Kelompok 3
Table of contents
01 Pengertian dan
jenis bentuk
02 Pembagian kata
dan frasa
kata
03 Pengertian dan
jenis makna
04 Pergeseran dan
perubahan
kata makna kata
Anggota Kelompok 3
1. Tiara Azzahra
2. Siska Laila Desri
3. Salsabilla Puteri
4. Suchi Sakura Maharani
5. Adristi Marva
6. Lailatul Badriyah
7. Aisya Al Azizah
8. Putri Rahayu
Apa itu bentuk kata ???
Fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional,
artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem juga dapat
dibatasi sebagai unit bunyi yang bersifat distingtif atau unit bunyi yang signifikan. Dalam
hal ini perlu adanya fonemisasi yang ditujukan untuk menemukan bunyi-bunyi yang
berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut. Dengan demikian fonemisasi itu
bertujuan untuk :
1. Menentukan struktur fonemis sebuah bahasa, dan
2. Membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.
Untuk mengenal dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional atau
fonem, biasanya dilakukan melalui “ kontras pasangan minimal”. Dalam hal ini pasangan
minimal ialah pasangan bentuk-bentuk bahasa yang terkecil dan bermakna dalam sebuah
bahasa (biasanya berupa kata tunggal) yang secara ideal sama, kecuali satu bunyi
berbeda. Sekurang-kurangnya ada empat premis untuk mengenali sebuah fonem, yaitu :
1. Bunyi bahasa dipengaruhi lingkungannya
2. Bunyi bahasa itu simetris
3. bunyi bahasa yang secara fonetis mirip, harus digolongkan ke dalam kelas fonem yang
berbeda
4. bunyi bahasa yang bersifat komplementer harus dimasukkan ke dalam kelas fonem
yang sama.
B. Morfem
Secara umum morfem adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih
memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Sedangkan menurut Abdul
Chaer morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.
Pembagian Morfem
1. Berdasarkan posisi, yakni penempatannya terdiri atas,
a. Morfem prefiks (awalan) : di, ber-, me-, ke-, ter-b.
b. Morfem infiks (sisipan) : -el, -er, -emc.
c. Morfem Sufiks (Akhiran) : -kan, -an, -Id.
d. Morfem gabungan : ber-an, di-kan, me-kane.
e. Morfem Konfiks : per-an, ke-an2.
2. Berdasarkan distribusi, terdiri atas
a. Morfem bebas
morfem yang terdiri dari kata yang bisa berdiri sendiri, dapat diucapkan tersendiri, dan dapat
diletakkan dalam hubungan kalimat
● 1 suku kata : tak, jin, jam, bus
● 2 suku kata : kapal, buku, pensil, guru, teman
● 3 suku kata : kemeja, celana, jendela
● 4 suku kata : kendaraan, kelelawar, distribusi
● 5 suku kata : partispasi, imajinasi
● 6 suku kata : rekapitulas
b. Morfem terikat
morfem yang tidak bisa berdiri sendiri, memerlukan ikatan dengan imbuhan dalam kata atau
dalam kalimat. Ikatan dengan imbuhan dalam kata atau dalam kalimat
● Keterikatan dengan imbuhan
bayang = berbayang = berbayangan
● Keterikatan dengan kata
mete = jambu mete
sawit = kelapa sawit
gurau = senda gurau
3. Berdasarkan pemakaiannya
c. Morfem asing
morfem dari bahasa asingyang dipakai dalam bahasa Indonesia karena kemampuan
adaptasinya dalam perluasan pemakaiannya
contoh :
Non : nonproduktif, nonteknis, nonformal
Dwi : dwifungsi, dwiwarna
Awalan a : Amoral
Awalan re : reorganisasi
4. Berdasarkanfonem yang membentuk
a. Morfem segmental ; morfem yang terdiri atas fonem-fonem konsonan dan vokal atau
diftong (ai,au, oi).
b. Morfem suprasegmental, morfem yang terlukis dari lagu atau lafal yang membedakan arti
kata.
Pembagian kata dan frasa
Kata
Pembagian Kata
1. Berdasarkan Bentuknya
a. Kata Dasar ; kata yang belum mendapatkan imbuhan.
b. Kata Jadian ; kata yang sudah mendapatkan imbuhan.
c. Kata ulang ; kata dasar atau jadian yang mengalami perulangan.
d. Kata berklitika ; diawal atau diakhir kata.
e. Kata majemuk ; gabungan dua kata atau lebih yang menyatakan makna khusus atau
mempunyai arti baru.
Menurut polanya
a) Frase berpola DM
Misalnya ; Mesin tangan.
D Mb.
b) Frase berpola MD
Misalnya ; Seluruh negeri.
M Dc
c) Frase berpola MDM
Misalnya : Keterangan Bapak Dokter.
M D M
Pengertian dan jenis makna kata
1. Pengertian Makna Kata
Makna adalah pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan (KBBI).
Perubahan makna adalah gejala pergantian rujukan dari symbol bunyi yang sama. Ini berarti
dalam konsep perubahan makna terjadi pergantian rujukan yang berbeda dengan rujukan
semula. Rujukan yang lama diganti dengan rujukan yang baru. Misalnya, kata
canggihbahasa Indonesia pernah bermakna “suka mengganggu (rebut, bawel, dsb)” (KUBI
1976, 183), sedangkan dewasa ini kata canggih mendapat makna atau rujukan baru “sangat
rumit dan ruwet dalam bidang teknologis karena keterkaitan antarkomponen atau unsur”.
Makna rujukan awal dan makna baru tidak berada dalam satu medan makna, apalagi makna
awal tidak pernah hidup lagi dalam pemakaian bahasa Indonesia kontemporer.
Macam-macam Pergeseran Makna
1. Perluasan Arti
Yang dimaksud dengan perluasan arti adalah suatu proses perubahan makna yang dialami
sebuah kata yang tadinya mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas
sehingga melingkupi sebuah kelas makna yang lebih umum. Kata berlayar dulu dipakai
dengan pengertian: bergerak di laut dengan menggunakan layar. Sekarang semua
tindakan mengarungi lautan atau perairan dengan mempergunakan alat apa saja disebut
berlayar.
2. Penyempitan Arti
Penyempitan arti sebuah kata adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata di mana
makna yang lama mebih luas cakupannya dari makna yang baru. Kata pala tadinya berarti
buah pada umumnya, sekarang hanya dipakai untuk menyebutkan jenis buah tertentu.
Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebutkan semua orang cendikiawan. Sekarang
dipakai untuk gelar universiter.
3. Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu proses perubahan makna, dimana arti yang baru dirasakan lebih
tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama. Kata wanita dirasakan nilainya lebih tinggi
dari kata perempuan; kata istri atau nyonya dirasakan lebih tinggi dari kata bini. Kata pria
mengalami pula perkembangan yang sama bila dibandingkan dengan kata
laki-laki.
4. Peyorasi
Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Dalam
peyorasi arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Kata bini
dianggap tinggi pada jaman lampau, sekarang dirasakan sebagai kata yang kasar; kata
perempuan dulu tidak mengandung nilai yang kurang baik, tetapi sekarang nialinya
dirasakan sudah merosot; oleh kebanyakan orang nilainya dianggap kurang baik
dibandingkan kata wanita . Kata kaki tangan dulu dipakai (sekarang masih di pakai
Malaysia) dalam arti yang baik yaitu pembantu, sekarang dipakai dengan arti yang kurang
baik.
5. Metafora
Metafora adalah perubahan makna karena persamaan sifat antara dua objek. Ia
merupakan pengalihan semantic berdasarkan kemiripan persepsi makna. Kata
matahari, putri malam (untuk bulan), pulau(empu laut), semuanya dibentuk berdasarkan
metafora. Salah satu sub-tipe dari metafora adalah sinestesia yaitu perubahan makna
berdasarkan pergeseran istilah antara dua indra, misalnya dari indra peraba ke indra
penciuman. Kita mengatakan penciuman yang tajam, walaupun kata tajam sebenarnya
menyangkut indra peraba; suaranya terang kedengaran dari sini walaupun kata terang
sebenarnya menyangkut masalah penglihatan bukan pendengaran.
6. Metonimi
Metonimi sebagai suatu proses perubahan makna terjadi karena hubungan yang erat
antara kata-kata yang terlibat dalam suatu lingkungan makna yang sama, dan dapat
diklasifikasi menurut tempat atau waktu, menurut hubungan isi dan kulit, hubungan antara
sebab dan akibat. Kata kota tadinya berarti susunan batu yang dibuat mengelilingi sebuah
tempat pemukiman sebagai pertahanan terhadap serangan dari luar. Sekarang tempat
pemukiman itu disebut kota, walaupun sudah tidak ada susunan batunya lagi.
Terima Kasih