WACANA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Agus Darmuki, M. Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta
salam atas nikmat dan karunia yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Agus Darmuki, M. Pd selaku dosen
pengampuh Bahasa Indonesia, yang telah memberikan kesempatan (lagi) kepada penulis untuk
mengerjakan tugas tentang Wacana Bahasa Indonesia. Tidak lupa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang mengenai wacana masih kurangnya isi dari makalah kami ini mungkin dengan
adanya kritik dan saran dari pembaca kami sangat berterimakasih dan berlapang dada untuk menerima
masukannya.
Tiada gading yang tak retak, maka saya akan berusaha menggabungkan gading tersebut. pepatah
dan tambahannya ini mewakili penulis untuk meminta kritik dan saran bagi kesempurnaan makalah ini
apabila terdapat banyak kesalahan untuk menambah wawasan keilmuan penulis.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kalau kalimat itu adalah unsur pembentuk wacana, maka persoalan kita sekarang apakah wacana
itu, apakah cirri-cirinya, bagaimana ujudnya, atau bagaimana pembentukannya. Berbagai macam definisi
tentang wacana telah dibuat orang. Namun, dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, pada
dasarnya menekankan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan,
pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar
(dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti
wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan
persyaratan kewacanaan lainnya.
Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse”, yang artinya antara lain ”Kemampuan untuk maju
menurut urutan-urutan yang teratur dansemestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran,
baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan
yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti
terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana
tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi
atau terbesar, wacana dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan
persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah
terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana
sehingga isi wacana apik dan benar.
Istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Wacana merupakan satuan
bahasa yang paling besar di gunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut
adalah kalimat, frase, kata dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian bunyi merupakan bentuk kata.
Rangkaian kata membentuk frase dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat
membentuk wacana.
Berikut ini adalah pengertian wacana menurut para ahli:
1) Alwi et.al.
Alwi et.al. (2000:41) menyatakan wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah
makna yang serasi di antara kalimat-kalimat ini.
2) Aminudin
Menurut Aminudin sebagaimana dikutip oleh Sumarlan (2003:9-10) wacana adalah keseluruhan unsur-
unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi.
3) Harimurti Kridalaksana
Kridalaksana (2001:231) mendefinisikan wacana adalah satuan bahasa, dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
4) Samsuri
Menurut Samsuri (1998:1) wacana adalah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa.
Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulis.
5) Jusuf Syarif Badudu
Menurut JS Badudu sebagaimana dikutip oleh Eriyanto (2001:2) wacana adalah rentetan kalimat yang
berkaitan, yang menghubungkan provinsi yang satu dengan yang lainnya, membentuk satu kesatuan,
sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu.
6) Alex Sobur
Sobur (2001:11) menyatakan wacana adalah rangkaian ujar dan rangkaian tidak tutur yang
mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang
koheren, dibentuk oleh unsur segmental dan suprasegmental.
7) Robert E Longacre
Longacre (1983) berpendapat bahwa wacana merupakan suatu rentetan kalimat yang membentuk satu
pengertian yang serasi Dan terpadu, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.
8) Michael Stubbs
Stubbs (1993:4) menyatakan wacana dibentuk dari satuan bahasa di atas kalimat atau klausa, baik lisan
maupun tulis, dengan menggunakan kontak sosial untuk sampai pada pemahaman.
1. kejadian,
2. tokoh,
3. konflik,
4. alur/plot.
5. latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Bandar uang palsu (upal) yang beredar di kawasan Surabaya Timur, Asmat Syaeri 27 diringkus di
rumahnya di kawasan Bulak Banteng Gg Lebar 10A oleh Polsekta Kenjeran, Kamis (20/3). Tersangka
ditangkap setelah menjadi buron hampir setahun. Penangkapan ini berdasarkan informasi dan
pengembangan tiga orang pengedar upal yang telah tertangkap Polresta Surabaya Timur dan Polsekta
Rungkut Ketiga pelaku tersebut, Nurhaji 40, Rohimah 35, dan Hatip 25 ditangkap dua bulan lalu.
Keduanya ditangkap ketika membelanjakan upalnya di toko kawasan Jalan Kapasan. Dari tersangka disita
upal senilai Rp.200.000,00 dalam pecahan Rp.20.000-an.
Sementara Hatip ditangkap Polsekta Rungkut saat membeli rokok dan buah pakai uang palsu di kawasan
Kali Rungkut. Petugas menyita barang bukti upal Rp.2.020.000 serta enam bungkus roko
B. Wacana deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau
memerikan sesuatu.
wacana deskripsi adalah wacana yang melukiskan suatu objek secara mendetail dari berbagai segi,
sehingga objek tersebut dapat dilihat didengar, ataupun dirasakan wacana deskripsi berorientasi pada
objek dan tidak terikat waktu. Wacana deskripsi dinyatakan juga sebagai wacana yang bertujuan
melukiskan, menggambarkan atau memberikan menurut apa adanya.
Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
Irfan sempat setahun meninggalkan bangku sekolah. Setamat SD anak ketiga dari empat bersaudara ini
terpaksa harus turun ke jalan, menjajakan koran di lampu-lampu merah kota Makasar. Ketidakmampuan
orang tua membuyarkan harapannya untuk melanjutkan pendidikan ke SLTP, jenjang yang lebih tinggi
dari ijazah yang dipunyainya.
Di tengah kehilangan pengharapan, dia memperoleh informasi ada sekolah yang bisa member kesempatan
untuk terus belajar. Sekolah itu adalah SLTP Raiders Makasar. Tak banyak persyaratan, tidak mesti
mengeluarkan biaya yang cukup besar, sebagaimana lazimnya di lembaga pendidikan formal lain. Ke
sanalah irfan ditemani orang tuanya.
Kepala SLTP Raiders Makasar, Wahyudin Hakim, S.Pd. M.Hum.menuturkan sedikitnya ada sepuluh
orang anak jalanan yang ditampung di sekolah ini. Tak hanya putus sekolah karena ketidakmampuan
orang tua, tapi hamper semuanya juga sudah menjadi pekerja, mencari uang untuk membantu orang tua.
Kebijakan seperti apa yang diberikan kepada mereka? Wahyu menuturkan tidak ada persyaratan
administratif yang ketat, misalnya harus ada surat pindah atau keterangan lain dari sekolah sebelumnya.
“Kalau sudah menunjukkan ijazah SD yang dimilikinya kita terima. Yang penting mereka bisa
bersekolah.”, tuturnya. Hanya saja menurut Wahyu meski sudah kembali bersekolah tapi semuanya masih
melakukan aktivitas kesehariannya, mencari uang di luar waktu sekolah.
Soal biaya, Wahyu mengatakan, “Kita tidak memberikan beban biaya pendaftaran.”. kebijakan lain SPP
hanya dikenai separo yang besarnya RP. 13.000 per bulan. Itu pun tidak semua mampu membayar, meski
telah diberi keringanan. Menghadapi kenyataan semacam ini, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak.
“Yayasan tidak masalah”, tuturnya.
SLTP Raiders Makasar memang bukan sekolah favorit di kota itu. Terletak di kelurahan Tamamaung,
kecamatan Panaklukang, Makasar, lokasi sekolah ini tidak berada di jalan utama. Bangunan sekolah
berlantai dua seluas 380 meter persegi dibangun di atas lahan seluas 410 meter persegi.
Dibangun pada 1987 kini SLTP Raiders membina 89 siswa yang terdiri atas tiga kelas masing kelas I,
kelas II, dan kelas III. “Ada tiga kelas dipakai dari lima kelas yang ada.”, katanya. Para siswa itu dididik
oleh 13 guru, dua diantaranya guru negeri yang diperbantukan.
Disbanding tahun-tahun sebelumnya, sekolah ini pernah mendidik siswa dalam jumlah yang cukup.
Semua kelas terpakai tidak seperti sekarang, hanya tiga dari lima kelas yang ada. “tahun 1989, kita pernah
punya siswa lima kelas.”, kata Wahyu.
Meski mengalami gelombang surut dalam jumlah siswa, tapi dia masih menyimpan optimisme di tengah
kesederhanaannya. “Saya optimis sekolah ini bisa berkembang.”, katanya. “Apalagi ada kebersamaan di
antara sesame guru.”
C. Wacana eksposisi
Eksposisi berasal dari kata bahasa Inggris exposition yang berarti membuka atau memulai.
wacana eksposisi adalah wacana yang menjelaskan atau memaparkan suatu pokok permasalahan
secara global. Wacana eksposisi merupakan wacana yang bertujuan utama untuk memberitahu,
mengupas menguraikan, dan menerangkan sesuatu. Dalam wacana eksposisi sesuatu yang
dikomunikasikan itu berupa data faktual, suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap
seperangkat fakta, mungkin berupa fakta mengenai seseorang yang berpegang teguh pada suatu
pendirian yang khusus.
Wacana eksposisi tidak terikat oleh waktu. Wacana eksposisi tidak mementingkan waktu dan pelaku
tujuan utama wacana eksposisi adalah tercapainya tingkat pemahaman terhadap pokok
permasalahan.
Metode yang dapat digunakan dalam menulis wacana eksposisi yaitu metode definisi.metode definisi
merupakan metode dasar dari semua penulisan yang bertujuan menjelaskan.
Sebanyak 44 guru SD Islam se-Sidoharjo selama tiga hari melakukan pelatihan guna meningkatkan
profesionalitas dan pengelolaan proses belajar-mengajar. Pelatihan yang dilakukan Konsorsium
Pendidikan Islam (KPI) bekerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Alfalah (YDSF) ini, dilakukan
bertahap. Untuk awal minggu ini pelatihan diprioritaskan pada guru IPA.
Saifullah, seorang pengurus KPI usia pembukaan pelatihan mengatakan perlunya pelatihan dikarenakan
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah Islam mulai berkurang. Selain itu, belum terjadinya
komunikasi yang baik antarsekolah Islam.
“Melalui pelatihan ini semua guru SD Islam yang ada akan dihadapkan pada kesamaan konsep
pengajaran dengan landasan Islam,” jelasnya. Ini mencontohkan bila selama ini seorang guru yang
mengajar keilmuan misalnya fenomena gerhana matahari selalu dilihat dari sisi ilmiah saja. “Dengan
pelatihan guru SD Islam ini, setidaknya nanti fenomena alam seperti gerhana matahari akan diwarnai
dengan sudut ilmu keislaman,” papar Saifullah.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sidoharjo, Tafrani SH dan
Penilik Pendidikan Agama Islam dari Departemen Agama, Bashori.
D. Wacana argumentasi
Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan data-
data sebagai bukti, dan bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap kebenaran ide atau gagasan.
wacana argumentasi merupakan seni mempengaruhi orang lain melalui media wacana penalaran agar
orang lain percaya atau bertindak sesuai dengan yang diinginkan titik wacana argumentasi
menekankan pada logika, sedangkan wacana persuasi menekankan emosi.
Sekarang ini kita lihat ada yang bertindak membabi buta. Jauh dari semangat reformasi. Di dalam tubuh
bangsa ini banyak orang yang bukan minta maaf dalam berbuat dosa dan kesalahan, tetapi malah justru
meningkatkan perbuatan dosanya itu dengan berlipat ganda dari waktu ke waktu.
Keadaan semakin gawat dan semakin tertutup sulit dideteksi. Tindakan mereka itu menunjukkan kalau
mereka semakin merasa tidak berdosa untuk berbuat kedhaliman yang luar biasa jahatnya. Kata-kata saya
ini merujuk pada orang yang menjadi dalang kerusuhan-kerusuhan yang tidak pernah kapok
menumpahkan darah anak-anak bangsanya sendiri di berbagai wilayah dan daerah di negara kita. Ini
betul-betul sebuah kemunduran yang sangat serius dari sifat kemanusiaan bangsa kita sebagai sebuah
bangsa besar, bangsa Indonesia.
Beberapa waktu ini saya pergi ke Jakarta di Wisma Ahmad Yani di dekat Taman Suropati. Di sana
dikumpulkan tokoh-tokoh Nasional. Karena saya memang pernah mengatakan kala ada sebuah usulan
yang bagus, inisiatif yang baik, darimanapun datangnya maka seperti ajaran Muhammadiyah kita harus
mendatangiya. Nah pertemuan malam itu namanya pertemuan tokoh Ciganjur Plus yang terdiri dari Sri
Sultan HB X, Abdurrahman Wahid, Megawati, Amin Rais, Jenderal Wiranto, Setiawan Jodi, Jenderal SB
Yudhoyono, Nurcholis Majid dan lain-lain.
Saya mengatakan kepada Jenderal Wiranto bahwa saya ini sebagai anggota masyarakat yang awam dan
tidak ahli dalam bidang intelijen, bukan ahli asalah hankam, tetapi sebagai orang awam pun sayan
prihatin melihat seluruh kejadian kerusuhan dan seluruh ledakan sosial yang terjadi di negeri ini yang
telah menumpahkan banyak darah sesama anak bangsa. Modus operandinya lebih kurang sama dan selalu
mirip. Saya katakan pada Pak Wiranto bahwa kejadian di Banyuwangi berlanjut ke Semanggi ke
Ketapang.
Ke Kupang kembali ke Lohksumawe Aceh, ke Krawang kemudian sekarang di Ambon Maluku dan nanti
entah di mana lagi itu jelas ada pemegang skenarionya ada barisan provokatornya, ada barisan pelakunya,
ada dalang-dalangnya dan lain-lain. Kemudian saya katakan ini bukan pekerjaan orang biasa. Bukan
pekerjaan orang-orang kampong yang buta huruf atau orang-orang tidak terdidik. Tetapi, semua ini
dilakukan orang-orang terlatih dengan baik yang terorganisir dengan baik dan terkondisi dengan baik pula
dan ada pendanaan yang baik pula. Bukan dilakukan oleh Paijo dan Paijem yang buta huruf itu. Tetapi ini
jelas dilakukan dalam scenario yang sistematik.
E. Wacana persuasi
Kata persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam bahasa Inggris bentuk kata
persuasion diturunkan dari kata to persuade yang berarti membujuk atau meyakinkan. wacana
persuasi adalah wacana yang berisi rayuan, ajakan himbauan atau harapan. Wacana persuasi
bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu yang diinginkan.wacana persuasi
berorientasi pada waktu sekarang dan yang akan datang. Wacana persuasi disebut juga sebagai
wacana hortatori.
wacana persuasi berusaha mencapai suatu persetujuan atau penyesuaian kehendak penulis dengan
pembacanya. dalam struktur penulisan, wacana persuasi kadang-kadang menggunakan bentuk
wacana argumentasi, tetapi diksinya berbeda. diksi dalam wacana persuasi mencari efek tanggapan
emosional.Diksi dalam wacana persuasi bertujuan untuk membangkitkan emosi atau perasaan
pembaca.
Untuk mengembangkan (penulisan) wacana persuasi agar efektif, ada alat-alat persuasi yang bisa
dimanfaatkan:
1. Bahasa
Bahasa digunakan untuk mempengaruhi merayu, dan membujuk orang lain agar bersedia menuruti
kehendak si penulis atau pembicara.
2. Detail
detail dalam wacana persuasi merupakan uraian terhadap ide pokok sampai ke bagian yang sekecil-
kecilnya dalam mendukung tujuan persuasi.
3. Nada
Dalam wacana persuasi yang dimaksud dengan nada ialah nada pembicaraan, yaitu berkaitan dengan
sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya.
4.Pengaturan (Organisasi)
Organisasi dalam wacana persuasi yaitu sebagai pengaturan detail. Pengaturan detail dalam wacana
persuasi ialah menggunakan prinsip mengubah keyakinan dan pandangan.
5. Kewenangan (authority)
dalam konteks wacana persuasi merupakan "penerimaan dan kesadaran" pembaca terhadap penulis
atau pengarang.
Pengobatan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan, sudah lama dikenal masyarakat.
Keahlian meracik atau membuat ramuan yang sering disebut jamu ini adalah salah satu warisan nenek
moyangyang harus terus kita gali dan kembangkan.
Karena itu sentra-sentra pengobatan alternative, terutama yang menggunakan bahan-bahan alami seperti
tanaman obat keluarga (Toga) harus dibina, dikaji dan diteliti sejauh mana manfaatnya bagi kesehatan
masyarakat, demikian dikatakan Prof Dr. dr PG Konthen, Ketua Sentra P3T (Penelitian, Pengembangan
dan Penggunaan Obat Tradisional).
Kepada Surya seusai meresmikan Warung Toga 2 Dayang Sumbi di Desa Puri, Mojokerto, Kamis (8/5)
lalu, Prof Konthen menyatakan menggunakan obat-obat tradisional seperti Jamu Toga, semakin diminati
masyarakat. Karena itu, lanjut dia, P3T berkewajiban melakukan pendekatan dan pembinaan pada sentra
pengobatan tradisional, guna meneliti apakah pengobatan yang dilakukan memang berkhasiat baik dan
aman.
Ia menjelaskan bila pengobatan menggunakan bahan alami ini ternyata dicari banyak orang, karena
mereka merasakan khasiatnya dan tidak ditemukan efek samping maka produk tersebut bisa diangkat ke
permukaan dan direkomendasikan menjadi obat alternatif di samping obat modern atau kimia. “Tetapi
tentu saja obat itu harganya harus dapat dijangkau masyarakat atau tidak lebih mahal dari obat-obatan
modern,” kata Kothen.
Bila obat alternatif itu lebih mahal dari obat-obatan modern, meskipun khasiat atau kegunaannya dicari
masyarakat maka perlu dilakukan pendekatan agar produsen mau memikirkan harganya bisa dijangkau
masyarakat. Sebab tujuan orang beralih ke pengobatan alternative salah satunya memperoleh pengobatan
dengan harga lebih murah daripada dating ke dokter atau beli obat di apotik. “Kalau lebih mahal dari
pengobatan modern, untuk apa,” ujar Kothen.
2.5 KESIMPULAN
Wacana adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis. Dalam
wacana setiap unsur-unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan. Berdasarkan bentuk atau
jenisnya, Wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.
a. Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi
dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.
b. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan,
perasaan, dan pengalaman penulisnya.
c. Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan)
sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
d. Argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang
disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
e. Persuasi ialah wacana yang bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan
sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala upaya yang
memungkinkan penerima pesan terpengaruh
2.6 SARAN
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan itu
dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi.
Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.
DAFTAR PUSTAKA