Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan.
.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan
secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, perasaan (ekspresif).Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang
membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata.Salah satu unsur penting dalam
mengarang adalah penguasaan kosa kata.Kosa kata merupakan bagian dari diksi.
Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena
ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.

Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat,
unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya
tidak ada tidak perlu dimunculkan.Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat
diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah.Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif.Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

Bahasa Indonesia Page 1


1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakan pengertian kata ?


2. Apa saja jenis – jenis kata itu dan pengertian dari jenis-jenis kata itu?
3. Bagaimana arti dari diksi itu sendiri ?
4. Apa pengertian dari kata baku dan tidak baku itu ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian kata dan jenis jenisnyadalam bahasa Indonesia


2. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui identifikasi kata baku dan tidak baku

1.4 MANFAAT
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti kata dan jenis –jenisnya dalam
Bahasa Indonesia. Manfaat lain agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat
efektif dan agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain manfaat diatas ada juga manfaat lainya
yaitu para pembaca bisa memahami apa itu arti diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia. Dan
para pembaca bisa mengetahui identifikasi dari kata baku dan tidak baku

Bahasa Indonesia Page 2


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KATA

Kata adalah kumpulan bunyi ujaran yang mengandung arti.Di dalam bahasa tulis, kata
dinyatakan sebagai susunan huruf – huruf abjad yang mengandung arti dan sangat jelas1. Jenis
kata di dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi 10 jenis yaitu :
1. kata benda
2. kata bilangan
3. kata depan
4. kata ganti
5. kata keadaan
6. kata kerja
7. kata keterangan
8. kata sandang
9. kata sambung
10. kata seru

2.2 JENIS – JENIS KATA

1. KATA BENDA
Kata benda dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Kata benda kongkrit ( berwujud ) Yaitu benda yang kelihatan,tampak,dan dapat
ditangkap dengan panca indera
Contoh : meja, kursi, orang, dll

b. Kata benda abstrak ( tak berwujud ) yaitu kata benda tidak tampak dan tidak bisa
ditangkap oleh panca indera
Contoh : faham, watak, kelakuan dll.

1
Moh. Syamsul Hidayat, S.pd, Intisari kata bahasa Indonesia., ( Surabaya: Apollo
Lestari,2007),1-2
Bahasa Indonesia Page 3
2. KATA BILANGAN

Kata bilangan dibagi menjadi tiga bagian pokok dan satu sebagai pelengkap

1) Kata bilangan utama, yaitu kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah angka
Contoh : satu, dua, dan tiga
2) Kata bilangan tingkat, yaitu kata bilangan yang menunjukkan susunan ataupun
tingkatan sesuatu
Contoh : kesatu, kedua, keenam
3) Kata bilangan tak tentu, yaitu kata bilangan yang menyatakan jumlah dari sesuatu
yang relativ dan satuan hitung tidak tentu
Contoh : semua, sebagian, dan banyak
4) Kata bantu bilangan, yaitu merupakan kata bilangan pelengkap, membantu suatu
bentuk satuan dari suatu objeknya
Contoh : sehelai, sekerat, secarik

3. KATA DEPAN

Yaitu kata yang menghubungkan kata benda dengn kata yang lain serta menentukan
sekali sifat perhubungannya. Hal ini dapat dilihat pada kata depan sejati.

1. Kata depan sejati.


Contoh : di, ke, dari
2. Kata depan majemuk
Contoh : diatas, kesana, dibawah
3. Kata depan yang lain
Contoh : bagi, pada, untuk, dan sebab

4. KATA GANTI
Yaitu kata yang menggantikan kata benda atau kata lain yang lain yangtidak disebut.
Kata ganti di bedakan menjadi :
1. Kata ganti orang.
Yaitu kata ganti yang berfungsi menggantikan kata benda atau orang.
a. Kata ganti orang tunggal
Misalnya : beta, aku, saya
b. Kata ganti orang pertama jamak.
Misalnya : kami, kita,
c. Kata ganti orang kedua tunggal
Misalnya : kamu, kau, dikau, dan engkau
d. Kata ganti orang kedua jamak.
Misalnya : kamu, sekalian, engkau sekalian
e. Kata ganti orang ketiga tungal.
Misalnya : dia, ia, beliau
f. Kata ganti orang ketiga jamak.
Misalnya : mereka

Bahasa Indonesia Page 4


2. Kata ganti penanya.
Yaitu kata ganti yang berfungsi untuk menayakan benda, waktu, tempat, atau
keadaan

a. Kata ganti penanya benda


Misalnya : apa, siapa, mana, yang mana
b. Kata ganti penanya waktu
Misalnya : bila, bilamana, apabila, kapan
c. Kata ganti penanya tempat
Misalnya : di mana, ke mana, darimana
d. Kata ganti penanya keadaan
Misalnya : berapa, bagaimana, mengapa

3. Kata ganti empunya


Yaitu kata ganti sebagai penganti milik
Misalnya : ku, mu, ya
Contoh :bajuku, artinya baju milik aku (saya ).
Mobilmu, artinya milik mobil kamu
Mejanya artinya meja miliknya

4. Kata ganti penunjukannya

a. Kata ganti petunjuk dekat.


Misalnya : ini, disini, kesini, dan kemari
b. Kata ganti penunjuk jauh
Misalnya : itu, disitu, disana, kesitu

5. Kata ganti penguhubung


Yaitu kata ganti yang mempunyai fungsi sebagai pengatar atau penghubung anak
kalimat
Misalnya : yang

5. KATA KEADAAN
Kata keadaan atau Kata sifat adalah kata yang menerangkan tentang keadaan
benda.Kata sifat adalah kata keadaan yang lebih kusus karena erat hubunganya dengan
benda yang diterangkan.
Contoh :
a. Putih bersih, merah padam, sunyi, senyap dll
b. Terbagus, terbaik, tertinggi, besar, kecil dll
c. Pemberani, penakut, dermawan, budiman, pemalu, dll
Kata keadaan yang erat hubunganya dengan benda yang diterangkanya dan
sifatnya adalah abadi akan lebih digolongkan sebagai sebutan kata sifat

Bahasa Indonesia Page 5


Contoh :
 api panas, disini kata panas adalah sifat yang abadi dari pada api sehingga panas itu
merupakan kata sifat.
 Es dingin, di sini kata dingin adalah merupakan kata sifat

6. KATA KERJA
Kata kerja pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Kata kerja transitif
Yaitu Kata kerja yang mempunyai objek langsung di belakangnya
Contoh : membeli, memukul, mengobati, dan sebagainya.

2. Kata kerja intrasitif ( tak transitif )


Yaitu kata kerja yang tidak mempunyai objek langsung yang menyertainya.
Contoh :menangis, menyanyi, menari, dan sebagainya2.
Sebenarnya kata kerja transitif itu sendiri dapat dibedakan ( terjadinya ) ke dalam 7
bentuk kata kerja yaitu :
a. Kata kerja tak berimbuhan.
 Minta izin
 Makan roti minum susu
b. Kata kerja berimbuhan, berupa awalan me-
 Menangkap pencopet
 Menembak burung
 Menyiksa binatang
c. Kata kerja berimbuhan me-kan
 Merapikan rambut
 Melepaskan tali
 Meluruskan tongkat
d. Kata kerja berimbuhan memper-kan.
 Menyebutkan kekuasaan
 Mempertahankan kemenagan
 Memperjuangkan kemerdekaan
 Memperbicangkan berita hangat
e. Kata berimbuhan me-i
 Mengawasi pekerja
 Merestui perkawinan
 Menyebrangi sungai
f. Kata kerja berimbuhan memper-i
 Memperbaiki sepeda
 Memperigati hari kelahiran
 Memperbarui karya tulis

2
Moh. Syamsul Hidayat, S.pd, Intisari kata bahasa Indonesia., ( Surabaya: Apollo Lestari,2007),
13-15
Bahasa Indonesia Page 6
g. Kata kerja berimbuhan memper-
 Memperdalam ilmu
 Mempertebal iman
Kata kerja intrasitif itu dapat dibedakan menjadi :
a. Kata kerja intrasitif yang berimbuhan.
 Adik menangis
 Kakak menari
 Ayah berjalan jalan.
 Koko berlari cepat.
b. Kata kerja intrasitif yang kata kerjanya berbentuk kata aus ( tak berimbuhan )
 Saya makan
 Adik pergi
 Kakak pulang

7. KATA KETERANGAN
Yaitu semua kata yang menerangkan atau memberi keterangan kepada selain kata
benda. Kata keterangan dapat dibedakan menjadi lima bagian yaitu :
1. Kata kerterangan tempat.
Misalnya : di sini, disitu, dimana, di Jakarta, di Surabaya, di depan dan di
belakang, dll.

2. Kata keterangan tujuan.


Misalnya : ke depan, ke belakang ke Jakarta, ke atas, dan sebagainya

3. Kata keterangan tekanan.


Misalnya : pula, jua, juga ( dan ini berupa kata ), sedangkan ada yang berupa
imbuhan akhir yaitu : lah, kah, tah, pun

4. Kata keterangan keadaan.


Misalnya : duduk, pengap, tekun, cepat, tinggi, rendah, lambat, tegak,
sebagainya

5. Kata keterangan kesungguhan.


Misalnya : tentu, pasti, niscaya, dapat, tidak, hendaknya, mudah-mudahan,
betul. Dll

8. KATA SANDANG
Sebenarnya kata sandang ini tidak mempunyai arti, tetapi mempuyai fungsi
menjadikan kata benda ( membedakan ) dan memberikan ketentuan padakata benda (
penunjuk ). Misalnya sang, si, para, bang, dang, yang, hang, dan dll.
Dalam pemakaian untuk suatu kalimat maka kegunaan atau fungsi kata
sandangtersebut menjadi jelas.

Bahasa Indonesia Page 7


Contoh :
 Si toto anak yang malas
 Si gendut pandai membadut
 Sang raja sedang bercengkrama

9. KATA SAMBUNG
Kata sambung adalah yang mempunyai fungsi menyambung kalimat atau anak kalimat.
Misalnya : dan, lagi, karena, sebelum, sesudah, setiba, bilamana, lagipula, apabila, waktu,
serta, demi, sampai, hingga, dan dll
Dalam pengunaan kalimat kata sambung tersebut menghubungkan dan kalimat atau anak
kalimatakan menjadi jelas pada kalimat – kalimat ini
Contoh :
 Saya membaca majalah dan adik membaca buku.
 Saya akan naik kelas apabila saya belajar dengan rajin
 Ibu guru tidak masuk kelas karena beliau sedang sakit

1. Kata sambung menyatakan waktu.


Misalnya : sesudah, sebelum, ketika, setiba, dan sebagainya
2. Kata sambung menyatakan syarat.
Misalnya : kalau, jika,kalau, apabila, asal, andai, andaikan, asalkan, andaikata
3. Kata sambung menyatakan cara.
Misalnya : sambil, sedang, sembari, padahal.
4. Kata sambung pengantar.
Misalnya : alkisah, hatta, syahdan, dus
5. Kata sambung penyusun.
Misalnya : lagi, lagipula, serta.

10. KATA SERU


Pada kenyataanya kata seru ini adalah merupakan sesuatu kalimatyang terdiri dari satu kat,
karena sudah jelas menyatakan suatu maksud.Biasanya kata ini dipergunakan untuk memberi
seruan, terutama dalam kalimat perintah atau suruhan.
Misalnya : ah,oi, hai, wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, insyallah, masyallah dan sebagainya. Di
samping itu yang jelas di dalam bentuk suatu kalimat perintah atau suruhan biasanya
dipergunakan partikel lah.

Contoh :
 Pulanglah !
 Pergilah!
 Pena itu, ambilah!

Bahasa Indonesia Page 8


2.3 PENJELASAN JENIS – JENIS DIKSI

A. PENGERTIAN DIKSI
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat
membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang
lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam mengunakan kosa kata, dapat
mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak
disampaikan.Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Menurut Enre (
1988: 45 ) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah pengunaan kata-kata
secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin diyatakan dalam pola kalimat.
Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya ( 1999: 45 ) yang artinya bahwa diksi
atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa – nuansa
makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikany, dan kemampuan tersebut hendaknya
disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekolompok masyarakat dan
pendengar atau pembaca.
Pendapat lain dikemukakan oleh keraf ( 1996: 24 ) yang menurunkan tiga kesimpulan
utama mengenai diksi, yaitu
a. Diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang dipakai untuk menyapaikan
gagasan, bagaiman membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat.
b. Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makana dari
gagaan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumblah besar
kota bahasa.

B. JENIS DIKSI
Ketetapan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pemikiran pembaca tentang isi sebuah
iklan. Jenis diksi menurut keraf, (1996: 89-108 ) adalah sebagai berikut.
A. Bedasarkan makna

a. Denotasi yaitu makna yang sebenarnya maksudnya konsep dasar yang didukung oleh
suatu kata.
Contoh : orang itu tinggi nya mencapai 170 cm

b. Konotasi yaitu makna tidak sebenarnya maksudnya suatu jenis makna yang
mengandung arti tambahan
Contoh : si tengkuumar gugur sebagai bunga bangsa

c. Kata abstrak yaitu kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar di
gambarkan kerena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia.
Contoh : panas, dingin, kualitas, jumblah, kecurigaan, penetapan.

Bahasa Indonesia Page 9


d. Kata kongkrit yaitu menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat oleh pancaindera
manusia.
Contoh : meja, kursi, rumah,

e. Kata umum yaitu katayang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata – kata
umum menunjukan kepada banyak hal, kepada himppunan, dan kepada keseluruhan.
Contoh : binatang, tumbuh – tumbuhan penjaha, kendaraan.

f. Kata khusus yaitu kata – kata yang mengacu kepada pengarahan – pengarahan yang
khusus dan kongkrit.
Contoh : Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan

g. Kata ilmiah yaitu kata yang dipakai oleh kaum pelajar, terutama dalam penulisan
ilmiah
Contoh :analogi, formasi, konservatif, fragmen, kotemporer.

h. Kata popular yaitu kata- kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat,
baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebayakan
Contoh : bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.

i. Jargon yaitu kata – kata teknis atau rahasia dalam sesuatu bidang ilmu tertentu.
Contoh : sikon, pro dan kon, kep, dok, prof

j. Kata slang adalah kata – kata non standart yang informal yang disusun secara khas,
bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan.
Contoh : mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.

k. kata asing yaitu unsur – unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Contoh :computer, cyber, internet, go public.

l. Kata serapan yaitu kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau
struktur bahasa Indonesia.
Contoh : ekologi, ekosistem, motivasi, music, energy,

Bahasa Indonesia Page 10


B. Bedasarkan leksikal

1.) Sinonim, yaitu kata yang mempunyai makna sama.


Contoh : bahagia - senang, matahari – mentari, cantik – elok, lezat – enak, dll

2.) Antonym, yaitu kata yang memiliki makna yang berlawanan.


Contoh : naik – turun, besar – kecil, banyak – sedikit, tinggi- pendek, dll

3.) Homonym, yaitu kata yang maknanya berbeda, tapi lafal atau ejaanya sama.
Contoh :
 Pada awal Bulan, ayah selalu menerima upah kerja.
 Bulan purnama saat ini terlihat sangat jelas karena langit tidak berawan.

4.) Homofon, yaitu kata yang makna dan ejaan berbeda, tapi dengan lafal yang sama.
Contoh :
 Agus rajin menabung di bank.
 Bang adi, merupakan saudara agus.

5.) Homograf, yaitu kata yang makna dan lafalnya berbeda, tapi ejaanya sama.
 Rizki sedang makan tahu goreng di warung.
 Rizki tidak tahu bahwa hari ini hari sabtu.

6.) Polisemi, yaitu kata yang mempunyai banyak pengertian.


Contoh :
 Jika menabung di bank, maka akan mendapatkan bunga.
 Dia adalah bunga desa tercanti.
 Bung sakura merupakan bunga yang indah.

7.) Hipernim dan hiponim.

Hipernim yaitu kata yang mewakili banyak kata lain. Jadi suatu kata hipernim dapat
mejadi kata umum dari penyebutan kata – kata lainya.Hiponim, yaitu kata yang terwakili
artinya oleh suatu kata hipernim.
Contoh :
 Di hutan banyak hidup berbagai macam binatang liar, misalnya harimau,
srigala, macan tutul, rusa, kera, dll
 Jika mengunjungi akuarium raksasa, maka banyak sekali jenis ikan yang
dapat kamu lihat seperti ikan pari, hiu, lumba- lumba, dll.

Bahasa Indonesia Page 11


2.4 IDENTIFIKASI KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

A. BAHASA BAKU

Bahasa baku merupakan bahasa yang digunakan sebagai pemersatu dalam masyarakat kita
yang memiliki ragam bahasa. Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus (ejaan dan
kosakata), tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum serta penggunaan di
masyarakat dalam menyatukan berbagai unsur bahasa.

Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan. Tapi hanya komunikasi resmi,
dan pembicaraan di depan publik, serta berbicara dengan orang yang kita hormati. Adapun
diluar penggunaan tersebut bisa memakai bahasa tak baku.3

1. Fungsi bahasa baku :


a. Pemersatu
b. Pemberi kekhasan
c. Pembawa kewibawaan
d. Kerangka acuan
2. Ciri – ciri bahasa baku
a. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh :
 Baku – tidak baku
 Saya – gue
 Merasa – ngerasa
 Ayah – bokap
b. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh :
 Baku – tidak baku
 Banyak guru – banyak guru – guru
 Itu benar – itu adalah benar
 Kesempatan lain – lain kesempatan
c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh :
 Baku - tidak baku
 Bagaimana - gimana
 Begitu - gitu
 Tidak - nggak/gak

3
Dr. Asep Abbas Abdullah, Dr. jauharoti Alfin, S.pd., M.pd, Nur hidayat Wakhid Udin, MA. Dan Tias Satrio
Adhitama, M.sos.I., MA., Teknik Penulisan Karya Ilmiah, ( Surabaya : UIN Sunan Ampel press, Agustus 2015) 393-
396

Bahasa Indonesia Page 12


d. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Contoh :
 Baku - tidak baku
 Ia mendengarkan radio - ia dengarkan radio
 Anak itu menangis - anak itu nangis
 Kami bermain bola di lapangan - kami main bola di lapangan
e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Contoh :
 Baku - tidak baku
 Sehubungan dengan - sehubungan
 Seorang pasien - seseorang pasien
 Siapa namamu? - siapa namanya?
f. Tidak mengandung makna ganda, tidak rancu
Contoh :
 Baku - tidak baku
 Menghemat waktu - mempersingkat waktu
 Mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar ketinggalan
g. Tidak mengandung pleonasme
Contoh :
 Baku – tidak baku
 Mundur - mundur ke belakang
 Pada zaman dahulu - zaman dahulu kala
 Hadirin - para hadirin
h. Tidak mengandung hiperkorek
Contoh :
 Baku - tidak baku
 Khusus - husus
 Sabtu - saptu
 Syah - sah

Bahasa Indonesia Page 13


B. TULISAN BAKU
Tulisan baku menjadikan aturan maupun tolok tata bahasa yang benar kdan telah
disepakati kosakata bahasa Indonesia yang sering salah di eja adalah kata dalam bahasa
Indonesia tidak baku, sering rancu, salah dieja, memiliki standar berlainan, berubah standar.4
Contoh tulisan baku

 Baku – tidak baku


 Adakalanya - ada kalanya
 Akhirulkalam - akhirul kalam
 Alhamduliilah - alham dulillah
 Astaqfirullah - astaq firullah
 Bismillah - bis millah
Tidak hanta itu jika diberi imbuhan konfiks awalan atau akhiran ( hanya salah satunya ),
penulisan imbuhan dirangkai jhanya dengan kata yang terdekat, misalnya: bertandan tangan,
berterima kasih, bertanggung jawab, tanda tangani, member tahu.
Atau juga diberi imbuhan konfiks awalan dan akhiran ( keduanya ), penulisanya
dirangkai, misalkan memberitahukan, menandatangani, memberitahuan, dipertanggung
jawapkan, kauhancurkan. Itu tulisan yang diperluakan dalam penulisan artikel atau karya ilmiah.
C. EJAAN BAKU
Ejaan baku adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak
benar atau ejaan salah.5
Contoh :

 Baku - tidak baku


 Apotik - apotek
 Atlit - atlet
 Azas - asasi
 Bis - bus
 Do’a - doa
 Kongkrit - kongkret
 Ramadhan - Ramadan

4
Dr. Asep Abbas Abdullah, Dr. jauharoti Alfin, S.pd., M.pd, Nur hidayat Wakhid Udin, MA. Dan Tias Satrio Adhitama,
M.sos.I., MA., Teknik Penulisan Karya Ilmiah, ( Surabaya : UIN Sunan Ampel press, Agustus 2015) 396 - 399
5
Dr. Asep Abbas Abdullah, Dr. jauharoti Alfin, S.pd., M.pd, Nur hidayat Wakhid Udin, MA. Dan Tias Satrio
Adhitama, M.sos.I., MA., Teknik Penulisan Karya Ilmiah, ( Surabaya : UIN Sunan Ampel press, Agustus 2015) 399

Bahasa Indonesia Page 14


D. KOSAKATA BAKU
Menulis karyaa ilmiah an artikel harus diperhatikan dalam pemilihan kosakata, antara
kosakata baku dan tidak baku, misalnya kata “ sepakbola” atau sepak bola”, dari dua kata
tersebut kita harus memperhatikan kata mana yang dikatakan baku dan tidak baku.
Jika seorang penulis mendapat cap sebagai penulis kredibel, maka buah hasil karya yang
di tulis akan banyak diminati, dan dibaca orang, baik di media cetak, elektronik maupun
internet akan menjadikan antusiasme orang untuk melihat karya orang tersebut.6
Contoh :

 Baku - Tidak baku


 Aktivitas - Aktifitas
 Apotek - Apotik
 Atlet - Atlit
Dari beberapa kata baku maupun tidak dapat kita ketahui bahwa selama ini kita sering
mengucapkan kosa kata yang tidak baku, maupun menulis sebuah karya ilmiah dengan
menggunakan kata tidak baku.
E. LAFAL BAKU
Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang di sesuaikan dengan aturan atau
kaidah bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan yang disempurnakan yang digunakan pada
forum resmi dan sebaliknya.ragam bahasa tidak baku yaitu ragam yang tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia, begitupun sebaliknya. Ciri-ciri pelafalan baku :
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah atau asing.7
 Ragam baku ( benar ) : saya ibu betemu
 Ragam tidak baku ( salah ) : gue nyokap ketemu
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
 Ragam baku ( benar ) : kesempatan lain kantor tempat
 Ragam tidak baku ( salah ) : lain kesempatan kantor di mana
3. Bukan merupakan ragam percakapan
 Ragam baku ( benar ) : dengan member
 Ragam tidak baku ( salah ) : sama kasih
4. Tidak rancu ( tidak terkontamina )
 Ragam baku ( benar ) : berkali – kali mengesampingkan
 Ragam tidak baku ( salah ) : berulangkali mengenyampingkan
5. Tidak mengandung pleonasme
 Ragam baku ( benar ) : para tamu hadirin
 Ragam baku ( salah ) : para tamu – tamu - para hadirin

6
Dr. Asep Abbas Abdullah, Dr. jauharoti Alfin, S.pd., M.pd, Nur hidayat Wakhid Udin, MA. Dan Tias Satrio
Adhitama, M.sos.I., MA., Teknik Penulisan Karya Ilmiah, ( Surabaya : UIN Sunan Ampel press, Agustus 2015) 401-
402
7
Dr. Asep Abbas Abdullah, Dr. jauharoti Alfin, S.pd., M.pd, Nur hidayat Wakhid Udin, MA. Dan Tias Satrio
Adhitama, M.sos.I., MA., Teknik Penulisan Karya Ilmiah, ( Surabaya : UIN Sunan Ampel press, Agustus 2015) 406-
408

Bahasa Indonesia Page 15


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kata adalah kumpulan bunyi ujaran yang mengandung arti.Di dalam bahasa tulis, kata
dinyatakan sebagai susunan huruf – huruf abjad yang mengandung arti dan sangat jelas. Jenis
kata di dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi 10 jenis yaitu : kata benda, kata
bilangan, kata depan, kata ganti, kata keadaan, kata kerja, kata keterangan, kata sandang, kata
sambung, kata seru
Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya ( 1999: 45 ) yang artinya bahwa diksi
atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa – nuansa
makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikany, dan kemampuan tersebut hendaknya
disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekolompok masyarakat dan pendengar
atau pembaca.
Ketetapan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pemikiran pembaca tentang isi sebuah
iklan. Jenis diksi menurut keraf, (1996: 89-108 ) adalah sebagai berikut. Bedasarkan makna,
Bedasarkan leksikal
Identifikasi kata baku dan tidak baku dapat dibedakan menjadi : bahasa baku, tulisan
baku, ejaan baku, kosakata baku, lafal buku
B. SARAN / KRITIK

Bahasa Indonesia Page 16


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Moh Syamsul, Intisari Kata Bahasa IndonesiaUntuk Sekolah Dasar 3,4,5 dan 6.,
( Surabaya : Apollo Lestari, 2007 )
http://dedimulyana96.blogspot.com/2015/03/diksi-pilihan-kata.html?m=1
www.pengertianku.net/2017/10/pengertian-diksi-dan-contohnya-maupun-jenisnya.html
keraf,Gorys.1992.Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. . Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan.
(Jakarta: Balai Pustaka,1979.)
Rosyidi, Imron. Menulis Siapa Takut?., ( Yogyakarta: Kanisius, 2009 )
Taringan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa., ( Bandung: Angkasa.
1994 )

Bahasa Indonesia Page 17

Anda mungkin juga menyukai