Anda di halaman 1dari 27

( Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd.

Tahun 2018 )

Nama siswa :Desriani Ronay Fiona Purba

Nim:3223311001

Dosen pengampuh: YUSRA NASUTION, S.Pd., M.Pd

Mata kuliah : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

FAKULTAS :Ilmu Sosial

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

September 2022
EXECUTIVE SUMMARY

Buku yang saya gunakan dan saya riview untuk tugas CBR ini berjudul “Pengantar Filsafat
Pendidikan” karangan Drs. Uyoh Sadulloh , Mpd.  dalam buku ini terdapat 5 bab yang dimana
materinya sudah cukup bagus dan lengkap namun kurang mendalami dibagian aspek filsafat
pendidikannya. Penjelasan mengenai filsafat yang diberikan juga cukup jelas dan mudah
dipahami bagi para mahasiswa yang baru saja mempelajari mengenai filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan merupakan aplikasi terhadap pendidikan, sedanngkan filsafat terdiri dari
berbagai lairan/mazhab, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran
filsafat pendidikan selaras dengan aliran yang kita temukan dalam filsafat.

Tujuan kita mempelajari berbagai sistem filsafat dan filsafat pendidikan, adalah dalam rangka
menyempurnakan dan memperluas wawasan sistem pendidikan nasional, yang bersumber dari
falsafah bangsa, pandagan hidup bangsa, yaitu pancasila. Jadi, yang penting bagi kita ,
bagaimana mencari persesuaian diantara berbagai filsafat pendidikan yang berbeda, sesuai
dengan pemikiran bahwa pancasila merupakan falsafah hidup yang terbuka.

Filsafat menjadikan kita lebih open minded dengan informasi-informasi eksternal yang ada.
Dengan adanya filsafat pendidikan kita akan lebih mengetaghui tentang hal-hal apa saja yang
menjadi pijakan ataupun acuan dalam pelaksanaan pendidikan.

Selain itu, dengan mempelajari dan memahami Filsafat pendidikan kita akan menjadi lebih
bijaksana.  Bijaksana artinya memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran
itudisimpulkan. Memahami dan menerima sesuatu yang ada dari sisi mana keadaan itu
ada. Menurut Plato ia merasakan bahwa berpikir dan memikir kan sesuatu itu sebagai
suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha
berharga.Oleh karena itu dengan banyaknya sumber informasi tentang filsafat dapatmemudahkan
kita untuk memperoleh ilmu yang akan membawa kita menjadi bijaksana.

Medan 11 september 2022

DESRIANI RONAY FIONA


PURBA

KATA PENGANTAR 

Puji syukur atas kehadiran , Tuhan yang Maha Esa. Dimana berkat rahmat, karunia serta
kesempatan yang diberikannya saya dapat menyelesaikan  tuga CBR ( Crirical Book Riview) ini
dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini yaitu untuk memenuhi tugas
Critical Book Riview Mata kuliah Filsafat Pendidikan .
Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Filsafat Pendidikan,
Yusra Nasution S.Pd.M.pd yang telah bersedia membimbing kami dalam mata kuliah ini.

 Saya menyadari bahw masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam tugas ini, maka dari itu
saya sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi untuk perbaikan tugas –
tugas saya selanjutnya. Semoga dengan selesainya tugas Critical Book Riview ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Terimakasih

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR.......................................................................................................


B.Tujuan
Penulisan.................................................................................................................................

C.Manfaat
Penulisan..............................................................................................................................

D.Identitas Buku Yang Diriview.......................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A.BAB
I  ......................................................................................................................................................

B.BAB
II......................................................................................................................................................

C.BAB
III.....................................................................................................................................................

D.BAB
IV.....................................................................................................................................................

E.V.....................................................................................................................................................
............

BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU

A.Pembahasan isi
buku.......................................................................................................................

B.Keunggulan dan Kelemahan Buku.............................................................................................

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan....................................................................................................................................
.......

B.Rekomendasi..................................................................................................................................
......

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR yaitu dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisi
sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan
memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang  kita
hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu saya membuat CBR Filsafat Pendidikan ini
untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa
tentang Filsafat Pendidikan

B.      Tujuan Penulisan

Penlisan Critical Book Riview mengenai Filsafat Pendidikan ini bertujuan untuk melengkapi dan
meyelesaikan tugas individu dari mata kuliah filsafat pendidikan. Selain itu dengan adanya
penulisann CBR ini dapat meingkatkan dan memperluas wawasan mengenai Filsafat Pendidikan
serta untuk melatih kita dalam mengkaji dan mengkritik sebuah buku.

