Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mata kuliah Morfologi

Dosen pengampu:
Dr. Farida Ariyani, M.Pd.
Yinda Dwi Gustira, M.Pd.

Di susun oleh :
Abdul Salam Munzir 2113046081
Ferdy Febrinandy Misbah 2113046051
Putri Anyelir 2113046067
Putri Helvi Melita Ananda 2113046065
Yanti Sriwulandari 2113046073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Morfologi. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada kita para pembaca dan juga bagi penulis tentang
morfem.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Farida Ariyani, M.Pd. dan Yinda Dwi Gustira,
M.Pd. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 5 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………...

1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SATUAN-SATUAN GRAMATIK……………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………….

3.2 SARAN……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara etimologi, kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan kata logi
yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam
kajian linguistik, morfologi berarti cabang ilmu bahasa yang seluk-beluk bentuk kata dan
perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas kata.

Manusia adalah satu-satunya spesies yang memiliki bahasa. Ini membawa kita pada
linguistik, atau studi tentang bahasa dan strukturnya. Morfologi merupakan pengatur dan
penghubung dari unit-unit bermakna terkecil dalam suatu bahasa.

Setiap bahasa manusia bergantung pada suara. Ketika suara tertentu digabungkan dengan cara
tertentu, kata, frasa, dan akhirnya kalimat dapat dibuat. Seperti itulah cara pesan dikirim dan
diterima.

Untuk memahami morfologi, Anda perlu mengetahui istilah morfem, yang merupakan unit
terkecil dari sebuah kata dengan makna. Morfem lebih dari sekadar huruf. Ketika sejumlah
huruf disatukan menjadi satu bagian kata yang sekarang memiliki arti, maka Anda memiliki
morfem

Dalam bahasa linguistik bahasa Arab, morfologi ini disebut tasrif, yaitu perubahan suatu
bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentuk untuk mendapatkan makna yang
berbeda (baru). Tanpa perubahan bentuk ini, maka yang berbeda tidak akan terbentuk
(Alwasilah, 1983:101). Dalam morfologi terdapat satuan-satuan gramatik sebagai pendukung
ilmu linguistic yag mempelajari seluk-beuk bentuk kata.
2.1. Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang ada di atas, maka kami dari tim penyusun makalah ingin
membahas beberapa hal untuk menjelaskan masalah-masalah tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud morfem?

2. Apa yang dimaksud morf?


3. Apa yang dimaksud alpmorf?
4. Apa saja jenis morfem?
5. Bagaimana prinsip pengenalan morfem?

3.1. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah penulisan yang sudah disebutkan, maka kami sebagai tim penyusun
makalah bertujuan agar dapat mempeajari dan memahami satuan-satuan gramatik
1. Dapat mempelajari dan memahami tentang morfem.

2. Dapat mempelajari dan memahami tentang morf.


3. Dapat mempelajari dan memahami tentang alpmorf.
4. Dapat mempelajari dan memahami tentang jenis morfem?\.
5. Dapat mempelajari dan memahami tentang prinsip pengenalan morfem.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MORFEM

Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti
membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat
membedakan arti.

Morfem merupakan unit terkecil dari tata bahasa yang memiliki arti. Morfem tidak dapat
dibagi menjadi bentuk yang lebih kecil dari bahasa lagi. Dalam tata bahasa Inggris, morfem
berfungsi untuk membedakan bentuk jamak (plural), mengatakan masa lalu (past tense), dan
sebagainya. Grammar tradisional tidak mengakui konsep atau morfem jangka, morfem karena
unit tidak dalam sintaks, dan tidak semua morfem memiliki makna filosofis

Berikutnya pendapat menurut Keraf, ”Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam
pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya”. (Keraf, 1984). Berdasarkan pendapat
ini dapat disimpulkan bahwa morfem adalah unsur terkecil dari bahasa yang dapat
membentuk kata dan memiliki arti yang jelas.

Contoh morfem dalam bahasa Lampung:

A.(nga-) pada kata /alegh/ menjadi/ngalegh/

B.(nga-)pada kata /kawil / k melebur menjadi /ngawil/

C.(nga-) pada kata /ajagh/ menjadi /ngajagh/

D.(nge-) pada kata /liak/ mnjadi /ngeliak/

E.(nge-)pada kata /takon/ mnjadi /ngetakon/

F.(ng-)pada kata /inum/ menjadi /nginum/

G.(ng-)pada /ughau/ menjadi /ngughau/

Alamat: pesisir banding kec.rajabasa kab.lam-sel


2.2 PENGERTIAN MORF

Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata
kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men-
adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi,
sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.

Morf ini berupa imbuhan yang menyatu dengan morfem bebas. Menurut pendapat Odien R,
“Morf adalah anggota dari suatu morfem yang belum ditentukan distribusinya atau wujud
konkret atau wujud fonemis dari suatu morfem. (Odien.R ,147:2004).

Contoh dalam bahasa Lampung:

A.(be-) pada kata /ghepos/ menjadi /beghepos/

B.(be-)pada kata /betik/menjadi /bebetik/

C.(nge-)pada kata /guwai/ menjadi /beguwai/

D.(bu-)pada kata /balah/ menjadi /bubalah/

E.(bu-) pada kata /pattun/ menjadi /bupattun/

F.(i) pada kata / nutuk/ menjadi /nutuki/

Alamat: pesisir banding kec.rajabasa kab.lam-sel

2.3 PENGERTIAN ALOMOFT

Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah
diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam
penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua,
atau enam buah. Contohnya, morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.

Contoh dalam bahasa Lampung:

A.(nge-) pada kata /ghepa/ menjadi /ngeghepa/

B.(nge-) pada kata /keni/ huruf /k/ melebur menjadi/ngeni/

C.(nga-) pada kata /kayun/ huruf /k/ melebur menjadi /ngayun/

D.(nga-) pada kata /kaca/ menjadi /ngaca/


E.(nga-) pada kata /atogh/ mnjadi /ngatogh/

F.(ng-) pada kata /ikok/ menjadi / ngikok/

G.(nge- pada kata /kilu/ menjadi /ngekilu/\

Alamat: pesisir banding kec.rajabasa kab.lam-sel

2.4 JENIS MORFEM

1. Morfem bentuk tunggal dan bentuk kompleks

• Morfem yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi disebut bentuk
tunggal. Contohnya dalam bahasa Lampung:

A./hawi/artinya bambu D./bulung/ artinya daun

B./batu/ artinya batu E./selop/ artinya sendal

C./sipin/ artinya piring F./kasogh/artinya kasur

• Morfem yang terdiri dari satuan – satuan yang lebih kecil lagi disebut bentuk
kompleks. Contoh dalam bahasa Lampung:

A./lelapahan/artinya berpergian

B./seseghahan/artinya seserahan( bingkisan untuk calon istri/tunangn)

C./jejama/ artinya bersama

Alamat: pesisir banding kec.rajabasa kab.lam-sel

2. Morfem bebas dan morfem terikat

• Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti
tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong
sebagai morfem bebas.

Contohnya dalam bahasa Lampung:

A.mengan D.midogh G.handak

B.lijung E.lapah

C.cakak F.sungi
• Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu terikat pada satuan
lain disebut morfem terikat atau satuan terikat.

A./juang/ diberi imbuhan (ber-) mnjdi /berjuang/

B./balah/ diberi imbuhan (bu) mnjadi /bubalah/

C./guwai/ diberi imbuhan (nge-ko)menjadi /ngeguwaiko/

D./kupi/ diberi imbuhan (ng-) dengan huruf /k/ melebur menjadi /ngupi/

Alamat: pesisir banding kec.rajabasa kab.lam-sel

 Afiks pada bagian prefiks

Contoh dalam bahasa Lampung:

A.nge-guna-ko artinya menggunakan dengan awalan (nge- ) dam akhiran (-ko)

B.le-lapah-an artinya berpergian dengan menggunakan awalan (le-) dan


akhiran (-an)

C.ke-betoh- an artinya kelaparan dengan awaan (ke-) dan akhiran (-an)

D.nge-kilu artinya meminta dengan awalan (nge-)

Alamat: pesisir banding kec.rajabasa kab.lam-sel

A. Ke – sakik – an, yang artinya kesakitan, dengan awalan (Ke-) dan akhiran
(-An)

B. Ke – lunik – an , yang artinya kekecilan, dengan awalan (Ke-) dan akhiran


(-An)

C. Nge- ghasa – ko, yang artinya merasakan, dengan awalan (Nge-) dan
akhiran (-Ko)

D. Nge- balak – ko, yang artinya membesarkan, dengan awalan (Nge-) dan
akhiran (-Ko)

Alamat : Pringsewu Selatan, Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu

 Afiks pada bagian infiks


Infiks atau sispan adalah salah satu dari jenis-jenis imbuhan yang diletakkan di
tengah bentuk dasar. Contoh infiks adalah –el-, -em-, dan –er-.
contoh dalam bahasa lampung
(er) pada kata pering yang artinya bambu
(el) pada kata belango yang artinya wajan/kuali
(el) pada kata kelabai.yang artinya induk
(em) pada kata kemeter yang artinya gemetar
(er) pada kata gerubak yang artinya gerobak
(em) pada kata lemaweng yang artinya harimau
Alamat: terbanggi besar, Kec.terbanggi besar, Kab Lampung tengah

3. Bentuk Asal dan Bentuk Dasar

• Bentuk asal adalah satuan yang paling kecil yang menjadi asal sesuatu kata
kompleks. Contoh dalam bahasa Lampung:

Kepedeman, bentuk asal pedem yang artinya ketiduran

kebangikan, bentuk asal bangik yang artinya keenakan

Bebalahan, bentuk asal balah yang artinya berbicara

Alamat: terbanggi besar, Kec.terbanggi besar, Kab Lampung tengah

• Bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi
dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar.

Guwaian, bentuk asal guwai, sedangkan bentuk dasar guwaian yang artinya
buatan

Setujeu, bentuk asal tujeu, sedangkan bentuk dasar setujeu yang artinya setuju

Alamat: terbanggi besar, Kec.terbanggi besar, Kab Lampung tengah


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPUAN

Dalam bahasa linguistik bahasa Arab, morfologi ini disebut tasrif, yaitu perubahan suatu
bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentuk untuk mendapatkan makna yang
berbeda (baru). Tanpa perubahan bentuk ini, maka yang berbeda tidak akan terbentuk
(Alwasilah, 1983:101). Dalam morfologi terdapat satuan-satuan gramatik sebagai pendukung
ilmu linguistic yag mempelajari seluk-beuk bentuk kata.

3.2 SARAN

Kepada pembaca dan penulis diharapkan agar dapat mempeajari, memahami dan menerapkan
pembelajaran mengenai satuan-satuan gramatika agar dapat menggunakan kata dengan baik
dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.

Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Ramlan, M. 1985. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono

Ramlan, M. 1991. Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset

Parera, Jos Daniel. (1988). Morfologi. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai