Anda di halaman 1dari 25

/

DISUSUN OLEH :
NAMA : ABDULLAH MUNAWIR NASUTION
NIM : 1213311125
DOSEN PENGAMPU: SANI SUSANTI, S.PD., M.PD
MATA KULIAH: FILSAFAT PENDIDIKA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Report (CBR) dengan mata kuliah Filsafat Pendidikan. Critical book review
ini disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa jurusan PGSD untuk
memahami tentang Konsep Filsafat Pendidikan
Saya ucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Sani Susanti, S.Pd., M.Pd. Kons  selaku
dosen mata kuliah filsafat pendidikan yang telah mengajarkan dan membimbing
mahasiswa/i agar dapat memahami dalam pembelajaran filsafat pendidikan.
 Terlepas dari semua itu, Saya  menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
            Akhir kata saya berharap semoga critical book review ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

       
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................   i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................   ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.....................................................................................................   1
B.     Tujuan.................................................................................................................   1
C.     Manfaat...............................................................................................................   1

BAB  II ISI BUKU


A.    Identitas Buku....................................................................................................   2
B.     Ringkasan Isi Buku.............................................................................................   4

BAB III PEMBAHASAN 


A.    Pembahasan Buku...............................................................................................   35
B.     Keunggulan Buku...............................................................................................   35
C.     Kelemahan Buku.................................................................................................   35

BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................................   36
B.     Saran................................................................................................................. ..  36

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................                36

BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah
peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna
bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat
memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing
anak.Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak
kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian.
Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan
menyusun teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah
lainnya.
Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya. Dengan dibuatnya cbr ini diharapkan agar
kiranya dapat mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari buku yang
direview.  
B.       TUJUAN
Ada pun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah:
a.       Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Filsafat pendidikan
b.      Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata filsafat pendidikan
c.       Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik

C.       MANFAAT

a.       Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik
b.      Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan
c.       Dapat lebih memahami mengetahui mengenai filsafat
BAB II
ISI BUKU
A.   IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA
a. Judul buku    :  Filsafat Pendidikan
b. Pengarang    :  Muhammad Anwar
c. Penerbit        :   Kencana
d. Tahun terbit :   2017
e. Kota terbit    :   Makassar
f. Tebal buku    :   176 halaman
g. ISBN             :    978-602-1186-52-7

BUKU PEMBANDING
a. Judul buku    : Pengantar Filsafat Pendidikan
b. Pengarang    : Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd
c. Penerbit         :  Alfabeta Bandung
d. Tahun terbit :  2017
e. Kota terbit    :  Bandung
f. Tebal buku    : 183   halaman
g. ISBN       :  979-8433-71-5

 
B.   RINGKASAN BUKU

BAB 1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN


KEHIDUPAN MANUSIA
A.PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahlan maslah.
Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pemecahan atau pembahasan masalah. Filsafat dari segi bahsa pada hakikatnya
dalah menggunakan rasio(berfikir). Tetapi tidak semua berfikir disebut filsafat. Filsafat
juga merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain, sebenarnya arti
filsafat mengandung cita-cita yang mulia, yaitu orang yang belajar filsafat berusahan
untk memiliki mutiara-mutiara kebijaksanaan sebagai pedoman dan pegangan hidup
sehingga filsafat mengandung sesuatu yang dalam bagi manusia. Filsafat dipandang
sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang
berkembang dewasa ini berasal dari filsafat. Uraian tentnag pengertian filsafat ditinjau
dari segi arti bahasanya dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah:
         Pengetahuan tentang kebijaksanaan

         Mencari kebenaran, dan

         Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip.

Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli dapat dirumuskan bahwa filsafat
ialah upaya manusia dengan akal budinya untuk memahani, mendalami, dan menyelami
scera radikal, integral dan sistematik mengenai ketuhanan , alam semesta, dan manusia.
Sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang dapat dicapai akal
manusia dan bagaimna seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan yang
diinginkan.
B.KEHIDUPAN DFILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KEDUDUKAN MANUSIA
1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan snetaral, dan asal pokok.
Karena, filsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha menusia dibidang
kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Tetapi, manusia tidak pernah
merasa puas dengan meninjau sesuatu dari sudut yang umum, melainkan juga ingin
memperhatikan hal-hal yang khusus. Ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari
filsafat dengan rincian sebagai berikut:
         setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem

         filsafat juga memberikan dasr-dasr yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, d
dnegan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan

         disamping itu, filsafat juga memberikan dasar-dasar khusu yang digunakan dalam
setiap ilmu pengetahuan.

         dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu
pengetahuan

         filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.

2. Kedudukan Filsafat Dalam Kehidupan Manusia


Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia dapat diuraikan sebagai berikut:
         memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan
tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat

         berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman
hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat disekitar manusia
sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lain. Kita juga mengetahui
bahawa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rsa, dan kehendak. Dengan akal,
filsafat memberikan pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan.
Dengan rasa  dan kehendak, maka filsafat memberikan pedoman tentang  kesusilaan
mengenai baik dan buruk.

BAB 2 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA PERANANNYA.


A.PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendiidkan terlebih dahulu perlu diketahui
dua istilah yang hampir sama bentunya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan,
yaitu pedagodi dan paedagoiek. Pedagodi berarti pendidikan. Sedangkan paeda artinya
ilmu pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini beral dari kata pedagogia(yunani)
yang berarti pergaiulan dengan anak-anak.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai
usaha  manusia untuk menumbuhkan dan mengemabngkan potensi-potensi pembawaan.
Baik jamsani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaaan. Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban
bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri, yang
berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagi cita-cita dan pernyataan tujuan
pendidikannya.
Berikut ini beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
         Pendidikan mengandung tujuan yag ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan
dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya, baik sbegai
seorang individu maupun sebagai warga negara atau warga masyarakat.

         Untuk mencapai tujuan tersebut , pendidikan perlu melakukan usaha ynag disengaja
dan terncana untuk memilih isi, strategi kegitan, dan teknik penilaian yang sesuai.

         Kegiatan tersebut dapat diberikan dilingkungan keluarga, sekolah, dan msyarakat,


berupa pendidikan  jalur sekolah(formal) dan pendidikan jalur luar sekolah(non formal).

B.SELUK BELUT FILSAFAT PENDIDIKAN


Pada mulanya, filsafat pendidikan adlah cara pendektana terhadap maslah
pendidikan yang biasa dilakukan dinegara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya,
filsafat pendidikan dimualai dengan pengkajaina terhadap beberapa aliran filsafat
tertentu seperti pragmatisme, idealisme,  realisme, dan eksistensialisme, yang diakhiri
dengan implikasi ke dala aspek-aspke pendidikan. Di Inggris, filsafat apendidikan
dustkan pada prinsip-prinsip yang mendasar sekali dalm pendidikan. Di Belanda  tidak
dikenal filsafat pendidikan tetapi yang ada hanya pedagogik, theoretische pedagogik dan
opvoedkunde, pedagogik adlah suatu ilmu yang menyellidiki, merenungkan tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik. Demikan pula di Jerman Barat, tidak dikenal adanya
istilah filsafat pendidikan, yang ada hanya pedagogi dan erziehungswissenscheaff

C.PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


1.Filsafat Pendidikan Bermakna Sebagai Filsafat Tradisional
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah
berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai
pertanyaan filosofis. Filsafat pendidikan yang menggunakan filsafat traadisional dalam
bentuknya yang murni, bahwa dialog filsafta dengan topik-topik yang disampaikna
terikat oleh metode pendekatan tradisional sebagaimana yang telah dijelaskan. Dalam
perkembangan tradisi sejarah , filsafat memang sekadar program usualan atau
bandingan usulan, dimana tradisi tersebut bermula.
2.Filsafat Pendidikan Dengan Menggunakan Pendekatan Yang Bersifat Kritis
Dalam pendekatan ini pemikiran logis kritis mendapatkan tempat
utama.  Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan terikat periodesasi
waktu serta dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau waktu kini maupun yang
akan datang.  Demikian pula alat yang digunakan  untuk menemukan jawaban filosofis
terhadap pertanyaan filosofis, dengan 2 cara analisis dalam pendekatan yang bersifat
kritis yaitu: (1) analisis bahasa(Linguistik), dan (2) Analisis konsep.Analisis bahasa
menurut Harry S Schofield adlah usaha untuk mengadakan interprestasi yang
menyangkut pendapat atau pendapat mengenai makna yang dimilikinya.
Sedangkan analisis konsep adalah suatu analisis mengenai istilah (kata-kata) yang
mewakili gagasan atau konsep.  Jika dalam suatu analisis berusaha untuk menemukan
jawaban sesuatu, maka apa yang dilakukannya ini adalah analisis filosofis.  Dan dalam
analisis konsep, jawabannyaberbentuk definisi-definisi, dan definisi yang tergantung
pula pada tokoh-tokohnya atau lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya.
D.PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adlah sebagai pelaksanaan dari ide-ide filsafat. Dengan kata lain, ide
filsafat telah memberikan asa sistem nilai dan/atau normatif bagi peranan pendidikan
yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga-lembaga paendiidkan, dan segala
aktivitasnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat pendiidkan sebagai jiwa, pedoman,
adn sumber pendorong adanya pendidikan. Untuk mengetahui bagaimna peranan filsafat
pendidikan lebih jauh, dapat kita ketahui melalui peranan antara filsafat dan pendidikan
yang tidak dapat dipisahkan. Karena filsafat menetapkan ide-ide dan idealisme,
sedangkan pendiidkan adlah suatu usaha yang sengaja terncana, untuk merealisasikan
ide-ide itu menjadi kenyataan dalan tindakan dan perilaku serta pembinaan kepribadian.
Adapaun perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat dalam pendiidkan dapat
diketahui melalui sejarah pendidikan, antara lain tersimpul dalam pandangan-
pandanagan berikut ini.
  Aliran emprialisme, empirisme berasal dari kata empiri yang berarti
pengalaman.menurut teori ini, kepribadian didasarkan pada lingkungan pendidikan yang
didapatnya, atau perkembangan jiwa seseoranag semata-mata bergantung pada
pendidikan. Menurut teori ini pendidik dapat berbuat sekehendat hati dalam
pembentukan pribadi anak didik untk menjadi apa saja yang sesuai yang diinginkannya

  Navitisme dan naturalisme, pendidikan menurut aliran navitisme ialah tidak mepunyai
kekuatan sama sekali. Apa yang patut dihargai dan pendidik atau manfaat yang diberikan
oleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradaban dan tingkah
laku sosial. Sedangkan pandangan aliran naturalisme hampir sama dnegan nativisme,
karena pandangan ini sering mengemukakan teori yang ganjil tentang kemungkinan
manusia dapat di didik. Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena berpandangan
bahwa pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dengan
sendirinya, dan selanjunya diserahkan kepada alam.

  Teori konvergensi, dari pandangan konvergensi dapat disimpulkan bahwa, pendiidkan itu
serba mungkin diberikan kepada anak didik, pendiidkan diartikan sebagai pertolongan
yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan  yang baik dan
mencegah yang buruk,dan hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan lingkungan.

BAB 3 MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

A.OBJEK DAN SUDUT PANDANG FILSAFAT

Objek filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut:


  Objek materi filsafat terdiri atas 3 persoalan pokok yaitu; maslah tuhan, masalah alam,
dan masalah manusia

  Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya ke akarnya persoalan,


sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang
kemungkinan yang ada pada akal budi manusia

Pandangan atau sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek akan
melahirkan filsafat yang berbeda-beda. Misalnya, mengambil manusia sebagai obyeknya.
Jika dilihat dari segi jiwanya saja, maka akan muncul filsafat tentang jiwa manusia, yang
disebut Psikologi. Jika dilihat dari segi rasa, muncul filsafat yang disebut estetika. Jika
dilihat dari segi akal manusia, muncul filsafat yang dikenal Logika.
Pandangan mengenai hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa dan kehendak
dapat dijadikan satu, yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab kebudayaan menyangkut
ketiga segi dan alat-alat kejiwaan manusia tadi.
B.SIKAP MANUSIA TERHADAP FILSAFAT
1)Pandangan yang berpendapat bahwa setiap mendengar kata “ filsafat “ maka yang ada
dalam bayangan mereka adalah sesuatu yang ruwet dan sulit. Yang dalam yang hanya
dapat dipahami oleh orang tertentu saja.
2)Pandangan yang bersifat skeptis, yakni orang-orang yang berpendapat bahwa filsafat
adalah sesuatu perbuatan yang tidak ada gunanya.
3)Pandangan yang bersifat negatif karena mengambil manfaat secara negatif,dengan
mengatakan dengan berfilsafat adalah bermain api atau berbahaya. Karena pengertian
filsafat hanya dibatasi pada pengertian mencari hakikat Tuhan.
4)Golongan yang memandang dari sudut positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan
studi, tempat melatih akal untuk berpikir. Jadi setiap manusia mempunyai kemungkinan
untuk berfilsafat.
C.MASALAH ESENSIAL FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari objeknya dari
sudut hakikat, juga mengadakan tinjauan dari segi sistematik. Dalam tinjauan dari segi
ini filsafat berhadapan dengan tiga problem utama, yaitu:
          Realitas;Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran.
Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa pengetahuan
yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas atau kenyataan ini dipelajari oleh metafisika.

         Pengetahuan;Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak


pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan jenis-
jenis pengetahuan. Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.

         Dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan yang  dicari jawanya,
antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki oleh manusia dan yang
dapat digunakan sebagai dasar hidupnya.

Menurut John S. Brubacher, problema-problema filsafat tersebut juga merupakan


problema esensial dan pendidikan, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan
yang erat. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya, antara lain, dapat
menggunakannya sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai oleh cabang-cabang di atas.
BAB 4 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
A.PENDAHULUAN
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa filsafat pendidikan mempelajari
proses kehidupan dan alternatif  proses pendidikan dalam bentuk watak, diman kedua
prosaes itu pada hakikatnya adalah satu. Proses pendidiakn berada dan berkembang
bersama proses pekembangan hidup dan kehidupan manusia. Atau masalah pendidikan
juga merupakan masalah hidup dan masalah kehidupan manusia.
B.PROSES PENDIDIKAN BERSAMA PERKEMBANGAN PROSES KEHIDUPAN
Jika kita renungi pendapat R.C. Lodge tersebut, maka singkatnya dapat kita
pahami bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat
oendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman
yang dialami seseorang selama hidup data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian
pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih,
mengajar, dan menanamkan nialai-nialai dan pandangan hidup kepada manusia yang
belum dewasa. Pendidikan formal yang diperoleh disekolah hanya merupakan bagian
kecil, tapi menjadi masalah inti dan tidak bisa dilepas dalam kaitannya dengan proses
pendidikan secara keseluruhan dalam kehiduan ini.Adapun potensi-potensi yang dibawa
sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup, meliputi:
1. Potensi jasmani dan pancaindra,Dengan mengembangkan sikap hidup sehat,
memlihara gizi makanan, olahraga teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup
bersih.
2. Potensi pikir (rasional).Dengan mengembangkan kecerdasan suka membaca, belajar
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat, mengembangkan daya piker kritis, dan
objektif.
3. Potensi perasaan dikembangkan,
a. perasaan yang peka dan halus dalam segi oral dan kemanusiaan.
b. perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian dengan berbagai seginya,
sastra dan budaya.
4. Potensi karsa atau kemauan yang keras,Dengan mengembangkan sikap rajin belajar
atau bekerja, ulet, tabah meghadapi segala tantangan, berjiwa perintis, suka berprakarsa,
hidup hemat dan sederhana.
5. Potensi-potensi cipta,Dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi dari segi
konsepsi-konsesi pengetahuan maupun seni budaya.
6. Potensi karya,Konsepi dan imajinasi tidak cukup diciptakan sebagai konsepsi,
semuanya diharapkan dilaksanakan secara operasional. Inilah tindakan, amal, atau karya
yang nyata.
7. Potensi budi nurani,Kesadaran ketuhanan dan keagamaan, yakni kesadaran moral
yang meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi manusia yang berbudi luhur,
atau insan kamil atau manusia yang takwa menurut konsepsi agama masing-masing.
C.PROSES HIDUP MANUSIA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa
mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan
dengan baik dan sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang sederhana, dihutan
rimba dan digoa batu, atau ditempat lainnya, sampai kehidupan umat abad 21 ini. Di
dalam kehidupan manusia yang sederhana, mereka bersusah payah dan penuh kesulitan
yang beragam dalam menghadapi perjuangan hidup, bersama dengan hewan dan
makhluk lainnya dalam memperebutkan makanan dan tempat tinggal.
Kita sebagai orang awam sudah puas dengan jawaban pancaindra, karena sudah
menyaksikan dengan mata sendiri, bahwa manusia itu ada. Tetapi, ahli pikir seperti
H.V.Loon tidak puas dengan hal demikian. Ia ingin hakikat, yakni hakikat hidup. Sehingga
timbul beberapa pertanyaan darinya yang mungkin bagi orang lain sangat tidak perlu
untuk dipertanyakan.
Yang nyata itu belum tentu benar. Berapa banyak orang yang dikelirukan oleh
pandangan mata dan pendengaran telinganya. Tanggapan panca indera manusia
terbatas, oleh karena itu, tidak dapat dijadikan pegangan yang kuat dan meyakinkan.
Karena kurang percaya pada alat panca indera itulah, maka Descartes(1596-1650),
Filosof beraliran Rasionalisme yang berkebangsaan Prancis yang dalam usianya yang
sudah lanjut mempertanyakan tentang ada atau tidak ada dirinya. Dia bertanya, justru
karena dia mengerti barang-barang yang infra human, artinya di bawah taraf manusia,
seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, tidak dapat bertanya karena tidak mengerti.
Manusia mengerti, manusia menangkap dirinya. Dalam tangkapan itu, timbullah
pertanyaan tentang diri sendiri dan arti hidupnya. Oleh karena itu, wajib bagi manusia
menyadari dengan sungguh-sungguh akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tadi.
Proses pemikiran manusia seperti ini dalam kehidupan manusia, juga mendasari
perkembangan filsafat pendidikan atau sebagai dasar filsafat pendidikan. Dalam
perkembangan sejarah umat manusia, maka tampillah manusia-manusia unggul yang
mengadakan perenungan, pemikiran, penganalisisan terhadap problem hidup dan
kehidupan, dan alam semesta.
Proses kehidupan umat manusia pada abad ke-XX telah mengalami perubahan
drastis. Pembangunan yang luar biasa dari ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mendorong kehidupan umat manusia, prosesnya lebih maju 100 tahun dari sebelumnya.
Dengan kemajuan teknologi, maka jarak antarbenua terasa semakin dekat, baik melalui
hubungan transportasi, telekomonikasi, dan lain-lain. Peristiwa yang terjadi disuatu
Negara telah dapat diketahui pada saat itu juga, atau relative cepat diketahui oleh negara
lain. Dan masih banyak lagi dalam penggunaan teknologi canggih yang ada di negara kita,
yang semula dianggap mustahil dan ajaib sekarang sudah menjadi barang biasa.
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
o   Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya.

o   Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yaitu ada zat yang
masuk dan keluar.
o   Memberikan tanggapan terhadap rangsangan ari dalam dam luar.

o   Memiliki potensi untuk berkembang.

o   Tumbuh dan berkembang.

o   Berinteraksi dengan lingkungannya.

o   Bergerak.

Apabila dibandingkan dengan tubuh hewan tingkat tinggi lainnya, seperti gajah,
harimau, burung dan buaya, tubuh manusia lebih lemah. Gajah dapat mengangkat balok
yang berat, harimau dapat berjalan cepat, burung dapat tebang, dan buaya dapat
berenan cepat. Sekalipun demikian, rohani manusia, yaitu akal budi dan kemauannya,
manusia dapat menggembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kedua alat
tersebut, manusia dapat menguasai dan mengungguli makhluk lain.
Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial, yaitu berpikir, dan
lahirnya filsafat pendidikan tentang manusia berasal dari pemikiran manusia tantang jati
dirinya yang unik dan misterius.
BAB 5 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A.MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA
         Tujuan hidup manusia mengalami proses perkembangan

Kehidupan manusia mememrlukan perjuangan yang keras untuk


mempertahankan hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara, dan tidak
merasakan kebahagiaan. Sehingga, tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hampir
tidak ada sama sekali. Atas dasar bentuk pengertian pendidikan seperti inilah, maka
pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. jadi jelas, perkembangan kehidupan manusia
dalam hidup bermasyarakat hingga sekarang ini, menurut Edward Burner Tylor (1832-
1917), seorang berkebangsaan Inggris, manusia melalui tiga fase perkembangan, yaitu
from savagrry (kekejaman), through barbarism (kebiadaban), to civilization (kepada
peradaban).
Dalam tingkat berperadaban inilah, manusia mengenal peralatan, mulai
mengetahui manfaat api untuk membakar, dan lain sebagainya. Artinya, kebutuhan
manusia meningkat dan jumah variasinya bertambah banyak, dan tujuan hidup mereka
pun semakin bertambah jelas. Yaitu untuk mencari kepuasan, kemakmuran dan
kebahagiaan hidup, baik dari diri sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di
sekitarnya, baik lahiriah maupun rohaniah.
Kini manusia sudah berada pada abad cybernitica, yakni abad ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan ditandainya abad ini sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
manusia lebih merasa mudah, cepat, dan lebih merasakan kenikmatan dalam usahanya
memenuhi kebutuhan hidup yang belum pernah dicapai berabad-abad sebelumnya.
Dengan potensi akal yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia dapat
berpikir, bertindak, dan berkarya. Sehingga, dunia mengalami banyak perubahan dan
mampu membuat jarum jam kecil, dan mampu membuat pesawat ruang angkasa seperti
Soyuz, Discovery, Challenger, dan sebagainya.
         Tujuan hidup bangsa indonesia

Suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan kuat harus mempunyai tujuan hidup
yang dicita-citakan. Bagi Indonesia, sejak Negara Indonesia merdeka, tujuan itu telah ada
dan jelas, sebagaimana tercantum  dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cita-
cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan turut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Sedangkan potret manusia Indonesia yang dicita-citakan, dan menjadi tujuan
hidup bangsa terkandung dalam jiwa Pancasila. Yaitu, manusia yang bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan manusia yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin ileh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia, itulah antara lain yang menjadi cita-cita proklamasi dan cita-
cita nasional bangsa Indonesia.Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka
dilaksanakanlah pembangunan atau proses perubahan secara terus meenerus
merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai, meliputu
unsur-unsur berikut:
a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan
spiritual berdasarkan Pancasila.
b. Di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,
bersatu, dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis.
d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
Tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai untuk membangun manusia Indonesia
seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia, tidak akan mungkin tercapai dalam
beberapa tahun, dalam satu dua generasi. Yang lebih penting adalah semua upaya
pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa, sehingga setiap tahap semakin dekat,
dan setiap generasi mewariskan kepada generasi berikutnya keadaan yang makin
mendekati tujuan tersebut.
         Tujuan hidup manusia menurut pandangan islam
Tujuan  hidup manusia dan orang-orang yang beriman ialah beribadah atau mengabdi
kepada ALLAH. Sehingga, menjadi orang yang taat  dan mengabdi kepa ALLAH yang
Maha Kuaasa dan Maha Pencipata Alam Semesta ini.
B.TUJUAN PENDIDIKAN
         FUNGSI TUJUAN PENDIDIKAN

Fungsi tujuan pendidikan yaitu sebagai berikut:


