Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDIKAN

Skor Nilai :

Dosen Pengampu:

1.Prof.Dr.Effendi Napitupulu,M.Pd

2. Try Wahyu Purnomo,SPd,M.Pd

Disusun Oleh:

NAMA : TARI WILANDA

NIM : 5192111001

KELAS : PTB Reguler A’19

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Critical Book Report ini saya susun
dengan maksud sebagai tugas mata kuliah perancangan bangunan dan rekayasa lingkungan
dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut.
Harapan saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Crtical Book Report ini saya semakin
memahami tentang bagaimana penulisan Crtical book report yang baik dan benar.

Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
penulisan Critacal book Report ini. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian Critical Boook Report ini, khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Report ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga
karya tulis Critical Book Report ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan , September 2019

TARI WILANDA

i
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………….i

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………..1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………...1


1.2. Tujuan………………………………………………………………………….1
1.3. Manfaat………………………………………………………………………...1
1.4. Identitas Buku………………………………………………………………….2

BAB II Isi Buku……………………………………………………………………..3

a. Bab I Pengertian dan Ruang


Lingkup Filsafat Pendidikan…………………………………………………..3
b. Bab II Latar Belakang Munculnya
Filsafat Pendidikan……………………………………………………………..4
c. Bab III Aliran Filsafat Pendidikan Modern
Ditinjau dari Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi…………………………….4
d. Bab IV Hubungan Antara Manusia,Filsafat,dan Pendidikan…………………..5
e. Bab V Filsafat Pendidikan Pancasila……………………………………………7
f. Bab VI Filsafat Pendidikan Peningkatan Sumber Daya Manusia………………8
g. Bab VII Pendidikan Nasional dan Pembinaan Karakter………………………..8

BAB III HASIL Dan PEMBAHASAN………………………………………………9

A. Kelebihan dan Kelemahan………………………………………………………9


B. Keterkaitan Antar Bab…………………………………………………………...9

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………….10

1.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..10
1.2. Saran ……………………………………………………………………………10

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan
pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya,pendapat dan sebagainya.
Menurut Abrams,kritik adalah cabang ilmu yang berurusn dengan perumusan dan
penilaian karya sastra. Kritik buku adalah analisa terhadap suatu buku untuk
mengamati atau menilai baik buruknya buku secara objektif. Kritik buku adalh
kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian suatu buku dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman,memperluas apresiasi,atau menganalisis kelebihan dan
kekurangan buku dan membantu memperbaiki kesalahan pada buku agar tidak terjadi
kekeliruan kembali.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari Critical Book Report, yaitu:
1. Mengulas isi buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang terdapat dalam buku
3. Memahami isi buku utama

1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan tercapai setelah mengkritik buku ini adalah:
1. Memahami dengan jelas materi yang terkandung didalam buku ini
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang lebih baik
dan bermutu
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan

1
1.4. Identitas buku

 Judul Buku : Filsafat Pendidikan


 Pengarang : Prof. Dr.H.Jalaluddin
Prof. Dr.H.Abdullah Idi,M.Ed
 Penerbit : Raja Grafindo Persada
 Tahun terbit : 2013
 Kota terbit : Jakarta
 ISBN : 978-979-769-372-5
 Jumlah Halaman : 244 halaman
 Cover Buku :

2
BAB II
ISI BUKU

Bab I Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

a. Filsafat Pendidikan
Filsafat dan Pendidikan merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat
masing-masing,namun ketika keduanya digabungkan ke dalam satu tema khusus, maka
ia pun memiliki makna tersendiri yang menunjukkan ke dalam suatu kesatuan pengertian
yang tidak terpisahkan.

Pengertian Filsafat Pendidikan menurut beberapa ahli yaitu:

1. Ali Khalil Abu Alainain, mengemukakan pula bahwa filsafat pendidikan adalah upaya
berfikir filosofis tealitas ke pendidikan dalam segala, sehingga melahirkan teori-teori
pendidikan yang berguna bagi kemajuan aktivitas pendidikan itu sendiri.
2. Jhon Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar
yang fundamental, baik yang menyangkut daya piker (intelektual) maupun daya
perasaan (emosional), menuju tabiat manusia.
3. Imam Barnadi,filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat
pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan.

b. Hubungan Filsafat dengan Pendidikan


Filsafat dan Pendidikan terdapat hubungan horizontal, meluas kesamping yaitu
hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda,
sehingga merupakan synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu
ilmu filsafat pada penyesuaian problem-problem pendidikan dan pengajaran. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran dan pendekatan filosofis
terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran. Hubungan antara filsafat dan
filsafat pendidikan mejadi sangat penting sekali,sebab ia menjadi dasar,arah,dan pedoman
suatu sistem pendidikan.

3
Bab II Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan

Sejarah menunjukkan bahwa kini filsafat tidak lagi membawa pemikiran mengenai
adanya subjek besar sebagaimana masa lalu. Latar belakang biasanya diidentikkan dengan
sejarah tentang suatu masalah yang akan diteliti. Suatu pandangan teoritis itu mempunyai
hubungan erat dengan lingkungan, dimana pemikiran itu dijalankan. Bagi orang yunani,
filsafat merupakan ilmu yang meliputi semua pengetahuan ilmiah.
Menurut Arisoteles, agar orang dapat hidup baik maka ia harus mendapatkan
pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal-akalan semata, melainkan soal member
bimbingan pada perasaan yang lebih tinggi,yaitu akal.

Bab III Aliran Filsafat Pendidikan Modern Ditinjau dari Ontologi,Epistemologi,dan


Aksiologi

a. Pengertian Ontologi,Epistemologi, dan Aksiologi


Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan
yang sebenanya. Ontology menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang
sangat terbatas bagi pancaindra.
Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pernyataan pengetahuan,
cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan. Setiap pengetahuan merupakan
hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan hingga akhirnya diketahui manusia.
Aksiologi menyangkut nilai-nilai yang berupa pernyataan tentang yang baik dan yang
bagus. Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua
nilai tersebut dalam kehidupan manusia.

b. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan Modern


 Progresivisme
Progresivisme disebut sebagai naturalisme yang mempunyai pandangan bahwa
kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini dan bukan kenyataan spiritual dan
supranatural. Progresivisme mempunyai pandangan bahwa banyak hal itu mempunyai sifat
yang serba fleksibel dan nilai-nilai itu berubah dan berkembang.

4
 Esensialisme
Esensialisme menganggap bahwa dasar pijak fleksibilitas dalam segala bentuk dapat
menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil
dan tidak menentu. Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-
kebudayaan lama yang warisan sejarah telah membuktikan kebaikan-kebaikan bagi
kehidupan manusia.
 Perenialisme
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian,
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,intelektual dan sosio kultural. Dewasa ini
telah terjadi krisis moral yang luar biasa yang menyebabkan anak didik berjalan semuanya
sendiri tanpa melihat dasar-dasar atau prinsip-prinsip moral yang berlandaskan ajaran agama
masing-masing.
 Rekontruksionalisme
Rekontruksionalisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama
dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern,melalui lembaga dan
proses pendidikan. Aliran ini berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan
tugas seluruh umat manusia atau bangsa. Menurut aliran ini, filsafat dipandang lebih tinggi
dari pada ilmu pendidikan.

Bab IV Hubungan Antara Manusia,Filsafat,dan Pendidikan

Filsafat Pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke
akar-akarnya mengenal pendidikan. Dengan kemampuan pengetahuan yang benar, manusia
berusaha menjaga dan mengembangkan kelangsungan hidupnya. Manusia berusaha
mengamalkan ilmu pengetahuannya dalam perilaku sehari-hari. Dalam perilaku sehari-hari,
pengetahuan berubah menjadi moral dan kemudian menjadi etika kehidupan, sedemikian
rupa sehingga kecenderungan untuk mempertanggung jawabkan kelangsungan dan
perkembangan hidup dan kehidupan ini sepenuhnya.
Manusia adalah makhluk yang perlu di didik dan mendidik dirinya. Terdapat tiga
prinsip antopologis yang menjadi perlunya manusia mendapatkan pendidikan dan perlu
mendidik diri, yaitu: prinsip historias, prinsip idealitas, dan prinsip posibilitas/aktualitas.

5
Berbagai kemampuan manusia yang seharusnya dilakukan manusia tidak dibawa
sejak kelahiran, melainkan harus diperoleh setelah kelahirannya dalam perkembangan
menuju kedewasaannya. Disatu pihak, berbagai kemampuan tersebut diperoleh manusia
melalui upaya bantuan dari pihak lain. Mungkin dalam bentuk pengasuhan, pengajaran,
latihan, bimbingan, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya yang dapat dirangkumkan dalam
istilah pendidikan.
Manusia sebagai makhluk yang dapat di didik ada lima prinsip antopologis yang
menjadi landasan berdasarkan hakikat manusia, yaitu:
1. Prinsip potensialitas yaitu pendidikan ini bertujuan agar seseorang menjadi manusia
yang ideal artinya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bermoral, cerdas, dan mampu berkarya.
2. Prinsip dinamika, yaitu pendidikan diupayakan dalam rangka membantu manusia agar
menjadi manusia yang ideal, baik dalam rangka interaksi/komunikasinya secara
horizontal maupun vertical.
3. Prinsip individualitas, yaitu pendidikan diupayakan dalam membantu manusia agar
mampu menjadi dirinya sendiri.
4. Prinsip sosialitas, yaitu pendidikan berlangsung dalam pergaulan antar sesama
manusia. Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan disampaikan pendidikan
dan diterima peserta didik.
5. Prinsip moralitas, yitu pendidikan bertjuan agar manusia berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama, masyarakat dan budayanya.

Manusia sebagai objek pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai


individu yang menjadi bagian integral dari masyarakatnya. Berulang kali dinyatakan bahwa
tanpa pendidikan, manusia tidak mungkin bisa menjalankan tugas dan kewajibannya dalam
kehidupan, sesuai dengan hakikat asal mula dan hakikat tujuan hidupnya. Sehubungan
dengan hal itu, pendidikan secara khusus di fungsikan untuk menumbuh kembangkan segala
potensi kodrat yang ada dalam diri manusia.

6
Bab V Filsafat Pendidikan Pancasila

Pancasila merupakan dasar dari pembentukan Negara Indonesia sebagaimana yang


dikemukakan oleh Bung Karno di dalam lahirnya pancasila. Setiap Negara mempunyai dasar
atau ideologinya. Fungsi dari suatu ideology atau dogama yaitu serangkaian nilai-nilai yang
dijadikan pegangan oleh setiap warga Negara untuk mengikat seluruh anggotanya dalam
suatu organisasi Negara Republik Indonesia. Sebagai ideology, pancasila sebagai dasar
Negara. Oleh sebab itu, setiap warga Negara wajib mengikuti dan menghormati nila-nilai
tersebut dan secara kolekti ingin mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.
 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia
Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa, dan
Negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah makhluk tertinggi ciptaan tuhan yang
maha kuasa dan maha yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan
berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat atau social.
 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila akan terwujud sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai. Karena itu nilai-nilai luhur pancasila tidak
pernah tertinggal oleh perkembangan dan kemajuan nilai-nilai itulah sebagai ciri kepribadian
masyarakat bangsa dan Negara Indonesia. Akuntasi nilai filsafat pancasila dalam
membangun diformulasikan dalam konsep pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Di atas dalam penjelasan hakekat masyarakat telah di jelaskan bahwa masyarakat
bangsa dan Negara Indonesia menuju masyarakat madani yang aman, damai, sejahtera,
terbuka serta toleran, adil dan makmur. Berarti masyarakat Indonesia berkembang dengan
tetap memperhatikan dan menghargai masing-masing budaya etnis yang ada di dalam
masyarakat, untuk dapat berkembang.
 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

7
Bab VI Filsafat Pendidikan Peningkatan Sumber Daya Manusia

Peningkatan sumber daya manusia tentunya berbeda dari zaman ke zaman. Sifat,
bentuk, dan arahannya tergantung dari kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Imam
Barnadid mengemukakan filsafat pendidikan disusun atas dua pendekatan. Pendekatan
pertama bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan pada pandangan
filosofis. Sedangkan pandangan kedua adalah usaha untuk menemukan jawaban dari
pendidikan beserta problem yang ada yang memerlukan tujuan filosofis.

Kemajuan peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh daya iptek. Makin
tinggi penguasaan iptek, makin maju pula peradaban suatu bangsa, juga tingkat kualitas
sumber daya manusianya. Salah satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan.

Bab VII Pendidikan Nasional dan Pembinaan Karakter

a. Urgensi Pendidikan Karakter


- Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan
membangun diri sendiri.
- Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri
- Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis
pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
- Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang tersebut.

b. Proses Pembentukan Karakter


Dalam proses pembentukan dan menanamkan nilai kebijakan (moral, karakter,
akhlak) pada anak didik sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan orang tua. Pola
asuh meliputi pola interaksi orangtua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak.
Keluarga memiliki peran terdepan dalam pembentukan watak dasar atau karakter. Antara
peran orangtua dan pengembangan karakter pribadi anak tidak dapat dipisahkan.

8
BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kelemahan Buku


Buku dari Prof.Dr.H.Jalaluddin memiliki cover buku yang berwarna kusam yang
membuat daya tarik pembaca yang baru pertama melihatnya. Buku ini mengurangi minat
orang yang pertama melihat bukunya. Buku ini juga memberi banyak latihan sehinnga
membuat pembacanya lebih mengerti dari tiap-tiap materi yang diberikan. Serta buku ini
juga memiliki susunan penulisan yang baik dan rapi.

B. Keterkaitan antar Bab


Materi yang ada antar bab pada buku ini saling berkaitan dan penyusunan materinya
rapi, misalnya setiap bab pasti ada sub judul yang akan menjelaskan bab secara terperinci.

9
BAB IV
PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Bahwa filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan


filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, mengharmoniskan, dan
menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Filsafat pendidikan
mempunyai tiga cabang utama yaitu ontologi, espistomologi, dan aksiologi. Filsafat
pendidikan memiliki ruang lingkup maupun tujuannya. Praktek pelaksanaan
pendidikan harus berlandaskan nilai dan budaya jangan mengarah pada terbentuknya
pengelompokkan praktek hidup dan kehidupan masyarakat. Kedudukan filsafat
pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-fondasi
pendidikan dan filsafat pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
suatu system pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar
bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan landasan yang kuat bagi
pendidikan.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil CBR yang ditulis, penulis menyarankan agar jauh lebih baik
apabila pengarang buku tersebut menjelaskan isi buku dengan bahasa yang singkat
saja dan terperinci agar pembaca merasa nyaman membacanya.

10
Daftar Pustaka

Jalaluddin dan Idi, A.2013. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai