Oleh : Kelompok 2
Irma Lestari Acceh 3152131014
Melisa Trisundari 3153131022
Ninka Cantika 3151131030
Rohani Simbolon 3153131030
Sri Ramadhani 3152131022
Tigor Siringo ringo 3153131034
Wahyu Sugito 3152131025
B REGULAR 2015
Dosen Pengampu :
Drs.Khairul Anwar M.Pd/Fahrur Rozi, S.Pd. M.Pd.
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusunan Critical Book Report mata kuliah Profesi Kependidikan yang
membandingkan antara kedua buku yang berjudul Profesi Kependidikan ini dapat berjalan
lancar dari awal sampai selesai.
Penulisan Critical Book Report ini disusun berdasarkan sumber bacaan dari buku. Saya
menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas, sehingga dalam penyusunan Critical Book
Report ini banyak kekurangannya. Namun, Critical Book Report ini diharapkan dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kalangan mahasiswa dan umum.
Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan serta saran dari
berbagai pihak.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
COVER
B. TUJUAN ............................................................................................................. 2
C. MANFAAT ......................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 30
B. SARAN ............................................................................................................... 30
ii
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA:
Judul : Profesi Kependidikan
Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
ISBN : 978-602-7938-05-2
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2018
Urutan Cetakan : Cetakan ke 8
Dimensi Buku : 16x24 cm
Tebal Buku : 331 halaman
BUKU PEMBANDING :
Judul : Profesi Kependidikan
Penulis : Deliati S.Ag. M.Ag, dkk
ISBN : 978-602-1317-81-5
Penerbit : Citapustaka Media
Tahun Terbit : 2015
Urutan Cetakan : Cetakan ke 1
Tebal Buku : 250 halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memahami sebuah buku bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi mahasiswa
sekarang jauh berbeda dengan mahasiswa zaman dahulu. Sekarang ini mahasiswa lebih
tertarik pada hal-hal yang instan. Mahasiswa lebih suka dan tertarik pada internet atau
tayangan televisi. Internet dan tayangan televisi itu berupa sinetron maupun film yang
kesemuanya memberikan pengaruh terhadap berkurangnya minat mahasiswa untuk
membaca karya sastra atau mengapresiasi karya sastra, untuk itu banyak perguruan tinggi
yang memberikan tugas critical book report yaitu mengkritisi buku.
Dengan adanya kritisi buku mahasiswa dapat menambah wawasannya dengan cara
membaca dan menemukan informasi dari buku, tidak hanya dari internet maupun televisi
saja. Maka tugas critical book report ini lebih menekankan pada mahasiswa untuk
membaca.
B. TUJUAN
Tujuan dari mengkritisi buku ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara kedua
buku yaitu mengenai kelemahan dan keunggulan pada dua buku tersebut.
C. MANFAAT
Dengan mengkritisi buku, kita dapat menambah wawasan kita karena pada saat
mengkritik buku tentu kita harus membacanya terlebih dahulu, sehingga dapat
menambah ilmu kita mengenai materi yang dibahas pada kedua buku tersebut. Kita juga
dapat meningkatkan pengetahuan kita mengenai tata cara penulisan pada sebuah buku.
2
BAB II
RINGKASAN DAN KRITISI BUKU
BUKU UTAMA
A. BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN
Secara etimologis pengertian profesional adalah berasal dari bahasa Inggris
“Profession” yang berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau
“menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan”.
Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai pekerjaan
profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena
tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Jabatan guru digolongkan kepada jabatan
profesional. Dimana kekhususan jabatan guru dari jabatan profesional lainnya, dapat
disimak dari kompetensi guru. Guru sebagai jabatan dituntut memiliki tiga kompetensi
yaitu :
4
Derajat keprofesionalan guru dapat dilihat dari terpenuhi tidaknya standar mutu yang
di persyaratkan baik secara hukum maupun secara ilmiah. secara ilmiah dapat diukur
melalui keberhasilan memiliki seluruh persyaratan ilmiah yang dipersyaratkan yang dapat
meliputi penguasaan terhadap sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.
unsur-unsur yang perlu dilakukan dalam melakukan penilain guru yakni : kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, dan kepemimpinan.
Adapun pembinaan dan pengembangan karir guru dilakukan melalui tiga upaya yaitu :
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Kode etik guru terdiri dari dua bagian yaitu
kode etik guru indonesia dan kode etik jabatan guru. kedua kode etik guru tersebut
berkenaan dengan karateristik perilaku yang baik secara umum perilaku yang standar
yang seharusnya ditampilkan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya. pekerjaan
guru sebearnya mengandung resiko tinggi hanya akibatnya baru akan terlihat dalam
jangka waktu yang cukup lama. misalnya, guru yang tidak profesional dalam
mengerjakan fisika atau bahasa inggris akan berakibat kepada nilai atau prestasi anak.
5
keguruan ini ditegaskan untuk membina guru dan bermartabat guru dengan segala
aspeknya dalam kehidupan profesinya yang professional sepanjang masa.
Mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan sangat tergantung pada
layak tidaknya penyelelngrran pendidikan dilaksanakan, penyelenggaraan pendidikan
hendaknya selalu dapat member kesan yang baik terhadap masyarakat sehingga selalu
memberikan kepercayaan yang penuh, karena kepercayaan ini mutlak diperlukan oleh
suatu profesi.
Kode etik berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tatasusila, sikap atau
ahlak. Kode etik dimaksud terdiri dari:
1. Guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua siswa.
5. Guru memelihara hubungan, baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih lugas untuk kepentingan pribadi.
6. Guru secara sendiriu-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengemban dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesame guru, baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru Secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan pengabdianya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam pendidikan.
Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang
dimiliki seorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakaiu sebagai alat
untuk memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja. Guru sebagai pendidik mampu
menunjukkan Citra dan reputasi sebagai seorang guru professional. Seorang yang dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak dijadikan panutan atau yang memberikan
contoh.
6
pada penulisan dari beberapa kalimat, seperti pada halaman 69 mengenai UU No 14 Tahun
2005 tersebut, penulisan ayat d dan e nya tersebut tidak teratur, pengetikannya berantakan.
7
pengawas, kepala sekolah, guru – guru, orangtua, komite sekolah, masyarakat, dunia
usaha dan dunia industri. Dengan perkataan lain stakeholders adalah orang – orang atau
badan yang berkepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan pendidikan
disekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun swasta
adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat dengan maksud dapat meningkatkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta mendorong
minat dan kerjasama warganya dalam usaha memperbaiki sekolah.
9
F. BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU
Pengertian konseling Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar
konselor dengan konseli (face to face relationship) yang bermasalah, dimana
pembimbing membantu konseling dalam mengusahakan perubahan sikap dan tingkah
laku. Tujuan Agar siswa mendapatkan pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan
bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Fungsi Sebagaimana telah diuraikan
dalam tujuan konseling supaya para peserta didik mampu mengatur kehidupan sendiri,
memperoleh perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin dapat mewujudkan semua
potensi yang dimilikinya dan dapat menyelesaikan tugas hidupnya dengan baik.
Pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkanlayanan bimbingan dan konseling, seperti landasan (filosofis,
psikologis, sosial-budaya, dan IPTEK).
Sasaran pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan konseling meliputi tahap-tahap
pengembengan kemampuan seperti pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri;
pengenalan lingkungan; pengambilan keputusan; pengarahan diri; dan perwujudan diri.
Adapun prinsip-prinsipnya ialah, prinsip umum konseling; prinsip khusus yang
berhubungan dengan individu (klien); prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
individu konselor; dan prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan
administrasi konseling.
Azas-azasnya adalah azas kerahasiaan, kesukarelaan, kekinian, dan kemandirian.
Program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3
tahun, meso 1 tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhan khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan
profesional yang diberikan oleh konselor di sekolah.
Menghimpun data siswa, menganalisis data itu berdasarkan keadaan siswa pada saat
terjadinya gejala kesulitan penyesuaian diri, merumuskan dugaan mengenai sumber
kesulitan itu, merencanakan langkah-langkah bantuan, melaksanakan hasil bantuan yang
diberikan dan apabila langkah tersebut kurang atau tidak berhasil, lakukanlah perbaikan
hingga hasilnya memadai.
Ada tiga tingkat pelayanan secara menyeluruh, yaitu pelayanan dasar, pelayanan
prakonseling, pelayanan. Semua hal tersebut berguna untuk kebutuhan konseling khusus
di masa depan.
10
Kelebihan dan Kelemahan :
Kelebihan pada bab ini adalah terdapat beberapa gambar dan skema sebagai
pendukung materi pada bab tersebut. kelemahannya terletak pada penulisan penomoran
yang tidak beraturan dan tidak terdapat rangkuman pada bab ini, melainkan hanya latihan
saja, sedangkan bab yang lainnya semua terdapat rangkumannya.
BUKU PEMBANDING :
A. BAB I PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pada bab ini pertama sekali membahas mengenai pengertian dari kata yang berkaitan
dengan profesi, diantaranya profesi, professional, profesionalisme, profesionalitas,
dan profesionalisasi.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian para
anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak
dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.
11
Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan
baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan)
maupun setelah menjalani suatu profesi.
Professional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian
kedua ini, professional dikontraskan dengan “non-professional” atau
“amatiran” . Dalam kegiatan sehari-hari seseorang professional melakukan
pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja.
12
Seorang supervisor dalam pembelajaraan mempunyai tanggung jawab yang lebih
berat. lancar atau tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya suatu mutu sekolah tidak
hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapan-kecakapanya tetapi lebih banyak
ditentukan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinanya. Menurut Danim
supervisor harus menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karateristik guru yang
dihadapinya. dimana pendekatan yang digunakan ada dua jenis yakni supervisi ilmiah
dimana harus menggunakan metode, sistematis, dan acuan teoritis yang jelas. Yang kedua
adalah Supervisi Artistik dimana supervisor harus mampu tampil selayaknya seniman,
karena pada tingkat pelaksaaan banyak unsur seni bekerja yang mewarnainya.
Adapun prinsip-prinsip supervisi pembelajaraan yakni memberikan rasa aman,
bersifat konstruktif dan kreatif, bersifat realistis, bersifat sederhana, selama pelaksanaan
supervisi terjain hubunga profesional didasarkan atas kemampuan dan kesanggupan pihak
yang di supervisi.
Pihak sekolah juga harus mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor
adapun kompetensi supervisor yakni : dimensi kompetensi kepribadian, dimensi
kompetensi supervisi manajerial, dimensi kompetensi supervisi akademik, kompetensi
evaluasi pendidikan, dimensikompetensi penelitian dan pengembangan, dimensi
kompetensi sosial. Selain kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor ada juga tipe-
tipe supervisor yang pertama tipe inspeksi (mewajibka supervisor turun melihat langsung
hal-hal yang dikerjakan targer supervisi), tipe laisses faire ( target supervisi diberikan
kebebasan dalam menjalankan aktivitasnya), tipe coersive (dalam melaksanakan tugasnya
turut campur dalam mengembangkan pendidiknya), tipe training and Quidance
(merupakan tipe supervisi yang menekakan keefektifan tarer supervisi.
Menurut Sahertian daan Mataheru membagi teknik supervisi pembelajaraan mejadi
dua yang pertama teknik yang bersifat individual dimana teknik ini adalah pelaksaaan
supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan
bersifat perorangan. teknik ini meliputi kunjungan khusus, observasi kelas, pertemuan
individual. Kedua teknik yang bersifat kelompok yang dimaksud engan teknik ini yaitu
dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Sergiovani mengemukakan pendekatan supervisi antara lain : supervisi ilmiah
(bersifat akademik harus dilakukan secara ilmiah). adapun konsep supervisi ilmiah yakni
logis, sistematis, objektif, acuan teoritis, metode atau pendekata tertentu, kedua supervisi
artisitik (supervisor harus mampu tampil selayaknya seniman, karena pada tingkat
pelaksaaanbanyak ucnsur seni bekerja yang mewarnainya. Adapu perangkat supervisi
13
pembelajaraan yakni : program supervisi menurut kalender da jenis kegiatannya, format
atau istrumen supervisi, materi pembinaan atau supervisi, data supervisi, tat guna
instrumen dan dokumen tertulis tindak lanjut. Implementasi teknik supervisi
pembelajaraan antara lain: observasi kelas (salah satu cara yang plaing baik memberikan
supervisi pembelajaraan, dengan adanya observasi kelas supervisor pembelajaraan dapat
melihat langsung kegiatan guru, murid, dan masalah yang timbul untuk keperluan ini
supervisor harus menyusun perencanaan yang baik.
14
peserta didik tersebut lebih bodoh disbanding dirinya, pesrta didik dipandang
seperti gelas yang diisi air ke dalamnya.
Keberhasilan pembelajaran siswa akan lebih memadai, apabila guru menerpkan
bimbingan dalam pembelajaran, yang berupa upaya fasilitatif bagi perkembangan
kepribadian siswanya dalam menilai keberhasilan dalam membentuk kompetensi dan
mencapai tujuan.
Peserta didik yang tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ di atas normal.
Sistem pendidikan di Indonesia telah menyentuh anak-anak yang luar biasa melalui
sekolah luar biasa atau sekolah khusus.
6. Budgeting (Penganggaran)
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan
sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan
belanja pendidikan menengah.
7. Motivating ( Pergerakan)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas
manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan
menuntun karyawan atau personel organisasi untuk melaksanankan pekerjaan-
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
8. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar perilaku personalia organisasi mengarah ke
tujuan organisasi, bukan semata-mata tujuan individual.
9. Evaluating (Penilaian)
16
Evaluasi sebagaiu fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai dimana pelaksannan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi.
17
Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakkan organisasi agar berjalan sesuai
dengan pembagian kerja serta menggerakkan sumber daya yang ada dalam
organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
dan bisa mencapai tujuan.
Pengawaan (controling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi
sudah sesuai dengan rencana atau belum.
Kelemahan pada bab ini terletak pada penulisan kata asing yang tidak dituliskan
dengan huruf miring, bahasa yang digunakan juga tidak sepenuhnya baku, ada beberapa
paragraf juga yang spasinya tidak sama rata. Pada halaman 99 paragrafnya kurang rapi
karena penomoran dimasukkan ke dalam paragraf, sebaiknya diurutkan kebawah agar
terlihat lebih rapi.
19
Sebagai seorang supervisor dalam pembelajaran (Misalnya kepala sekolah)
mempunyai tanggung jawab yang lebih berat, lancar atau tidaknya suatu sekolah dan
tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapan-
kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan
kepemimpinan disekolahnya.
21
Tujuannya adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada siswa dapat
mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi dan dapat berkembang dengan baik
bertujuan positif sesuai dengan lingkungannya.
Fungsinya adalah sebagai pemberi layanan kepada peserta didik dapat berkembang
secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Dengan mengikuti azas-azas tersebut diharapkan efektivitas dan efesiensi proses
bimbingan dan konseling dapat tercapai seperti azas (kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani).
Menurut Wina Sanjaya (2006) guru sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya.
Menurut Depdikbud dalam kurikulum 1975 tugas guru kelas/wali kelas terkait dengan
pelaksanaan bimbingan dan konseing adalah:
Mengumpulkan data tentang siswa, meneliti kemajuan dan perkembangan siswa,
mengewasi kegiatan siswa sehari-hari bekerjasama dengan konselor dalam membuat
sosiogram dan menyalurkan serta menempatkan siswa, mengadakan pemeriksaan
psikologis dan kesehatan oleh tim ahli, mengidentifikasi siswa yang butuh bantuan,
membantu memecahkan masalah siswa asuhnya, ikut serta dalam pertemuan kasus.
23
masing-masing dasar hukum tersebut. Kemudian pada halaman 213 terdapat kalimat “…
digambarkan dalam tabel berikut” namun tabel yang dimaksud tidak tertera pada
halaman tersebut bahkan dihalaman berikutnya juga tidak ada.
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik
tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
1. Kontinutias (terus-menerus)
2. Komprehensif (keseluruhan)
3. Adil dan obyektif
4. Kooperatif
5. Praktis
24
Kelebihan dan Kelemahan :
Banyak kelebihan yang terdapat pada bab ini. Mulai dari segi penulisan, pemilihan
kata, penggunaan bahasa, dan penyajian serta pembahasan materi. Penulisan pada bab ini
rapi dan terstruktur dengan baik. Pemilihan katanya sangat baik, sebab kata yang
digunakan merupakan kata yang sering didengar dan diucapkan. Bahasa yang digunakan
sudah jelas bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara. Materi disajikan dengan rapi
dan beruntun. Pembahasan materi juga jelas dan tidak terlalu bertele-tele sehingga
pembaca mudah memahami isi dari bab tersebut.
Secara umum, hampir tidak ada kekurangan pada bab ini. Materi disajikan dengan
lengkap dan penggunaan bahasa yang baik. Hanya saja ada sedikit masukan, mungkin
alangkah lebih indah jika penyampaian materi lebih dipersingkat. Dalam artian tidak
melakukan pemborosan kalimat dalam penjelasan.
25
BAB III
PERBANDINGAN BUKU
Ada persamaan dan perbedaan antara kedua buku yang dikritisi, berikut penjabarannya :
BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN = BAB I PROFESI PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pada buku utama, kajiannya adalah pengertian profesional, ciri-ciri profesi, guru sebagai
jabatan profesional dan profesi guru. Sedangkan pada buku pembanding kajiannya adalah
pengertian, syarat, prinsip dan pendekatan profesi serta guru yang profesional.
BAB II PROFESIONALISASI GURU = BAB II PENGEMBANGAN DAN
PENINGKATAN PROFESI GURU = BAB III ORGANISASI DAN SIKAP
PROFESI KEPENDIDIKAN PADA BUKU UTAMA = BAB III PERAN DAN
TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
Pada buku utama, kajiannya adalah pengertian profesionalisasi, jabatan guru,
pengembangan kinerja guru, karir guru, dan kode etik keguruan. Sedangkan pada buku
pembanding kajiannya adalah mengenai sertifikasi guru, kode etik guru, standar
pendidikan dan organisasi profesi kependidikan. Kemudian pada bab 3 buku utama
membahas organisasi disakp profesi keguruan yang terdapat pada bab 2 dan bab 3 di buku
pembanding, hanya saja peletakan materi bab tersebut berbeda. Keempat bab tersebut
memiliki pembahasan yang sama.
BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN = BAB IV
ADMINISTRASI PENDIDIKAN/TATALAKSANA SEKOLAH = BAB V
KEPROFESIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH = BAB X
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
Pada buku utama, kajiannya adalah hakikat manajemen pendidikan yang terdiri dari
pengertian, fungsi, dan bidang tugas manajemen, serta hubungan kemitraan stakeholders.
26
Tetapi pada bahasan bab tersebut juga membahas mengenai perbedaan manajemen
dengan administrasi tetapi tidak dituliskan pada judul besar di daftar isi. Sedangkan pada
buku pembanding kajiannya terdapat dalam 3 bab, dimana pada bab 4 membahas tentang
administrasi pendidikan secara lebih luas dibandingkan dengan buku utama. Pada bab 5
membahas mengenai manajemen pendidikan dan pada bab 10 membahas mengenai
manajemen berbasis sekolah.
Jadi, cakupan bahasan 3 bab tersebut dipisah menjadi 3 bagian dan diuraikan masing-
masing. Sedangkan pada buku utama digabungkan menjadi satu bab saja.
BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN=BAB VI KEPROFESIAN
KEPENGAWASAAN PENDIDIKAN SEKOLAH = BAB VII PROFESI
SUPERVISOR DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
Pada buku utama, kajiannya adalah mengenai pengertian dari supervisi pendidikan, latar
belakang, tujuan, fungsi, prinsip, permasalahan, pendekatan, tugas, teknik dan supervisi
klinis. Sedangkan pada buku pembanding kajiannya terdapat dalam 2 bab, dimana 2 bab
tersebut membahas mengenai jabatan supervisor disekolah, pengertian, tugas, fungsi,
kewenangan, kompetensi dan kualifikasi yaitu pada bab 6. Kemudian pada bab 7
membahas mengena supervisi pembelajaran yang terdiri dari beberapa sub materi.
Jadi, cakupan bahasan 2 bab tersebut dipisah menjadi 2 bagian dan diuraikan masing-
masing. Sedangkan pada buku utama digabungkan menjadi satu bab saja. Perbedaannya
terletak pada objek kajiannya. Pada buku utama membahas mengenai supervisi pendidikan
yaitu lebih luas cakupannya, sedangkan pada buku pembanding kajiaanya supervisi
sekolah dan pembelajaran.
Sebenarnya inti dari pembahasan tersebut sama, namun dibuku utama lebih dibahas secara
keseluruhan.
27
Terdapat 1 bab pada buku pembanding yang tidak terdapat dibagian buku utama, yaitu bab
11. Dimana pada bab 11 membahas mengenai teknik penilaian evaluasi.
28
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan kritisi antara kedua buku yaitu buku profesi kependidikan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kelebihan ataupun kekurangan dari kedua buku tersebut
berbeda, diantaranya mengenai cover, sistematika penulisannya, bahasanya, materi yang
dibahas, dan kelengkapan media dalam materi isi buku seperti gambar, tabel, ataupun
peta konsep.
Kedua buku tersebut sama-sama mengkaji tentang profesi kependidikan, bedanya
terletak pada isi materi buku yang kajiannya tidak sama secara khusus, tetapi secara
umum buku ini sama-sama membahas juga tentang profesi kependidikan, baik itu
mengenai pendidikan, profesi guru, peserta didik, manajemen, dan lainnya yang
berkaitan dengan profesi kependidikan.
Kedua buku tersebut sama-sama bermanfaat bagi mahasiswa keguruan dan juga guru
sebagai pengajar yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran dan berkaitan dengan
pendidikan. Karena dalam kedua buku tersebut saling melengkapi pembahasannya.
Terdapat juga beberapa contoh yang dapat dijadikan mahasiswa sebagai contoh ataupun
acuan dalam memahami profesi kependidikannya sebagai seorang calon guru dalam
pembelajaran mata kuliah profesi kependidikan ataupun dapat bermanfaat bagi guru, dan
buku ini juga dapat digunakan oleh masyarakat umum.
B. SARAN
Dengan adanya kritisi buku ini, kita telah mengetahui kelebihan ataupun kekurangan
kedua buku tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut, sebaiknya kita dapat memilih
buku mana yang lebih baik untuk kita gunakan dan yang mana yang lebih mudah kita
29
pahami agar kita dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang efektif. Apabila ada
yang kurang dalam buku tersebut, sebaiknya kita memperbaikinya dengan apa yang kita
anggap benar.
DAFTAR PUSTAKA
30