Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT

Pengantar Filsafat Ilmu


Suaedi (2016)

Filsafat Ilmu
Prof. Dr. Amsal Baktiar., M.A (2018)

NAMA : ANGELINA K. SINAGA (8216121005)


MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat - Nya,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah - Nya kepada saya,

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR)

dengan mata kuliah Filsafat Ilmu. Critical book review ini disusun untuk

memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan

untuk memahami tentang Konsep Filsafat Ilmu Saya ucapkan rasa terima

kasih kepada bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd. selaku dosen mata kuliah

filsafat ilmu yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa / i agar

dapat memahami dalam pembelajaran filsafat ilmu. Terlepas dari semua

itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan

tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap

semoga critical book review ini dapat memberikan manfaat maupun

inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 8 Oktober 2021

Angelina K. Sinaga
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................. 4

B. Tujuan...........................................................................................5

C. Manfaat.........................................................................................6

BAB II ISI BUKU

A. Identitas Buku..............................................................................6

B. Ringkasan Isi Buku......................................................................8

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Buku......................................................................20

B. Keunggulan Buku.......................................................................21

C. Kelemahan Buku........................................................................21

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................24

B. Saran............................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review

Mengkritik adalah mempertimbangkan baik buruknya suatu karya dimana


dalam hal ini berupa Critical Book Review dalam sebuah buku. Adapun tujuan
dari kritikan ini adalah untuk memberikan informasi atau pemahaman yang
komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
Critical Book Review memiliki banyak manfaat terutama di kalangan
mahasiswa dan masyarakat umum. Dilatarbelakangi oleh kurangnya minat
masyarakat dan mahasiswa dalam membaca, maka dengan adanya Critical
Book Review ini akan memudahkan pembaca dalam menganalisis materi yang
sama dalam satu review akan tetapi dengan sumber yang berbeda-beda
sehingga secara tidak langsung menguatkan pemahaman pembaca mengenai
materi yang di bahas.
Selain itu dengan adanya Critical Book Review ini mahasiswa akan dilatih
untuk berfikir dan bertindak secara sistematis. Sebab pada dasarnya CBR ini
melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan
yang di sajikan penulis buku. CBR juga melatih kita untuk bebas mengutarakan
pendapat yang berasal dari analisis kita terhadap buku yang dilakukan dengan
beberapa buku pembanding. Oleh karena itu mahasiswa terutama pada jurusan
kependidikan yang sudah memiliki kecakapan dalam Critical Book Review ini
akan mampu berfikir analisis sesuai perannya sebagai guru dimana nanti akan
menghadapi banyak pertanyaan dari siswa maupun perencanaan dalam
kegiatannya. Sebagai mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Teknik Bangunan
buku “Pengantar Ilmu Filsafat”ni dirasa perlu untuk dikritik karena filsafat
pendidikan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan,
menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita
dalam memilih tujuan dan kebijakan pendidikan.
Dalam proses pertumbuhannya, filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli
filsafat atau para filosof sepanjang kurun waktu dengan objek permasalahan
hidup di dunia, telah melahirkan berbagai macam pandangan. Pandangan-
pandangan para filosof itu, ada kalanya satu dengan yang lain hanya bersifat
saling kuat-menguatkan, tapi tidak jarang pula yang berbeda atau berlawanan.
Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang di pakai oleh mereka
berbeda, walaupun untuk objek permasalahannya sama. Karena perbedaan
dalam sistem pendekatan itu, maka kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan
menjadi berbeda pula, bahkan tidak sedikit yang saling berlawanan. Selain itu,
faktor zaman dan pandangan hidup yang melatar belakangi mereka, serta
tempat di mana mereka bermukim juga ikut mewarnai pemikiran mereka.
Filsafat berusaha untuk memahami realitas secara menyeluruh, dengan
menjelaskannya secara umum dan sistematis. Begitu pula dengan filsafat
pendidikan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan,
menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita
dalam memilih tujuan dan kebijakan pendidikan. Dengan cara yang sama
filsafat mengkoordinasi hasil-hasil penemuan sains yang berlainan dan
berbeda-beda, maka filsafat pendidikan menafsirkan penemuan-penemuan
tersebut berkaitan dengan pendidikan.Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab,
aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-
lainnya. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan
filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita
akan temukan berbagai aliran.

B. Tujuan Critical Book Review

Adapun tujuan penulisan Critical Book Report ini adalah :


1. Mengulas isi buku Filsafat Ilmu yang dikritik.
2. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam menganalisis informasi yang
diberikan oleh setiap pembahasan dalam buku tersebut.
3. Membandingkan isi buku dengan sumber-sumber lain yang sejenis
kemudian disimpulkan dalam bentuk opini pribadi.
4. Menganalisa keseluruhan buku dari tampilan hingga isinya untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan sekaligus memberikan masukan pada
buku tersebut.
5. Mengembangkan minat baca civitas akademik dan mahasiswa khususnya
mengenai Filsafat Ilmu.
6. Memudahkan pembaca memahami isi buku berdasarkan hasil Critical Book
Review yang sudah di lakukan.

C. Manfaat Critical Book Review

Critical Book Review ini memiki beberapa manfaat, yaitu :


1. Mampu mengulas isi dalam buku Filsafat Ilmu dalam bentuk analisa dan
kritikan dalam setiap pembahasannya.
2. Menambah pengetahuan dengan membandingkan isi buku tersebut dengan
buku sejenis yang relevan.
3. Menambah minat membaca para civitas akademik dan mahasiswa
khususnya mengenai Filsafat Ilmu melalui review yang sudah dilakukan.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut.
5. Memudahkan pembaca untuk melihat, memahami dan mengerti isi dari
buku tersebut berdasarkan hasil review yang sudah di lakukan.
6. Mengetahui kelayakan isi buku yang direview apakah sudah memenuhi
standar sehingga layak mendapatkan sambutan dari masyarakat.

D. Identitas Buku
a. Buku Utama
Cover Buku :
Judul : Pengantar Filsafat Ilmu
Penulis : Suaedi
Edisi/ Cetakan : I (Pertama)
Penerbit : IPB Press
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman :152 halaman
ISBN : 978-979-493-888-1

b. Buku Pembanding
Cover Buku :

Judul : Filsafat Ilmu


Penulis : Prof. Dr. Amsal Baktiar., M.A
Edisi/ Cetakan : Edisi Revisi/ Cetakan ke -14
Penerbit : Raja Grafindo Persada
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 266 halaman
ISBN : 979-421-993-2
BAB II
RINGKASAN

A. Ringkasan Buku Utama


a. Bab 1 : Sejarah Filsafat
Perkembangan filsafat bersamaan dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan pada masa Yunani dimana peradaban manusia saat itu
mengalami perubahan pola pikir dari mitosentris menjadi logo-sentris. Pola
pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengenal mitos
untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Namun,
ketika filsafat di perkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap
sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas.
Selanjutnya pada masa abad pertengahan, dimana masa ini diawali
dengan lahirnya filsafat Eropa. Sama seperti filsafat Yunani, filsafat ini juga
dipengaruhu kepercayaan berupa agama kristen. Artinya, pemikiran filsafat
abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu
didasarkan atas agama sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat
teosentris.
Kemudian Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20 (filsafat
kontemporer) yang memiliki ciri desentralisasi manusia karena pemikiran
filsafat abad ini memberikan perhatian yang khusus pada bidang bahasa dan
etika sosial.
Adapun manfaat mempelajari filsafat pada umumnya menjadikan
manusia lebih bijaksana memahami pemikiran yang ada dari sisi mana
pemikiran itu disimpulkan dan menerima sesuatu yang ada dari sisi mana
keadaan itu ada.

b. Bab 2 : Sumber Ilmu Pengetahuan


Sumber ilmu pengetahuan adalah asal dari ilmu pengetahuan yang
diperoleh manusia. Sumber utama ilmu pengetahuan terdiri dari rasionalisme
dan empirisme. Rasio adalah berfikir dan berfikir membentuk pengetahuan
sehingga manusia yang berpikirlah yang akan memperoleh pengetahuan.
Semakin banyak manusia berpikir, semakin banyak pengetahuan yang
didapat. Namun rasio tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus bersentuhan
dengan dunia nyata di dalam berbagai pengalaman empirisnya. Empiris
adalah pengalaman. Empirisme memilih pengalaman sebagai sumber utama
pengetahuan, baik pengalaman lahiriah maupun pengalaman batiniah. Sumber
ilmu pengetahuan secara detail dikemukakan oleh John Hospers dalam
Kebung (2011: 43 − 45) yaitu :
 Pengalaman indrawi atau sense-experince, ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman manusia dalam kehidupan nyata yang
berhubungan dengan pemanfaatan alat indra manusia.
 Penalaran atau reasoning. Ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
proses penalaran manusia menggunakan akal.
 Otoritas atau authority. Ilmu pengetahuan yang lahir dari sebuah
kewibawaan kekuasaan yang diakui oleh anggota kelompoknya.
 Intuisi atau instuition. Ilmu pengetahuan yang lahir dari sebuah
perenungan manusia yang memiliki kemampuan khusus yang
berhubungan dengan kejiwaannya.
 Wahyu atau revelation. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu
Ilahi melalui para nabi dan utusan - Nya demi kepentingan umat.
 Keyakinan atau faith. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari sebuah
keyakinan yang kuat.

c. Bab 3 : Filsafat, Ilmu dan Pengetahuan


Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan
terminologi. Secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of
wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Sedangkan secara terminologi
adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Ciri-ciri filsafat yaitu
menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Sedangkan berfikir berfilsafat menurut
Ali Mudhofir, dicirikan dengan secara : radikal, universal (umum),
konseptual, koheren, sistematik, komprehensif, bebas dan bertanggung jawab.
Ilmu adalah pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik.
Macam-macam jenis ilmu yaitu : Ilmu praktis, ilmu praktis normatif, ilmu
praktis positif, Ilmu spekulatif ideografis, Ilmu spekulatif nomotetis, dan Ilmu
spekulatif teoretis.
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Burhanuddin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
manusia ada empat, yaitu : 1) Pengetahuan biasa, 2) Pengetahuan Ilmu, 3)
Pengetahuan filsafat, dan 4) pengetahuan filsafat.
Pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu terlihat
dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam perkembangannya,
pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material
keduanya mempunyai perbedaan.

d. Bab 4 : Perkembangan Ilmu


Landasan utama perkembangan ilmu adalah filsafat yang terdiri atas
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ilmu tidak hanya berbicara tentang
hakikat (ontologis) pengetahuan itu sendiri, tetapi juga mempersoalkan
tentang bagaimana (epistemologis) pengetahuan tersebut dapat diproses
menjadi sebuah pengetahuan yang benar-benar memiliki nilai guna
(aksiologis) untuk kehidupan manusia. Perkembangan ilmu dapat ditelusuri
berdasarkan rentang sejarahnya. Perjalanan ilmu mulai dari zaman pra-
Yunani Kuno, zaman Yunani, zaman Pertengahan, zaman Renaissance,
zaman Modern, dan zaman Kontemporer.

e. Bab 5 : Kebenaran dan Sikap Ilmiah


Dalam mencari ilmu pengetahuan, manusia melakukan telaah yang
mencakup 3 hal, antara lain 1) objek yang dikaji; 2) proses menemukan ilmu;
dan 3) manfaat atau kegunaan ilmu tersebut. Untuk itu, manusia akan selalu
berpikir, dengan berpikir akan muncul pertanyaan, dan dengan bertanya
maka akan ditemukan jawaban yang mana jawaban tersebut adalah suatu
kebenaran. Menurut Ford (2006), kebenaran atau truth dapat dibedakan atas 4
macam, yaitu kebenaran metafisik (T1), kebenaran etik (T2), kebenaran
logika (T3) dan kebenaran empirik (T4). Dari uraian tersebut, dalam kajian
filsafat imu yang menjadi fokus utama adalah kebenaran empirik (T4).
Kebenaran empirik sering disebut sebagai kebenaran imiah.
Teori kebenaran terdiri dari teori korespondensi (menyatakan bahwa
kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dan kenyataan teori), teori
koherensi/konsistensi (suatu kebenaran adalah apabila ada koherensi dari arti
tidak kontradiktif pada saat bersamaan antara dua atau lebih logika), teori
pragmatisme (kebenaran diukur dari kegunaan (utility), dapat dikerjakan
(workability), dan pengaruhnya memuaskan (satisfactory consequences).
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan
atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap-sikap
ilmiah yang dimaksud adalah :
 Sikap skeptis, menyangsikan setiap pernyataan ilmiah yang belum teruji
kebenarannya.
 Sikap ingin tahu, terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
 Sikap kritis, terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan.
 Sikap terbuka, terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
walaupun pada akhirnya pendapat tersebut tidak diterima karena tidak
sepaham atau tidak sesuai.
 Sikap objektif, terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa
diikuti perasaan pribadi.
 Sikap relamenghargai karya orang lain, terlihat pada kebiasaan
menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat
yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang
lain.
 Sikap berani mempertahankan kebenaran, tampak pada ketegaran
membela fakta dan hasil temuan lapangan walapun bertentangan atau tidak
sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
 Sikap menjangkau ke depan, dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan
hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
f. Bab 6 : Saran Ilmiah
Tanpa mempunyai kemampuan bahasa, seseorang tidak dapat melakukan
kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur. Fungsi bahasa menurut
Halliday yang dikutip oleh Thaimah, yaitu : fungsi instrumental, fungsi
regulatoris, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, fungsi
imajinatif, dan fungsi representasional.
Matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif. Sifat
kuantitatif dari matematika meningkatkan daya prediksi dan kontrol dari
ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak dan
memungkinkan pemecahan masalah secara tepat serta cermat.
Ilmu statistik adaalah ilmu pengetahuan yang membahas (mempelajari)
dan mengembangkan prinsipprinsip, metode, dan prosedur yang perlu
ditempuh atau dipergunakan dalam rangka: (1) pengumpulan data angka, (2)
penyusunan atau pengatura data angka, (3) penyajian atau penggambaran atau
pelukisan data angka, (4) penganalisisan terhadap data angka, (5) penarikan
kesimpulan (conclusion), (6) pembuatan perkiraan (estimation), serta (7)
penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah (dalam hal ini secara
matematik) atas dasar pengumpulan data angka tersebut.
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar
daripada satu.
Agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah yang baik diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistik.

g. Bab 7 : Kajian Bidang-bidang Filsafat


Ontologi dalam filsafat ilmu merupakan studi atau pengkajian mengenai
sifat dasar ilmu yang memiliki arti, struktur, dan prinsip ilmu. Ontologi
filsafat sebagai cabang filsafat adalah ilmu apa, dari jenis dan struktur dari
objek, properti, peristiwa, proses, serta hubungan dalam setiap bidang
realitas. Pandangan-pandangan pokok di dalam pemahaman diantaranya :
Monoisme, materialisme, idealisme, dualisme, pluralisme, nihilisme dan
agnotisisme.
Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar,
sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting
dalam menentukan sebuah model filsafat. Aliran dalam epistimologi
diantaraanya : Rasionalisme, empirisme, realisme, kritisisme, positivisme,
skeptisisme dan pragmatisme.
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-
lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, yaitu : Metode
indukatif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatif dan
metode dialektis.
Aksiologi berarti teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.Logika pada dasarnya merupakan suatu teknik
atau metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan dalam penalaran. Etika
adalah adalah suatu sikap yang bertujuan agar manusia mengetahui dan
mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Estetika lahir dari
penilaian manusia tentang keindahan.

h. Bab 8 : Ilmu, Teknologi dan Seni


Teknologi dan seni merupakan penerapan ilmu dasar untuk memecahkan
masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, dimana teknologi adalah
kemampuan menerapkan suatu pengatahuan dan kepandaian membuat
sesuatu yang berkenaan pengetahuan dengan suatu produk, yang berhubungan
dengan seni serta berlandasan pengetahuan ilmu ekstaksa bersandarkan pada
aplikasi dan implitasi ilmu pengetahuan itu sendiri, sedangkan seni menurut
KBBI adalah ahli membuat karya yang bermutu, dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, dan lain sebagainya.

i. Bab 9 : Ilmu dalam Strategi Insani


Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Menurut Kohlberg (Valazquez 1998), perkembangan moral individu ada 3
tahap yaitu : Level Preconvenstional (berkembang pada masa kanak-kanak),
Level Conventional (individu termotivasi untuk berperilaku sesuai dengan
norma-norma kelompok agar dapat diterima) dan Level Postconventional
(orang melihat situasi berdasarkan prinsip-prinsip moral yang diyakininya).
Sifat-sifat Ilmu terdiri dari rasional, empiris, sistematis, umum dan
akumulatif.
Ilmuwan secara etimologi bermakna orang yang ahli atau banyak
pengetahuannya mengenai suatu ilmu. Tanggung jawab pokok ilmuwan
adalah (1) mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (berpikir,
melakukan penelitian dan pengembangan, menumbuhkan sikap positif-
konstruktif, meningkatkan nilai tambah dan produktivitas, konsisten dengan
proses penelaahan keilmuan, menguasai bidang kajian ilmu secara mendalam,
mengkaji perkembangan teknologi secara rinci, bersifat terbuka, profesional
dan mempublikasikan temuannya); (2) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan menemukan masalah yang sudah/akan memengaruhi
kehidupan masyarakat dan mengomunikasikannya, menemukan pemecahan
masalah yang dihadapi masyarakat, membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, menggunakan hasil penemuan untuk kepentingan kemanusiaan,
mengungkapkan kebenaran dengan segala konsekuensinya, dan
mengembangkan kebudayaan nasional.

