Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Rahmilawati Ritonga., M., Pd.

OLEH :

NAMA: TRI IMMANUEL SITINJAK

NIM : 7223142026

KELAS: A

PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan cucuran karunia yang telah diberikan-NYA saya dapat menyelesaikan tugas Critical
Book Report dengan judul buku “ Pengantar Filsafat Pendidikan” dengan penulis Drs.Uyoh
Sadulloh,M.Pd.
Sesuai waktu yang telah ditentukan. Critical Book Report ( CBR) ini disusun sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Dalam pembuatan Critical Book Report ini saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Rahmawati Ritonga. Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Filsafat Pendidikan.

Saya sangat menyadari bahwasanya tugas ini masih memiliki banyak kekurangan
serta adanya kesalahan dalam penulisan dan kritik yang kurang tepat oleh karena itu saya
memohon maaf dan saya membutuhkan saran serta kritik dari ibu Dosen serta pembaca untuk
kesempurnaan tugas ini.

Medan, 10 September 2022

Tri Immanuel Sitinjak

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................1
C. Manfaat.........................................................................................................................................2
D. Identitas buku...............................................................................................................................2
BAB II ISI BUKU
2.1. Ringkasan buku..........................................................................................................................3
2.2. Ringkasan buku utama ...............................................................................................................3
BAB III PEMBAHSAN
3.1. Kelebihan dan kekurangan........................................................................................................13
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ..............................................................................................................................14
4.2. Saran.........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam menentukan sebuah buku, mahasiswa masih terkendalah dengan kualitas buku
yang di sajikan di dalam bukunya. Apalagi saat penyusunan sebuah tugas makalah, laporan
mini riset, jurnal maupun karya ilmiah sejenisnya yang membutukan buku sebagai
referinsinya terkadang sulit di temukan semuah buku dengan kualitas bacaan yang sesuai
kebutuhan mahasiswa. Sedangkan mahasiswa berburu dengan waktu. Untuk mencari buku
dengan kualitas bacaan yang sesuai dengan kebutuhan bukan suatu hal yang mudah dan
memerlukan waktu yang cukup panjang. Mahasiswa harus membaca secara intensif dengan
waktu yang tidak cukup cepat karena mahasiswa diharap mendalami dan memahami isi buku
secara keseluruan untuk mengetahui buku sesuai dengan kebutuhannya. Dan tidak seperti itu
saja, terkadang karena ingin menyelesaikan tugas dengan cepat maka mahasiswa mengambil
jalan pintas dengan melakukan asal catat atau copy paste dari internet dikarenakan tidak
menemukan buku yang sesuai . Oleh karena itu, melalui pembuatan CBR ini mahasiswa
dapat belajar mencari referinsi yang sesuai dengan kebutuhan dengan mudah dan cepat
karena sudah memiliki dasar dan dari hasil CBR ini maka mahasiswa dapat menjadikan
sebagai rujukan jika diperlukan sesuatu

C.Tujuan Penulisan
1. Sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah pengantar sistem kurikulum KKNI di
Universitas Negeri Medan.
2. CBR ( Critical Book Report ) untuk menumbukan dan menambah minat baca mahasiswa
dan melatih keterampilan dalam hal mengkritisi sebuah karya ilmiah seperti buku. Dengan
menumbuhkan minat baca mahasiswa maka pada nantinya mahasiswa akan menjadi
kegiatan membaca sebagai rutintas maupun kebiasaan yang baik sehingga mempunyai
wawasan luas apabila terjun kedalam masyakat untuk mengimpletasikannya. Sedangkan
dalam hal mengkritisi karya ilmiah seperti buku , mahasiswa akan terbiasa berpikir kritis
dan menganalisis dalam memaknai dan memahami sebuah ilmu.
3. .Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap sebuah bahan bacaan yang akan
menjadi referinsi tugas.
4. Untuk melakukan perbedaan isi tersebut dan dapat mengetahui kelebiha dan kekurangan
buku.

iv
D. Manfaat CBR
Mahasiswa mudah menentukan pilihan terhadap sebuah buku yang akan menjadi bahan
bacaan dan rujukan dalam penyusunan tugas sesuai dengan kebutuhannya serta untuk dapat
menambah wawasan tidak hanya dari satu sumber tapi biasa dari berbagai sumber buku yang
dapat di pahami dan serta di terapkan.

E. Identitas Buku Yang Direview

1. Buku Utama

1 Judul Pengantar Filsafat Pendidikan


2 Edisi -
3 Penulis Drs.Uyoh Sadulloh,M.Pd.
4 Penerbit ALFABETA,cv
5 Tahun Terbit 2009
6 ISBN 979-8433-71-5
7 Tebal buku 184 halaman

v
2. Buku pembanding

1 Judul Filsafat Pendidikan


2 Edisi -
3 Penulis Drs. H. Soefiono, Dr Tamsil muis
4 Penerbit PT Remaja Rosdakarya

5 Tahun Terbit 2012


6 ISBN 978-979-692-086-0

7 Tebal buku 134 halaman

BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 BUKU UTAMA


BAB I PENDAHULUAN

vi
A.  Praktik pendidikan dan teori pendidikan
1.Praktik pendidikan
Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah
seperangkat kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek
tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.
2. Teori pendidikan
Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1.      Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan
yang akan dicapai.
2.      Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
3.      Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.

B.  Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.


1.    Pendekatan sains
Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah, dan
memecahkan masalah – masalah pendidikan.
2.    Pendekatan filosofis
Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan
menggunakan metode filsafat.
3.    Pendekatan Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep
pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
4.    Pendekatan Multidisplin
Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa
hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau displin saja.
5.    Pendekatan dalam Penulisan
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan secara
filosofis.

BAB II FILSAFAT

vii
A.  Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos artinya
cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat secara
harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat
berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang
dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal,
sistematis dan universal.

B.  Model – model Filsafat


1.    Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato sebagai
pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan dengan manusia,
masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif adalah upaya mencari
dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.
2.    Filsafat prespektif
Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan penilaian tentang
seni.
3.    Filsafat analitik
Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat sebagai analisis
logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik positivistik logis mengacu
pada ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.
        
C.  Misi Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia, baik langsung
maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof mencoba mengevaluasi
informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam semesta serta kesibukan manusia di
dunia.
D.  Lapangan Filsafat
Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan
masalah nilai.
1.        Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul di
belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar hal yang
dapat ditangkap oleh pancaindra.
2.        Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur,
metode, serta keabsahan pengetahuan. Jenis- jenis pengetahuan: Pengetahuan wahyu,
Pengetahuan intuitif, Pengetahuanrasional, Pengetahuan empiris, Pengetahuan otoritas. Teori
pengetahuan: Teori korespondensi, Teori koherensi,Teori pragmatisme.

viii
3.    Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain aksiologi
adalah teori nilai. Karakteristik nilai
a.        Nilai objektif atau subjektif
b.        Nilai absolute atau berubah
Jenis- jenis nilai
a.        Etika
Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu keusilaan
yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.
b.        Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman-
pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.

E.   Filsafat dan Sains


Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif
dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh
dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya
1.            Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2.            Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.
3.            Sains bersifat objektif.
Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan hanya
menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan filsafat bersifat
pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara
keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian- bagiannya.
F.   Filsafat dan Agama
Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan kepercayaan
terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan.
Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau keyakinan.

BAB III FILSAFAT PENDIDIKAN

A.  Pendidikan
1.    Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.

2.    Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati nurani,
nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang ditransformasikan

ix
dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan
yang dimiliki masyarakat.
3.    Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia
yang berkebudayaan.
4.    Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan maksud
mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
5.    Pendidikan berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan bukan hanya
berlagsung di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus sampai
manusia meninggal dunia.
6.    Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat memperoleh
pendidikan.

B.  Pengertian Filsafat Pendidikan.


Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan
falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan
falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan-
kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah
pendidikan secara praktis”

C.  Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.


Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan
kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut,
karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh karena itu, pendidikan
memerlukan filssafat.

D.  Peranan Filsafat Pendidikan


Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana
pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.

E.   Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.


Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan, merupakan
sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang. Jadi keyakinan,
prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.

BAB IV MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

x
A.  Filsafat Pendidikan Idealisme.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’ Implikasi Pendidikan
Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai berikut:
a.    Tujuan Pendidikan
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat
atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
b.    Kedudukan Siswa
c.    Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/ bakatnya.
d.   Peranan Guru
e.    Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama bertanggung
jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
c.    Kurikulum
f.     Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis
untuk memperoleh pekerjaan.
d.   Metode
g.    Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.

B.  Filsafat Pendidikan Realisme


Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas.
Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohaniah.
Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan realisme
sebagai berikut:
a.        Tujuan Pendidikan
Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.
b.        Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal
disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c.        Peran Guru
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi
dari siswa.
d.       Kurikulum
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan
pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.

xi
e.        Metode
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode
penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning  (SR) merupakan metode
utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.

C.  Filsafat Pendidikan Materialisme


Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani, bukan
spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:
a.    Tema
Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah
dan seksama.
b.    Tujuan Pendidikan
Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk tanggung
jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
c.    Kurikulum
Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu
berhubungan dengan sasaran perilaku.
d.   Metode
Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant conditioning,
reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.
e.    Kedudukan Siswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah dirancang.
Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f.              Peranan Guru
Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat
mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

D.  Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada filsafat
empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia
alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan
apa yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a.    Tujuan pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.

xii
b.    Kedudukan Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
c.    Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke
sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal
dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.
d.   Metode
Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja).
e.    Peran Guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.

E.  Filsafat Pendidikan Eksistensialisme


Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman- pengalaman
individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
eksistensialisme sebagai berikut:
a.    Tujuan Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
b.    Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu komitmen
terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
c.    Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi
kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah diajarkan
pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua.
Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan
konflik.
d.   Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini , besok
lusa mungkin menjadi murid.
e.    Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai
harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.

xiii
F.   Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan.
1.    Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak
benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah memebekali
mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
2.    Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan memfokuskan
pada guru atau bidang muatan.
a.       Kritik terhadap Proggresivisme
b.      Siswa tidak mempelajari warisan sosial
c.       Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
d.      Megurangi bimbingan dan pengaruh guru
e.       Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendiri

G.  Filsafat Pendidikan Perenilaisme


Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang
ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang menggunakan
kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan. Tujuan pendidikan menurut
pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang
prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar belakang filsafat
perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina.

H.  Filsafat Pendidikan Esensialisme


Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya seperti C.
Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat ini fungsi utama
sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip
pendidikan esensialisme yaitu:
1.    Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.
2.    Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru
3.    Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
4.    Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan dengan
disiplin mental.
5.    Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum merupakan
tuntutan demokrasi yang nyata.

xiv
I.     Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu sekolah
harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja secara
konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan
dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus
mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus
berusaha merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai berikut:
1.      Tema
Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi
sosial.
2.      Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi
budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta
budaya yang majemuk tersebut.
3.      Kurikulum

Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang
ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang berhubungan berhak untuk
mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4.      Kedudukan Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran
pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar
belakang budaya.
5.      Metode
Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan (learning by
doing).
6.      Peran Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya, baik dalam
member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya
masyarakat.

BAB V ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT


PENDIDIKAN

xv
A.  Psikologi Humanistik
Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung
jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individu.

B.  Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan
produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan oleh tekanan-
tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson (1978-1958) adalah
perintis psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah promotor
terkenalnya.

C.  Konstruktivistik
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental yang digunakan para
siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
Buku Utama

xvi
Buku ini mampu memberikan informasi tentang nilai dan bagaimana manusia dapat
memperoleh nilai tersebut karena pendidikan pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dari
nilai.
Bahasa pengarang di dalam buku ini menggunakan bahasa yang komunikatif
sehinggah mudah dipahami oleh pembaca atau mudah dipahami oleh pembaca.
Sampul buku Pengantar Filsafat Pendidikan menarik sehingga pembaca berminat
membacanya
Buku Pembanding
Bukan hanya tentang berfilsafat dijelaskan tetapi sesuai dengan judul bukunya filsafat
pendidikan, mengajari berpendidikan yang berfilsafat seperti apa. Lebih secara rinci
menjelaskan filsafat pendidikan sebagai system yang ada di zaman dahulu.

B. Kekurangan Buku
 Buku Utama
Dalam buku ini kurangnya memberikan pemahaman bagi pembaca khususnya para pemula
sehingga pesan yang diutarakan oleh pengarang tidak tersampaikan pada pembaca.
Buku Pembanding
Kekurangan pada buku ini adalah terletak pada sampulnya yang kelihatan membosankan dan
tidak menarik minat pembaca dan juga kosakata yang diggunakan dalam penulisan buku ini
cendrung menggunakan bahasa baku.

BAB IV

xvii
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Filsafat dan Pendidikan dimassa globalisasi sekarang ini turut mengunjang tumbuh
kembangnya sistem tatanan suatu masyarakat . Pada hakikatnya filsafat dan pendidikan
merupakan kegiatan manusia yang berusaha memanusiakan manusia. Dari hakikat tersebut
dapat dikatakan bahwa filsafat dan pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang tidak bisa
ditinggalkan .Filsafat dan pendidikan merupakan gerbang manusia dalam mencapai
kesuksessan untuk masa depan masyarakat yang lebih baik.
Dari beberapa rumusan filsafat dan pendidikan tersebut dapatlah dikiranya ditarik
kesimpulan bahwa filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami dan mendalami secara radikal dan integral serta sitematis dari hakikat
permasalahan manusia itu sendiri.Ilmu filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba
menjawab masalah masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena
masalah masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Pendidikan adalah segala
upaya yang dilakukan secara sadar oleh manusia sebagai proses pengubahan sikap dan tata
tingkah laku dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses pendidikan yang
berkelanjutan dari generasi ke generasi.Hubungan filsafat dan pendidikan sangat eratdan
saling beterkaitan satu sama yang lainya.

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan
agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu,
juga disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga
nantinya dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik.
Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku
pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini
memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan
materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa menggunakan
beberpara referensi buku lain sebagai pegangan dalam berfilsafat.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

.Sadulloh,Uyoh.2009.Pengantar Filsafat Pendidikan.Bandung:ALFABETA,cv.


Drs.H. Soegiono, M.M, Dr Tamsil muis.2012. Filsafat PenidikanBandung; Pt remaja
rosdakarya.

xix

Anda mungkin juga menyukai