C.      Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:

         Menambah wawasan pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan

         Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang


telah di lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan  isi buku, serta
kekurangan dan kelebihan buku tersebut.

         Melatih mahasiswa untuk merumuskan serta mengambil kesimpulan-


kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis tersebut.

D.     Identitas Bku Yang  Diriview


 

  1.      Judul                     : Pengantar Filsafat Pendidikan                                          

2.      Edisi                      : Cetakan ke-5

3.      Pengarang            : Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd

4.      Penerbit               : ALFABETA, cv

5.      Kota Terbit           : Bandung                   

6.      Tahun Terbit       : 2018

7.      ISBN                      : 979-8433-71-5

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


(Buku Utama: Filsafat Pendidikan oleh Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS)

BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN.

A.  PENGERTIAN FILSAFAT

Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dalam bahasa arab falsafash, yang keduanya
berasal dari bahasa yunani yakni, philosophia. Philen berarti cinta dan sophia berarti
kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang
sedalam dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya keragu raguan, keraguan yang menimbulkan
banyak pertanyaan.

Menurut beberapa ahli . Plato “ filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli ”. Aristoteles “ filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi politik, dan estetika.

·      Tujuan dan ciri – ciri pikiran kefilsafatan

Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam. Jadi
didalam filsafat harus refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri pikiran kefilsafatan yaitu merupakan
pemikiran tentang hal hla serta proses proses dalam hubungan yang umum.

B.  PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh
tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, mengarahkan peserta didik
dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaanya.  Menurut Mudyahardjo filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1.    Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang bagaimana
seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam kehidupan.

2.    Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang pendidikan dan
konsep – konsep psikologi pendidikan sebagai acuan teori pendidikan.

Filsafat pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses
pendidikan, mendalami konsep konsep pendidikan dan memahami sebab sebab yang hakiki yang
berkaitan dengan masalah pendidikan.

BAB II : FILSAFAT PENDIDIKAN


A.  Filsafat pendidikan sebagai sistem

Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang
dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf. Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis
linear anatara filsafat dan pendidikan. Selain pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan
berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.

B.  Substansi filsafat pendidikan

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari
fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan tentang
konsep-konsep dasar pendidikan.

C.  Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan

Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dinjunjung tinggi oleh
penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan
kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi
menanamkan dan mewariskan sisten norma-norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan pada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam suatu
masyarakat. Untuk menjamin agar perlaksanaan pendidkan efektif, maka dibutuhkan landasan-
landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai normatif dan pedoman pelaksaan. Dari uraian
diatas dapat disimpulakan bahwa hubungan fungsional anatara filsafat dan teori pendidikan
adalah:

     Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam memecahlan
problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.

      Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.

      Filsafat dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A.  Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

1.    Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan.


Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini hanya idea,
dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti
yang nampak dan tergambar. Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh
atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.
2.    Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa dengan sesuatu
atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang
hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang. Salah seorang tokoh atau penganut realisme
mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan pertama,
menyatu dalam hidup yang meruoakan kualitas hidup yang menuju kesempurnaan, sedangkan
tujuan kedua, kehidupan sejahtera, damai dan kebahagiaan yang abadi.

3.    Filsafat pendidikan Materialisme : Aliran ini menyatakan bahwa benda merupakan sumber
segalanya.

4.    Filsafat pendidikan Pragmatisme : Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dialami
oleh manusia. Menurut john dewey, pendidikan perlu didasrakan pada tiga pokok: 1). Pendidikan
merupakan kebutuhan untuk hidup, 2). Pendidikan sebagai pertumbuhan, 3). Pendidikan sebagai
fungsi sosial

5.    Filsafat pendidikan Eksistensialisme : Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman


pengalaman individu.

6.    Filsafat pendidikan Progresivisme : Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang


secara terus-menerus dalam suatu arah yang positif.

7.    Filsafat pendidikan Perenialisme : Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini
penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam kehidupan
moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka kembali pada
ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.

8.    Filsafat pendidikan Esensialisme : Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai esensial
dan perlu dipertahankan.

9.    Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme : Merupakan kelanjutan dari cara berfikir


progresifisme dalam pendidikan. Indinidu tidak cukup belajar di sekolah tetapi sekolah harus
mempelopori masyarakat.

BAB IV : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

A.  Pandangan Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan nilai.

1.    Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi
oleh manusia.

2.    Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa


masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera,
terbuka,adil, dan makmur.

3.    Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di keluarga, rumah,


sekolah, dan masyarakat.
4.    Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah upaya bangsa
untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD
1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa
indonesia.

B.  Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional

Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru
sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:

1.    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

2.    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

3.    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran


pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

4.    Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah upaya bangsa
untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD
1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa
indonesia.

B.  Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional

Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru
sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:

1.    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

2.    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

3.    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran


pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

BAB V : HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN

A.  Hakekat Pendidikan

1.    Pengertian Hakekat pendidikan

Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan,
tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membentu menyadarkan anak tentang potensi
seoptimal mungkin, mmberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan,
memotivai untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi
pelajaran sehingga peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas
proses pembelajaran. Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian pendidikan,
berikut ini sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

·         pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha mendewasakan
seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.

·         dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu

·         pendidikan berarti kegiatan yang bersifat kelembagaan.

·         pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan segala
pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.

·         hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah


kedewasaan.

2.    Tujuan Pendidikan

Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang sudah ditetapkan
sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran, maka perumusan tujuan,
spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau reformemce peserta didik yang
mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hirarki tujuan
pendidikan dapay digambarkan sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan pendidikan
Nasional sangat umum, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi inti, Kompetensi dasar,
Indikator sangat spesifik

3.    Pilar Pendidikan

Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa dan negara,
sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya pengabdian warga negara.

4.    Aliran-aliran Pendidikan

·      Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir

·      Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa

·      Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan

·      Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.

·      Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan


masyarakat.

B.  Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam
kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi.

C.  Hakekat Mnusia

Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo sapiens), manusia
sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga bisa dididik, manusia juga suka
berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa ingin tahu. Manusia memiliki eksistensi
manusia yakni: manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, sebagai
makhluk religius.

D.  Hakekat Masyarakat

Masayarakat akan selalu mengalami perubahan dan perubahan yang menuntut perkembangan
kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengatuh regional dan global.

E.   Hakekat peserta didik

Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan dilandasi rasa kasih sayang dan
penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan segala
potensi dan bakat yang dimiliki.

F.   Hakekat Guru atau Pendidik

Orang tua dirumah, guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat, alim ulama, pemimpin
seluruhnya disebut pendidik. Karna itu para pendidik perlu memperhatikan norma norma dan
nilai susila sehingga setiap prilaku dan tindakannya dapat ditiru  dan dipertanggungjawabkan.

G.  Hakekat Pembelajaran

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan
belajar telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya.

H.  Landasan-landasan Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan sosiologi,

landasan hukum, landasan moral.

I.     Asas-asas pendidikan: asas pendidikan sepanjang hayat, asas kasih sayang, asas demokrasi,
asas keterbukaan dan transparansi, asas kualitas, asas tanggung jawab, panca darma taman
sisiwa.

RINGKASAN

( Buku Pembanding : Pengantar Filsafat Pendidikan oleh Drs. Uyoh Sadulloh M.Pd)
 

A.      BAB I Pendahuluan

Pada BAB I ini merupakan pendahuluan dari isi buku yang dimana dalam bab ini dibagi menjadi
dua subtopik pembahasan yaitu Praktik Pendidikan & Teori Pendidikan serta Pendekatan-
pendekatan dalam Teori Pendidikan .

1.      Praktik Pendidikan

Dalam bab ini dijelaskan bahwa Menurut Redja M. (Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik
pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar
mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktik pendidikan dapat dilihat dari tiga
aspek yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan, daan aspek dorongan atau motivasi. Selain itu
praktik pendidikan ini juga bertujuan untuk membantu orang lain mengalami perubahan tingkah
laku fundamental yang diharapkan.

2.      Teori Pendidikan

Prof.Sikun Pribadi  (1980) mengemukakan bahwa pendidikan tidak dapat dan tidak boleh
dikemukakan dalam bentuk resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan
resepnya, melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri. Pendidik ( walaupun harus
didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogik) dalam pelaksanaannya, lebih merupakan seni
dari pada teori.

Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena terori pendidikan akan memberikan manfaat.
Beberapa manfaat tersebut yaitu :  dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan
tujuan yang akan dicapai, berfungsi untuk mengurangi kesalahan – kealahan dalam praktik
pendidikan, serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai dimana kita telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.