B. Ringkasan Buku Pembanding


a. Bab 1 : Ruang Lingkup Filsafat Imu
Ilmu memiliki 2 macam objek, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sasaran penyelidikan,
sedangkan objek formal adalah metode untuk memahami objek material
tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Objek material filsafat
adalah segala yang ada, sedangkan objek formalnya adalah seluruh sudut
pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada.
Menurut Endang(1981), objek material filsafat adalah segala sesuatu yang
berwujud yang garis besarnya dapat dibagi 3 persoalan pokok yaitu :
Hakekat Tuhan, Hakekat Alam dan Hakekat manusia, sedangkan objek
formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal terhadap objek
material filsafat. Dengan demikian objek material filsafat mengacu pada
substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh manusia,
sedangkan objek formal filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat
berfikir terhadap objek material tersebut, dengan kata lain objek formal
filsafat mengacu pada sudut pandang yang digunakan dalam memikirkan
objek material filsafat.
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Sedangkan filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat
pengetahuan secara umum.
Tujuan Filsafat ilmu adalah :
 Memahami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeleuruh kita
dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
 Memahami sejatah pertumbuhan, perkembangan dan pertumbuhan ilmu
diberbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara histories.
 Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam memahami studi
di perguruan tingggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmian
dan non ilmiah.
 Mendorong pada calon ilmuwan untuk konsisten dalam mendalalmi ilmu
dan mengembangkannya.
 Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangan.

b. Bab 2 : Sejarah Perkembangan Ilmu


 Landasan Ilmu pada zaman Yunani
Ada beberapa tokoh dalam perkembangan ilmu di zaman Yunani, seperti :
Thales (624-546 SM), Anaximandros (610-540 SM), Heraklitos (540-480
SM, Parminides (515-440 SM), Phitagoras (580-500 SM), Tokoh Sofis,
Socrates, Plato dan Aristoteles.
 Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Dalam dunia Islam adalah Imam al Ghazzali yang pernah skeptis terhadap
realita, namun iapun selamat dan menjadi pemikir besar dalam filsafat dan
tashawwuf. Perkataannya yang populer adalah ”keraguan adalah
kendaraan yang mengantarkan seseorang ke keyakinan”.

 Kemajuan Ilmu Zaman Renaissance dan Modern


Kemajuan ilmu pada masa Renaisance tidak dapat dilepaskan dari
kecemerlangan peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah berkuasa di
Andalusia (Spanyol) dan hampir mnguasai seluruh daratan dan lautan
Eropa pada saat itu. Ibn Rusyd adalh tokoh Bapak Filsafat Islam Modern
yang menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi pada masa renaissance ini.
Pada masa renaissance banyak ditemukan berbagai teori, alat dan bahan
yang memudahkan manusia untuk mengetahui tentang alam dan
sekitarnya. Seperti ditetapkannya bahwa bentuk bumi ini bulat, bagaimana
persinggungan antara satu planet dengan plent yang lain, bagaimana
tentang teori penciptaan bumi dan galaksi Bima Sakti.
Adapaun perkembangan yang paling mutakhir pada masa modern ialah
ditemukannya berbagai alat yang dapat mempermudah aktivitas manusia,
seperti mesin pembuat benang, mesin uap, telegraf, telepon dan
sebagainya.
Dari perkembangan imu pada masa modrn ini semuanya bermula pad
filsafat, dan induk dari sebuah ilmu pengetahun itu sendiri adalah filsafat,
meskipun pada perkembangannya filsafat itu sendiripun merupakan
sebuah ilmu, dan dibedakan dalam beberapa bidang kajian filsafat.

 Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer


Aplikasi dari ilmu telah banyak mengalami perubahan berakibat pada
karakterisasi ciri ilmu modern, adapun ciri-ciri tersebut adalah : 1)
Bertumpu pada paradigma positivisme, 2) Mendorong pada tumbuhnya
sikap hedonisme dan konsumerisme, 3) Perkembangannya sangat cepat,
dan 4) Bersifat eksploitatif terhadap lingkungan.

c. Bab 3 : Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran


Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi fikiran dengan demikian
pengetahuan merupakan hasil proses dari hasil usaha manusia untuk tahu,
dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge). Menurut
Burhanudin, pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 yaitu : 1) Pengetahuan
biasa, 2) Pengetahuan ilmu, 3) Pengetahuan filsafat, dan 4) Pengetahuan
agama.
Ada 2 teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu :
 Realisme, teori ini mempunyai pandangan yang realistis terhadap alam
pengetahuan, ajaran realism percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara
ada hal hal yang hanya terdapat didalam dan tentang dirinya sendiri serta
yang hakikatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
 Idealisme, ajaran idealism menegaskan bahwa untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil,
premis pokok yang diajukan oleh idealism adalah jiwa mempunyai
kedudukan utama dalam alam semesta, idealism tidak mengingkari
adanya materi, namun materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan
bukan hakikat.
Adapun asal pengetahuan diperoleh dari ; Empirisme, Rasionalisme,
Intuisi dan Wahyu.
Adanya 3 jenis kebenaran, yaitu : kebenaran epistimologis, kebenaran
ontologis dan kebenaran semantik. Kebenaran epistimologis adalah
kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia, kebenaran dalam
arti ontologis adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat
segala sesuatu yang ada atau diadakan, kebenaran dalam arti semantik adalah
kebenaran yang terdapat serta melekat dalam tutur kata dan bahasa.
Para filosof muslim membedakan ilmu kepada ilmu yang berguna dan
ilmu yang tidak berguna. Kategori ilmu yang berguna mereka kategorikan
kepada ilmu ilmu duniawi seperti ilmu kedokteran, fisika, kimia, geografi,
logika, etika, bersama disiplin yang khusus mengenai ilmu keagamaan. Ilmu
sihir, alkemi dan numerologi (ilmu nujum dengan menggunakan bilangan)
dimasukkan kedalam golongan cabang-cabang ilmu yang tidak beguna.
Klasifikasi ini memberikan makna implisit menolak adanya sekularisme,
karena wawasan Yang Kudus tidak menghalang-halangi orang untuk
menekuni ilmu-ilmu pengetahuan dinuawi secara teoritis dan praksis.

d. Bab 4 : Dasar-dasar Ilmu


Ontologi merupakan salah satu lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno. Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan
bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini ? pertama
kali orang dihadapkan pada adanya 2 macam kenyataan, yang pertama
kenyataan yang berupa materi yang kedua kenyataan yang berupa rohani.
Didalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan pandangan
pokok pemikiran yaitu : monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme dan
agnotisisme.
Epistimologi adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan
yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera dan lain lain meiliki metode
tersendiri dalam teori pengetahuan diantaranya adalah : metode induktif,
metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatif dan metode
dialektis.
Aksiologi berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam
mpemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana
dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti
kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material.

e. Bab 5 : Sarana Ilmiah


Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada
komunikasi. Sebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan
komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam
menggapai ilmu dan pengetahuan. Unsu r-unsur dalam bahasa : simbol-
simbol, simbol vokal, simbol -simbol vokal arbitrer.

Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistikmelihat mendefinisikan fungsi


bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi,
sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah
sarana untuk perubahan masyarakat.
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
serangkaain pernyataan yang ingin kita sampaikan. Matematika merupakan
ilmu deduktif. Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-
masalah yang dihadapi didasarkan atas deduksi-deduksi (penjabaran-
penjabaran) pola berpikir deduktif. Kontribusi matematika dalam
perkembangan ilmu alam, lebih ditandai dengan penggunaan lambang-
lambang bilangan untuk perhitungan dan pengukuran, di samping hal lain
seperti bahasa, metode, dan lainnya.
Statistik diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang
berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data
kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu
Negara”. Namun pada perkembangannya, arti kata statistic hanya dibatasi
pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif saja).
Statistik menggunakan cara berfikir induktif dalam menyelesaikan masalah.
Statistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan keputusan
dalam bidang managemen.
Logika adalah sarana berpikir sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari
pada satu.

f. Bab 6 : Tantangan dan Masa Depan Ilmu


Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah
pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan
keresahandan ketakutan baru bagi kehidupan manusia ibarat cerita raja midas
yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas ternyata ketika
keinginan dikabulkan dia tidak smakin senang tetapi semakin gila.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kesimpulan Isi Buku

Pada buku utama, penulis menjelaskan bahwa filsafat yang disebut


sebagai induknya ilmu, dimana filsafat telah banyak berjasa dalam proses
kemajuan ilmu itu sendiri. Pada tulisannya filsafat memang tergambarkan
dengan ciri-ciri yang dikemukakan oleh penulis secara mendasar, menyeluruh
dan spekulatif. Dalam banyak literatur, filsafat memiliki kedudukan yang
lebih tinggi dari disiplin ilmu-ilmu yang lain karena keberadaannya dapat
menjawab permasalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu- ilmu biasa. Apa
yang dicirikan penulis mengenai filsafat masih dalam batas keterjangkauan
dengan karakteristik ilmiah, sebagaimana juga ilmu-ilmu yang lain memenuhi
ciri-ciri tersebut. Buku ini terdiri dari 9 bab, dimulai dengan bab 1 sejarah
filsafat, bab 2 sumber ilmu pengetahuan, bab 3 filsafat, ilmu dan
pengetahuan, bab 4 perkembangan ilmu, bab 5 kebenaran dan sikap ilmiah,
bab 6 sarana ilmiah, bab 7 kajian bidang-bidang filsafat, bab 8 ilmu,
teknologi dan seni, dan bab 9 ilmu dalam strategi insani. Adapun Tujuan
utama dari penulisan buku ini yaitu menyadarkan masyarakat tentang ilmu
dan pentingnya ilmu dalam aplikasi kehidupan, serta induk daripada ilmu dan
pengetahuan. Pada dasarnya filsafat merupakan materi yang sulit dicerna dan
dipahami oleh masyarakat, namun dengan adanya buku pengantar Filsafat
Ilmu ini memberikan bahasa yang ringan tetapi tetap mendalam, sehingga
buku ini sangat layak menjadi bahan rujukan perkuliahan namun hanya
sekadar menambah pengetahuan bagi pembaca.
Pada buku pembanding, penulis menjelaskan bahwa filsafat adalah induk
semua ilmu. Pada awalnya, memang cakupan objek filsafat lebih luas
dibandingkan ilmu. Ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja,
sedangkan fisafat mencakup objek empiris maupun non-empiris. Namun,
pada perkembangannya, filsafat berkembang menjadi bagian dari ilmu itu
sendiri (terspesialisasi), seperti filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat
ilmu. Alasannya, filsafat tidak bias terus berada di awang-awang, tetapi ia
juga harus membimbing ilmu. Ilmu yang perkembangannya yang sangat pesat
mengakibatkan ilmu semakin jauh dari induknya. Bahkan, telah
mengakibatkan munculnya arogansi dan kompartementalisasi antara satu
bidang ilmu dengan yang lainnya. Di sinilah filsafat berperan, yaitu
menyatukan visi keilmuan dari berbagai disiplin ilmu. Dalam konteks ini,
ilmu sebagai kajian filsafat sangat krusial untuk dibahas. Adapun Pokok
pembahasan dalam buku Filsafat Ilmu ini mencakup sejarah perkembangan
ilmu, objek, metode dan tujuan ilmu, secara hakitat sumber pengetahuan dan
criteria kebenaran. Tak ketinggalan pembahasan secara ilmiah. Pembahasan
ini penting agar Mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Universitas Negereri
Medan : 1) lebih kreatif dan inovatif dalam berfikir sesuai dengan aturan-
aturan ilmiah, 2) memberika spirit bagi moral yang terkandung pada setiap
ilmu, baik onologism, epistemologis, maupun aksiologis dan 3) menyadari
bahwa ilmu yang diperoleh jauh mencukupi.
Kedua buku ini memiliki kesamaan dalam penggambaran filsafat sebagai
induknya ilmu, dimana filsafat telah banyak berjasa dalam proses kemajuan
ilmu itu sendiri. Ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja, sedangkan
fisafat mencakup objek empiris maupun non-empiris. Dari segi pembahasan,
buku utama memiliki jumlah bab yang lebih banyak, yaitu 9 bab sedangkan
buku pembanding memiliki 6 bab. Secara keseluruhan isi buku membahas
sub materi yang pada dasarnya sama. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada
bab 4 dan 7, dimana kedua penulis menjelaskan bagamana ontologi,
epistimologi dan aksiologi dalam filsafat ilmu. Dalam pembahasan bahasa
dalam filsafat, kedua penulis juga mengunakan Matematika dan Statistik yang
dapat dilihat pada Bab 6 dan Bab 5.

B. Kelebihan dan Kekurangan

a. Buku Utama
Kelebihan
 Isi buku dan penjelasan materi di dalam buku ini sangat lengkap dan
terperinci, karena mengupas tuntas semua materi dan juga membahasnya
satu per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari
materi tersebut.
 Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan
pedoman untuk menambah pengetahuan mengenai filsafat ilmu.
 Definisi-definisi dalam setiap pokok pembahasan banyak di buat
pengertian menurut para ahli. Sehingga kita sebagai pembaca dapat lebih
mudah memahami setiap pokok pembahasan yang ada dalam buku ini.
 Sistematika penulisan di dalam buku ini tersusun secara teratur dan rapi
sehingga lebih mudah untuk mempelajarinya.
 Dari segi layout, buku ini memiliki cover yang menarik juga font yang
mudah dibaca.

Kekurangan
 Sebaiknya buku ini memberikan ilustrasi seperti wajah para tokoh filsafat
atau ilustrasi pendukung lainnya sehingga buku ini dapat membuat
pembaca semakin tertarik untuk membaca.
 Ada beberapa definisi dalam buku ini yang penulis belum memberikan
kesimpulan menurut interperetasinya. Penulis hanya merangkum beberapa
pendapat dari para ahli.

b. Buku Pembanding
Kelebihan
 Buku ini di tulis dengan lengkap dan teratur, sehingga pembaca dapat
memahami dengan jelas apa yang terdapat dalam buku tersebut.
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca sehingga
mempermudah pembaca dalam memahami maksud isi buku.
 Dalam lingkup akademis buku ini dapat membantu mahasiswa dan dosen
dalam perkuliahan. Sedangkan bagi pembaca dari luar kalangan akademis
buku ini berguna terutama untuk menyelami dan memperluas wawasan
tentang hakikat dan makna filsafat ilmu secara filosofis.
 Dari segi layout atau tampilan, buku memiliki cover, tata letak tulisan, font
dan ukuran font yang baik. Sehingga memudahkan pembaca dalam
membaca tulisan-tulisan dalam buku tersebut.

Kekurangan
 Dalam filsafat dan hikmah, penulis belum memberikan kesimpulan makna
filsafat dan hilmah menurut penulis. Penulis hanya menjabarkan pendapat
dari para ahli.
 Dalam pengertian ilmu, penulis kurang sitematis dalam penulisannya,
seharusnya dituliskan terlebih dahulu definisi ilmu menurut ahli baru ciri-
ciri utama ilmu
 Dalam persamaan filsafat dan ilmu, karena keduanya sama-sama
mempunyai metode dan sistem mungkin perlu diberi tambahan metode
dan sistemnya itu seperti apa supaya lebih jelas
 Masih banyak terdapat kekeliruan dalam penulisannya. Penulis
mendapatkan banyak kesalahan dalam penulisan kaidah bahasa Indonesia
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulis menemukan kesalahan dalam
pmulisan istilah-istilah asing. Seharusnya ketika mengutip istilah-istilah
asing dalam menysun karya ilmiah, seharusnya dimiringkan. Tetapi
kenyataan yang ditemukan penulis dalam buku ini tidak dimiringkan
sebagian penulisan istilah asing. Hal ini dapat dilihat pada halaman 200
yang dirangkum sebagai berikut :
- theory of error (salah) seharusnya di tulis theory of error (benar)
- continuous distribution (salah) seharusnya di tulis continuous distribution
(benar).
- least squarers (salah) seharusnya di tulis least squarers (benar).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam dunia keilmuan khususnya pendidikan, filsafat mempunyai peranan


yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup ikut
menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan
pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri
pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih
baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya.
Kedua buku ini dari isi teori sudah cukup baik dan lengkap,
penyampaiannya juga sederhana sehingga mudah dimengerti. Selain itu penulis
menggunakan pendekatan yang belum ada pada buku lain dengan topik sejenis.
Secara keseluruhan buku ini layak dijadikan pegangan atau referensi bagi
mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan dan masyarakat umum yang sedang
belajar atau membutuhkan ilmu dasar mengenai filsafat pendidikan.

B. Saran

Sebaiknya untuk karya-karya dimasa depan, penulis dapat meningkatkan


isi pembahassan dalam buku dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada. Bagi pembaca, untuk lebih memahami mengenai filsafat ilmu, sebaiknya
menggunakan dua buku atau lebih sehingga kita dapat lebih dalam lagi ilmu
dan wawasan mengenai filsafat ilmu ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, A. 2018. Filsafat Ilmu. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor : IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai