Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen pengampu:
Lidia Simanihuruk,S.Si.,MPd.

DISUSUN OLEH:

Nailah Faizah S Rambe (223111044)


Nurul Aisyah Syahkila (2231111041)
Puan Annisa Pane (2233111002)
Shiwi Sulistyani (2233111003)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, nikmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini dengan
judul “Filsafat Pendidikan” untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Review ini dapat terselesaikan karena
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu kami menyampaikan
terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu kami dan kami juga ingin berterima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberi tugas ini sehingga kami dapat mengetahui
banyak hal.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan masukan atau saran serta kritik yang dapat membangun guna untuk perbaikan dan
penyempurnaan di tugas selanjutnya.Kami berharap makalah saya dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Medan, 17 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.Latar belakang........................................................................................................1
B.Tujuan.....................................................................................................................1
C.Manfaat...................................................................................................................1
D.Identitas buku.........................................................................................................2

BAB II RINGKASAN BUKU.................................................................................3


A.Ringkasan Buku Utama..........................................................................................3
B.Ringkasan Buku Pembanding.................................................................................9

BAB III......................................................................................................................17
PEMBAHASAN.......................................................................................................17
A.Kelebihan dan Kekurangan buku...........................................................................17

BAB IV PENUTUP..................................................................................................18
A.Kesimpulan.............................................................................................................18
B.Saran.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan
pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan.

Filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran


yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-
rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses
pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-
rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.

B. Tujuan
Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang mekanika teknik serta
membandingkan dengan satu buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang dibandingkan
dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar babnya, dan
kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis.

C. Manfaat
•Menambah wawasan pengetahuan tentang filsafat pendidikan

•Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.

•Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku- buku yang
dianalisis tersebut.

1
D. Identitas Buku Utama

Judul Buku : Filsafat Pendidikan

Penulis Buku : Dr.Hj.Mila Hasanah,M.Ag

Penerbit : CV.KANHAYA KARYA

Tahun Terbit : 2022

Tebal Buku : 273 halaman

Buku Pembanding

Judul Buku : Filsafat Dalam Pendidikan

Penulis Buku : Drs.H.AbduL Muis Thabrani,MM

Penerbit : IAIN Jember Press

Tahun Terbit : 2015

Cetakan : ke-1
Tebal Buku :142 halaman
BAB II

2
RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Buku Utama

PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN


Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut
sebagai pandangan masyarakat (masyarakat). Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
filsafat bangsa. Henderson sebagaimana dikutip oleh Uyoh Sadulloh (2007:16) mengemukakan:
“Populerly, philosophy menans one’s general view of lifeof men, of ideals, and of values, in the
sense everyone has a philosophy of life”. Filsafat bersifat radikal, artinya permasalahan yang
dikaji, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan bersifat mendalam
Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan- pernyataan atau kajian-kajiannya menunjukkan
adanya hubungan satu sama lain. Filsafat bersifat universal, artinya pertanyaan- pertanyaan dan
jawaban-jawaban filsafat bersifat umum dan mengenai semua. Filsafat diartikan sebagai “science
of science” yang bertugas memberi analisis secara kritis terhadap asumsi- asumsi dan konsep-
konsep ilmu, Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan
berpikir yang khas, yaitu radikal, sistematis dan universal untuk mencari kearifan

BAB I
Objek,metode,sistematika
Filsafat adalah suatu ilmu yang menggunakan daya berpikir yang sangat luar biasa. Filsafat
sebagaimana yang telah dipahami bersama adalah hasil pemikiran para filsuf. 9 Tentu dalam
perkembangannya ada beberapa metode yang dikembangkan sebagai usaha untuk mempelajari
filsafat. Di dalam Tafsir, ada tiga macam metode dalam mempelajari filsafat: pertama, metode
sistematis, kedua, metode historis, dan yang ketiga, adalah metode kritis. Sedangkan dalam
referensi yang lain di sebutkan ada 10 metode yang digunakan untuk mempelajari filsafat di
antaranya adalah: (1) Metode kritis. (2) Metode Intuitif. (3) Metode Skolastik. (4) Metode
Matematis. (5) Metode empiris. (6) Metode transendental. (7). Dialektis. (8) Metode
Fenomenologi. (9) Metode neo-positivistik. (10) Metode analisis bahasa. Sedangkan menurut
Juhaya S. Pradja sebagaimana dalam Atang dan Beni, metode filsafat ada tiga yakni: (a) Metode
deduksi. (b) Metode induksi. (c) Metode dialektika. Tiga metode yang dikemukakan Jujun oleh
Atang dan Beni dikatakan ada dua pendekatan, yaitu logika dan dialektika. Analisis selanjutnya
tentang metode yang digunakan dalam upaya mempelajari filsafat adalah sebagai berikut: 1)
Metode Sistematis: kita kenal dengan sebutan karya filsafat atau isi filsafat pertama adalah (teori
10 hakikat atau kita kenal dengan istilah ontologi). Kedua adalah (teori pengetahuan kita juga
mengenal dengan istilah epistemologi). Ketiga adalah (teori nilai dan dikenal dengan sebutan
aksiologi). 2) Metode Historis: dalam metode ini yang perlu diperhatikan adalah tokoh serta
periode filsafat (sejarah pemikiran)-riwayat hidupnya, pokok ajarannya. Periode, babakan sejarah
filsafat meliputi (a) Ancient philosophy (Filosofi masa lampau) (b) middle philosophy (Filosofi
masa pertengahan) (c) modern philosophy (Filosofi masa modern). 3) Metode Kritis: metode ini
3
dipergunakan oleh Sokrates dan Plato - tingkat intensif, telah memiliki pengetahuan filsafat.. 4)
Metode Intuitif: metode ini dipergunakan oleh Plotinos dan Bergson. Intuisi juga berarti daya 11
(kemampuan) untuk memiliki pengetahuan segera dan langsung mengenai sesuatu tanpa
mempergunakan rasio. 5) Metode Skolastik: metode ini dipergunakan oleh Aristoteles dan
Thomas Aquinas pada abad pertengahan. Metode ini pada prinsipnya bersifat sintesis deduktif.
6) Metode Matematis: metode ini dipergunakan oleh Descartes dan pengikutnya. 7) Metode
Empiris: metode ini dipergunakan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Berkeley, dan Hume.
Metode ini berpijak pada sikap bahwa hanya pengalamanlah yang dapat menyajikan pengertian
12 yang benar, maka semua pengertian (ide-ide). Secara garis besar metode ini menekankan pada
pengalaman sebagai sumber utama kebenaran. 8) Metode Transendental: metode ini
dipergunakan oleh Immanuel Kant. Metode yang merupakan analisis kriteriologis yang
berpangkal pada pengertian objektif.. Hal ini disebut dengan sintetis-apriori ia juga membedakan
analisis dan sintesis. Analisis dibagi atas empat macam, yaitu (1) analisis psikologis, (2) analisis
logis, (3) analisis ontologis dan (4) analisis kriteriologis. Adapun sintesis dibagi atas dua macam
(1) sintesis aposteriori dan (2) sintesis apriori.

BAB II
Perkembangan,Problema,Ciri khas dan Cabang Cabang filsafat
Pemikiran atau gagasan yang dicetuskan oleh para filsuf, dalam perkembangannya bisa
berubah menjadi suatu aliran pemikiran atau paham yang mempunyai pengikut sendirisendiri.
Dengan mengetahui aliran dan pengikutnya maka akan mudah bagi kita untuk menetapkan
pemikiran filsafat yang ada. Beberapa aliran- aliran dalam filsafat ilmu yang akan kita jelaskan
lebih lanjut adalah: Materialisme, Dualisme, Empirisme, Rasionalisme, Kritisisme, Idealisme,
Renaissance, Eksistensialisme, Fenomenologi, Intuisionalisme, Tomisme, Pragmatisme, Filsafat
Analitik, Strukturalisme, Poststrukturalisme, Dekonstruksionisme. 1) Materialisme :
Materialisme merupakan. Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari
kaum agama di mana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham ini pada abad ke-19 tidak
mengakui adanya Tuhan (ateis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat.
Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer
ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya..
Dengan proses semacam ini suatu bangsa atau negara dapat mewariskan nilai-nilai keagamaan,
kebudayaan, pemikiran dan keahlian kepada generasi berikutnya, sehingga mereka betul-betul
siap menyongsong masa depan kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerah. Pendidikan juga
merupakan sebuah aktifitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang diarahkan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki manusia baik sebagai manusia ataupun sebagai
masyarakat dengan sepenuhnya.. Fungsi pendidikan merujuk pada sumbangan pendidikan
terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada
tingkat individual pendidikan membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara
mengajar. Konsepkonsep pendidikan yang dipaparkan oleh Spencer bukanlah sebuah ilmu, tetapi
sebuah filsafat pendidikan yang bertumpu pada pandangan naturalisme positivistik atau
naturalisme berdasarkan ilmu. Oleh karena itu, fungsi pendidikan adalah mempersiapkan setiap
4
individu untuk dapat hidup sempurna, melalui pendidikan intelektual, moral, dan jasmani dengan
cara menguasai ilmu tentang hidup. Pertanyaan tentang cara mengajar yang benar harus
dipertimbangkan berdasarkan penilaian dari pendidik- pendidik yang sangat cakap dan
terkemuka.

BAB III
Hubungan Filsafat dengan Perkembangan Manusia
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. 83 Manusia berasal dari
kata "manu" (sansekerta), "mens" (latin), yang berarti berpikir, berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk
hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum
alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati dan seterusnya, serta terkait dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif
maupun negatif.

BAB IV
Hubungan Tujuan Hidup Manusia Denagan Tujuan Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan

Manusia adalah makhluk unik, makhluk yang multidimensi, makhluk yang sulit
ditemukan hakikatnya. Hal ini mengakibatkan berbagai macam diskursur dan telaah tentang
manusia tersebut yang selalu menjadi perdebatan. Kadang kala studi tentang manusia ini tidak
utuh karena sudut pandangnya yang memang berbeda.. HakikatManusia Manusia sebagai salah
satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi permukaan bumi ini, memiliki ciri khas
yang tidak dimiliki oleh sekian juta himpunan makhluk lainnya. Manusia selama ia hidup selalu
berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara menggunakan daya dan
tenaga alam untuk kepentingan dirinya. Digunakannya tanah, air, udara, api, sinar matahari, dan
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 4 Misalnya Charles darwin (1809 – 1882)
menetapkan manusia sejajar dengan binatang, karena ia memandang kejadian manusia dari
sebab-sebab mekanis, yaitu lewat Descendensy (ilmu turunan) dan teori Natural Selection ( teori
seleksi alam). Pandangan seperti ini akan berimplikasi pada keyakinan bahwa manusia akan
terus berkembang menuju penyempurnaan spesies melalui struggel for the fittest. Aliran
materialisme memandang 91 manusia sebagai kumpulan dari organ tubuh, zat kimia, dan unsur
biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi. Manusia berasal dari materi, makan,
minum, memenuhi kebutuhan fisik-biologis dan seksual dari materi, dan bilamana mati, manusia
akan terkapar dalam tanah lalu diuraikan oleh benda renik hingga menjadi humus yang akan
menyuburkan tanaman, sedang tanaman dikonsumsi oleh manusia lain yang masih hidup dapat
5
memproduksi fertilitas sperma atau ovum. Pandangan seperti ini akan berimplikasi pada gaya
hidupnya yang materialistik juga, tujuan hidupnya tak lain demi materi, kebahagiaan hidupnya
pun diukur dari seberapa banyak materi yang dapat
dikumpulkan. Gaya hidup material-hedonistik ini tercermin dari sikap hidup yang hura-hura dan
glamour dalam menikmati hidup yang katanya singkat dan cuma sekali tersebut.

BAB V
Fungsi Dan Peranan Pendidikan Dan Lembaga,Lembaga Pendidikan Bagi Manusia
Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan
untuk mempersiapkan individu untuk perananperanan tertentu. Sehubungan dengan fungsi ini
pendidikan bertugas untuk mengajarkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan dan
keahlian dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Lembaga pendidkan adalah suatu wadah yang berguna untuk membina manusia, membawa ke
arah masa depan yang lebih baik. Setiap orang yang berada
pada wadah tersebut akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak
institusi tersebut

BAB VI
Demokrasi Pendidikan Dan Prinsip Prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan
Demokrasi adalah kekuasaan yang berakar pada rakyat. Dengan demikian dalam terma
politik dikatakan bahwa kedaulatan tertinggi terletak ditangan rakyat.prinsip demokrasi perlu
dilihat secara keseluruhan, bukan hanya secara parsial prinsip- prinsip demokrasi tersebut adalah:
1) kebebasan, 2) penghormatan terhadap manusia, 3) persamaan, 4) dan pembagian kekuasaan.
demokrasi pendidikan adalah demokrasi yang memberikan kesempatan pendidikan yang sama
kepada semua orang, tanpa membedakan ras (suku), kepercayaan, warna dan status sosial. Nilai-
nilai prinsip yang ada yaitu : 1. Prinsip kebebasan 2. Prinsip persamaan 3. Prinsip penghormatan
terhadap martabat manusia.Adapun penghambat demokrasi dalam pendidikan di Indonesia yaitu
a) Rendahnya partisipasi masyarakat UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta
masyaraka
b) Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis Telah dijelaskan kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam hal pendidikan.

Adapun upayanya yaitu:


a.Dengan cara yang demokratif
b.Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan
c.Peningkatan relavansi pendidikan

BAB VII
Aliran Filsafat Progresivisme Dalam Pendidikan
Progesivisme merupakan salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana
kemajuan ini akan membawa sebuah perubah progresivisme selalu dihubungkan dengan istilah
6
the liberal road to cultural, yakni liberal bersifat fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran dan
bersikap terbuka,
sering ingin mengetahui dan menyelidiki demi pengembangan pengelaman (Djumransjah,
2006:176).
Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu psikologis dan sosiologis.
Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga- tenaga atau daya-daya yang ada
pada anak didik yang akan dikembangkan. tujuan pendidikan progresivisme harus mampu
memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan
yang berbeda dalam proses perubahan secara terus menerus.
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam belajar menurut pandangan progresivisme, di
antaranya: (a) Memberi kesempatan anak didik untuk belajar perorangan. (b) Memberi
kesempatan anak didik untuk belajar melalui pengalaman. (c) Memberi motivasi dan bukan
perintah. (d) Mengikut sertakan anak didik di dalam setiap aspek
kegiatan yang merupakan kebutuhan pokok anak. (e) Menyadarkan pada anak didik bahwa hidup
itu dinamis (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:88).
Adapun peran guru menurut aliran progresivisme ialah berperan sebagai fasilitator, pembimbing,
dan pengarah bagi siswa.

BAB VIII
Aliran Filsafat Essensialisme Dalam Pendidikan
Essensialisme mempunyai pandangan bahwa pendidikan sebagai pemelihara kebudayaan
Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak kepada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama, pandangan filsafat essensialisme meramu dan menampung dua aliran
filsafat itu (tetapi tidak lebur jadi satu dan tidak melepaskan sifat yang utama pada masing-
masing), yang kemudian mereka terapkan pula dalam bidang pendidikan. Menurut filsafat
esensialisme, pendidikan sekolah harus bersifat praktis dam memberi anak-anak pengajaran yang
logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup Tujuan Pendidikan dalam Essensialisme
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan budaya melalui
pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahandalam kurun waktu yang lama, yang jaran
dan nilai-nilai ilm mereka bersifat menetap.
Menurut essensialime kebudayaan modern sekarang terdapat kesalahan, yaitu kecendrungannya,
bahkan gejala-gejala penyimpangan dari jalan lurus

BAB IX
Aliran Eksistensialisme Dalam Pendidikan
filsafat Pendidikan yang mempunyai fungsi dalam memberikan petunjuk dan arahh
pengembangan teori-teori (konsep-konsep) pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.
Hubungan antara pendidikan dan filsafat pendidikan akan semakin penting, karena filsafat
7
pendidikan menjadi dasar’yang menjadi tumpuan suatu sistem pendidikan.Salah satu aliran
dalam filsafat adalaheksistensialisme, aliran yang fokus pada pengalamanpengalaman individual.
Eksistensialisme memberi individu suatu jalan berpikir mengenai kehidupan, apa maknanya bagi
saya, Eksistensialis juga menolak filosofi pendidikan eksperimental Dewey yang menekankan
pada metode ilmiah dan asosiasi manusia. Hal ini dikarenakan, individu memiliki kemampuan
membentuk kebenaran yang tentatif melalui prosedur sains empiris. Reaksi Anti Ilmiah yang ada
pada Era modern ditandai dengan penerapan sains/metode ilmiah/objektifitas untuk mencapai
kebenaran dan memecahkan masalah. Pusat pembicaraan eksistensialisme adalah
keberadaanmanusia, sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia. Dua periode dalam
pendidikan eksistensialisme adalah: (a) periode pra eksistensialis, (b) periode momen
eksistensialis. Periode momen eksistensialis adalah (a) individu sadar akan kehadirannya sebagai
diri di dunia, (b) memiliki wawasan akan kesadarannya sendiri dan sadar akan kehadiran serta
bentuk tanggung jawabnya di dunia, (c) Individu mengalami momen eksistensialis yang
bervariasi, tapi kebanyakan orang mengalami saat pubertas, (d) dimulai pada tahun tahun sekolah
menengah pertama dan terus berlanjut melalui sekolah menengah atas dan perguruan
tinggi.Kurikulum eksistensialis menempatkan siswa sebagaiaktor yang memberikan makna pada
subjek yang ia apropriasi, yaitu dengan memasukkannya kedalam dirinya sendiri dan
menafsirkannya sesuai dengan proyeknya sendiri

BAB X
Aliran Filsafat Perenialisme Tentang Pendidikan
perenial-isme bisa didefinisikan sebagai aliran atau paham kekekalan. Unsur-unsur
filsafat perenial dapat ditemukan pada tradisi bangsa primitif dalam setiap agama dunia dan pada
bentuk-bentuk yang berkembang secara penuh pada setiap hal dari agama-agama yang lebih
tinggi.
Filsafat Perenial sebagai suatu wacana intelektual, yang secara populer muncul beberapa dekade
ini, sepenuhnya bukanlah istilah yang baru.
Filsafat Perennial cenderung dipengaruhi oleh nuansa spiritual yang kental. Hal ini disebabkan
oleh tema yang diusungnya, yaitu “hikmah keabadian” yang hanya bermakna dan mempunyai
kekuatan ketika ia dibicarakan oleh agama. Dengan menempatkan kebenaran supernatural
sebagai sumber tertinggi, oleh karena itu perenialisme selalu bersifat theosentris. Karena itu
menurut perenialisme, penyadaran nilai dalam pendidikan harus didasarkan pada nilai kebaikan.
Perenialisme memandang peserta didik sebagai makhluk rasional sehingga pendidik mempunyai
posisi dominan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di kelas, dan membimbing
diskusi yang memudahkan peserta didik.

BAB XI
Aliran Filsafat Rekonstruksionisme Dalam Pendidikan
Alian rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama
dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. rekonstruksionisme
8
berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dpat mengatur tata
kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya. rekonstruksionisme
menghendaki tujuan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai problematika
sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi oleh manusia secara global
Aliran rekonstruksionime memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana realita itu
ada di mana dan sama di setiap tempat

B.Ringkasan Buku Pembanding

BAB I
Landasan Filsafat Dalam Pendidikan
Pada BAB I ini menjelaskan tentang Karaktristik Filsafat Dalam Pendidikan, Dasar-
dasar Filsafat Ilmu Pendidikan, Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme, Landasan Filosofis
Pendidikan Realisme, Landasan Filosofis Pendidikan Pragmatisme, dimana pengertian filsafat
dan filsafat Pendidikan dimana arti kata filsafat yaitu," berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"cinta akan hikmat" atau "cinta akan ilmu pengetahuan". Seseorang yang "berfilsafat" adalah
seorang "pencinta", "pencari" hikmat atau pengetahuan Agus Marsisdi (2008) menyatakan
bahwa, "Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan de- wasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Pengertian filsafat Pendidikan Umar Tirtarahardja (2005:37), mengemukakan gagasan


bahwa dalam pendidikan itu harus menuju kepada pembentukan manusia yang utuh. Lebih jauh
dinyatakan bahwa pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani, aspek diri
(individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba
keseimbangan manusia dengan dirinya(konsentris)dengan lingkungan sosial dan alamnya
(horizontal) dan dengan Tuhannya (verti-kal)

Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Pendidik
sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan pendidik sebagai warga masyarakat mempunyai
tujuan hidup bersama. Filsafat tentang dan atau dalam pendidikan harus mampu memberikan
pedoman kepada para pendidik.

Agus Marsidi (2008:3) menyatakan bahwa, "terdapat tiga persoalan yang ingin dipecahkan oleh
filsafat;1) Apa- kah sebenarnya hakikat hidup itu ?. Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika;
2) Apakah yang dapat saya ketahui?. Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi; dan
3) Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas oleh pihak, dan kebenaran dalam arti lawan yaitu
keburukan (ketidakbenaran) (Syafi'i, 1995).
9
Meskipun demikian apa yang dewasa ini kita pegang seba- gai kebenaran mungkin suatu
saat akan hanya pendekatan ka- sar saja dari suatu kebenaran yang lebih jati lagi dan demikian
seterusnya. Untuk menentukan kepercayaan dari sesuatu yang dianggap benar, para filosof
bersandar kepada tiga cara untuk menguji kebenaran, yaitu koresponden (yakni persamaan
dengan fakta), teori koherensi atau konsistensi, dan teori pragmatis

1.Teori Korespondensi
Ujian kebenaran yang dinamakan teori korespondensi adalah paling diterima secara luas
oleh kelompok realis. Menurut teori inikebenaran adalah kesetiaan kepada realita ob- yektif
fidelity to objective reality) Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan
fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan judgement) dan situasi yang pertimbangan itu
berusaha untuk melukiskankarena kebenaran mempunyai hubungan erat dengan pernyataan atau
pemberitaan yang kita lakukan tentang sesuatu (Titus, 1987:237)Jadi, secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan teori korespondensi suatu pernyataan adalah benar jika materi
pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek
yang dituju oleh pernyataan tersebut (Suriasumantri, 1990:57).

2. Teori Koherensi
Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat
koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar (Jujun,
1990:55), artinya pertimbangan adalah benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten dengan
pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya, yaitu yang koheren menurut logika.

3. Teori Pragmatik
Counselor/pembimbing/ pemimpin; keberanian dihubungkan dengan keperkasaan yang
harus menjadi moralitas jiwa kelas militer/penjaga (guardians)nafsu dihubungkan dengan pe-
ngendalian diri yang harus menjadi moralitas jiwa kelas kar-ya/penghasil. Adapun keadilan harus
menjadi moralitas jiwa semua orang dari kelas manapun agar keselarasan dan keseim- bangan
tetap terpelihara dengan baik.

BAB II
Hubungan Filsafat,Manusia,dan Pendidikan

Pada BAB II ini membahas Hubungan Filsafat, Manusia, dan Pendidikan dimana Filsafat
dalam pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan
orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan. Hal tersebut akan mewarnai perbuatan
10
mereka secara arif dan bijak, menghubung- kan usaha-usaha pendidikannya dengan falsafah
umum, falsafah bangsa dan negaranya. Tujuan filsafat dalam pendidikan dapat mengklarifikasi
bagaimana dapat berkontribusi pada pemecahan-pemecahan tersebut:

1.Filsafat pendidikan terkait dengan peletakan suatu perencanaan, apa yang


dianggap sebagai pendidikan terbaik secara mutlak.
2. Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk pada macam
pendidikan yang terbaik dalam suatu konteks politik, sosialdan ekonomi.
3. Filsafat pendidikan dipenuhi dengan koreksi pelanggaran- pelanggaran prinsip dan kebijakan
pendidikan.
4. Filsafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam kebijakan dan praktek
pendidikan yang mensyaratkan resolusi, baik dengan penelitian empiris ataupun pemeriksaan
ulang rasional.
5. Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inkuiri dalam ke-seluruhan urusan pendidikan dengan
suatu pandangan terhadap penilaian, pembenaran dan pembaharuan sekumpulan pengalaman
yang penting untuk pembelajaran.

-Kebenaran Menurut Pandangan Filsafat

Dalam hal kebenaran, Plato pernah mempertanyakannya dan Bradley datang belakangan
memberi jawaban bahwa "ke- benaran itu adalah kenyataan", tetapi bukanlah kenyataan (das
sollen) itu tidak selalu yang seharusnya (das sein) terjadi. Ke- nyataan yang terjadi bisa saja
berbentuk ketidakbenaran (ke- burukan)Jadi ada 2 pengertian kebenaran, yaitu kebenaran yang
berarti nyata-nyata terjadi di satu
Atropologi Filsafat." Peranan filsafat dalam pendidikan ditinjau dari tiga lapangan Filsafat yaitu:

a.Metafisika
Metafisika merupakan bagian filsafat yang mempela- jari masalah hakikat duniahakikat
manusiatermasuk di dalamnya hakikat anakMetafisika secara praktis akan men- jadi persoalan
utama dalam pendidikan. Karena anak ber- gaul dengan dunia sekitarnyamaka ia memiliki
dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada

b.Epistemologi
Kumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan para pendidik adalah
epistemologiPengetahuan apa yang benar? Bagaimana mengetahui itu berlangsung? Bagaimana
kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan
pengetahuan yang berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan, ataukah ke-benaran itu berubah
dari situasi satu ke situasi lainnya? Akhirnya pengetahuan apakah yang paling berharga?

11
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan epistemologis tersebutakan memiliki implikasi
signifikan untuk pendeka- tan kurikulum dan pengajaranPertama pendidik harus menentukan apa
yang benar mengenai muatan yang diajar- kankemudian pendidik harus menentukan alat yang
paling tepat untuk membawa muatan ini bagi peserta didikMes- kipun ada banyak cara
mengetahuidapat dikemukakan beberapa diantaranya sesuai dengan minat/kepentingan ma- sing-
masing pendidikyaitu mengetahui berdasarkan otori- taswahyuempirismenalardan intuisi

c.Aksiologi

Sejatinya aksiologi menyoroti fakta bahwa pendidik memiliki komitmen tidak hanya
pada kuantitas informasi (baca pengetahuan, sikapdan ketrampilan) yang diperoleh peserta didik
melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan karena informasiInformasi yang
luas tidak dapat memberi keuntungan pada individu jika ia tidak mampu menggunakannya untuk
kebaikan tantangan hidup. Dinamakan instrumentalismekarena aliran ini beranggapan bahwa
kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hi- dupuntuk kesejahteraan dan untuk
mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan eksperimentalisme, karena aliran ini
menyadari dan mempraktekkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori.
Dinamakan environmentalisme. Karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu
mempengaruhi pembinaan kepribadian

-Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme


Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensiliasme memandang
bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lamayang
memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas Idealisme sebagai
filsafat hidup memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan pada aku.

-Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme


Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kem- bali atau proses mengembalikan
keadaan sekarangPerenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun
praktek bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarangDari pendapat ini diketahui bahwa
perenialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi seorang untuk
bersikap tegas dan lurusMenurut perenialismeilmu pengetahuan merupakan filsafat yang
tertinggikarena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktifJadidengan
berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan

-Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris re- constructyang berarti menyusun
kembaliDalam konteks filsafat pendidikanrekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modernAliran
rekonstruksionisme pada prin-sipnya sepaham dengan aliran perenialismeyaitu berawal dari
12
krisis kebudayaan modern. Di samping itua liran ini, manusia adalah Homo Economicus, artinya
makhluk yang tunduk pada prinsip- prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis. Manusia adalah
Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama.

-Manusia dan Sistem Nilai


Nilai atau value, berasal dari bahasa Latin valare atau bahasa Prancis Kuno valoir yang
artinya nilai. Menurut Mulyana Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.
Definisi tersebut secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai, tidak hanya sekedar
alamat yang dituju oleh sebuah kata 'ya' (Mulyana, Rohmat:2004)Me- nurut Kupperman dalam
Mulyana Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihan
di antara cara-cara tindakan alternatif

Berdasarkan beberapa definisi, dapat dikatakan bahwa nilai merupakan rujukan dan
keyakinan dalam menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi itu maka yang dimaksud dengan
hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan,
aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang
dalam menjalani kehidupannya. Nilai bersifat abstrak, berada di balik fakta, memunculkan
tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan
berkembang ke arah yang lebih kompleks. Berdasarkan tipenya, nilai dapat dibedakan antara
nilai intrinsik dan nilai instrumental. Nilai intrinsik merupakan nilai akhir yang menjadi tujuan,
sedangkan nilai instrumental adalah sebagai alat untuk intrinsik. Nilai intrinsik adalah nilai yang
memiliki harga dalam dirinyadan merupakan tujuan sendiri.

BAB III
Aliran-Aliran Filsafat Dalam Pendidikan

Pada BAB III ini menjelaskan Aliran-Aliran Filsafat dalam Pendidikan.

-Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme


Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengem- bangkan asas progesivisme
dalam sebuah realita kehidupan, agar manusia bisa survive menghadapi semua berbeda antara
tantangan hidup. Dinamakan instrumentalisme karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan
intelegensi manusia sebagai alat untuk hidupuntuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan
kepribadian manusiaDinamakan eksperimentalisme, karena aliran ini menyadari dan
mempraktekkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teoriDinamakan
environmentalismeKarena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu mempengaruhi
pembinaan kepribadian.

-Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme


Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusiaEsensiliasme memandang bahwa
13
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lamayang
memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme
sebagai filsafat hidup memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan
pada aku.

-Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme


Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kem- bali atau proses mengembalikan
keadaan sekarangPerenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun
praktek bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarangDari pendapat ini diketahui bahwa
perenialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi seorang untuk
bersikap tegas dan lurusMenurut perenialisme ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang
tertinggikarena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif Jadi dengan
berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan

-Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun
kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme yaitu berawal dari
krisis kebudayaan modern. Di samping itu aliran ini empirisme dan rasionalisme, skeptimisme
dan absolutismeserta eudaemonisme dengan prutanisme untuk filsafat yang kuat.

-Aliran Filsafat Pendidikan Materialisme


Aliran ini berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materibukan spiritual, atau super
naturalKarakteristik umum materialisme pada abad delapan belas berdasarkan pada suatu asumsi
bahwa realitas dapat dikembangkan pada sifat-sifat yang sedang mengalami perubahan gerak
dalam ruang, asumsi tersebut menunjukkan bahwa 1) Semua sains biologi kimia psikologi fisika
sosiologi ekonomi dan yang lain ditinjau dari dasar fenomena materi yang berhubungan secara
kausal (sebab akibat)Jadisemua sains merupakan cabang dari sains mekanika 2) Apa yang di-
katakan jiwa (mind) dan segala kegiatannya (berpikirmema- hami) adalah merupakan suatu
gerakan yang kompleks dari otak, sistem urat saraf, atau organ-organ jasmani yang lainnya 3)
Apa yang disebut dengan nilai dan cita-citamakna dan tujuan hidupkeindahan dan
kesenanganserta kebebasan hanyalah sekedar nama-nama atau semboyan.

- Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Arti umum dari pragmatisme ialah kegunaankepraktisan, getting things doneMenjadikan
sesuatu dapat dikerjakan adalah kriteria bagi kebenaran. James berpendapat bahwa kebenaran itu
tidak terletak di luar dirinya, tetapi manusialah yang menciptakan kebenaran.

-Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

14
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana
yang benar dan mana yang tidak benarksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam
filsafat khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keberadaan manusia,
dan keberadaan itu dihadirkan lewat kebebasan.

BAB IV
Peranan, Fungsi dan Pendekatan Filsafat Dalam Memecahkan Masalah Pendidikan

Pada BAB IV ini membahas tentang Peranan, Fungsi dan Pendekatan Filsafat dalam
Memecahkan Masalah Pendidikan yaitu:
-Peranan Filsafat dalam Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang idealTeori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan Peranan filsafat dalam
pendidikan memberikan inspirasi yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan dan praktek di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
Brubacher dalam buku Modern Philosphies of education" menulis tentang peranan filsafat
pendidikan secara terincidan pokok pemikirannya tentang fungsi filsafat dalam pendidikan, yang
akan dibahas berikut ini

1.FungsiSpekulatif
Filsafat dalam pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan
mencoba merumuskannya dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data yang telah
ada dari segi ilmiahFilsafat pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan
antar hubungannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan

2.Fungsi Normatif
Sebagai penentu arah pedoman untuk apa pendidikan itu.
3 Fungsi Kritik
Terutama untuk memberi dasar bagi pengertian kritis rasional dalam pertimbangan dan
menafsirkan data-data ilmiahMisalnya, data pengukuran analisa evaluasi baik kepribadian
maupun achievement (prestasi)
4.Fungsi Teori dan Praktek
Semua ide konsepsi analisa dan kesimpulan-kesimpulan filsafat pendidikan.

15
BAB III

PEMBAHASAN

1.Kelebihan Buku Utama


-Pada buku ini, pembahasan mengenai materi sangat jelas dan terperinci.
-Daari aspek kebahasaan yakni sudah menggunaan bahasa yang baik dan benar.

2.Kelemahan
-Pada beberapa penjelasan terdapat penggunaan bahasa baku dan berisi banyak pejelasan materi.
16
-Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font juga sama seperti
pada buku utama, yakni terlalu monoton yang dapat membuat pembaca bosan

1.Kelebihan Buku Pembanding


-Pembahasan mengenai isi atau materi yang terkandung didalam buku sangat lengkap dan jelas.
-Pada setiap pembahasannya, selalu melampirkan pendapat para ahli/tokoh yang memperkuat isi
materinya.

2.Kelemahan
-Terlalu banyak menjelaskan materi dan pengertian-pengertian yang membuat kita sulit
memahami dengan cepat.
-Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font terlalu monoton yang
dapat membuat pembaca bosan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua.Bila kita membicarakan filsafat maka pandangan
kita akan tertuju jauh ke masa lampau di zaman Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu
dinamakan filsafat. filsafat dan Pendidikan memiliki hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya. filsafat mendasari dan melandasi lahirnya filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan dan pendidikan memiliki hubungan timbal-balik yang saling membangun dan
menguntungkan untuk kemajuan dunia pendidikan yang terus berkembang pesat; filsafat
17
pendidikan sebagai landasan filosofis, kaidah nilai dan pola pelaksanaan pendidikan, dan
pendidikan menjadi bahan pemecahan filsafat pendidikan.

B. Saran

Buku filsafat pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebgai buku pegangan
mahasisiwa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidikan, karena kedua buku ini memiliki
bahasa yang agak mudah dimengerti dan penyusunannya sistematis. Namun tidak menutup
kemungkinan mahasisiwa tidak memiliki referensi buku filsafat lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Hj.Mila Hasanah,M.Ag,2022. Filsafat Pendidikan,Rembiga,CV.KANHAYA KARYA

Drs.H.Abdul Muis Thabrani, 2015. Filsafat Dalam Pendidikan,Jember,IAIN Jember Press

18

Anda mungkin juga menyukai