Dalam buku ini, penulis mengartikan teori menjadi beberapa hal yaitu: sebagai suatu susunan
yang sistematis tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil dalil nyata atau dalil-dalil
hipotesis,  sebagai penjelasan hipotesis tentang fenomena, atau sebagai hipotesis yang belum
teruji secara empiris, suatu eksposisi tentang prinsip-prinsip umum atau prinsip-prinsip abstrak
ilmu humaniora yang berasal dari praktik, suatu rencana atau sistem yang dapat dijadikan suatu
metode bertindak, sertasebagai suatu doktrin atau hukum yang hanya didasarkan atas renungan
spekulatif

3.      Pendekatan – pendekatan dalam teori pendidikan

Pendekatan pendekatan dalam menyusun teori penidikan terdiri dari pendekatan sains ,
pendekatan filosofi, pendekatan religi, dan pendekatan multi disiplin.
·         Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk mempelajari,
menelaah, dan memecahkan masalah- masalah pendidikan. Henderson (1959) mengemukakan
bahwa sains pendidikan pada dasarnya ingin menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh
melalui eksperimen, analisis, pengukuran, perhitungan, klasifikasi, dan perbandingan.

·         Pendekatan filosofis yaitu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah


pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Menurut Henderson (1959) filsafat pendidikan
adalah filsafat yang diterapkan/ diaplikasikan untuk menelaah dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan.

·         Pendekatan Religi yaitu suatu ajaran religi dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk menyusun
teori atau konsep konsep dasar pendidikan yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk
melaksanakan pendidikan.

·         Pendekatan multidisiplin misalnya kita hanya menggunakan pendekatan psikologi,sosiologi ,


filsafat atau hanya dengan pendekatan religi. Pendidikan ynag memiliki lapangan yang sangat
luas, menyangkut semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan tidak mungkin
kalu hanya  dilihat dari slah satu aspek, atau dari slah satu kajian saja.  Jadi pendekatan yang
perlu kita lakukan adalah pendekatan yang menyeluruh ( pendekatan holistik), pendekatan
multidisiplin yang terpadu.

Dalam bab ini penulis juga membahas salah satu dari pendekatan diatas, yaitu pendekatan secara
filosofi. Pendekatan filosofi sudah jelas akan menggunakan landasan pemikiran filsafat. Filsafat
merupakan hasil berfikir manusia dalam semua aspek kehidupan dalam hubungannya dengan
alam semesta. Berfilsafat  berarti berpikir yang dilakaukan  manusia secara radikal, sistematis,
dan universal. Berfilsafat dan hasil dari berfilsafat tersebut dapat diterapkan  dalam aspek aspek
kehidupan manusia termasuk dalam pendidikan.  Filsafat tidak hanya melahirkan pemikiran baru
melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat terpadu untuk
memecahkan masalah masalah pendidikan yang dihadapi. Menurut John Dewey (1964), seorang
pragmatis berpendapat bahwa filsafat merupakan teori umum tentang pendidikan. Filsafat
sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab persoalan persoalan pendidikan yang bersifat
filosofis dan memerlukan jawaban filosofis pula. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir memiliki
cabang cabang yang terdiri atas: metafisika, epistomologi, dan aksiologi. Hubungan anatar
filsafat dan pendidikan dapat ditunjukkan dengan adanya kenyataan bahwa persoalan-persoalan
utama dalam filsafat merupakan landasan utama dalam pendidikan. Seperti siapa manusia, mau
kemana manusia, untuk apa manusia hisup, akan dijadikan landasan untuk menentukan
kebijakan kebijakan dalam pendidikan.

Menurut Brubacher (1959) terdapat tiga prinsip filsafat yang berkaitan dengan pendidikan yaitu:

·         Persoalan etika atau teori nilai

·         Persoalan epistomologi atau teori pengetahuan

·         Persoalan metafisika atau teori hakikatrealitas


Untuk menentukan tujuan pendidikan, motivasi pendidikan, motivasi belajar , mengukur
hasil kita akan berhubungan dengan dunia nilai. Persoalan kurikulum akan  berkaitan dengan
epistomologi, sedangkan pembahasan tentang  hakikat realitas, pandangan tentang hakikat
dunia dan hakikat manusia khususnya, diperlukan dalam memnentukan tujuan akhir
pendidikan.

B.      BAB II Filsafat

A.         Pengertian Filsafat

Filsafat secara harafiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan.
Sebagai penggunaan populer, filsafat dapat diartikan  sebagai suatu pendirian hidup (individu)
atau pandangan hidup (masyarakat).

Di jerman dibedakan antara filsafat dengan pandangan hidup. Filsafat diartikan sebagai suatu
pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akanya. Filsafat dapat dioelajari secara
akademis, diartikan sebagai pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akanya
mengenai segala sesuatu yang ada (wujud). Filsafat dapat diartikan juga sebagai berfikir refleksi
dan kritis (reflektif and critical thinking).

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berfikir
manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan
dan membuat garis – garis besar dari masalah - masalah  dan peristiwa – peristiwa yang pelik
dari pengalaman ummat manusia. Dengan kata lain filsafat samapai kepada merangkum
(sinopsis) tentang pokok – pokok yang ditelaah.

B.         Model - model filsafat pendidikan

1.         Filsafat spekulatif

Adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada. Filsafat spekulatif tergolong tradisional,
dianggap sebagai suatu bangunan pengetahuan. Filsafat spekulatif merenungkan secara rasional
spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada pada jagat
raya ini. filsafat spekulatif mencari keteraturan dan keseluruhan yang diterapkan, bukan pada
suatu item pengalaman khusus, melainkan kepada semua pengalaman dan pengetahuan.
Singkatnya, filsafat spekulatif adalah suatu upaya mencari dan menemukan hubungan dalam
keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman.

2.         Filsafat preskriptif

Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standard) penilaian tentang nilai
– nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, dam penilaian tentang seni. Filsafat perskriptif
menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek.  Ia menyatakan
bahwa nilai dari suatu benda pada dasarnya inherendalam dirinya, atau hanya merupakan suatu
gambaran dari pikiran manusia.

3.         Filsafat Analitik

Beberapa filsuf berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan – kekaburan
dengan cara menjelaskan arti dalam kehidupan sehari – hari . mereka berpendirian bahwa bahsa
merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai dan mengembangkan  ide – ide.
Menurut wittgeinstin tanpa ada penggunaan logika bahasa, pernyataan – pernyataan tidak akan
bermakna.

C.         Misi filsafat

Filsafat tertarik terhadap aspek – aspek kualitatif segala sesuatu, terutama berkaitan dengan
makna dan nilai – nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaiakan setiap aspek yang otentik dari
pengalaman manusia. Hidup mendorong kita untuk menentukan pilihan dan bertindak
berdasarkan skala nilai dalam cara yang paling dapat diterima akal. Filsafat mencoba mencari
dan menentukan kebenaran dengan pengujian secara kritis terhadap asumsi – asumsi, konsep –
konsep, dan semua lapangan sains.

D.         Lapangan filsafat

Alat alat yang digunakan dalam merumuskan dan mengklarifikasikan filsafat pendidikan , adalah
berkaitan dengan epistemologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika. Masing – masing dalam
bidang memfokuskan pada salah satu pertanyaan yang berhubungan dengan para filosof dunia
terbesar selama berabad – abad dan akhirnya menghasilkan hasil – hasil valid

E.         Filsafat Sains

Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh dengan
menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya

1.            Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.

2.            Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.


3.            Sains bersifat objektif.

Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan hanya
menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan filsafat bersifat
pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan,
karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian- bagiannya.

F.         Filsafat dan agama

a)         Pengertian agama

Istilah agama, memiliki pengertian yang sama dengan istilah “religion” dalam bahas inggris
Bozman mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan
terhadap  aturan – aturan dari suatu  kekuatan yang lebih tinggi, dengan jalan melakukan
hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih tinggi agung dari dirinya sendiri, yang
memerintahkan untuk mengadakan kebaktian, pengabdian, dan pelayanan yang setia.

Randall dan Buchler mengadakan bahwa ada dua bentuk agama , yaitu : 1) agama diidentifikasi
dengan kepercayaan terhadap supranatural, dan 2) agama diidentifikasi dengan kepercayaan atau
keyakinan  yang berlangsung diluar apa yang telah kita alami pada masa yang akan datang.

b)        Ciri – ciri agama

•          Adanya kepercayaan terhadap yang mahagaib, mahasuci, mahaagung, sebagi pencipta


alam semesta

•          Melakukan hubungan  dengan hal – hal diatas dengan berbagai cara

•          Adanya suatu ajaran

c)         Manfaat agama bagi manusia

Menurut Hocking agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi
manusia, sekurang – kurangnya meringankan manusia dari kesulitan.

BAB III. Filsafat Pendidikan 

A.         Pendidikan
1.         Makna pendidikan

 Dalam arti khusus, langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Jadi
pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pemdidikan dalam arti khusus ini
menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga.

2.         Pendidikan sebagi proses transformasi nilai

Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih , yang
didalam undang – undang nomor 2 tahun 1989 mencakup kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan. Pendidikan mengandung suatu pengertian yang sangat luas, menyangkut seluruh aspek
kepribadian manusia. Pendidikan menyangkut hati nurani, nilai – nilai, perasaan, pengetahuan,
dan keterampila. Dengan pendidikan manusia ingin berusaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan serta memperbaiki nilai – nilai, hati nuraninya, perasaannya, pengetahuannya,
dan keterampilannya.

3.         Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan harus mengandung 3 nilai,  pertama autonomy, yaitu memberi kesadaran,


pengetahuan dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun kelompok, untuk dapat
hidup mandiri, dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua equity , berarti
bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberikan kesempatan kepada seluruh warga
masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam kehidupan berbudaya  dan kehidupan ekonomi
dengan memberinya pendidikan dasar yang sama. Ketiga survival  yang berarti bahwa dengan
pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke genarasi berikutnya.

Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia – manusia
berkebudayaan. Manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik.

4.         Alat pendidikan

Alat pendidikan merupaka suatu situasi yang diciptakan secara khsuus dengan maksud
mempengaruhi anak didik secara pedagogis. Apabila perbuatan dalam situasi tersebut tidak
disengaja untuk mencapai tujuan pendidikan, maka perbuatan tersebut disebut faktor
pendidikan . langeveld mengelompokkan lima jenis alat pendidikan, yaitu : 1) perlindungan, 2)
kesepahaman, 3) kesamaan arah dalam pikiran atau perbuatan, 4) perasaan bersatu, dan 5)
pendidikan karena kepentingan diri sendiri

5.         Pendidikan berlangsung sepanjang hayat


Pendidikan sepanjang hayat memandang jauh kedepan, berusaha untuk menghasilkan manusia
dan masyarakat baru.  Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung
terus sampai manusia meninggal dunia selagi ia mampu. Pendidikan akan berlangsung dalam
1)keluarga, 2) sekolah dan 3) masyarakat

B.         Pengertian filsafat pendidikan

Menurut al – syaibany  “pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang


pendidikan, filsafat itu mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan
menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip – prinsip dan kepercayaan – kepercayaan yang
menjadi dasar dari falsafah umum dalamm menyelesaikan masalah – masalah pendidikan secara
praktis”

C.         Kebutuhan akan filsafat pendidikan

Seorang guru harus tau tentang filsafat pendidikan , tidak boleh buta terhadap filsafat
pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan
kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan. Pendidikan tidak
dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mengetahui tujuan akhirnya. Tujuan akhir pendidikan perlu
dipahami dalam kerangka hubungannya dengan tujuan hidup tersebut, baik yujuan individu
maupun tujuan kelompok

BAB III

PEMBAHASAN

A.      Pembahasan Isi Buku

Kedua jenis buku ini sama-sama membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki
judul yang sama dengan “ Pengantar Filsafat Pendidikan” kedua buku ini merupakan buku yang
cocok untuk pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah filsafat pendidikan. Walaupun
memiliki judul dan pembahasan yang sama namun kedua buku ini memiliki pengarang yang
berbeda.

Pada buku “Filsafat Pendidikan” karangan  menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai


dengan pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat
pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa dasar dari negara
indonesia. Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai kalangan.

Sedangkan pada buku “Pengantar Filsafat Pendidikan” karangan Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd
membahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai dari pengertian, kemudian filsafat filsafat
pendidikan dan mazhab mazhab filsafat pendidikan serta orientasi psikologis yang
mempengaruhi filsafat pendidkan.

Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku utama memiliki
kelengkapan materi yang lebih dari buku pembanding. Hal ini dapat kita lihat pada bagian buku
utama memiliki 5 Bab yang  berisi Materi penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat pendidikan
pancasila sedangkan pada buku pembanding  tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar
dan baik dan mudah dipahami pembaca.

D.         Peranan filsafat pendidikan

Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan
orang – orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan orang – orang yang bekerja dalam
bidang pendidikan. Dalam mengkaji peranan filsafat pendidikan, dapat ditinjau dari tiga
lapangan filsafat, yaitu metafisika, epistemologi, dan aksiologi

E.         Apa yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.

Dalam bentuk yang paling sederhana, filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang
mengenai pendidikan, merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional
seseorang. Pengaruh keyakinan guru terhadap perilaku mengajar dibagi 4, yaitu:

•          Keyakinan mengenal pelajaran dan pembelajaran

•          Keyakinan mengenai siswa

•          Keyakinan mengenal pengetahuan

•          Keyakinan mengenal apa yang perlu diketahui

BAB IV. Mazhab – Mazhab Filsafat Pendidikan

            Dalam filsafat terdapat mazhab, aliran – aliran,. Karena filsafat pendidikan merupakan
terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat
pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang – kurangnya sebanyak aliran dalam
filsafat itu sendiri
1.         Filsafat pendidikan idealisme , yaitu Memandang bahwa realitas adalah roh, bukan
materi, bukan fisik, parmenides, filosof.

2.         Filsafat pendidikan realisme, merupakan filsafat yang memandang realitas secara


dualitas,  dan berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani

3.         Filsafat pendidikan materialisme, berpandangan bahwa hakikatnya adalah materi, bukan


rohani, bukan spritual, atau supranatural.

4.         Filsafat pendidikan pragmatisme, dipandang sebagai filsafat amerika asli, yg


berpandangan bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami

5.         Filsafat pendidikan eksistensialisme, memfokuskan pada pengalaman  - pengalaman


individu, yg berhubungan dengan pengembangan sistem pemikiran untuk mengidentifikasi dan
memahami apa yang umum pada semua realitas

6.         Filsafat pendidikan progresivisme, merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang


didirikan pada tahun 1918yang menentang peerubahan dan saesuatu yang baru

7.         Filsafat pendidikanperenialisme, lahir sebagai suatu reaksi terhadap berdiri pendidikan


progresif yang menentang peerubahan dan saesuatu yang baru

8.         Filsafat pendidikan  esensialisme,  merupakan suatu filsafat pendidikan  konservatif yang


pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap trend – trend progresif disekolah –
sekolah

9.         Filsafat pendidikan  rekonstruksionalisme, rekonstruksi sosial adalaha rekonstruksi yang


memiliki ikatan – ikatan yang jelas pada filsafat pendidikan progresif

BAB V. ORIENTASI PSIKOLOG YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN

A.         Psikologi humanistik

Psikologi humanistik menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab
personal. Psikologi humanistik juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan,
dan kebutuhan akan umat manusia. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi
dan individual

Akhir dari perkembangan pribadi sesorang adalah  mengaktualisasikan dirinya mampu


mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi kehidupan dirinya dan
lingkungannya.  Belajar menurut pandangan humanisme merupakan fungsi dari keseluruhan
pribadi manusia, yang melibatkan faktor intelektual dan emosional, motivasi belajar harus datang
dari dalam diri anak itu sendiri.
 

B.         Behavioristik

Didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain
bukannya kebetulan. Merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia memiliki suatu
keinginan yang bebas. Sekalipun kita mungkin bertindak seakan – akan kita bebas, perilaku ini
benar – benar ditentukan oleh tekanan – tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita.

 C.         Konstruktivistik

Konstruktivistis memfokuskan pada proses – proses pembelajaran bukannya para perilaku


belajar. Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan
dan interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis sosial juga mempertimbangkan konteks
sosial yang didalamnya pembelajaran muncul dan menekankan pentingnya interaksi sosial dan
negosiasi dalam pembelajaran.
BAB III

PEMBAHASAN

A.      Pembahasan Isi Buku

Kedua jenis buku ini sama-sama membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki
judul yang sama dengan “ Pengantar Filsafat Pendidikan” kedua buku ini merupakan buku yang
cocok untuk pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah filsafat pendidikan. Walaupun
memiliki judul dan pembahasan yang sama namun kedua buku ini memiliki pengarang yang
berbeda.

Pada buku “Filsafat Pendidikan” karangan  menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai


dengan pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat
pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa dasar dari negara
indonesia. Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai kalangan.

Sedangkan pada buku “Pengantar Filsafat Pendidikan” karangan Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd
membahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai dari pengertian, kemudian filsafat filsafat
pendidikan dan mazhab mazhab filsafat pendidikan serta orientasi psikologis yang
mempengaruhi filsafat pendidkan.

Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku utama memiliki
kelengkapan materi yang lebih dari buku pembanding. Hal ini dapat kita lihat pada bagian buku
utama memiliki 5 Bab yang  berisi Materi penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat pendidikan
pancasila sedangkan pada buku pembanding  tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar
dan baik dan mudah dipahami pembaca.

A.      Bab 1

Pada bab ini buku utama menyajikan materi mengenai pengertian filsafat, tujuan dan ciri-ciri
kefilsafatan, alasan berfilsafat, peranan berfilsafat serta pengertian filsafat pendidikan.
Sedangkan buku pembanding menyajikan materi mengenai praktik pendidikan, teori pendidikan
serta pendekatan – pendekatan dalam teori pendidikan yang mencakup pendekatan sains, filosofi,
religi, multidisiplin, serta pendekatan dalam penulisan

B.      Bab 2

Pada bab kedua ini buku utama memaparkan tentang filsafat pendidikan, seperti filsafat sebagai
sistem, filsafat sebagai substansi, filsafat pendidikan, serta hubungan filsafat dengan filsafat
kependidikan. Sedangkan pada buku pembanding  Pada bab dua memaparkan materi tentang
pengertian filsafat, model model filsafat, misi filsafat, lapangan filsafat, filsafat dan sains serta
dalam filsafat dan agama

C.      Bab 3

Pada bab ini buku utama menyajikan materi yang berkaitan dengan aliran aliran filsafat
pendidikan seperti aliran idealisme, realisme, materialisme, pragtisme, eksistensialisme,
progresivisme, perenialisme, esensialisme,  dan rekonstruksionisme. Sedangkan
pada buku  pembanding membahas mengenai pendidikan, pengertin filsafat pendidikan,
kebutuhan akan fcilsafat pendidikan, peranan filsafat pendidikan serta mengenai apa yang
menentukan filsafat pendidikan seseorang.

D.     Bab 4

Di bab 4 ini buku utama membahas mengenai filsafat pendidikan pancasila tentang manusia,


tentang masyarakat, tentang pendidikan, pandangan filsafat pendidikan mengenai  pembangunan
sosial, serta mengenai sistem pendidikan. Sedangkan  buku pembanding membahas mengenai
mazhab-mazhab filsafat pendidikan seperti filsafat idealisme, realisme, materialisme,
pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensialisme, serta
rekonstruksionisme

E.      Bab 5

Pada bab terakhir ini, buku utama membahas tentang hakikat ilmu pendidikan , Tujuan
pendidikan, pilar pendidikan serta aliran pendidikan. Sedangkan buku pembanding membahas
mengenai orientasi psikologi yang mempengaruhi filsafat pendidikan. Seperti psikologi
humanistik, behavioristik, serta konstruktivistik

B. Keunggulan dan kelemahan Buku

I. Keunggulan buku

Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok digunakan
sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa matakuliah filsafat pendidikan. Hal
ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang
memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap
babnya. Namnun untuk bahasan yang lebih lengkap terdapat pada buku pembanding, tetapi
khusus Bab II mengenai filsafat buku utama lebih jelas dalam memaparkan materijnya.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa yang dapat
dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada bagian awal setiap Bab pada buku
pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya. Pada
bagian akhir terdapat latihan  yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk
mengevaluasi pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga
mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan.

II. Kelemahan buku

·         Pada beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang tinggi
yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan permulaan pada awal
pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua buku
merupakan salah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa
dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada. 

·         Kedua buku juga sama sama tidak memaparkan biografi penulis, pada buku utama
memparkan jelas mengenai filsafat pendidikan namun tidak memaparkan hakikat hakikat
pendidikan sedangkan pada buku pembanding hanya sedekit menjelaskan filsafat pendidikan,
akan tetapi cukup jelas memparkan hakikat pendidikannya.

·         Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.

·         Pada buku pembanding penulisan font cenderung kurang jelas, warna yang dipilih juga kurang
menonjol dan banyak kata-kata yang tercetak kurang sempurna

·         Pada buku pembanding  pemilihan kertas juga kurang bagus

BAB IV

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara berpikir
dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu dibutuhkan suatu buku sebagai pegangan
bagi mahasiswa untuk lebih memahami secra mendalam tentang mata kuliah filsafat pendidikan.
Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report
sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.

Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:

1.    Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki perbedaan dalam
pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada buku pembanding terdapat ;
Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya, sedangkan buku utama tidak memiliki
didalamnyan).

2.    Buku Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku utama, namun
dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap dibanding dengan buku
pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat dan filsafat pendidikan )

3.    Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan tidak
dilengkapi dengan gambar pendukung.

B.      Rekomendasi

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, saya menyarankan agar adanya
perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi dengan gambar
agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik.

Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan
mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini memiliki
bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan materi yang
sistematis. Namun mahasiswa juga harus tetap menggunakan beberpara referensi buku lain
sebagai pegangan dalam berfilsafat.

Dan diakhir saya juga lebih merekomendasikan Buku Utama dibandingkan Buku Pembanding
sebagai referensi para mahasiswa yang ingin mempelajari mengenai filsafat pendidikan karena
materi yang dipaparkan pada buku utama mengenai filsafat pendidikan itu jauh lebih lengkap
dan mendalam dibanding dari buku pembanding

 
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS.2016.Filsafat Pendidikan.Medan:


UnimedPress

Drs. Saduloloh Uyoh, M.Pd.2017. Filsafat Pendidikan.Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai