Dosen Pengampu:
Faridahtul Jannah, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Sri Rahayu (234420002)
Holifatuz Jannah (234420028)
Risqiyatul Hasana (234420057)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan
salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.
Makalah ini membahas tentang Sintaksis. Makalah ini ditulis dengan tujuan
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia yang membahas
tentang “Sintaksis Bahasa Indonesia”. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan kami serta para pembaca.
Tim penyusun
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iii
Bab I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
b) Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang unsur-unsur pembentuknya dapat
menggantikan kedudukan frasa itu secara keseluruhan.
Contoh : Mereka menempati rumah baru.
Frasa rumah baru mempunyai inti. Mencari inti frasa dapat diuji
dengan membuat kalimat berterima dan tidak berterima:
Mereka menempati rumah, berarti rumah menjadi inti frasa. Mereke
menempati baru, Kalimat ini tidak berterima dan tidak mempunyai
makna, berarti baru bukanlah inti frasa.
Jenis frasa endosentris :
1) Frasa Endosentris Koordinatif
Masing-masing unsur memiliki kedudukan sederajat yang tidak
saling menerangkan unsur yang lain. Sifat kesetaraan itu dapat
dibuktikan oleh kemungkinan menyisipkan kata penghubung dan
atau.
Contoh : Anak itu sudah tidak mempunyai ibu bapak. (ibu dan
bapak)
2) Frasa Endosentris Apositif
Frasa yang berhubungan antara unsur-unsurnya dapat saling
menggantikan.
Contoh : Aminah, Anak Pak Lurah sangat cantik.
Frasa anak Pak Lurah adalah unsur keterangan tambahan untuk
menerangkan aminah.
3) Frasa Endosentris Atributif
Frasa yang salah satu unsurnya dapat menggantikan frasa itu secara
keseluruhan. Frasa ini memiliki unsur pusat dan unsur atribut. Inti
frasa ditandai dengan D (diterangkan) dan unsur atribut ditandai
dengan M (menerangkan)
d) Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik adalah frasa yang mempunyai makna sampingan atau
bukan makna sebenarnya.
Contoh : Orang tua itu sudah banyak makan garam kehidupan.
b. Klausa
Klausa merupakan bagian dari kalimat yang berisi subjek dan predikat.
Klausa memiliki unsur subjek dan predikat,tetapi tidak mengandung
intonasi,jeda,tempo,dan nada.
Ada pembagian jenis dalam klausa, yaitu jenis klausa yang diperbedakan
berdasarkan strukturnya dan berdasarkan kategori segmental yang menjadi
predikatnya. Berdasarkan strukturnya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Klausa bebas
Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap,
sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat, contoh: nenekku
masih cantik dan kakekku gagah berani.
b. Klausa terikat
Klausa terikat adalah klausa yang tidak mempunyai struktur lengkap.
Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin
9
hanya objeknya saja, atau juga hanya berupa keterangannya saja, contoh:
ketika kami sedang belajar (dia pingsan ketika kami sedang belajar).
Adapun berdasarkan kategori unsure segmental yang menjadi predikatnya,
dapat dibedakan menjadi:
a. Klausa verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verbal,
misalnya: nenek mandi, kakek menari, sapi tiu berlari, nenek menulis surat
(transitif), nenek menangis (intransitif), nenek sedang berdandan
(refleksif).
b. Klausa nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase
nominal, misalnya: kakeknya petani di desa itu, dia dulu dosen linguistik,
dan pacarnya satpam bank swasta. (apabila contoh tersebut diberi kata
adalah atau ialah maka klausa-klausa tersebut bukanlah klausa nominal,
melainkan klausa verbal).
c. Klausa ajektifal
Klausa ajektifal adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektif, baik
berupa kata maupun frase, misalnya: ibu dosen itu cantik sekali, bumi ini
sangat luas, gedung itu sudah tua sekali.
d. Klausa adverbial
Klausa adverbial adalah klausa yang prediketnya berupa adverbel.
Misalnya, klausa bandelnya teramat sangat.
e. Klausa preposional
Klausa preposional adalah klausa yang predikatnya berupa frase
berkategori proposisi. Misalnya, nenek di kamar, dia dari Medan.
f. Klausa numeral
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata numeralia.
Misalnya, gajinya lima juta sebulan (gajinya adalah lima juta sebualan).
c. Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang
yang disertai nada akhir naik dan turun (Ramlan, 1981:6). Kalimat
10
merupakan satuan bahasa, berupa kata atau rangkaian kata, yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan maknanya secara lengkap, ragam resmi,
baik lisan maupun tertulis sekurang-kurangnya harus memiliki S dan P.
Jenis kalimat terbagi dalam berbagai jenis, diantaranya:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat Tunggal, yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu pola
(SP, SPO, SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa
serta mengandung maksud.
Contoh : Koko pergi ke pasar
S P Ket waktu
Toni menanam biji jarak di kebun
S P O Ket
Berdasarkan predikatnya, kalimat tunggal terbagi atas:
Kalimat nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa
kata benda.
Contoh : Ayahnya seorang pelukis.
Ayahku pegawai kantor pajak.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yag terdiri atas dua pola kalimat
atau lebih. Kalimat majemuk tersusun dari beberapa kalimat
tunggal. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas pertama, kalimat
majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-
klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang
sederajat, misalnya: nenek melirik, kakek tersenyum, dan adik
tertawa. Kedua kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat
majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setara atau
tidak sederajat. Kalimat ini biasanya dihubungkan dengan
konjungsi seperti kalau, ketika, meskipun, dank arena. Misalnya:
kalau nenek pergi, kakek pun akan pergi, nenek membaca komik
ketika kakek tidak ada di rumah. Ketiga, kalimat majemuk
kompleks adalah kalimat majemuk yang terdiri dari tiga klausa
atau lebih di mana ada yang dihubungkan secara koordinatif dan
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya:
1) Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal
kalimat dan merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya
mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa,
dan kalimat.
2) Fungsi kajian sintaksis terdiri dari beberapa komponen. Diantaranya
adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan
3) Aspek-aspek kajian sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat.
4) Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau
lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis
di dalam kalimat. Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya
terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa
berpotensi menjadi kalimat, hanya saja yang membedakan klausa dan
kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri
dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final.
Sedangkan kalimat itu sendiri adalah satuan bahasa terkecil yang
merupakan kesatuan pikiran.
5) Klausa adalah bagian dari kalimat yang berisi subjek dan predikat. Klausa
merupakan satuan bahasa yang memiliki makna dan dapat memenuhi
fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat sehingga terbentuklah sebuah
kalimat sederhana.
6) Kalimat adalah satuan bahasa, berupa kata atau rangkaian kata, yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan maknanya secara lengkap.
13
B. SARAN
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, diharapkan pembaca dapat lebih
Dengan disusunnya makalah “sintaksis” ini kami mengharapkan pembaca
dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat mengetahui sebenarnya
sintaksis itu erat hubungannya dengan bahasa yang kita gunakan. Untuk
makalah ini kami sadar bahwa makalah yang kami susun tidak luput dari
kesalahan oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak yang bersifat mebangun demi lebih baiknya makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA