih runtun atau berurut dibandingkan
dengan buku utama, misal pada buku pembanding diurutkan terlebih dahulu pengertian,
fungsi, manfaat, dan tujuan, kemudian tidak dibahas lagi di halaman selanjutnya, tetapi
dibuku utama pengulangan materi sering ditulislkan;
8. Bahasa yang digunakan pada buku utama jauh lebih baku dibandingkan dengan buku
pembanding.

28
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan kritisi antara kedua buku yaitu buku profesi kependidikan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kelebihan ataupun kekurangan dari kedua buku tersebut
berbeda, diantaranya mengenai cover, sistematika penulisannya, bahasanya, materi yang
dibahas, dan kelengkapan media dalam materi isi buku seperti gambar, tabel, ataupun
peta konsep.
Kedua buku tersebut sama-sama mengkaji tentang profesi kependidikan, bedanya
terletak pada isi materi buku yang kajiannya tidak sama secara khusus, tetapi secara
umum buku ini sama-sama membahas juga tentang profesi kependidikan, baik itu
mengenai pendidikan, profesi guru, peserta didik, manajemen, dan lainnya yang
berkaitan dengan profesi kependidikan.
Kedua buku tersebut sama-sama bermanfaat bagi mahasiswa keguruan dan juga guru
sebagai pengajar yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran dan berkaitan dengan
pendidikan. Karena dalam kedua buku tersebut saling melengkapi pembahasannya.
Terdapat juga beberapa contoh yang dapat dijadikan mahasiswa sebagai contoh ataupun
acuan dalam memahami profesi kependidikannya sebagai seorang calon guru dalam
pembelajaran mata kuliah profesi kependidikan ataupun dapat bermanfaat bagi guru, dan
buku ini juga dapat digunakan oleh masyarakat umum.

B. SARAN
Dengan adanya kritisi buku ini, kita telah mengetahui kelebihan ataupun kekurangan
kedua buku tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut, sebaiknya kita dapat memilih
buku mana yang lebih baik untuk kita gunakan dan yang mana yang lebih mudah kita
29
pahami agar kita dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang efektif. Apabila ada
yang kurang dalam buku tersebut, sebaiknya kita memperbaikinya dengan apa yang kita
anggap benar.

DAFTAR PUSTAKA

Deliati, dkk. 2015.Profesi Kependidikan.Bandung:Citapustaka Media.

Wau, Yasaratodo.2018.Profesi Kependidikan.Medan:Unimed Press.

30

Anda mungkin juga menyukai