Anda di halaman 1dari 16

KESANTUNAN WACANA DALAM

PENULISAN ILMIAH

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Satu
yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.

Oleh :
1. FINI WULANDARI (24020115120003)
2. FERI HARDIANTI N. (24020115120019)
3. SITI LUTFIATUL FARIKHA (24020115120020)
4. NURSAIDAH SETYOWATI (24020115120043)
5. ABI MUSA (24020115120027)

JURUSAN BIOLOGI KELAS A


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Kesantunan Wacana dalam Penulisan Ilmiah”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia di Universitas Diponegoro.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs.H.M. Fawzan Ahmad,M.A selaku dosen pengampu pada


mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Teman-teman yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
3. Keluarga yang mendukung dalam penyusunan makalah.
4. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan Makalah
“Kesantunan Wacana dalam Penulisan Ilmiah”, yang tidak dapat
penyusun sebutkan.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


baik teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran sangat penyusun
harapkan unjtuk penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 4 Oktober 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah......................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................2

C. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II KESANTUNAN WACANA DALAM PENULISAN ILMIAH

A Pengertian Wacana ..................................................................................3

B. Macam-macam Wacana ..........................................................................4

C. Teknik Penyusunan Wacana ....................................................................5

BAB III PENUTUP

Simpulan ......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

SOAL .....................................................................................................................11

KUNCI JAWABAN ..............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah


Dalam mengutarakan pikiran ke dalam sebuah tulisan tidak hanya
ditujukan atau dimengerti oleh orang-orang tertentu. Sebuah tulisan atau
wacana harus memiliki keteraturan yang menyangkut masalah letak serta
urutan kalimat satu dengan lainnya. Jika keteraturan tersebut tidak
diperhatikan, pembaca tidak akan dapat menangkap isi atau tema yang ada
dalam sebuah tulisan atau wacana. Dengan kata lain, akan terjadi
kekurangjelasan atau kekaburan isi atau tema. Maka dari itu, sebuah
wacana harus memiliki kesatuan dan kepaduan agar dapat dipahami dan
dimengerti oleh orang lain. Keteraturan menunjukkan adanya relasi
semantik pada suatu wacana.
Pesan yang terdapat dalam wacana dapat diterima oleh pembaca
dengan baik apabila wacana tersebut benar-benar persuatif, pesan wacana
tersebut menarik dan dapat menimbulkan sugesti pada diri pembaca
terhadap isi wacana. Wacana merupakan kesatuan bahasa yang padu dan
utuh. Wacana dibangun oleh pertalian bahasa, mulai dari kata sampai
kalimat, sehingga sudut gramatikal maupun makna akan lebih utuh.
Kegiatan sehari-hari sebagai seorang mahasiswa di dalam
melaksanakan proses perkuliahan tidak lepas dari membuat tugas tertentu
lisan, laporan, makalah, TA, sampai skripsi. Disini kita sering mengalami
kesulitan dalam menyusun kalimat-kalimat, sehingga menjadi paragraf
atau wacana yang baik dan benar. Dimana tujuan utama dari terbentuknya
paragraf yang baik dan benar adalah dihasilkan sebuah karangan atau
karya ilmiah yang baik dan benar yang mampu menyampaikan ide-ide
pokok yang seorang penulis ingin ungkapkan. Sebenarnya ada banyak
kesulitan tentang penulisan wacana yang belum diketahui. Wacana yang
baik adalah wacana yang mampu menyampaikan ide-ide pokok secara
tepat yang seorang penulis ingin mengungkapkan kepada pembaca, serta
mampu membuat pembaca menikmati membaca sebuah karangan atau

1
2

karya ilmiah tersebut dengan penggunaan jenis wacana yang variatif.


Banyak mahasiswa belum mengetahui wacana yang baik dan benar dalam
membuat sebuah makalah. Dari pernyataan-pernyataan di atas, penulis
perlu membahas wacana yang baik dan benar dalam penulisan karya
ilmiah, sehinnga dalam makalah ini penulis menarik judul “Kesantunan
Wacana dalam Penulisan Karya Ilmiah”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wacana ?
2. Apa sajakah macam-macam wacana itu?
3. Bagaimanakah teknik penyusunan masing-masing wacana ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan wacana.
2. Menjelaskan macam-macam wacana.
3. Menjelaskan teknik penyusunan masing-masing wacana.
BAB II
KESANTUNAN WACANA DALAM PENULISAN ILMIAH

A. Pengetian Wacana
Menurut Douglas (dalam Mulyana, 2005: 3), istilah wacana berasal
dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata, berucap. Kata
tersebut kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi wacana.
Kridalaksana (dalam Sinar, 2008: 5) mengatakan bahwa wacana
adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam
bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan
sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang
lengkap.
Menurut Kamus Linguistik Dewan Bahasa dan Pustaka (dalam
Sinar, 2008: 5), wacana diterjemahkan sebagai discourse yaitu unit bahasa
yang lengkap dan tertinggi yang terdiri daripada deretan kata atau kalimat,
sama ada dalam bentuk lisan atau tulisan, yang dijadikan bahan analisis
linguistik.
Menurut J.S Badudu (dalam Eriyanto, 2001: 2), wacana adalah

1. Rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan


preposisi yang satu dengan preposisi yang lainnya, membentuk
satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara
kalimat-kalimat itu;
2. Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di
atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang
tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal
dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.

Menurut Dardjowidjojo (dalam Mulyana, 2005: 1) kajian wacana


berkaitan dengan pemahaman tentang tindakan manusia yang dilakukan
dengan bahasa (verbal) dan bukan bahasa (nonverbal). Hal ini
menunjukkan, bahwa untuk memahami wacana dengan baik dan tepat,
diperlukan bekal pengetahuan kebahasaan, dan bukan kebahasaan (umum).

3
4

Pernyataan itu mengisyaratkan, betapa luas ruang lingkup yang harus


ditelusuri dalam kajian wacana.
Sebagai objek kajian dan penelitian kebahasaan, wacana dapat
diteliti dari berbagai segi. Menurut Baryadi (2003: 15) bahwa analisis
wacana mengkaji wacana baik dari segi internal maupun eksternalnya.
Dari segi internal, wacana dikaji dari jenis, struktur, dan hubungan bagian-
bagian wacana; sedangkan dari segi eksternal, wacana dikaji dari segi
keterkaitan wacana itu dengan pembicara, hal yang dibicarakan dan mitra
bicara.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa wacana
merupakan satuan bahasa terlengkap, terdiri atas deretan kata atau kalimat
yang menyusun suatu bentuk karangan utuh. Lingkup kajian wacana
sangat luas, meliputi kajian dari segi internal (jenis, struktur, hubungan
antar bagian wacana) dan kajian dari segi eksternal ( keterkaitan wacana
dengan pembaca).

B. Macam-macam Wacana
Menurut Iskak dan Yustinah (2008 : 13), macam-macam wacana terdiri
dari :

1. Narasi
Narasi adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau
kejadian yang susul-menyusul sehingga membentuk aur cerita atau
plot. Cerita yag diuraikan tersebut dapat berupa cerita factual
(nonfiksi) yan sesuai dengan kenyataan ataupun cerita fiksi (rekaan).
Selainitu narasi lebih mementingkan rangkaian kejadian secara
kronologis.
2. Deskripsi
Deskripsi ialah jenis karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, merasakan ) segala sesuatu yang dilukiskan
tersebut sesuai dengan citra penulisnya.
5

3. Eksposisi
Eksposisi merupakan karangan yang berisi uraian/paparan/penjelasan
tentang suatu hal atau topik dengan tujuan memberikan informasi atau
pengetahuan kapada pembaca.

4. Argumentasi
Argumentasi berasal dari kata argumen atau alasan. Argumentasi
merupaka jenis karangan berisi alasan-alasan yang kuat untuk
membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan mengemukakan data
dan fakta.

5. Persuasi
Menurut Nina Damayanti (2007:136) , Persuasi adalah bentuk
karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang baik pembaca
atau juga pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

Sesuai dengan penjelasan di atas, macam-macam wacana meliputi


wacana narasi (rangkaian peristiwa kronologis), deskripsi
(penggambaran), eksposisi (paparan atau penjelasan), argumentasi
(pendapat) dan persuasi (bersifat membujuk).

C. Teknik Penyusunan Wacana beserta Contohnya


Menurut Hayon (2007) dalam menulis wacana dibutuhkan beberapa
tahapan, antara lain :
1. Wacana Narasi
Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan tema cerita
b. Menentukan pelaku atau tokohnya
c. Menentukan tujuan
d. Mendaftarkan topik atau gagasan pokok
6

e. Menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara


kronologis atau urutan tempat,waktu dan ruang.
f. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh :
Tersebutlah kisah dua anak manusia yang saling mencintai.
Kehidupan mereka rukun, damai dan saling mengasihi selalu.
Jayaprana nama sang suami dan sang istri bernama Layonsari yang
kebetulan mempunyai wajah cantik. Mereka adalah pegai istana di
sebuah kerajaan di bagian utara Pulau Bali.
Tidak seperti biasanya, pada suatu hari, Raja memenrintahkan
Jayaprana bersama beberapa orang patih kerajaan untuk pergi
berburu menjangan guna upacara keagamaan. Begitu menerima
perintah, Jayaprana pulang ke rumah dengan hati bertanya-tanya, apa
maksud Raja menyuruhnya berburu, sedangkan ia sama sekali tidak
ahli dalam hal itu (Iskak dan Yustinah, 2008 : 13).

2. Wacana Deskripsi
Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
a. Menentukan objek pengamatan
b. Menentukan tujuan
c. Mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
d. Menyusun kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh:

Aprehensi komunikasi merupakan penyakit mental yang berupa


takutnya seseorang untuk berkomunikasi. Penyakit ini biasanya
disebabkan ketidaksiapan mental untuk maju di depan umum. Selain
itu ketidaksiapan fisik juga turut mempengaruhi. Oleh karena itu,
penyakit tersebut harus diupayakan penyembuhannya. Salah satu cara
dengan berlatih dan sering tampil di muka umum (Iskak dan
Yustinah, 2008 : 16).
7

3. Wacana Eksposisi
Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan objek pengamatan
b. Menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi
c. Mengumpulkan data atau bahan
d. Menyusun kerangka karangan, dan
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh:
Merebus Air dengan Sinar Matahari
Merebus air tidak harus dengan api, namun dapat menggunakan
sinar matahari. Caranya, siapkan botol dan cuci hinnga bersih.
Masukan air dalam botol, tutup rapat, dan panaskan di bawah
matahari. Lama pemanasan adalah 6 jam. Setelah 6 jam ambil botol,
kemudian dinginkan sebentar kurang lebih 5 menit. Air siap diminum
(Iskak dan Yustinah, 2008 : 18).

4. Wacana Argumentasi
Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.
a. Menentukan tema atau topik permasalahan,
b. Merumuskan tujuan penulisan,
c. Mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau
pernyataan yang mendukung,
d. Menyusun kerangka karangan, dan
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh:
Para peneliti menemukan bahwa minum teh itu sehat. Sepekan
terakhir, studi dari China dan AS melaporkan temuan tentang manfaat
kesehatan yang diperoleh dari minuman ini.
Dari China, peneliti menemukan bahwa the hijau dapat mencegah
radang lambung kronis. Padahal, radang lambung (grastitis) menahun
disebut-sebut bias memacu kanker lambung. Hal ini berarti minum teh
hijau secara rutin dapat mencegah kanker lambung.
8

Studi di AS menemukan the dapat membunuh virus. Dengan minum


teh, virus yang masuk lewat mulut dapat dinonaktifkan (Iskak dan
Yustinah, 2008 : 20).

5. Wacana Persusasi
Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.
a. Tentukan Topik
b. Tentukan Tujuan
c. Buat Kerangka Paragraf
d. Mengumpulkan Data
e. Menyusun Paragraf
Contoh:
Menggunakan pupuk berbahan dasar kimia memang bias
mempercepat pertumbuhan tanaman dan dapat meningkatkan hasil
panen. Namun, pupuk kimia memiliki dampak negative bagi
lingkungan sekitarnya karena puuk ini bias mencemari lingkungan.
Bahkan, pupuk juga dapat membuat buah-buahan yang dihasilkan
terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang berbaaya bagi tubuh. Oleh
karena itu, tinggalkanlah pupuk kimia dan beralihlah ke pupuk
kompos karena selain harganya murah, pupuk kompos juga aman dan
tidak menimbulkan efek negative bagi buah yang dihasilkan (Nina
Damayanti,2007:137).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, terdiri atas deretan
kata atau kalimat yang menyusun suatu bentuk karangan utuh.

Jenis-jenis wacana meliputi wacana narasi, deskripsi, eksposisi,


argumentasi dan persuasi. Pengertian dari narasi yaitu menceritakan
peristiwa yang di susun secara kronologis, deskripsi yaitu penggambaran,
eksposisi yaitu pemaparan/penjelasan, argumentasi yaitu pendapat atau
opini dan persuasi yaitu bersifat membujuk.

Teknik penulisan wacana secara umum meliputi penentuan tema


atau topik, penentuan tujuan, pengumpulan data pendukung, penyusunan
kerangka karangan dan pengembangan dalam bentuk paragraf.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badudu. J. S. 1984. Sari Kasusastraan Indonesia 2. Bandung: Pustaka Prima.

Brown, H Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. San


Fransisco: Fransisco State University.

Damayanti, Nina.2007.Bahasa Indonesia .Bandung: Grafindo Media Pratama.

Dardjowidjojo, Soenjono. 1986. “Benang Pengikat Wacana”. Dalam Bambang


Kaswanti Purwo (ed.). Pusparagam Linguistik dan Pengajaran
Bahasa. Jakata: Arcan. hal. 70-79.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:


LKIS.

Hayon, Yoseph. 2007.Membaca dan Menulis wacana, Petunjuk Praktis bagi


Mahasiswa. Jakarta : Gramedia

Iskak, Ahmad danYustinah.2008.Bahasa Indonesia Tataran Semenjana untuk


SMK dan MAK kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip


Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sinar, Tengku Silvana. 2008. Teori dan Analisis Wacana. Pendekatan Sistemik
Fungsional. Medan: Pustaka Bangsa Press.

10
SOAL

A. Pilihan Ganda

1. Berikut ini merupakan macam-macam wacana, kecuali…

a. Deskripsi c. Deduksi
b. Narasi d. Argumentasi

2. Wacana eksposisi merupakan wacana yang berisi tentang…

a. Penggambaran suatu objek


b. Bujukan agar pembaca melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis
c. Pendapat atau opini tentang suatu topik
d. Penjelasan atau paparan mengenai suatu topik

3. Aspek paling penting dalam penulisan wacana narasi yaitu…

a. Penggambaran tokoh dalam cerita


b. Panjang cerita
c. Alur cerita
d. Pilihan kata atau diksi yang digunakan

4. Perhatikan paragraf di bawah ini!

Menggunakan pupuk berbahan dasar kimia memang bias


mempercepat pertumbuhan tanaman dan dapat meningkatkan hasil
panen. Namun, pupuk kimia memiliki dampak negative bagi
lingkungan sekitarnya karena puuk ini bias mencemari lingkungan.
Bahkan, pupuk juga dapat membuat buah-buahan yang dihasilkan
terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang berbaaya bagi tubuh. Oleh
karena itu, tinggalkanlah pupuk kimia dan beralihlah ke pupuk
kompos karena selain harganya murah, pupuk kompos juga aman dan
tidak menimbulkan efek negative bagi buah yang dihasilkan.

11
Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang ada dalam wacana…

a. Eksposisi
b. Persuasi
c. Argumentasi
d. Deskripsi

5. Berikut merupakan teknik penyusunan wacana argumentasi kecuali…

a. Merumuskan tujuan penulisan


b. Menentukan objek pengamatan
c. Mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau
pernyataan yang mendukung
d. Menyusun kerangka karangan

B. Essay
Apa yang dimaksud dengan wacana? Jelaskan mengapa mempelajari wacana
penting bagi mahasiswa!

12
KUNCI JAWABAN

A. Pilihan Ganda
1. C
2. D
3. C
4. B
5. B
B. Essay

Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, terdiri atas deretan


kata atau kalimat yang menyusun suatu bentuk karangan utuh.
Mempelajari wacana penting bagi mahasiswa agar mahasiswa
mampu membuat karya tulis yang komunikatif (pesan dalam wacana dapat
diterima pembaca dengan baik) dan menimbulkan sugesti yang baik bagi
pembaca.

13

Anda mungkin juga menyukai