1.Mengakhiri tujuan itu
2.Mengarahkan tujuan itu
3.Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkl untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik
tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama
4.memberi nilai(sifat) pada usaha-usaha itu
         CARA MENENTUKAN TUJUAN PENDIDIKAN
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan cara yang paling
baik bagi seorang pendidik dalam menentukan tujan pendidikan. Menurut John S.
Brubacher ada 3 cara dalam menentapkan tujuan pendidikan yaitu;
1.A Historical Analysis of social institutions approach, adalah suatu pendekatan yang
berorientasi kepada raealitas yang sudah ada dan telah tumbuh
2.A Sociological analysis of curent life approach, yaitu pendekatan yang berdasarkan
pada analisis tentang kehidupan yang aktual
3.Normative philosophy approach, yaitu pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normatif,
seperti filsafat negara dan moral.
         KRITERIA KUALIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan dalam pendidikan menunjukkan hasil dari proses alamiah yang membawa
kepada kesadaran, menjadikannya faktor penentuan observvasi dan memilih acara
untuk bertindak. Dengan kata lain, dalam pendidikan perlu adanya suatu kegiatan yang
sadar akan tujuan untuk memberikan ketentuan pasti dalam memilih materi,metode,
alat evaluasi, disamping memberi kan arah tujuan kegiatan
         SASARAN TUJUAN DAN TUJUAN TERTINGGI DALAM PENDIDIKAN

Tujuan pendidikan nasional kita dalam upaya mewujudkan masyarakat budaya yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka pendidikan nasional harus berfungsi
sebagai alat pengembang pribadi, warga negara kedudukan, dan pengembangan bangsa.

BAB 6  FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK


BIOLOGIS
A.FUNGSI PENDIDIKAN DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Peranan pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia terlebih-lebih  dalam
jaman modern sekarang ini yang dikenal dengan abad cybemetica,bahwa
pendidikan  diakui sebagi satu kekuatan (education as power) yang menentukan prestasi
dan produktivitas di bidang yang lain,karena menurut Theodore Brameld bahwa:
Education as power means compement and strong enough to enable us, themajority of
people,to decide what kind of a word we want and how to acheve that kind world atau
dengan kata lain pendidikan sebagai kekuatan  berati mempunyai wewenang dan cukup
kuat bagi kita,bagi rakyat banyak (khalayak) untuk menentukan satu dunia yang macam
apa yang kita  inginkan dan bagaimana  mencapai dunia semacam itu.dan tidak ada satu
fungsi  dan jabatan di dalam masyarakat tanpa  melalui proses pendidikan baik didalam
maupun di luar lembaga formal .Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam
proses pendidikan  di masyrakat mempengaruhi  perkembangan kepribadian
manusia.untuk memperoleh hakekat diri yang makin bertambah sebagai hasil
pengalaman berturut-turut sepanjang kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan  masyarakat tetap
ada dan berkembang.  Didalam masyarakat yang kompleks,fungsi pendidikan ini
mengalami proses  spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal  yang
senantiasa  tetap behubungan  dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.
Menurut Prof.Lodge tersebut bahwa perkataan pendidikan di pakai kadang-
kadang dalam pengertian  yang lebih luas dan  dalm arti sempit .Dalam pengertian yang
lebih luas: semua pengalaman  dapat dikatakan sebagai pendidikan,sebagai
contoh:seorang anak dapat mendidik orang tuanya sebagaimana halnya seorang murid
dapat pula  seorang murid dapat pula  mendidik gurunya,bahkan seekor anjing
pun  dapat pula mendidik tuannya. segala sesuatu yang kita katakan ,pikiran atau
kerjaan,dapat mendidim kita,demikian pula apa yang dikatakan  atau
dilakukukan  sesuatu kepada kita,baik dari benda-benda mati maupun  benda-benda
hidup.Dalam  pengertian yang lebih luas ini,bahwa hidup adalah pendidikan ,dan
pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan,yang berjalan sama,tidak terpisah satu
sama lainnya.sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit,di uraikan selanjutnya
olehLodge bahwa pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang
terdiri atas penyerahan  adat istiadat(tradisi) dengan latar belakang sosialnya,dan
demikianlah seterusnya.
B.PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Sebenarnya adanya aktivitas dan lembaga-lembaga pendidikan merupakan
jawaban manusia juga atas problema dari perkembangan manusia itu sendiri.
pendidikan yang akan membentuk dan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah
laku tertentu dalam keadaan tertentu pula .Maka lembaga-lembaga pendidikan
menghendaki perlakuan tertentu pula.jika pendidikan itu di katakan sebagai suatu
propesi, maka anggota pengelola pendidikan yang menekuninya adalah karena dorongan
tertentu pula demikian pula dalam propesi-propesi lainnya.
sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga,yang berfungsi
juga membantu keluarga untuk medidik anak-anak.anak-anak mendapatkan pendidikan
di lembaga ini,apa yang tidak  di dapat di dalam keluarga atau karena kedua orang
tuanya tidak mempunyai kesempatan  untuk memberikan pendidikan  dan pengajaran
kepada anak- anaknya.Dan salah satu tugas pendidik utuk anak-anak ,oleh orang
tua  diserahkan kepada guru  sebagai pendidik propesional  untuk memberikan  ilmu
pengetahuan,keterampilan, jiwa beragama kepada  anak dan sebagainyabagi sekolah-
sekolah negri yang di kelola oleh pemerintah ,maka masyarakat memperoleh banyak
kemudahan dan keuntungan .adanya kewajiban belajar di tingkat bawah bagi tiap-tiap
warga negara adalah  merupakan perwujudan urgensi pendidikan bagi manusia buat
keluarga,masyarakat dan negara .artinya negara sebagai lembaga hidup bersama  lebih
menyadari urgensi pendidikan bagi kepentingan warga negara ,berdasarkan nilai-nilai
dan tujuan  pendidikan yang berlaku di negara itu.Demi kepentingan warga
negara  untuk membina kesejahteraan hidup brsama di dalam negara,maka pendidikan
menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara
C.PENDIDIKAN ADALAH SUATU KEHARUSAN BAGI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BIOLOGIS
Bahwa didik dan mendidik adalah hal yang unik bagi makhluk manusia yang tidak
dapat di sangkal lagi.namun juga kita seringmendengar bahwa istilah mendidik itu juga
di pergunakan dalam dunia kehewanaan,seperti yang di kemukakaan oleh Prof.Lodge
dalam bukunya “Philosophy of Education” mengtakan :the dog educates his master)
( seekor anjing dapat mendidik tuannya).ungkapan profesor Lodge tersebut rupannya
dapat pula kita amati pada seekor kucing. seekor kucing yang beranak,pada waktu anak-
anaknya masih lemah,disusuinya anaknya itu dan di bersihkannya badan anaknya
dengan air ludahnya.sementra anaknya menjadi besar,di ltihnya ananknya itu dengan
berbagai macam gerakan ,menerkam dan lari seperti kepandaian yang di milki
induknya.Dari contoh   tadi rupanya yangmelantar belakangi pendapat Lodge
tersebut,bahwa bintang juga mendidik anak-anaknya .Binatang juga memelihara
melindungi  dan mengajarkan anak-anaknya,sehingga anak-anaknya itu dapat berdiri
sendiri lepas dari induknya.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa pendidikan itu bersaha untuk
mengembangkan ptensi-potensi yang utuh yang merupakan aspek-aspek kepribadian
termasuk didalamnya aspek individulualitas,moralitas,seimbanmg dengan kebutuhan
jasmani dan rohani dan atara duniawi dan kubrowi.dan sebagai mana pada umumnya
manusia selalu ingin terpenuhi  segala kebutuhan hidupnya. Tetapi karena kehidupan ini
selalu berubah atau bersifat nisbi  sesuai dengan perkembangan social budaya
sebagai  diri manusia modern yang tak pernah berhenti  menakhlukan
kondisi  lingkungan yang baru,maka kemampuan dan kebtuhan biologis fisikis social dan
bersifat paedagogis semakin Nampak bertambah.

BAB 7 DEMOKRASI PENDIDIKAN


A.PENDAHULUAN
Setiap orang atau pendidik boleh merumuskan sendiri apa arti demokrasi pendidikan
baginya. Maksudnya agar mereka memahami makna yang sebenarnya dari demokrasi
pendidikan itu sehingga tidak tergambar makna lain dari isitilah tersebut. Dalam
memberikan penafsisran makna demokrasi pendidikan mungkin terdapat bermacam-
macam konsep, seperti beraneka ragam pandangan dalam memberikan arti demokrasi.
Dalam pemerintahan demokrasi , demokrasi harus dijadikan filsafat hidup yang harus
ditanamkan kepada setiap peserta didik
B.PENGERTIAN DEMOKRASI PENDIDIKAN
demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :
1.Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit,
agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan
memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama
peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
2.Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat
Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena
dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat,
baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan
dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan
persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis
sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
3.Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan
individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena
kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau
kebebasannya sendiri.Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga
negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk
memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar
penyangga demokrasi.
C.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain
:
1.         Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2.         Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3.         Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan
itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana
mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan
itu akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
D.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI SALAM PANDANGAN ISLAM
Pada dasarnya, dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut Islam memberikan
kebebasan kepada individu (anak didik) untuk mengembangkan nilai-nilai fitrah yang
ada pada dirinya untuk menyelaraskan dengan perkembangan zaman.Sebagai acuan
pemahaman demokrasi pendidikan dalam Islam, nampaknya tercermin pada beberapa
hal sebagai berikut:
1.   Islam mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu.
Hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.”
(HR. Ibnu Majah)
Hadits tersebut mencerminkan bahwa di dalam Islam terdapat demokrasi
pendidikan, dimana Islam tidak membedakan antara muslim laki-laki dan perempuan
dalam hal kewajiban dan hak menuntut ilmu.
2.   Adanya keharusan bertanya kepada ahli ilmu.
Didalam al Qur’an surat An Nahl ayat (43) Allah SWT berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus kepada mereka, kecuali orang laki-laki yang kami berikan
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kamu nkepada orang-orang yang mempunyai
pengetahuan”. (Qs. An Nahl: 43).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa apabila pendidik dan anak didik dalam proses
belajar dan dalam pemahaman ilmu-ilmu tersebut terdapat hal-hal yang kurang
dipahami, maka perlu bertanya kepada yang ahli dalam bidang tersebut.
E.DEMOKRASI PENDIDIKAN DI INDPONESIA
Sebenarnya  bangsa indonesia telah mneganut dan mengembangkan asas
demokrasi dalam pendidikan sejak di proklamasikannya kemerdekaan hingga masa
pembangunan dan era reformasi sekarang ini. Pelaksanaan demokrasi pendiidkan
tidakhanya terbatas pada pemberian kesempatan belajar, tetapi juga mencukupi fasilitas
pendiidkan sesuai jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkna masyarakat dengan
tetap berorientasi kepada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan atau keserasian
anatar pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia

BAB 8 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


A.ALIRAN PROGRESIVISME
            Aliran ini meruapakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat
pada permulaan aband XX dan sangat berpengaruh dalam pembaruan pendidikan
B.ALIRAN ESENSIALISME
            Esensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme
C.ALIRAN PERENNIALISME
            Esensi kepercayaan filsafat ini ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma
yang bersifat abadi
D.ALIRAN REKONSTRUKSIONALISME
            Aliran ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling
mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia
BAB III
PEMBAHASAN

A.    PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU

  Dari buku utama pengertian filsafat adalah Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang
ditempuh untuk memecahkan masalah. Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua,
merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah.
Dari buku pembanding filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup dan dapat
juga disebut pandangan hidup. Filsafat juga dapat diartikan sebagai berfikir reflektif dan
kritis. Jadi menurut saya filsafat adalah suatu pemikiran yang dilakukan untuk
memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam dalamnya sebuah
pemahaman.
  Selanjutnya pengertian filsafat pendidikan dari buku utama yaitu menggunakan dua
pendekatan yaitu menggunakan pendekatan tradisional dan kritis, yang pada intinya
dari pendekatan itu menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah cara pendekatan
terhadap masalah pendidikan. Sedangkan pada buku pembanding filsafat pendidikan
bersandarkan pada filsafat formal atau umum, yang memiliki arti bahwa masalah-
masalah pendidikan merupakan karakter filsafat. Jadi menurut saya filsafat pendidikan
adalah segala hal yang mempelajari pendidikan dan pelaksanaan pendidikan
Pada buku utama dan buku pembanding hanya materi filsafat dan filsafat
pendidikan yang ada pada setiap buku jadi hanya itu yang dapat dibanding kan dan
diambil kesimpulannya.
B.     KEUNGGULAN BUKU

Pada buku utama, buku ini sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan ajar , Hal
ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis
yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas
pada setiap babnya. Dari segi bahasa juga bagus karena menggunakan bahasa yang
mudah dipahami dan dimenegrti pembaca.
Pada buku pembanding isi materi lebih banyak dalam menjelaskan mazhab-
mazhab filsafat
C.     KELEMAHAN BUKU

Kedua buku ini mempunyai kelemahan yang sama yaitu, tidak terdapat indikator
yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya, kedua buku tidak memiliki
latihan  yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi
pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan. Selain itu tidak dicantumkan
rangkuman pada akhir bab pada  buku pembanding, hal itu merupakan salah satu
kelemahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam meringkas
ulang apa isi dari materi yang ada. Dan juga Kedua buku tidak melampirkan gambar yang
menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.
BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah adalah suatu pemikiran
yang dilakukan untuk memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam
dalamnya sebuah pemahaman. Filsafat memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan
dari filsafat pendidikan karena Filsafat dijadikan sebagai media untuk menyusun
proses  pendidikan ,menyelaraaskan dan mengharmoniskan dan menernagkan nilai-nilai
dan tujuan yang akan dicapai.dalam pelaksanaanya filsafat pendidikan

B.SARAN
            Saran saya sebaiknya sebagai calon guru kita harus menguasi dan mendalami
filsafat pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal
kehidupan karena filsafat pendidikan sangat penting dalam peran pendiidkan sebab
masalah-masalah pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum,
seperti hakikat  kehidupan yang baik, pendidikan akan berusaha untuk mencapainya.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anwar.2017.Filsafat Pendidikan, Makassar, Kencana
Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd.2017. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung, Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai