Anda di halaman 1dari 18

Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik

Disusun oleh Kelompok 4:

Dinda Herpina Hasibuan (7213343006)

Juita Aritonang (7213343015)

Alex Sander Saruksuk (7212443006)

Anisah Pasaribu (7211143006)

Indah Kristina Meikani Simanjuntak(7211143006)

Pasran Sitanggang (7213143001)

Virly Amaliya Putri Simbolon (7213343002)

Serina Betsella Tarigan (7213343024)


Sulaiman Falah siregar (7211143006)

DOSEN PENGAMPU : SANTA MURNI A.SITUMORANG,S.E,M.Pd

PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2021

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kasih sayangNya penulis dapat menyelesaikan tugas critical book report mata kuliah
Filsafat Pendidikan.Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dosen yang
membimbing mata kuliah ini dan memberi kesempatan untuk memaparkan hasil pemahaman
penulis mengenai isi suatu buku.

Sebagai manusia biasa tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
tugas ini.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas ini dapan bermanfaat
guna menambah pengetahuan bagi pembaca.
Medan, Oktober 2021

Kelompok 4

Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………………..1

Daftar Isi………………………………………………………………………………...2

Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………………3

1.1 latar Belakang……………………………………………………………….3

1.2 Tujuan……………………………………………………………………….3

1.3 Manfaat……………………………………………………………………..3

Identitas Buku…………………………………………………………………..4

Bab II ISi BUKU…………………………………………………………………….5

2.1 Ringkas Buku………………………………………………………………5

2.1 Ringkasan buku pembanding 1........................16

2.2 Ringkasan buku pembandig 2 ........................17

Bab III Pembahasan…………………………………………………………………19

3.1 Analisis Buku………………………………………………………………19

3.2 Kelebihan Buku……………………………………………………………19

3.3 Kelemahan Buku………………………………………………………….19

Bab IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….20

4.2 Saran………………………………………………………………………20
Daftar Pustaka.............................................................................................................22

Lampiran.……………………………………………………………………………..23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah dasar dari segala ilmu atau disebut juga dengan induk dari ilmu-ilmu yang
ada.Filsafat dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini secara mendalam, sistematis dan menyeluruh untuk memperoleh kebenaran yang
hakiki.Fungsi filsafat dalam kehidupan adalah sangat penting yakni sebagai pendobrak,pembebas
dan pembimbing.fungsi pendobrak berarti membawa intelektual keluar dari zona tradisi dan
kebiasaan.Fungsi pembebas yaitu filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak
teratur dan tidak jernih,cara berpikir tidak kritis yang mudah membuat manusia menerima
kebenaran semu yang menyesatkan. Sedangkan fungsi sebagai pembimbing adalah filsafat hadir
dalam membimbing manusia keluar dari belenggu yang mempersempit akal budinya.Dalam hal
ini instrumen nyata filsafat untuk menjalankan fungsinya adalah pendidikan. Pendidikan adalah
usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya,dalam membimbing, melatih,
mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda
agar menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab sesuai dengan hakikat dan ciri-ciri
kemanusiaan. Filsafat merupakan lapangan utama pemikiran dan penyelidikan manusia.Filsafat
mendahului ilmu pengetahuan dan karena kesimpulan filsafat bersifat hakiki, menyebabkan
kedudukan filsafat dianggap lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan.Karena itu, filsafat
dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau yang melahirkan ilmu pengetahuan, bahkan
karena kedudukannya yang tinggi itu, filsafat disebut pula sebagai ratu ilmu pengetahuan (queen
of knowledge).Filsafat merangkum semua disiplin ilmu dengan jangkauan teoritis dan berusaha
membangun hubungan-hubungan antara disiplin-disiplin ilmu tersebut.

1.2 Tujuan

1. Tujuan dari pembuatan Critical Book Report ini adalah untuk lebih mengetahui apa itu
filsafat dan Aliran aliran filsafat dengan buku yang berbeda beda.
2. Menilai kelebihan dan kekurangan isi buku dan cara penyajian materi dalam buku.
1.3 MANFAAT
Manfaat dari Critical Book Report ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat
pendidikan. Selain itu juga bisa memberi referensi buku yang berbobot mengenai buku filsafat
pendidikan baik dari segi isi,penulisan,penggunaan bahasa,dan cara penyajian materi di dalam
buku.
BAB II

ISI BUKU

2.1 Ringksan Buku

BAB I. ORIENTASI MATERI

Dalam sejarah kehidupan manusia muncul dan berkembang aktivitas manusia yang
disebut filsafat.Kata filsafat memiliki sebutan-sebutan lain sesuai dengan bergesernya waktu
ataau karena adanya berbagai bahasa didunia.Namun demikian filsafat sebagai hasil manusia
berfilsafat masih menunjukkan adanya kesamaan makna, yaitu kegiatan manusia yang lebih
banyak menggunakan salah satu potensi dasar manusia, yaitu kemampuan berpikir. Arti
kemampuan berpikir sendiri juga dimaknai dengan berbagai arti meskipun secara umum dapat
juga ditemukan makna yang sama, yaitu kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah.

Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tentang filsafat, khususnya
dalam hal-hal berikut ini : memahami pengertian filsafat secara umum, memahami manfaat
filsafat bagi manusia, memahami kedudukan filsafat sebagai ilmu, memahami kaitan filsafat
dengan ilmu-ilmu yang lain, memahami berbagai cabang filsafat beserta karakteristiknya
masing-masing, memahami aliran-aliran filsafat beserta karakteristiknya masing-masing,
memahami peran filsafat dalam pemikiran dan praktik pendidikan, memahami penerapan filsafat
dalam tiap komponen pendidikan, memahami masalah-masalah filosofis dalam praktik
pendidikan, memahami perlunya guru memiliki wawasan filosofis dalam tugasnya, memahami
kedudukan Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan

BAB II. MEMAHAMI PENGERTIAN FILSAFAT

A. Materi

1. Pengertian Filsafat Ditinaju dari Asal Kata

Sebagian orang berpendapat bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah yang
dikaitkan dengan kata sofiah yang berarti bijaksana dan kata sufi sebagai sebutan bagi orang
yang ahli berfilsafat. Dipihak lain ada yang berpendapat bahwa kata filsafat justru berasal dari
bahasa Latin (Yunani) dan merupakan penyatuan dua kata philo yang berarti teman, sahabat dan
kata sophiayang artinya sama dengan arti dalam bahasa Arab yaitu bijaksana. Sehingga ditinjau
dari makna arti katanya filsafat berarti senang atau cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
IDENTITAS BUKU:
BUKU PERTAMA:

a. Judul Buku : Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik


b. ISBN : 978-979-692-086-0
c. Penulis : DRS. H.SOEGIONO,M.M. – DR. TAMSIL MUS
d. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
e. Tahun Terbit : 2012
f. Edisi/Cet : Pertama
g. Jumlah Halaman : 140
h. Kota Terbit :Bandung
2. ALIRAN ALIRAN FILSAFAT
 Aliran Filsafat Idealisme

Idealisme merupakan filsafat tertua dengan tokoh aliran ini adalah Plato (427-347
SM) yang dianggap sebagai Bapak Idealisme di dunia Barat.Sejarah idealisme berawal
dari pemikiran Plato tentang kebenaran empiris yang dilihat dan dirasakan dalam alam
ideal (esensi) atau ide.Aliran filsafat Idealisme menekankan moral dan realitas spiritual
sebagai sumber-sumber utama di alam ini.

Idealis adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam ketergantungan pada jiwa dan roh.Idealis diambil dari “idea” yaitu
sesuatu yang hadir dalam jiwa.Idealis mempunyai argumen efistimologis tersendiri dan
aliran ini memandang dan menganggap yang nyata hanya idea.Idea tersebut selalu tetap
atau tidak mengalami perubahan dan pergeseran.
 Aliran Filsafat Perenialisme.

Perennialisme berasal dari kata perennial yang dapat diartikan abadi, kekal atau fana (tiada
akhir). Perenialisme berarti segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah. Aliran filsafat Perennial
berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi, dengan demikian perenialisme
dianggap suatu aliran yang ingin kembali atau mundur kepada nilai-nilai masa lampau dengan
maksud mengembalikan keyakinan akan nilai-nilai asasi manusia masa silam untuk menghadapi
problem kehidupan manusia saat sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun.

 Aliran Filsafat Esensialisme.

Filsafat Esensialisme didasari oleh pemikiran filsafat idealisme Plato dan realisme
Aristoteles.Aliran filsafat Esensialisme muncul pada zaman renaissance merupakan perpaduan
ide filsafat idealisme objektif di satu sisi dan realisme objektif di sisi lainnya.Perbedaan utama
ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana serba
terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.

Aliran filsafat essensialisme pertama kali muncul sebagai reaksi atas simbolisme mutlak dan
dogmatisme abad pertengahan.Filsafat ini menginginkan agar manusia kembali kepada
kebudayaan lama karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia,
termasuk dalam pendidikan yang harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

 Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme adalah mazhab filsafat paling tua dalam sejah pemikiran di
Eropa.Tampaknya aliran ini dirintis oleh Thales dan kawan-kawan.Thales termasuk tokoh yang
berani berpikir rasional, melepaskan diri dari takhyul.Dari pengamatan dunia di awal abad
keenam sekitar perairan dan pentingnya air bagi kehidupan beliau berkesimpulan bahwa hakekat
segala sesuatu tidak tersembunyi melainkan melekat pada dunia kenyataan, yaitu pastilah air.

Aliran ini dipelopori oleh Leukipos dan Demokritos (awal abad ke-5/ sezaman dengan
Socrates) yang berkesimpulan bahwa kenyataan alam semesta terbuat dari dua unsur, yaitu ruang
kosong dan atom-atom yang bergerak.Keduanya bersama Epikurus (hidup 11/2 abad kemudian)
dan Lukretius (pada abad ke-1 SM) dipandang sebagai perintis dan ahli-ahli filsafat alam (natural
philosophy) di zaman Yunani kuno.Aliran ini menjadi pudar pengaruhnya selama masa kejayaan
Plato dan Aristoteles disusul semaraknya pengaruh agama Nasrani dan dunia Islam yang lebih
kondusif terhadap pemikiran Aristoteles. (Sampai sekarang juga tak cukup akurat kita dalam
berpikir untuk menerangkan terbitnya kesadaran idealis, moralitas dan nilai-nilai spritual atas
dasar zat (materi) yang bergerak Jadi pandangan filsafat materialisme kurang memadai untuk
melandasi pendidikan sekalipun dalam bentuk ”behaviorisme” cukup relevan untuk
menerangkan gejala proses belajar/perubahan perilaku).

 Aliran Realisme

Filsafat realisme sebagai aliran modern di Eropa (khususnya di Inggris sesudah tahun 1600
M) merupakan reaksi terhadap filsafat idealisme dan rasionalisme yang meluas sejak zaman
Yunani klasik.Menurut realisme, alam semesta tidak bersifat abstrak dan psikhis.Sebaliknya
realisme berasumsi bahwa alam semesta itu terdiri dari substansi materiil dan bahwa objek-objek
serta peristiwa-peristiwa merupakan hal-hal yang bersifat sejati, tidak kebetulan. Ini adalah
ajaran tentang prinsip kemerdekaan tentang manusia dan kenyataan yaitu bahwa pengetahuan
manusia adalah pengetahuan tentang dunia nyata yang ada di luar sana yaitu alam semesta yang
ada sebelum eksistensi manusia dan dunia nyata itu berlangsung terus sekalipun manusia sudah
mati. Ketika manusia dapat menggunakan fantasi dan berpikir tentang segala segala sesuatu,
namun pikirannya harus berkorespondensi terhadap realitas agar pengetahuan itu tidak bersifat
khayal (antara lain dijelaskan Francis Bacon, 1561-1626, dalam Novum Organum).

 Aliran Rasionalisme

Aliran ini berpendapat bahwa semua pengetahuan bersumber pada pikiran atau rasio.
Tokohnya antara lain Rene Descartes (1959-1650). Ahli filsafat yang mengatakan pengetahuan
yang benar bersumber dari rasio, karena rasio adalah realitas sesungguhnya. Hal ini yang termuat
dalam bukunya yang terkenal adalah Discourse on method yang memberi petunjuk mencari
kebenaran antara lain memuat:

KELEBIHAN BUKU:

Menurut kelompok kami buku utama memiliki kelebihan adalah dalam pembahasannya banyak
memuat ilustrasi sebagai penjelas materi yang hendak disampaikan oleh pengarang buku.Banyak
ilustrasi pada buku langsung berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan
dalam memahami isi materi dalam buku.

KEKURANGAN BUKU:

Penjelasan materi didalamnya memang dilengkapi dengan ilustrasi namun banyak ditemukan
dalam buku ilustrasi yang tidak sesuai dengan topik bahasan.Banyak juga dalam buku ini
bercerita panjang lebar namun tidak mengarah pada sub judul atau materi yang
dibahas.Pemakaian bahasa yang bertele-tele dalam buku ini menjadi salah satu kelemahan juga
karena membuat pembaca bingung sehingga sangat sulit untuk memahami isi buku dengan baik.
IDENTITAS BUKU PEMBANDING:

BUKU PEMBANDING I

Judul buku: mengenal filsafat pendidikan

Penulis:Rukiyati dan L.Andriani Purwastuti

Edisi: kesatu

Penerbit: UNY Press

Tahun: 2015

Jumlah halaman : 164 halaman

No ISBN: 978-602-7981-55-3

A. Ringkasan

Progresivisme

Aliran progresivisme lahir di Amerika Serikat sekitar tahun 1870. Para reformis yang 
menamakan diri kaum progressive menentang sistem pendidikan tradisional yang sangat kaku,
menuntut disiplin » ketat, dan membuat peserta didik menjadi pasif, Gerakan pembaharuan yang
sudah ada sejak akhir abad 39 itu mendapatkan angin baru pada abad 20 dengan munculnya
aliran filsafat Pragmatisme. Pendidikan bagi kaum progressive merupakan proses penggalian
pengalaman terus-menerus. Pendidik haruslah senantiasa siap sedia mengubah

metode dan kebijakan perencanaan pembelajaran yang dapat mengikat perkembangan ilmu
pengetahuan dan perubahan lingkungan. Inti pendidikan tidak tertetak dalam usaha penyesuaian
dengan masyarakat atau dunia luar sekolah, dan juga tidak terletak dalam usaha untuk
menyesuaikan dengar standar kebaikan, kebenaran, dan keindahan yang abadi.Akan tetapi
pendidikan merupakan usaha terus menerus merekostruksi (menyusun ulang) pengalaman hidup.

Pendidikan merupakan tafsiran terhadap rangkaian pengalaman sedemikian rupa sehingga


seseorang dapat mengertinya dengan lebih jelas dan dalam perspektif yang lebih benar.
Bertambahnya pengalaman bermakna tentang masa lalu dan masa sekarang memungkinkan
seseorang untuk lebih tepat mengarahkan diri pada jalan menuju pengalaman mendatang,
sehingga seseorang tidak hanya mengikuti arus, tetapi dapat menentukan jalannya
sejarah .Pengalaman memiliki makna substansial dalam pengalaman belajar.Pengalaman yang
dimaksud tidak sembarang pengalaman, tetapi sebuah pengalaman bermakna yang dialami oleh
seseorang.

a. Landasan Ontologis Progresivisme

Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia Pengalaman adalah kunci
pengertian manusia atas segala sesuatu, pengalaman manusia tentang penderitaan, kesedihan,
kegembiraan, keindahan dan lain-lain adalah realita hidup manusia sampai is mati.

Bagi kaum progressif, tidak ada hal yang absolut Tidak ada prinsip apriori atau hukum alam
yang abstrak Kenyataan adalah pengalaman transaksional yang selalu berubah.Dunia selalu
berubah, Dinamis, Hukum-hukum ilmiah hanya bersifat probabilitas, tidak absolut.sebagai tokoh
utama progresivisma juga dipengaruhi oleh teori evolusi biologis dari Charles Darwin yang
meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang berevolusi secara gradual melalui proses alam,
mulai dari set yang sangat sederhana sampai kepada struktur yang sangat kompleks sebagaimana
yang tampak sekarang ini. Teori ini juga berasumsi bahwa manusia dengan kecerdasannya akan
melanjutkan evolusi melalui berbagai jalan dan cara agar dapat meningkatkan kemampuan
dirinya untuk bertahan hidup. Dewey meyakini bahwa manusia berevolusi, berkembang tanpa
batas melalui pendidikan.
Dewey (via Akinpelu, 1989:143-144) menolak metafisika, khususnya metafisika para filsuf
idealisme dan realisme. Dewey beranggapan bahwa suatu bal yang tidak ada gunanya mencari
hakikat atau fundamen kenyataan yang tidak berubah. Walaupun demikian, dengan menolak
metafisika sesungguhnya Dewey juga sudah mempunyai pandangan metafisika sendiri tentang
manusia.Dewey mengatakan bahwa manusia adalah pengalamannya.Manusia adalah Organisme
yang memiliki pengalamannya sendiri.Suatu organisme tidak dapat berada tanpa berinteraksi
dengan lingkungannya.Hanya saja, Dewey tidak mau terlibat lebih jauh dalam diskursus
metafisika tentang eksistensi Tuhan dan takdir manusia.Perhatian Dewey dan kaum progresif
lainnya hanyalah tentang dunia ini sebagaimana dialami oleh manusia, Itulah yang dapat
dijangkau oleh ilmu pengetahuan (sains) untuk kita semua.

b. Landasan Epistemologis Progresivisme

Progresivisme memang menolak metafisika, tetapi mereka sangat vokal mengenai


epistemologi.Epsitemologi ditempatkan sebagai pusat dari filsafatnya (Akinpelu, 1988:
144).Mereka meyakiai bahwa — pengetahuan tidak ada artinya tanpa pengalaman manusia yang
terus berproses dan disempurnakan. Oleh karena manusia hidup dan berinteraksi dengan
makhluk lainnya, baik yang hidup maupun yang tidak, dalam suatu lingkungan hidup, manusia
tidak dapat mengelak bahwa ia memperoleh berbagai pengalaman sebagai hasil dari interaksinya
tersebut. Manusia memperoleh pengalaman karena ia mencoba untuk mengatasi dan
menyelesaikan masalah-masalahnya yang muncul seiring dengan proses kehidupan itu sendiri,
Pengalaman

Itu terbentuk dalam interaksi yang aktif maupun yang pasif.jika lingkungannya memunculkan
masalah, maha manusia terkena dampaknya: Itulah yang disebut unsur pasif. Selanjutnya,
manusia mengambil langkah-langkah aktif untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru yang
diciptakan oleh Iingkungannya, atau ia memodifikasi dan mengubahnya, Manusia juga
menanggung konsekusensi tertentu yang mungkin muncul dari langkah-langkah yang diambil
terhadap Iingkungan hidupnya.

c. Landasan Aksiologis Progresivisme

Kaum progressif meyakini bahwa nilai-nilai berasal dari masyarakat. Nilai-nilai bukan suatu
kualitas yang sudah tetap dalam diri subjek, juga bukan sesuatu yang berasal dari wahyu,
melainkan berpusat pada manusia Itu sendiri, Nilai-nflai mengungkapkan keinginan, hasrat,
minat, aspirasi, dan ambisi individu-individu daa juga kelompok. Dengan kata lain, apa pun yang
dipandang berharga, atau diinginkan, itulah artinya nilai bagi individu atau kelompok tersebut
fAkinpelu, 1988: 146). Jadi, individu atau masyarakat menentukan Nilai-nilainya
sendiri.Masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai.Nilai-nilai bersifat relatif, tidak ada
prinsip mutlak.

Nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa, dengan Demikian timbul pergaulan.Bahasa
adalah sarana ekspresi yang berasal dari dorongan, kehendak, perasaan dan kecerdasan individu.
Nilai ita benar atau salah, baik atau buruk dapat dikatakan ada bila menunjukkan kecocokan
dengan hasil pengujian yang dialami manusia dalam pergaulan manusia.

B. Pembahasan

Progresivisme pada buku ini membahas bahwa tentang pendidik harus senantiasa siap sedia
mengubah metode dan kebijakan perencanaan pembelajaran yang dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan lingkungan.Sedangkan menurut buku
pembanding, progresivisme adalah menginginkan perubahan secara cepat.Jadi kesimpulannya
progresivisme ialah suatu aliran yang menerapkan perubahan yang pesat dari sebelumnya
melalui metode metode/kebijakan suatu ilmu pengetahuan dan perubahan lingkungan.

Kelebihan dan kekurangan buku Pembanding

1) Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah buku tersebut sudah
memiliki tampilan yang menarik mulai dari warna sampul yang berwarna biru serta putih yang
cerah sehingga tidak membosankan ketika dipandang. Bukunya tebal tetapi tidak berat.

2) Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis,termasuk penggunaan font sudah tertata
dengan bagus dan rapi.Tetapi ada satu yang membuat buku ini kurang menarik yaitu memiliki
banyak bab. Tetapi kekurangan pada aspek isi pada buku ini Buku ini hanya membahas tentang
teori filsafat saja, tidak ada pembahasan tentang praktiknya di masyarakat.

3 Dari aspek isi buku, buku ini Membahas teori filsafat secara mendalam, seperti adanya
pengertian, tujuan, ciri-ciri,alasan berfilsafat, dan diakhir buku terdapat ilustrasi gambar(seperti
tabel ) dan kurangnya ada beberapa pembahasan yang diceritakan berulang dan memiliki makna
yang sama.

4) Dari segi tata bahasa buku ini sudah tertulis dengan rapi dan bagus tetapi Sering ditemukan
beberapa typo/ kesalahan pengetikan, seperti huruf yang kurang, kesalahan penggunaan kata,
kata yang tidak sesuai EYD serta Pemformatan penulisan paragraf ada yang kurang rapi dan
cenderung agak risih untuk dilihat.

BUKU PEMBANDING II

a. Judul Buku : Filsafat Pendidikan;Manusia,Filsafat, dan Pendidikan


b. Penulis : Prof. Dr. H. Jalaluddin & Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed.
c. Penerbit : Rajawali Pers
d. Tahun Terbit : 2013
e. Edisi :Revisi
f. Jumlah Halaman : 229 hlm
g. Kota Terbit :Jakarta

BAB 1 ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pengantar
12

Pendidikan sejak awal sejarah lahirnya selalu diarahkan pada upaya-upaya


menjadikan manusia-manusia subjek didiknya memiliki perbaikan perbaikan dan
perubahan-perubahan yang mengarah pada realisasi idealitas manusia.

Persoalan kualitas manusia bukanlah merupakan entitas yang berdiri sendiri.Ada


banyak varian yang bergelayut diatasnya, baik dari subjek, maupun dari varian lain yang
berada diluar dirinya.Yang paling dekat dengan hal ini tentulah institusi pendidikan;
informal, nonformal, dan formal yang juga mempunyai varian tersendiri pula.

B. Progresivisme

1. Progresivisme dalam Pengertian Sejarah


Progresivisme secara bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan
kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme
merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar upaya
pemberian sekumpulan pengetauan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi beragam
aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir secara menyeluruh, sehingga
mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam
data empiris dan informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan
kesimpulan menuju pemilihan alternative yang paling memungkinkan untuk pemecahan
masalah yang tengah dihadapi.

2. Landasan Filosofis Progresivisme


Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai manusia
tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbai ilmu
pengetahuan berdasarkan tata logis dan sistematisasi berpikir ilmiah. Oleh karena itu,
tugas pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam
memecahkan berbagai masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu
pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya dalam masyarakat.

3. Pandangan Progresivisme tentang Pendidikan


Asas pokok aliran ini adalah bahwa karena manusia selalu tetap survive terhadap
semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa mengalami kemajuan.
Oleh krena itu aliran ini selalu memandang bahwa pendidikan tidak lain adalah proses
perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap untuk senantiasa
memodiifkasi berbagi metode dan strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu pengetahuan
terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan dalam suatu
masyarakat

C.Perenialisme 13

Perenialisme mengatakan bahwa tradisi dipandang sebagai prinsip-prinsip yang


abadi yang terus mengalir sepanjang sejarah manusia, karena ia adalah anugerah Tuhan
pada semua manusia dan memang merupakan hakikat insaniah manusia.

2. Landasan Filosofis Perenialisme


Aliran ini memandang bahwa hakikat manusia sebagai makhluk rasional yang akan
selalu sama bagi setiap manusia di manapun dan sampai kapanpun dalam pengembangan
historitasnya. Menurut psikologi Plato, manusia pada hakikatnya memiliki tiga potensi
dasar yaitu nafsu, kemauan dan pikiran.Ketiga potensi ini merupakan asas bagi bangunan
watak manusia.

3. Pandangan Perenialisme tentang Pendidikan


Perenialisme dalam konteks pendidikan dibangun atas dasar suatu keyakinan
ontologisnya, bahwa batang tubuh pengetahuan yang berlangsung dalam ruang dan waktu
ini mestilah terbentuk melalui dasar-dasar pendidikan yang diterima manusia dalam
kesejarahannya. Robert M. Hutchins, salah seorang tokoh perennial menyimpulkan bahwa
tugas pokok pendidikan adalah pengajaran.
D. Esensialisme

1. Esensialisme dalam pengertian Sejarah


Filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang lebih merupakan perpaduan
ide filsafat idealism-objektif di satu sisi dan realism-objektif disisi lainnya.Dalam konteks
pendidikan, aliran ini memiliki ciri utamanya yang menekankan, bahwa pendidikan mesti
dibangun diatas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil.

2.Landasan Filosofis Esensialisme


Aliran ini berpendapat bahwa sumber segala pengetahuan manusia terletak pada
keteraturan lingkungan hidupnya.Dalam bidang aksiologi, nilai bagi aliran ini, seperti
kebenaran, berakar dalam dan berasal dari sumber objektif.Watak sumber merupakan
perpaduan pandangan idealisme dan realism.

3. Pandangan Esensialisme tentang Pendidikan


Kelompok esensialisme memandang bahwa, pandidikan yang didasari pada nilai-
nilai yang fleksibel dapat menjadikan pendidikan ambivalen dan tidak memiliki arah dan
orientasi yang jelas.Esensialisme memberikan penekanan upaya pendidikan dalam hal
pengujian ulang materi-materi kurikulum, memberikan pembedaan-pembedaan esensial
dan non-esensial dalam berbagai program sekolah dan memberikan kembali pengukuhan
autoritas pendidik dalam suatu kelas di sekolah. 14

E. Rekonstruksionisme dalam Pengertian dan Sejarah

1. Rekonstruksionisme dalam Pengertian dan Sejarah


Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstuksionisme adalah sebuah aliran yang
berupaya merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern.Aliran ini sering pula disebut dengan aliran rekonstruksi
sosial.Aliran ini pada prinsipnya sependapat dengan aliran perenialisme dalam
mengungkap krisis kebudayaan modern.

2. Landasan Filosofis Rekonstruksionisme


Aliran rekonstruksionisme memandang bahwa realitas itu bersifat universal,
realitas itu dimana saja dan sama di setiap tempat. Pada prinsipnya aliran ini memandang
alam metafisika dalam bentuk dualisme dimana alam nyata ini mengandung dua hakikat,
jasmani dan rohani.Kedua macam hakikat itu memiliki ciri yang bebas dan berdiri sendiri,
azali dan abadi, hubungan antara keduanya menciptakan suatu kehidupan dalam alam.
3. Pandangan Rekonstruksionisme tentang Pendidikan
Aliran ini yakin bahwa pendidikan tidak lain adalah tanggung jawab sosial. Hal ini
mengingat eksistensi pendidikan dalam keseluruhan realitasnya diarahkan untuk
pengembangan dan atau perubahan masyarakat.

Para rekonstruksionis menginginkan, bahwa pendidikan dapat memunculkan


kesadaran para subjek didik untuk senantiasa memperlihatkan persoalan sosial, ekonomi
dan politik dan menjelaskan kepada mereka bahwa memecahkan kesemua problem itu
hanya melalui keterampilan memecahkan problem.

F. Dialog Antar-Aliran
Berbagai pemikiran yang ditampilkan oleh masing-masing aliran filsafat diatas
bergulir diatas bangunan epistemologi masing-masing. Proses pendidikan dalam konteks
progresivisme adalah memberikan pengalaman empiris kepada subjek-subjek didik agar ia
memiliki kemampuan ilmiah dakam memecahkan berbagai problem kehidupan agar ia siap
menghadapi berbagai perubahan dalam suatu kehidupan di masyarakatnya.

KEUNGGULAN DN KELEMAHAN BUKU


Keunggulan
Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok
digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa matakuliah filsafat
pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun
secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi
yang dibahas pada setiap babnya.Namnun untuk bahasan yang lebih lengkap terdapat pada
buku pembanding, tetapi khusus Bab II mengenai filsafat buku utama lebih jelas dalam
memaparkan materijnya.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa
yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat.Pada bagian awal setiap
Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai
kompetensi ajarnya.

Kelemahan
Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun pada beberapa
bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang tinggi yang sulit
untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan permulaan pada awal
pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua
buku merupakan salah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu
mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada. Kedua buku tidak
melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.
BAB IV SARAN DAN KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara
berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu dibutuhkan suatu buku sebagai
pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami secra mendalam tentang mata kuliah filsafat
pendidikan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical
Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku
tersebut.
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki perbedaan
dalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada buku pembanding
terdapat tujuan filsafat pendidikan bagi bangsa.
2. Buku Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku utama,
namun dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap dibanding
dengan buku pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat dan filsafat
pendidikan )
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak dilengkapi dengan gambar pendukung.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan
agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan.Selain itu, juga
disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya
dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik.

Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku
pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini
memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan
materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa menggunakan
beberpara referensi buku lain sebagai pegangan dalam berfilsafat.
DAFTAR PUSTAKA

Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, Refika Aditama, Bandung 2013


Rukiyati dan Purwastuti Andriyani, filsafat pendidikan.uny express 2015

DRS. H.Soegiono,M.M. – DR. Mus,tamsil, Filsafat Pendidikan teori dan praktik. PT Remaja
Rosdakarya.Bandung 2015

Anda mungkin juga menyukai