Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SATUAN-SATUAN GRAMATIK DALAM BAHASA LAMPUNG

Dosen Pengampu:
1. Dr. Farida Ariyani, M.Pd
2. Yinda Dwi Gustira, M.Pd

Mata Kuliah Morfologi

Disusun Oleh :
Serly Ferdila 2113046014
Anggun Putriani 2113046008
Winda Mahera 2113046072
Ali Nurfaif 2113046074
Zakya Shofia Idaman 2113046040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan nikmat-
Nya serta selalu memberikan keselamatan kepada kita semua. Sholawat serta salam
marilah senantiasa kita lantunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, yang telah
membimbing kita dan memberikan petunjuk bagi umatnya agar senantiasa beribadah
kepada Allah Swt. Kami merasa bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah MORFOLOGI. Kami ucapkan terimakasih
kepada ibu Dr. FARIDA ARIYANI, M.Pd dan ibu YINDA DWI GUSTIRA, M.Pd
yang senantiasa memberikan arahan dan ilmunya kepada kami semua. Kami berharap
agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan pembaca mengenai ANALISIS SATUAN-SATUAN GRAMATIK
DALAM BAHASA LAMPUNG. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata sekiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi teman-
teman untuk dapat mempelajari serta memahami tentang materi yang telah kami buat.
Sekian terima kasih.

Bandar Lampung, 24 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Satuan-satuan Gramatik Dalam Bahasa Lampung………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara struktural, bahasa merupakan entitas yang dapat dipertatarkan. Dengan
kata lain, ia memiliki hierarki (Ramlan, 1985:40). Pike dan Pike (1977:1) menyebutkan
terdapatnya tiga hierarki dalam bahasa, yakni hierarki referensial, hierarki fonologis,
dan hierarki gramatikal. Hierarki gramatikal merupakan hubungan antara satuan-satuan
gramatikal, yang satu merupakan bagian dari yang lebih besar (Kridalaksana, 1984:66),
dalam arti bahwa satu morfem atau lebih saling bergabung untuk membentuk kata,
beberapa kata saling bergabung untuk membentuk frasa, beberapa frasa saling
bergabung untuk membentuk klausa, dan beberapa klausa bergabung satu sama lain
untuk membentuk kalimat.

Berkaitan dengan hierarki gramatikal ini, Ramlan (1985:22) membaginya


menjadi enam tingkat yang dia sebut satuan gramatikal, yaitu satuan morfem, kata,
frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Satuan kata dan morfem dikaji dalam morfologi;
sedangkan satuan wacana, kalimat, klausa, dan frasa dikaji dalam sintaksis. Selanjutnya,
dalam kajian sintaksis terdapat tiga tataran sebagaimana dikemukakan oleh Verhaar
(1988:70), yaitu fungsi sintaksis sebagai tataran atas, kategori sebagai tataran
menengah, dan peran sebagai tataran bawah. Tulisan ini bertali-temali dengan deskripsi
hierarki gramatikal itu beserta analisisnya.

B. Rumusan Masalah

Menganalisis Satuan-satuan Gramatik yang Berkaitan Dengan Bahasa Lampung


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Contoh Satuan-satuan Gramatik Dalam Bahasa Lampung

Pengertian Satuan Gramatik

Satuan gramatikal adalah unsur-unsur pembentuk bahasa yang memiliki arti baik
secara gramatika maupun leksikal. Apa yang dimaksud dengan arti gramatikal adalah
arti yang akan berubah sesuai konteks (imbuhan, partikel, dsb). Sedangkan arti leksikal
adalah arti yang tetap sesuai dengan pengertian yang telah ditentukan (berdasarkan
kamus).

Satuan-satuan gramatikal meliputi: morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, wacana


yang akan dibahas pada pemaparan di bawah ini.

 Morfem
Morfem adalah unsur terkecil dari bahasa yang secara individual mengandung
pengertian dalam ujaran suatu bahasa (Hockett, dalam Dhanawaty, dkk, 2017,
hlm. 48). Lalu seperti apa wujud dari morfem? Dapat berupa partikel seperti: -
lah, -kan, -ku, -kah atau afiks (imbuhan) seperti: me-, pen-, ber-, -an, ke- -an,
dsb.
Realisasi dalam bahasa lampung :
Morfem=nge,an,se-an,ke-an.
Contoh= ngegulai (nge) ukhauan (an) jetungan(an)kedemonan(ke-an)
 Kata
Kata adalah satuan gramatikal bebas yang paling kecil (Bloomfield, dalam
Dhnawaty, dkk, 2017, hlm. 56). Kata dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk
suatu makna bebas. Kata merupakan dua macam satuan, yakni satuan fonologik
(bunyi) dan satuan gramatik.
Realisasi dalam bahasa lampung :
Mejong,sungi,mengan.
 Frasa
Frasa adalah gabungan kata yang setidaknya terdiri dari dua kata dan bersifat
nonpredikatif atau tidak ada predikat di dalamnya.
Realisasi dalam bahasa lampung :
Tikham niku, Haga lapah.
 Klausa
Sementara itu, klausa adalah gabungan kata yang setidaknya terdiri dari dua kata
dan telah memiliki subjek dan predikat. Sekilas klausa juga tampak sama seperti
kalimat, namun berbeda. Klausa tidak memiliki intonasi akhir seperti: tanya,
perintah, maupun berita (keterangan).
Realisasi dalam bahasa lampung :
Kajong lagi disabah.

Bentuk Tunggal dan Bentuk Kompleks


 Bentuk tunggal adalah satuan gramatik yangtidak terdiri dari satuan yang lebih
kecil lagi.
Contoh dalam bahasa lampung :
bentuk tunggal = lapah,kukhsi.
 Bentuk kompleks adalah satuan yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil
lagi.
Contoh dalam bahasa lampung :
bentuk kompleks=dila majak way.

Satuan Gramatik Bebas Dan Terikat

 Satuan gramatik bebas atau satuan bebas adalahsatuan gramatik yang dapat
berdiri sendiri dalam tuturan biasa.
Contoh dalam bahasa lampung :
kughsi, mija, lamban, sepida
 Satuan gramatik terikat atau satuan terikat adalahsatuan gramatik yang tidak
dapat berdiri sendiri.
Contoh dalam bahasa lampung :
nge,ke-an,se-an
ngegulai,kedemonan,sekayunan.
 Satuan yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik
tidak memiliki sifat bebas, namun satuan ini tidak dapat dimasukkan ke dalam
golongan afiks maupun klitik, karena satuan-satuan ini mempunyai sifat
tersendiri, yaitu dapat dijadikan bentuk dasar. Karena itu satuan-satuan ini
merupakan golongan tersendiri, yang disebut pokok kata.
Contoh dalam bahasa lampung :
1. Anjak sabah
2. Anjak mit sabah
Satuan anjak klihatanya terikat pada satuan pasagh,tetapi dengan adanya frasa
anjak mid pasagh , anjak secara gramatik dapat dipisahkan dengan pasagh.

REALISASI SATUAN TUNGGAL GRAMATIK:


1. Sepeda baru: se-pe-da ba-ru
2. Makan nasi: ma-kan na-si
3. Jalan kaki: ja-lan ka-ki
4. Naik mobil: na-ik mo-bil
5. Anak baik: a-nak ba-ik

REALISASI SATUAN KOMPLEKS GRAMATIK:


1. Berkunjung ke rumah nenek
2. Bermain sepakbola di tanah lapang kampung
3. Ayah sedang berbincang dengan paman di teras depan rumah kami
4. Kemarin, kami sempat bertamu ke rumahnya.
5. Para mahasiswa tengah berdiskusi di ruang kelas itu.
Morfem, Morf, Alomorf, dan Kata
 Morfem adalah satuan gramatik terkecil dari kata
 Morf adalah beberapa struktur fonologik pada satu morfem.
 Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi
mempunyai fungsi dan makna yang sama
 Kata adalah satuan bebas terkecil

Satuan yng mempunyai struktur fonologik dan arti atau makna yang sama
merupakan morfem.

Contoh=satuan WARNA dalam BERWARNA,kawai ina BERWARNA


suluh,meupakan satu morfem.

Morfem fonologik yang sama


Contoh=ngeni,ngebabang,ngeguwi

Struktur fonologik yang berbeda


Contoh=NGINJUK merupakan aloform dari NGE,tapi tidak dapat dijelaskan
secara fonologik.

Morfem zero
Contoh :
ia memakai bedak (me-n)
Ia makai bedak (morfem zero)

Prinsip – prinsip Pengenalan Morfem

 Struktur fonologi yang sama itu mempunyai arti yang berhubungan


Contoh :
yo ngemakai celano
celano sai yo pakai caghik
Kedua morfem celano merupakan morfem yang sama karna meiliki arti yang
berhubungan,dan distribusi yang berbeda

 Struktur fonologi yang sama itu mempunyai arti yang berhubungan


Contoh :
Ia memakai selop
Selop sai ia pakai helau
Kedua morfem SELOP merupakan morfem yang sama karna meiliki arti yang
berhubungan,dan distribusi yang berbeda
 Morfem unik
Contoh : Tua Bangka : satuan bangka hanya dapat berabung dengan tua.
 Satuan yang dapat dipisahkan
Contoh : lelapahan berasal dari satuan le-lapah-an

Hirarki Bahasa

Dicari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil dari pada satuan yang
diselidiki.

Contoh dalam bahasa lampung :

 Berkelijungan
Satuan yang satu tingkat lebih kecil ialah kelijungan, jadi terdiri dar ber-dan
kelijungan. Selanjutnya satuan yang satu tingkat lebih kecil, yaitu lijungan,
terdiri dari an-dan lijung.
 Faktor arti atau makna
Contoh: kata Kanik'an, jika dari satuan Kanik'an dan satuan -an tidak mungkin,
karna makna kanik adalah makan.sedangkan Kanik'an adalah makanan.Jadi
Kanik'an terdiri dari ka-an dan kanik.
 Satuan yang satu tingkat lebih kecil daripada yang diselidiki
Contoh : Berputaran
Satuan yang satu tingkat lebih kecil ialah putaran,jadi terdiri dari ber-putaran,
selanjutnya satuan yang satu tingkat lebih kecil yaitu,putaran yang terdiri dari
putar dan an
 Faktor arti dan makna
Contoh : BERDONGENG,jika satuan dongeng dan satuan -ber tidak mungkin,
karna makna berdongeng adalah orang yang melakukan dongeng / cerita, dan
dongeng adalah suatu cerita, jadi BERDONGENG terbentuk dari BER dan
DONGENG.

Bentuk Asal dan Bentuk Dasar

 Bentuk asal adalah satuan yang paling kecil yang menjadi asal sesuatu kata
kompleks
Contoh dalam bahasa lampung :
Kedemonan-demon
Kekeloman-kelom
Kebetohan-betoh
Kedawahan-dawah
Kepandaian - pandai
Kelioman - liom
Keughikan - ughik
Kebalakan - balak
Kekhenikan-khenik
Kebetikan-betik
 Bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar
bentukan bagi satuan yang lebih besar.
Contoh dalam bahasa lampung :
Kekanian-kanik'an
Kedemonan-demon
Kesaki'an-sakik'an
Kebetongan-betongan
Kehawosan-hawosan
Kepettoghan-pettohan
Kelunikan – lunikan
Keughikan - ughikan
Kebalakan – balakan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Satuan-satuan yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatik
disebut satuan gramatik. Satuan gramatik itu dapat berupa kalimat, klausa, frasa, kata,
morfem. Satuan gramatik berupa morfem, misalnya ber-, ke, ke-an, -wan, maha-, jalan,
akan, rumah, datang, sedang, baca, baru, mungkin berupa kata misalnya rumah,
membawa, diketahui, lempar lembing, mereka, dari, mungkin juga berupa frasa,
misalnya akan datang, kerumah teman, akan minum, sudah sehat, sehat sekali.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun serta bersifat relevan demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi bacaan yang memberi
manfaat, pemahaman, dan pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Kridalaksana, Harimurti Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT


Gramedia Utama.

Kridalaksana, Harimurti Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka.

Ramlan, M Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono Ramlan, M


Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset

http://novilovemama.blogspot.com/2014/10/morfologi-satuan-gramatik.html

http://iffatunnavisah.blogspot.com/2016/01/satuan-satuan-gramatik.html#.YhZZ2uhBy5c

Anda mungkin juga menyukai