Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI DAN

TERMINOLOGYI MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Dr. DilinarAdlin Nasution M.pd.

Oleh : Kelompok 5

 Ayu (2223141024)
 Putri Alfira (2222141001)
 Bunga Adelia (2223141038)
 Devi Cahyana Harahap (2222141006)
 Regina Florenta Siregar (2223141026)

PENDIDIKAN TARI KELAS B 2022


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehinggga penulis dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah,dalam makalah ini penulis membahas mengenai “Filsafat
Pendidikan”.
Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah filsafat pendidkan ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika
dan kehidupannya. Filsafat adalah untuk mengetahui kakikat sesuatu. Namun kalau
pertanyaan filosofis itu diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada susuatu yang
disebut agama. Diantara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah
permasalaha yang ada dilingkungan pendidikan. Padahala menurut John Dewey, seorang
filosofi amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki
faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan. Apa
yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pendidikan
memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha
menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofi dan
memerlukan jawaban secara filosofis disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata
memiliki objek dan sasaran yang berbeda, yang terpisah satu sama lain. Suatu disiplin
ilmu pengetahuan mengurus dan mengembangkan bidang garapan sendiri-sendiri dengan
tidak memperhatikan hubungan dengan bidang lainnya. Tugas filsafat adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang banyak
terdapat dalam lapangan pendidikan. Ajaran filsafat yang komprehensif telah menempati
status yang tinggi dalam kehidupan kebudayaan manusia, yakni sebagai ideologi
berfilsafat adalah membina manusia mempunyai akhlaq yang tertinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Filsafat Pendidikan ?
2. Pengertian Filsafat Secara Etimology Dan Terminology ?
3. Tujuan Filsafat ?
4. Ciri-ciri Kefilsafatan ?
5. Peranan Filsafat ?
6. Alasan Berfilsafat?
7. Diskuisikan Dengan Kelompok Tentang Filsafat Pendidikan ?

1.3 Maksud Dan Tujuan


Maksud dari pembuatan makalah ini adalah supaya mahasiswa dapat memahami
secara menyeluruh mengenai filsafat pendidikan. Selain itu, tujuan dari dibuatnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan agar
mahasiswa mendapatkan nilai.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami secara menyeluruh mengenai filsafat pendidikan.
2. Sebagai bekal mahasiswa untuk menjadi seorang pendidik agar dapat menghadapi
masalah dalam pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan
dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan
hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisis secara kritis
struktur dan manfaat pendidikan filsafat pendidikan itu sendiri ilmu yang mempelajari
tentang kebenaran yang bersifat realistis sehingga dapat mengubah sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan-
latihan yang bersifat mendidik.
Hal ini dapat kita pahami secara lebih rinci lagi, bahwasannya filsafat pendidikan
adalah usaha untuk memahami sedalam dalamnya dunia pendidikan melalui berbagai
macam pertanyaan yang muncul terkait dengan realita dunia pendidikan. Diantaranya
mengkaji berbagai macam segi pendidikan terkait eksistensi,fungsi,ciri-
ciri,kegunaan,pelaku,hasil,tujuan,kurikulum,masalah yang muncul serta bagaimana
menyelesaikan masalah tersebut.

2.2 Pengertian Filsafat Secara Etimologi Dan Terminologi

Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa
Yunani yaitu philosophia. Dengan philien yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan.
Sehingga bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari

kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat .


Sedangkan secara terminologis, istilah filsafat diartikan sebagai suatu ‘’asas atau pendirian hidup’’
dan disamping itu juga diartikan sebagai ‘’ ilmu pengetahuan yang terdalam’’. Para ahli juga
mengemukakan pendapatnya terkait pengertian filsafat secara teoritis,diantaranya ialah :
1. Plato
Ia berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan
tentang kebenaran yang asli.

2. Aristo teles
Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di
dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika
(filsafat keindahan)

3. Al farabi
Filsuf Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakekat
bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

4. Immanuel khant
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan
yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui.

4
2.3 Tujuan Filsafat

1. Membuat manusia memiliki perspektif yang luas dalam melihat sesuatu.


Dengan hal ini maka manusia dapat memiliki pandangan yang luas dan dapat terhindar
dari egosentrisme.

2. Bisa membuat manusia memiliki sifat yang bijaksana dan bisa


menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Filsafat dapat mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan dan lebih


mendalami ilmu pengetahuan.

4. Membuat manusia lebih memiliki kemauan untuk berpendapat sendiri,


mandiri dalam hal rohaniah, berpikir sendiri, serta dapat menunjukkan sifat yang kritis.

5. Membuat manusia jadi lebih bisa menilai berbagai macam hal di sekitarnya
secara objektif. Dengan begitu, filsafat diharapkan bisa membuat manusia menjadi
lebih terdidik.

6. Dengan mempelajari filsafat, manusia juga dapat memahami perkembangan,


kemajuan pengetahuan, serta sejarah pertumbuhan dari pengetahuan tersebut.

7. Membuat manusia dapat mendalami pokok ilmu sampai ke cabang-


cabangnya sehingga akan lebih mudah dalam memahami hakikat ilmu beserta sumber
dan tujuannya.

8. Filsafat berguna bagi dunia pendidikan sebagai pedoman bagi siswa dan
pengajar. Terutama untuk membedakan antara persoalan yang bersifat ilmiah dan tidak
ilmiah.

2.4 Ciri-ciri Kefilsafatan

Seorang ahli logika bernama Clarence Irving Lewis Mengatakan bawah Filsafat
adalah suatu proses refleksi dari bekerjanya akal yang di dalam prosesnya terkandung
berbagai kegiatan.Adapun ciri-ciri pemikiran filsafat sebagai berikut :

1. Bersifat Universal

Pemikiran filsafat cenderung bersifat universal [ umum ] dan tidak bersangkutan


dengan objek-objek khusus.Misalnya pemikiran tentang manusia, keadilan,kebebasan,dan
lain-lain.

2. Tidak Faktual

Dalam hal ini,tidak faktual adalah sesuatu yang spekualatif dengan berbagai dugaan
yang masuk akal tentang sesuatu hal,namun tanpa bukti karena telah melampau batas dari
fakta-fakta ilmia.

5
3. Berhubungan Dengan Nilai

Menurut C. J. Ducasse,Pengertian filsafat adalah upaya manusia untuk mencari


pengetahuan,berupa fakta-fata yang di sebut penilaian.dalam hal ini penilaian yang di maksud
adalah suatui yang baik dan buruk,susila dan asusila,dimana akhirnya filsafat menjadi suatu
usaha yang mempertahankan nilai-nilai.

4. Berhubungan Dengan Arti

Mengacu pada point 3,sesuatu yang memiliki nilai tentunya memiliki arti.itulah
sebbabnya para filsuf menciptakan berbagai kalimat yang logis dan bahasa yang tepat
[ilmiah],agar ide-idenya sarat dengan arti.

5. Implikatif

Pemikiran filsafat selalu terdapat implikasi [akibat],sehingga diharapkan akan dapat


melahirkan pemikiran baru yang dinamis dan menyeburkan intelektual.

2.5 Peranan Filsafat

Filsafat memiliki peranan yaitu sebagai pendobrak dan pembebas. Filsafat sebagai
mendobrak, mampu medobrak dan menyadarkan manusia agar tidak terlalu percaya hal-hal
mitos atau mistis. Filsafat sebagai pembebas,dapat membantu manusia terhindar dari cara
berfikir mistis dan membebaskan manusia dari kurangnya pengetahuan yang menyebabkan
manusia berfikir secara dangkal

2.6 Alasan Berfisafat

Kekaguman atau keheranan,Keraguan atau kesaingan,dan kesadaran akan


keterbatasan merupakan 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat. Bagi manusia atau
keheranan, keraguan atau kesangsian, dan kesadaran akan manusia, berfilsafat dapat juga
bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang
merasa merasa bahwa ia sangat terbatas dan terkait terutama pada saat mengalami
penderitaan atau kegagalan, maka akan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu
berfilsafat.Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu
yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran yang
hakiki. Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam,
menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berfikir
secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini di sebut dengan berfilsafat.

6
2.7 Hasil Diskusi.

Pemahaman masyarakat di zaman dahulu dengan zaman sekarang benar benar sangat berbeda.
Pada zaman dahulu masyarakat cenderung percaya pada mitos mitos yang dianggap terbukti
kebenarannya dan dianggap berasal dari nenek moyang. Orang zaman dulu juga sangat mengedepankan
adat istiadat terkait dengan kepercayaan mereka dalam menjalani kehidupan bersosisial. Kurang canggih
nya teknologi di masa itu juga membuat pandangan mereka terhadap dunia semakin kecil.
Hal ini secara tidak langsung menjadikan pemahaman mereka terbatas dan terbelenggu akan
perkembangan zaman dan memiliki paham paham kepercayaan yang sangat tertinggal. Lantas
bagaimana pandangan suatu masyarakat yang di anggap benar dapat berubah dengan perkembangan
zaman?
Menurut hasil diskusi kelompok kami,perkembangan zaman sangat berpengaruh pada pemahaman
seseorang. Kecanggihan teknologi dan peradaban manusia yang mulai berpendidikan mengubah
pandangan orang yang dahulu di anggap benar namun berubah seiring perkembangan zaman.
Hal ini dapat dicontohkan dengan kasus dimana orang zaman dahulu sering menyebut mitos jangan
duduk di depan pintu jika tidak ingin memiliki jodoh di masa depan, dan juga kasus dizaman dahulu
dimana seorang perempuan tidak boleh menempuh pendidikan yang tinggi karena nantinya ia akan
menjadi seorang ibu rumah tangga. Dari kasus tersebut,pemahaman orang zaman dahulu benar benar
sangat terbelenggu. Namun seiring berkembangnya zaman pandangan ini dirubah,karena dengan melihat
kecanggihan di zaman sekarang orang zaman dahulu mulai berfikir bahwasannya pemikiranya sangat
tertnggal dan membuat mereka tidak bisa maju. Juga dikarenakan perkembangan zaman,banyak
ketenaga kerjaan yang digantikan oleh mesin,maka orang zaman dahulu pun mulai merubah mindset nya
dan belajar berusaha bagaimana mereka tidak dapat tegantikan oleh mesin.
Maka dari itu terkait dengan kasus ini,dibutuhkan pentingnya pendidikan agar pandangan suatu
kelompok/masyarakat tidak terbelenggu.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat
dengan adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahan/kesulitan.Sedangkan
pendidikan adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan,
seperti kematangan, integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian
muslim.
Jadi filsafat dan pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah, dasar, dan
pedomam suatu kehidupan.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses
pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan
manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu.
Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk
menjelaskan inti, hakikat,atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya
Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.

3.2 SARAN
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal
dalam mempelajari filsafat. Jadikanlah filsafat sebagai penentuan terhadap penentuan hidup
dan pegangan fundamental dalam memecahkan masalah politik, pendidikan, ekonomi, sosial
dan budaya yang terjadi dalam masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang dalam
konteks akselerasi dan medernisasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://blogdaeng.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-filsafat-pendidikan.html
http://emodjeh.blogspot.com/2014/05/latar-belakang-munculnya-filsafat.
http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2012/03/hubungan-filsafat-dan-pendidikan.
http://manfaat.co.id/manfaat-filsafat-pendidikan
http://copast-master.blogspot.co.id/2012/10/makalah-filsafat-dalam-pendidikan_27.html

Anda mungkin juga menyukai