Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

(Makalah untuk memenuhi tugas Filsafat Dan Teori Pendidikan)

Dosen Pengampu:

Ani Anjarwati , S.pd., M.pd

Disusun Oleh :

Sri Rahayu : 234420002

Vina Zulfia : 2344200

Holifatuz Jannah : 234420028

Muhammad Danil M.S : 234420052

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO

2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan
salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.

Makalah ini ditulis dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Penyuluhan SD yang membahas tentang “Filsafat Sebagai Pandangan Hidup”.
Selain itu, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kami serta para
pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Probolinggo, 01 April 2024

Tim penyusun
iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................ii


Daftar Isi ..........................................................................................................iii
Bab I. PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ..............................................................................2
Bab II. PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1. Filsafat Pendidikan ............................................................................3
2.2. Pandangan Hidup ...............................................................................4
2.3. Filsafat sebagai Pandangan Hidup .....................................................6
2.4. Hubungan pandangan hidup dengan kebudayaan...............................7
Bab III. PENUTUP...........................................................................................9
3.1 Kesimpulan .........................................................................................9
3.2 Saran ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................10
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences )
yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan. Mulai dari
masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga
masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupanya. Di antara
permasalahan yang dapat dijawab oleh filsafat ini adalah permasalahan yang
ada di lingkungan pendidikan. Dimana permasalahan dalam lingkungan
pendidikan ini banyak dikaji dalam ilmu filsafat pendidikan.
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata
philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah
dan kebijaksanaan (Ali, 1986: 7). Hasan Shadily (1984: 9) mengatakan bahwa
filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian,
dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan
atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi, orang yang
berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli
hikmah, dan bijaksana.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus mengemukakan
pengertian filsafat sebagai berikut:
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha keseluruhan. Mendapatkan gambaran
4. Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penje lasan tentang arti
konsep.
5. Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung
mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli
filsafat (Jalaluddin dan Usman Said, 1994: 9).
2

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat Pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup?
3. Bagaimana filsafat sebagai pandangan hidup?
4. Apa hubungan pandangan hidup dengan kebudayaan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan, adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Filsafat pendidikan.
2. Mengetahui pengertian dari pandangan hidup.
3. Mengetahui sistematika filsafat sebagai pandangan hidup.
4. Mengetahui hubungan pandangan hidup dengan kebudayaan.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang filsafat
pendidikan yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupan. Dimana semua
filsafat ini terdapat filosofi-filosofi persoalan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam pendidikan.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Filsafat Pendidikan


Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan para ahli.
Menurut al-Syaibany (1979: 36), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran
yang teratur, yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat
pendidikan dapat menjelaskan nilai nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis
dalam bidang pendidikan yang meng gambarkan aspek-aspek pelaksanaan
falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan
kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
A. Tujuan Filsafat Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan yang lainnya, yaitu :
1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih
mendidik, dan membangun diri sendiri.
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan
yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu
kesatuan.
4. Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang tersebut, sebab itu mengetahui pengetahuan-pengetahuan
terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
5. Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa
karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti misalnya ilmu
mendidik.
4

B. Manfaat Mempelajari Filsafat


Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam-macam, namun sekurang-
kurangnya ada 4 macam faedah, yaitu :
1) Agar terlatih berpikir serius.
2) Agar mampu memahami filsafat.
3) Agar mungkin menjadi filsafat.
4) Agar menjadi warga negara yang baik.
Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu
dengan menggunakan pemikiran secara serius. Belajar filsafat merupakan
salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan
masalah secara serius, menemukan akar permasalahan dan menentukan
penyelesaian permasalahan.

C. Fungsi Filsafat Pendidikan


Filsafat memiliki sejarah yang panjang dalam peradaban manusia. Sebagai
induk dari segala ilmu pengetahuan saat itu, filsafat dituntut dapat
menjawab berbagai permasalahan yang ada, mulai dari permasalahan yang
dihadapi manusia sampai kepada permasalahan dunia. Menurut
Burhanuddin Salam (2000) dikatakan bahwa fungsi filsafat sebagai
“mater scientiarum” yang menunjukkan bahwa semua ilmu berinduk pada
filsafat. Dan filsafat juga menjadi pegangan setiap manusia dalam
mengarungi persoalan hidup dalam kehidupan. Dengan menguasai filsafat
dapat dikatakan seseorang dapat menjawab segala permasalahan yang
terjadi di alam ini, baik bagi seorang individu maupun lingkungannya.

2.2. Pandangan Hidup


Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan
golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan
dan sikap hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup
merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa
5

pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup


mencerminkan citra dari seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan
cita-cita atau aspirasinya.

Diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya


bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu,
makhluk sosial dan makhluk Tuhan) hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan
pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia
sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga).
Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya memuat sekaligus
sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam filsafat sebagai berikut:

a. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.

b. Manusia dengan unsur rasanyaq dapat melahirkan filsafat


keindahan(estetika).

c. Manusiaa dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya)


dapat melahirkan filsafat antropologi.

d. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan


filsafat ketuhanan.

e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan


filsafat sosial.

f. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir


(logika).

g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat
melahirkan filsafat tingkah laku (etika).

h. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.

i. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai


(aksiologi).
6

j. Manusia dengan dan sebagai warga negara ini dapat melahirkan filsafat
negara.

k. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat


melahirkan filsafat agama.

Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai


pelengkap dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan
hidup memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa,
Negara maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat
untuk mewujudkannya.
Pandangan hidup bermacam-macam sumbernya, namun dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pandangan hidup yang bersumber dari agama yaitu pandangan hidup yang
mempunyai kebenaran mutlak.
2. Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari
nilai-nilai budaya suatu Negara tau bangsa. Misalnya, ideologi pancasila dapat
menjadi sumber pandangan hidup.
3. Pandangan hidup yang bersumber dari perenungan seseorang sehingga dapat
merupakan ajaran atau etika untuk hidup. Misalnya aliran kepercayaan.
Hidup sendiri dapat diartikan keadaan suatu benda yang karena kekuatan Zat
yang Maha Kuasa benda itu dapat bernafas (yaitu fungsi paru-paru dan peredaran
darah bagi manusia dan binatang, atau insang bagi sebagian ikan, atau kulit dan
daun bagi sebagian tumbuh-tumbuhan). Jadi, kata hidup bukan lawannya mati
karena mati itu lawan kata dari lahir. Dengan demikian lahir adalah awal
kehidupan sedangkan mati adalah akhir kehidupan.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu. perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, rahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
7

2.3. Filsafat sebagai Pandangan Hidup


Filsafat sebagai pandangan hidup karena filsafat dijadikan dasar dari
setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber
pada hakikat kodrat pribadi manusia yang mana sebagai makhluk individu,
sosial dan makhluk tuhan. Filsafat juga dipergunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan. Pandangan hidupnya itu
akan tercermin didalam sikap hidup dan cara hidup.
Berdasarkan hakekat dari pandangan hidup atau filsafat hidup maka ada
beberapa manfaat mengetahui pandangan hidup, yaitu:
1. Pandangan hidup atau filsafat hidup menolong mendidik,membangun diri
sendiri dengan berpikir lebih mendalam dan memberi isi kepada hidup
kita sendiri.
2. Pandangan hidup atau filsafat hidup memberikan kebiasaan dan
kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pandangan hidup memberikan pandangan yang luas membendung
egoisme dan egosentrisme.
4. Pandangan hidup memberikan dasar-dasar baik untuk hidup diri sendiri
maupun untuk kepentingan ilmu-ilmu pengetahuan.

2.4. Hubungan pandangan hidup dengan kebudayaan


Menurut beberapa ahli Hubungan Pandangan Hidup dengan Kebudayaan
adalah sebagai berikut:

 Lehman, Himstre, dan Baty : Budaya adalah sekumpulan pengalaman


hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat
tentu saja sangatlah banyak dan bervariatif, termasuk di dalamnya bagaimana
perilaku dan keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
 Hofstede : budaya adalah pemrograman kolektif atas pikiran yang
membedakan anggota – anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
 Boove dan Thill : budaya adalah system sharing atas symbol – symbol
kepercayaan, sikap, nilai – nilai, harapan, dan norma – norma untuk berperilaku.
Dalam hal ini, semua anggota dalam budaya memiliki asumsi yang serupa tentang
8

bagaimana seseorang berfikir, berperilaku dan berkomunikasi serta cenderung


untuk melakukan berdasarkan asumsi – asumsi tersebut.
 Murphy dan Hildebrant : Budaya adalah tipikal karateristik perilaku dalam
suatu kelompok.
 Mitchell : budaya merupakan seperangkat nilai – nilai inti, kepercayaan,
standar, pengetahuan, moral, hukum dan perilaku yang disampaikan seseorang
dalam bertindak, berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.
Kebudayaan daerah merupakan dasar dan sumber kebudayaan nasional.
Karena perkembangan masyarakat, pergaulan antar suku dan pertemuan antar
daerah menjadi semakin biasa. Kebudayaan berkembang terus dengan menerima
dan mengolah aneka unsur kebudayaan dari kelompok atau suku yang lain.
Bahkan juga kebudayaan dari luar negeri mempunyai pengaruh sangat besar.
Khususnya pengaruh dari negara-negara Asia Timur dan dari daerah Arabia amat
terasa. Begitu juga pengaruh dari Barat, baik dahulu maupun sekarang. Pengaruh
itu terdapat dalam segala bidang kebudayaan, termasuk juga bidang agama.

BAB III
9

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Filsafat diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada
hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia sebagai makhluk
individu. makhluk sosial, dan makhluk Tuhan). Hal ini berarti filsafat
mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan
hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat
terdiri dari jiwa dan raga). Filsafat sebagai pandangan hidup (Weltsanchaung)
merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. juga dipergunakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan.
Pandangan hidupnya itu akan tercermin di dalam sikap hidup dan cara hidup.

3.2 SARAN
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, diharapkan pembaca dapat lebih
memahami filsafat pendidikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Karena ini sangat mempengaruhi pada pandangan hidup kita.

Untuk makalah ini kami sadar bahwa makalah yang kami susun tidak
luput dari kesalahan oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat mebangun demi lebih baiknya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
10

Barnadib, I. (1994). Fisafat Pendidikan: Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi


Offset.

Syam, M. N. (1986). Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila.


Surabaya: Usaha Nasional.

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Pendidikan


Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia .

Drs. Thabrani, M. (2015). Filsafat dalam Pendidikan. Jember: IAIN Jember Press.

Dr. Amka, H. (2019) . Buku Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizam ia Learning


Center.

Prof. Dr. Handoko, A. M.Pd. (2019). Buku Pendidikan Moral dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Malang: Elang Mas.

Prof. Dr. Jalaluddin, H. dan Prof. Dr. Abdullah. H. (2017). Filsafat Pendidikan
Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Depok: Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai