Disusun Oleh
D4 TE 3B
MALANG
2019
1
Halaman| 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
Disusun Oleh
Kelompok 1/ 3B D4 TE
Nama Kelompok :
NIM : 1741170029
MALANG
2019
1
Halaman| 2
BAB I
1.1 Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu
atau beberapa morfem. Dalam satu kata terdiri dari beberapa huruf, dan sudah memiliki arti
untuk kata tertentu.
Contoh:
1. Kata 'Sumur' memiliki arti sebuah wadah atau penampung air hujan yang digali dan
memiliki sumber air.
2. Pada kata 'sumur', hanya terdapat satu morfem, namun sudah memiliki arti.
3. Kata 'Kura' belum memiliki arti yang spesifik, untuk itu perlu menambahkan satu kata
lagi menjadi 'Kura-Kura'
Kata berfungsi sebagai penyusun kalimat. Setiap kata mempunyai makna yang
berbeda-beda, makna dari kata tersebut juga bisa berubah sesuai dengan penggunaannya
dalam kalimat. Untuk membuat sebuah kalimat yang efektif maka dibutuhkan beberapa jenis
kata yang menjadi penyusunnya.
Berdasarkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Kata dapat terbagi menjadi Tujuh Kategori
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu tindakan,
pengalaman, keberadaan atau segala bentuk kegiatan dinamis lainnya. Dalam sebuah
kalimat, kata kerja atau verba ini berposisi sebagai predikat.
Kata Benda atau yang sering disebut Nomina adalah suatu kata yang merujuk
kepada segala hal yang dapat dibendakan. Kata benda ini sering digunakan untuk
menyebutkan makhluk hidup, benda mati, ataupun tempat. Beberapa contoh kata
benda adalah manusia, ilmu, buku, makanan, dan lain-lain.
Contohnya “Ana membeli sepatu baru”, dalam kalimat tersebut kata “Ana” dan
“Sepatu” merupakan kata benda.
Kata Sifat atau Adjektiva adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sifat
atau keadaan suatu hal, baik itu makhluk hidup, benda mata, tempat, waktu, atau
lainnya. Dalam penggunannya dalam sebuah kalimat, kata sifat sering digunakan
untuk menjelaskan tentang keadaan subjek (S) atau Objek (O) kalimat tersebut.
Kata sifat dapat diingkari / dibatalkan sifatnya dengan kata “tidak” atau “bukan”.
Contohnya :
1. Tidak indah
2. Tidak marah
3. Tidak luas
Kata sifat dapat diberikan keterangan penguat, beberapa kata penguat yang
sering dipakai antara lain ; sangat, amat, paling, sekali, benar.
Contoh :
1. Sangat indah
2. Amat marah
3. Paling Luas
Kata sifat dapat diberikan keterangan pembanding. Beberapa kata pembanding
yang sering dipakai antara lain ; lebih, kurang, paling.
Halaman| 4
Contoh :
Kata keterangan atau yang juga sering disebut dengan Adverbia adalah kata
yang memberikan penjelasan(keterangan) tentang kata lain (Kata Bilangan, Kata
Kerja dan Kata Sifat) dalam sebuah kalimat. Tetapi kata keterangan tidak dapat
menerangkan kata benda atau kata ganti benda. Secara bahasa, Adverbia berasal dari
Bahasa Latin, yaitu dari kata “ad” yang artinya untuk dan “verbum” yanga rtinya kata.
Dalam struktur kalimat, kata keterangan biasanya dilambangkan dengan “K”yang
artinya keterangan.
Kata ganti atau Pronomina adalah jenis kata yang digunakan untuk
menggantikan posisi kata benda atau orang dalam sebuah kalimat. Fungsi dari
penggunaan kata ganti (pronomina) adalah untuk memperhalus kalimat yang kita
ucapkan atau kita tulis. Dalam menulis sebuah paragraf atau pembicaraan yang
panjang, tentunya peggunaan kata yang sama dalam setiap kalimat membuat
penyebutan atau penggunaan kata tersebut tidak efisien. Nah dalam hal inilah kata
ganti memegang peranan penting menjalankan fungsinya. Contoh kata ganti antara
lain, aku, kami, kita, mereka, dll.
Biasanya menduduki posisi Subjek (S) dan Objek (O) dalam sebuah kalimat.
Hanya pada kalimat tertentu pronomina digunakan sebagai predikat.
Jenis Kata ganti yang digunakan berubah-ubah sesuai dengan kata yang ingin
digunakan dan penggunaannya dalam kalimat.
Halaman| 5
Kata Bilangan atau yang juga sering disebut dengan Numeralia adalah jenis
kata yang berfungsi untuk menyatakan jumlah benda atau uratannya dalam suatu
deretan. Dalam bahasa indonesia terdapat dua jenis kata bilangan, yaitu :
Kata tugas adalah jenis kata yang tidak termasuk ke dalam 6 kelas di atas.
Kata tugas dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berikut :
Kata seru adalah jenis kata dalam bahasa indonesia yang digunakan untuk
mengungkapkan isi perasaan penulis atau pembicara. Kata seru digunakan untuk
menegaskan persaan tersebut. Perasaan yang dimaksud dapat berupa perasaan marah,
sedih, gembira, sakit, kagum, terkejut, dll. Nah dalam penggunaannya kata seru
memiliki intonasi yang khas agar dapat menggambarkan perasaan tersebut dengan
baik. Contoh kata seru antara lain, aduhai, amboi, ah, sial, dll.
Partikel Penegas
Partikel penegas adalah jenis kata yang tidak memiliki arti jika berdiri sendiri
dan berfungsi untuk menampilkan unsur yang diiringan, dalam bahasa indonesia
terdapat 4 partikel penegas, yaitu :
-kah -lah
-tas -pun
1.2 Kalimat
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya
barupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, disertai dengan intonasi final.
Kalimat berperan sangat penting dalam sebuah komunikasi karena kalimat harus mampu
menyampaikan informasi, menanyakan sesuatu, atau bahkan mengekspresikan emosi
manusia.
Halaman| 7
1. Ciri-Ciri Kalimat :
Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan.
Dalam bahasa tulis diawali huruf capital dan diakhiri dengan titik(.), tanda
Tanya(?), dan tanda seru(!).
Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subyek dan predikat.
Predikat transitif disertai objek, predikat intransitive dapat disertai pelengkap.
Mengandung pikiran yang utuh.
Menggunakan urutan logis setiap kata atau kelompok kata yang mendukung
fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut
fungsinya.
Mengandung, satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun
dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan. Hubungan dijalin dalam
konjungsi, pronominal atau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.
2. Unsur-Unsur Kalimat
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur
kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat
antara lain SPOK :
b. Ciri-ciri subjek :
Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.
Disertai kata ‘itu’.
Didahului kata ‘bahwa’.
Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’ (penghubung dengan menggunakan
kata ‘yang’).
Tidak didahului preposisi seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’, ‘kepada’, ‘pada’.
Berupa Nomina atau Frasa Nominal
c. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek
yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat suatu kalimat dapat
berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nominal, numeral dan preposisional.
Selain itu dapat pula berupa Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa
nominal, frasa numeralia (bilangan). Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah
ini:
Dari contoh di atas, kata belajar, memasak dan membaca merupakan contoh dari
predikat.
d. Ciri-ciri predikat :
Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.
Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
Dapat diingkarkan yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas seperti ‘telah’, ‘sudah’,
‘sedang’, ‘belum’, ‘akan’, ‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’, dll.
e. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak
setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat aktif transitif) yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Objek pada
kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian
pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan
kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam
kalimat:
Layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek.
g. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua unsur
kalimat ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat
kalimat, menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah
yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Contoh kalimat pelengkap :
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
h. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih
lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata,
frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh, dan untuk.
Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti
ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri
unsur keterangan:
Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat, objek dan
pelengkap ).
H a l a m a n | 10
i. Jenis Keterangan.
a. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti
kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu
yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti
kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang
berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti
setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai
oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan
perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata
dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat
ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab
yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh
nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
H a l a m a n | 11
6. Struktur Kalimat
Semua kalimat yang kita pakai berasal dari beberapa struktur ataupun pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar
tersebut bisa dikembangkan berdasarkan kaidah yang berlaku. Pola dasar kalimat
bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :
a. Kalimat dasar berpola S P
Kalimat dasar semacam ini hanya mempunyai unsur subjek dan
predikat. Predikatnya bisa berupa kata kerja, kata benda, kata sifat,
ataupun kata bilangan.
Contohnya :
S P
Contohnya :
S P O
S P Pel
S P O Pel
H a l a m a n | 12
S P K
S P O K
7. Jenis-Jenis Kalimat
a. Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif,
adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar. Jika suatu saat kita mengetahui ada kecelakaan lalu lintas dan
kemudian menyampaikan peristiwa itu kepada orang lain, maka kita
memberitakan kejadian itu. Kalimat berita dapat bermacam-macam,
sebagai berikut:
b. Kalimat Perintah
Kalimat perintah, atau kalimat imperatif, adalah kalimat yang
maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat yang
dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah kalimat taktransitif
atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat yang predikatnya
adjektiva kadang-kadang dapat juga memiliki bentuk perintah, bergantung
pada macam adjektivanya. Sebaliknya, kalimat yang bukan verbal atau
adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut contoh kalimat perintah.
Contoh :
f. Kaliamat Tanya
Kalimat tanya, yang juga dinamakan kalimat interogatif, adalah
kalimat yang isisnya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika orang ingin
mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan, maka ia
menanyakannya dan kalimat yang dipakai adalah kalimat tanya.
g. Kalimat seru
Kalimat seru, yangjuga diamakan kalmat interjektif, adalah kalimat
yang mengungkap perasaan kagum. Karena rasakagum berkaitan, maka
dengan seru
h. Kalimat Efektif
Hal ini berarti suatu kalimat efektif harus disusun secara sadar untuk
mencapai daya informasi yang tepat.
Contoh :
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmudasar.com/2018/02/Kata.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalimat-menurut-para-ahli-dan-
contohnya/
https://bahasa.foresteract.com/kalimat/
https://thegorbalsla.com/contoh-kalimat-efektif/
Diksi dan Arti
Disusun oleh :
MALANG
2019
18
H a l a m a n | 19
BAB II
2.1 Diksi
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu
juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa
yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian
dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
1. Perubahan Makna
Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
H a l a m a n | 22
Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu
2. Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan
sifat.
Contoh:
- Tasya menyikat giginya sampai bersih
- Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan
antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
- Sayur itu rasanya pedas sekali
- Kata-katanya sangat pedas didengar.
H a l a m a n | 23
3. Relasi Makna
a. Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan
pengucapan.
Contoh :
- Bisa berarti ;
Dapat, sanggup
racun
- Buku berarti ;
Kitab
antara ruas dengan ruas
b. Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan
tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
- Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
- Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
- Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
c. Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan
pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
- Bang dengan bank
- Masa dengan massa
d. Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi
mempunyai arti yang sama.
Contoh:
- Pintar dengan pandai
- Bunga dengan kembang
Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau
konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di perhatikan adalah
tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan.
Contoh definisi :
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan,
dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat,
perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari :
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang
lebih umum di mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan
atau diskusi.
Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik,
definisi etimologik, definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif.
2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah
istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu:
- Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan
antara penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda
(definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari
suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia (definisi konotatif).
- Definisi diskriptif, yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat
khusus yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara
menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.
H a l a m a n | 26
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari
segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga macam yaitu:
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-
langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati.
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan dan tujuannya.
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah
sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa
kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa
Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab,
bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata
serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia
terdapat 2 unsur, yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut
memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan anomali
apabila
kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak
berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi,
sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai
dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya
:Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi
dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua unsur
pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Anomali
- Indonesia Aslinya
- bank bank (Inggris)
- Intern intern (Inggris)
- qur’an qur’an (Arab)
- jum’at jum’at (Arab)
H a l a m a n | 27
4. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu kata setelah kata itu mengalami
proses gramatikalisasi, seperti pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.
Makna gramatikal sangat bergantung pada struktur kalimatnya. Oleh karena
itu, makna gramatikal disebut pula makna struktural.
Contoh:
- Rumah-rumahan = menyerupai rumah-rumahan.
Ina senang bermain rumah-rumahan.
- Makanan = segala sesuatu yang dapat dimakan
Hindarilah makanan yang mengandung lemak.
5. Makna Denotasi
Makna denotatif adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep
asalnya, tanpa mengalami perubahan makna atau penambahan makna. Makna
denotasi disebut pula makna lugas.
Contoh:
- Tangan kanan = tangan sebelah kanan
Contoh:
Tangan kanan Milla terkilir sewaktu bermain bulutangkis.
- Kambing = binatang pemamah biak dan pemakan rumput atau daun-
daunan, berkuku genap, tanduknya berongga, diternakkan untuk
diambil daging, susu, atau bulunya.
- Pak Tejo mempunyai lima ekor kambing.
6. Makna Konotasi
Makna konotasi adalah makna suatu kata berdasarkan berdasarkan
perasaan atau pemikiran orang. Makna konotasi dapat dianggap sebagai
makna denotasi yang mengalami penambahan makna. Penambahan tersebut
berupa pengiasan atau perbandingan dengan benda atau hal lainnya. Oleh
karena itu, makna konotasi disebut pula makna kias atau makna kontekstual.
Contoh:
- Tangan kanan = orang yang dipercaya; pembantu utama
Polisi berhasil menangkap tangan kanan koruptor kelas kakap itu.
- Kambing hitam = orang yang dijadikan tumpuan kesalahan
Andre dituduh sebagai kambing hitam dalam kerusuhan antarkampung
itu.
7. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem
terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh:
Kata kuda memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang berkaki
empat yang biasa dikendarai’;dan kata rumah memiliki makna konseptual
‘bangunan tempat tinggal manusia’. Jadi, makna konseptual sesungguhnya
sama saja dengan makna leksial, makna denotatif, dan makna referensial.
H a l a m a n | 30
8. Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah lleksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada
diluar bahasa .
Contoh:
- Kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
- Kata merah berasosiasi dengan ‘berani atau juga ‘paham komunis’.
Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambing atau
perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk
menyatakan konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan,
atau ciri yang ada pada konsep asal kata atau leksem tersebut.
9. Makna Idiom
Makna idiom adalah satuan ujuran yang maknanya tidak dapat
“diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara
gramatikal.
Contoh:
Secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna ‘yang menjual
menerima uang dan yang mebeli menerima rumahnya’.
Ada dua macam idiom, yaitu:
- Idiom penuh
Idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu
kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan
itu.
Contoh: membanting tulang, meja hijau, dan sebagainya
- Idiom sebagian
Idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya
sendiri.
Contoh: buku putih yang bermakna buku yang memuat keterangan
resmi mengenai suatu kasus.
Pada contoh tersebut, kata buku, masih memiliki makna leksikalnya.
10. Makna Peribahasa
Makna peribahasa masih dapat diramalkan karena adanya asosiasi atau
tautan antara makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur pembentuk
peribahasa itu dengan makna lain yang menjadi tautannya.
Karena peribahasa ini bersifat memperbandingkan atau
mengupamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
Contoh:
- Tong kosong nyaring bunyinya.
Peribahasa tersebut bermakna ‘orang yang tiada berilmu biasanya
banyak cakapnya’.
H a l a m a n | 31
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata:Suatu Spesifikasi di dalam kosa
kata”Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.
http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/28102008121137
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.
Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta
http://dwiajisapto.blogspot.com/2011/02/diksi-pilihan-kata.htm
http://www.bisnet.or.id/vle/mod/resource/view.php?id=1057
http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-kalimat-efektif.html
http://zindriasihlinati.blogspot.com/2013/05/diksi-atau-pilihan-kata.html
http://maphikmah.blogspot.com/2017/01/makalah-makna-kata-bahasa-indonesia-dan.html
http://arismunandar2012.blogspot.com/2012/12/makalah-makna-kata-dalam-bahasa.html
PARAGRAF DAN WACANA
Disusun oleh:
Kelompok III/III B D4 TE
MALANG
2019
33
H a l a m a n | 34
BAB III
3.1 Paragraf
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
Contoh: Istilah Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan
antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negaramenjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar
H a l a m a n | 38
individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait,
dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal,
globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama
dengan internasionalisasisehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian
pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya
peran negara atau batas-batas negara.
4. Pola proses: Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan suatu peristiwa.
Contoh: Pohon anggur selain airnya dapat diminum, daunnya pun dapat digunakan
sebagai pembersih wajah.Caranya, ambillah daun anggur secukupnya.Lalu tumbuk
sampai halus.Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya.Tunggu sampai
mendidih.Setelah ramuan mendingin, ramuan siap digunakan.Oleskan ramuan pada
wajah, tunggu beberapa saat, lalu bersihkan.
Contoh: Beberapa pohon di kebun tidak mau berbungan seperti tanaman yang lain.
Padahal pohon tersebut sudah disiram dengan rutin.Pemberian pupuk juga dilakukan
seminggu sekali.Setelah diperiksa ternyata pohon tersebut tidak mendapat cahaya
matahari karena terhalang oleh pohon besar yang ada di sampingnya.
6. Pola ilustrasi: Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi atau contoh-
contoh yang nyata.Ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud penulis.
Contoh: Sebelas tahun lalu Indonesia mengimpor gerbong kereta api dari Perancis.
Gerbong tersebut tampak mentereng karena dilengkapi dengan alat-alat
conditioning.Namun dimanakah sekarang gerbong-gerbong itu?Ternyata sudah
banyak yang rusak. Gerbong-gerbong itu kini hanya dipakai dalam trayek tingkat tiga
untuk mengangkut anak-anak sekolah dan para petani dari desa ke kota. Siapa yang
salah?Penumpangnya atau pegawai PT. KAI? Itulah contoh penggunaan teknologi
yang tak dibarengi SDM yang memadai, sehingga teknologi pun lekas rusak sebelum
waktunya.
7. Pola pertentangan atau perbandingan: Pola ini digunakan ketika membahas dua
hal berdasarkan persamaan dan perbedaannya.
Contoh: Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah.Setiap orang
dapat menjadi pelanggan dengan tidak banyak mengeluarkan biaya.Berbeda halnya
dengan petromaks.Meskipun sama-sama membutuhkan bahan bakar, tetapi energi
yang dihasilkan petromaks sangat kecil jika dibandingkan dengan pembangkit listrik
H a l a m a n | 39
8. Pola analisis: Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau agagsan yang
umum ke dalam perincian yang lebih logis.Dalam pola ini ada bagian yang dianalisis
yang terletak di awal paragraf dan yang menganalisis terletak setelahnya.
Contoh: APBN 2001 menghadapi tekanan yang berat.Tekanan itu pada dasarnya
berkaitan dengan tiga faktor.Pertama, memburuknya lingkungan ekonomi makro.
Kedua, tidak dapat dilaksanakannya secara optimal kebijakan fiscal di bidang
perpajakan, bea cukai, dan pengurangan subsidi BBM. Ketiga, adanya pembatalan
sebagian pencairan pinjaman untuk biaya pembangunan.
9. Pola klasifikasi: Merupakan sebuah proses untuk mengelompokkan hal atau peistiwa
atau benda yang dianggap punya kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh: Ikan air tawar terbagi ke dalam tiga golongan, yakni ikan peliharaan, ikan
buas, dan ikan liar. Ikan peliharaan terdiri atas ikan-ikan yang mudah diperbanyak.
Contohnya: ikan bandeng, ikan mas, ikan gurami, dan lain-lain. Ikan buas memiliki
sifat jahat terhadap ikan-ikan lain. Contohnya: ikan gabus dan ikan lele. Ikan liar,
meskipun jarang dipelihara, tetapi memiliki keuntungan secara ekonomis. Contohnya:
ikan paray, ikan bunter dan ikan ikan jeler.
10. Pola seleksi Penggambaran objek tidak dilakukan secara utuh, tetapi dipilih secara
perbagian berdasarkan fungsi, kondisi, atau bentuk.
Contoh: Sejak suaminya terpilih menjadi ketua partai politik, ia memutuskan untuk
mengubah penampilannya. Kini ia lebih banyak mengenakan busana panjang yang
sopan. Namun demikian kesan modis tak pernah ditinggalkan. Untuk menghadiri
jamuan makan malam, ia mengenakan busana bergaya Thailand. Untuk acara formal,
atasan model jas berlengan panjang dan rok span menjadi favoritnya. Untuk santai, ia
memilih busana model sackdress.
11. Pola sudut pandang atau titik pandang: Merupakan tempat pengarang melihat atau
menceritakan suatu hal.Sudut pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas
suatu barang.Misalnya dari samping, dari atas, atau dari bawah.Sebagai orang
pertama, orang kedua, atau orang ketiga.
Contoh: Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke sungai.Bersama-
sama mereka memandikan kerbaunya.Mereka pun sama-sama mandi.Namun hal itu
tidak lama karena hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di depan gubuk
kecilnya semabrai menunggu Imas pulang. Malam pun terasa mulai sunyi.Dari tepi
hutan terdengar lolongan anjing.
H a l a m a n | 40
12. Pola dramatis: Dalampola ini cerita tidak disampaikan secara langsung, tetapi
dikemukakan melalui dialog-dialog. Hal yang membedakannya dengan pola sudut
pandang adalah cara penyampaiannya.
3.2 Wacana
Wacana adalah deretan kalimat yang saling berkaitan satu sama lain dan
menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lainnya di dalam kesatuan makna
yang semantis antar bagian di dalam suatu bangun bahasa. Wacana juga merupakan
kesatuan bahasa yang lengkap dan sangat utuh karena setiap bagian wacana
berhubungan.
Wacana menempati hierarki teratas dalam tingkatan kebahasaan karena merupakan
satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Dan wacana juga dapat berupa kata, kalimat,
paragraf, atau karangan yang sangat utuh dan lebih besar, seperti artikel atau buku. Kata-
kata yang sering digunakan dalam wacana berpotensi sebagai kalimat, bukan kata yang
keluar dari konteks. Wacana sangat bergantung pada keutuhan dan keaslian unsur makna
dan konteks yang melengkapinya.
Istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Wacana
merupakan satuan bahasa yang paling besar di gunakan dalam komunikasi. Satuan
bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata dan bunyi. Secara
berurutan, rangkaian bunyi merupakan bentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase
dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat membentuk
wacana.
Berikut ini adalah pengertian wacana menurut beberapa ahli:
1) Hawthorn (1992) mengemukakan pengertian wacana merupakan komunikasi yang
terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai
sebuah aktivitas personal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
2) Roger Fowler (1997) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan
tulisan yang di lihat dari titik pandang kepercayaan,dan nilai.
3) Alwi dkk (2003) wacana adalah rentetan kalimat yang menghubungkan proposisi
satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan.
Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian
secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang menyatakan
waktu atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya, atausetahun
kemudian kerap dipergunakan.
Tahap menulis narasi, yaitu ssebagai berikut:
1) Menentukan tema
2) Menentukan tujuan
3) Mendaftarkan topik atau gagasan utama
H a l a m a n | 42
b) Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribereyang berarti gambaran,
rincian atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan
suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman
penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai
dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah
pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut.
Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan
kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu
sebagai berikut:
1) Diskripsi Imajinatif/Impresionis
Ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si
penulis.
Contoh deskripsi Impresionistis dalam sebuah cerita: “Aku tidak lagi berada
di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang
yang sama sekali belumpernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau
memenuhiruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli.Kami semua
duduk di kursi yang diatur membentuk sebuahlingkaran, mirip dengan ruangan
diskusi. Semua tampak duduktenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak
seorang punyang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.”
2) Deskripsi faktual/ekspositoris
Ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau
fakta-fakta yang dilihat
Contoh deskripsi faktual dalam sebuah cerita: Lantai tiga kamar nomor tiga- nol-
lima. Benar, ini dia kamar yang kucari; tanda pengenalnya tertera di pintu, agak
ke atas.Tepat di depan mataku, masih di pintu itu, ada sebuah kotak kecil warna
merah jambu. Sebuah note book kecil dijepitkan pada kotak itu, dengan sebuah
perintah dalam bahasa Inggris, Write Your Massage! Pada note book itu kubaca
pesan untukku, ”Masuk saja, Rat, kunci dalam kotak ini. Tunggu aku!”
Tahap menulis karangan deskripsi, yaitu:
1) Menentukan objek pengamatan
2) Menentukan tujuan
3) Mengadakan pengamatan dan pengumpulan data
H a l a m a n | 43
e) Persuasi
Wacana persuasi bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan
tindakan sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini,
digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh. Untuk
mencapai tujuan tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang
tidak rasional.
a) Wacana lisan
Menurut Henry Guntur Tarigan wacana lisan adalah wacana yang disampaikan
secara lisan, melalui media lisan. Sedangkan, Menurut Mulyana wacana lisan adalah
jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal. Jenis
wacana ini sering disebut sebagai tuturan (speech) atau ujaran (utterance). Pada
dasarnya bahasa lahir melalui mulut atau lisan.
Oleh karena itu, wacana yang paling utama, primer, dan sebenarnya adalah
wacana lisan. Jauh sebelum manusia mengenal huruf, bahasa telah digunakan oleh
manusia. Bahasa lisan menjadi bahasa yang utama dalam hidup manusia karena lebih
dahulu dikenal dan digunakan oleh manusia dari pada bahasa tulis.
Wacana lisan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Wacana lisan memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak
terputus.
2) Wacana lisan sulit diulang, dalam arti mengulang hal yang sama dengan
ujaran pertama.
3) Wacana lisan dapat dilengkapi dengan gerakan anggota tubuh untuk
memperjelas makna yang dimaksud.
4) Wacana lisan biasanya lebih pendek daripada wacana tulis.
5) Wacana lisan juga melibatkan unsur kebiasaan atau pengetahuan yang telah
diketahui bersama
b) Wacana tulis
Menurut Henry Guntur Tarigan wacana tulis adalah wacana yang disampaikan
secara tertulis, melalui media tulis. Sedangkan menurut Mulyana, wacana tulis adalah
jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan.
Berbagai bentuk wacana sebenarnya dapat dipresentasikan atau direalisasikan
melalui tulisan. Sampai saat ini, tulisan masih merupakan media yang sangat efektif
dan efisian untuk menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, atau
apapun yang dapat mewakili kreativitas manusia. Wacana dapat direalisasikan dalam
bentuk kata, kalimat, paragraf atau karangan yang utuh (buku, novel, ensiklopedia,
dan lain-lain) yang membawa amanat yang lengkap dan cukup jelas berorientasi pada
jenis wacana tulis.
Wacana tulis mulai dikenal setelah ditemukan huruf. Huruf dibuat untuk
mengganti peran bunyi bahasa sehingga biasanya orang mengatakan bahwa huruf
adalah lambang bunyi. Huruf – huruf itu dipelajari manusia dan kemudian digunakan
untuk menyampaikan informasi kepada orang lain yang tinggal berjauhan.
H a l a m a n | 46
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/wacana-
adalah/https://www.ayoksinau.com/pengertian-wacana-jenis-jenis-dan-bentuk-
wacana-keutuhan-wacana-contoh-wacana-ayoksinau-com/
https://www.ayoksinau.com/pengertian-wacana-jenis-jenis-dan-bentuk-wacana-
keutuhan-wacana-contoh-wacana-ayoksinau-com/
SURAT – MENYURAT
Disusun oleh
Kelompok 4 / III B D4 TE
MALANG
2019
48
H a l a m a n | 49
BAB IV
SURAT MENYURAT
4.1. Pengertian
Secara umum surat adalah alat komunikasi tertulis yang disampaikan dari satu
pihak kepada pihak lain baik atas nama pribadi maupun atas nama organisasi atau
perusahaan.
Surat menyurat (korespondensi) adalah suatu kegiatan atau hubungan yang
dilakukan secara terus-menerus antara dua pihak yang dilakukan dengan saling
berkiriman surat.
Koreponden adalah orang yang berhak atau mempunyai wewenang untuk
mendantangani surat,baik atas nama perorangan maupun kantor organisasi.
Korespondensi ada dua macam, yaitu :
1. Korespondensi ekstern adalah hubungan surat menyurat yang dilakukan oleh
kantor atau bagian bagiannya dengan pihak luar.
2. Korespondensi intern adalah hubungan surat menyurat yang dilakukan oleh
orang-orang dalam satu kantor, termasuk hubungan kantor pusat dan kantor
cabang atau bagian lainnya.
Surat Pribadi
Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik
perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran,
dan surat pemberitahuan.
Surat Niaga
Surat Dinas
kan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas
kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu
instansi.Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat
pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan
instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi.Ciri-
ciri surat dinas:
Surat lamaran kerja adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh
seseorang yang ingin bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi
tertentu. Surat lamaran pekerjaan termasuk surat dinas atau resmi. Oleh karena itu,
terdapat aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan dalam penulisannya.
H a l a m a n | 52
Nama lembaga
Logo/lambang lembaga
Alamat lembaga
Nomor telepon lembaga
Kode pos dan fax lembaga (jika ada)
Alamat email dan website lembaga (jika ada)
Bagian surat berikutnya adalah tempat dan tanggal surat. Pencatuman tempat
dan tanggal surat bertujuan untuk memberi informasi mengenai kapan dan dari mana
surat tersebut dikirim.
Tempat surat kadang juga tidak dicantumkan kembali jika sudah ditulis di
alamat instansi pada bagian kop surat, meski kadang juga dicantumkan kembali.
Sementara tanggal surat ditulis sesuai waktu surat dikirim.
H a l a m a n | 53
3. Nomor Surat
Dalam surat resmi selalu ada nomor surat yang dicantumkan. Penomoran surat
ini dilakukan oleh surat resmi yang dikirim oleh lembaga, instansi, perusahaan atau
organisasi yang resmi dan terdaftar.
Penggunaan nomor surat biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode
surat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. Fungsi nomor surat adalah untuk
memudahkan pengaturan dan penyimpanan surat serta mengetahui jumlah surat yang
dikeluarkan sebuah lembaga.
045/BNS/01/08/2017
127/PMI/X/2018
Pada beberapa surat juga terdapat lampiran yang disertakan. Bagian lampiran
merupakan penjelas yang memberi informasi bahwa ada berkas atau dokumen lain
yang disertakan dalam surat tersebut. Jika misal tidak terdapat berkas atau dokumen
yang dilampirkan, maka bagian lampiran ditiadakan.
5. Hal/Perihal
Bagian-bagian surat resmi berikutnya adalah bagian hal atau perihal. Fungsi
bagian hal dalam surat adalah memberi petunjuk pada pembaca tentang kepentingan
dan isi pokok dalam surat tersebut. Singkatnya, hal atau perihal hampir sama dengan
judul pada surat berjudul.
Tata cara penulisan hal atau perihal yaitu tidak ditulis dengan huruf kapital
keseluruhannya, tapi pada huruf pertama kata utamanya saja. Di akhir hal atau perihal
juga tidak perlu diberikan tanda titik.
6. Alamat Tujuan
Alamat tujuan juga menjadi salah satu bagian surat, yaitu alamat yang dituju
dalam pengiriman surat. Terdapat dua alamat tujuan yang ditulis yakni alamat luar
yang ditulis di sampul surat serta alamat dalam yang ditulis di bagian dalam kertas
surat.
Bisa menggunakan kata Yth (singkatan dari yang terhormat) untuk menghormati
pihak yang dikirim surat bisa berupa atasan, rekan kerja, kolega atau teman.
Bisa menggunakan sebutan Bapak, Ibu atau Sdr yang diikuti oleh nama orang yang
dituju.
Di akhir tiap baris tidak perlu diberikan tanda titik, kecuali untuk singkatan.
Dianjurkan menyertakan kode pos untuk memudahkan pengiriman surat pada yang
dituju.
7. Salam Pembuka
Bagian surat berikutnya adalah bagian salam pembuka. Fungsi salam pembuka
adalah untuk membuka pembicaraan dalam surat sesuai adab sopan santun. Salam
pembuka berisi sapaan-sapaan pada umumnya. Penulisan salam pembuka diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.
Dengan hormat,
Assalamualaikum wr. wb,
Selamat pagi,
8. Isi surat
Bagian ini merupakan bagian inti dari surat yakni isi surat. Isi surat memuat
apa saja yang perlu disampaikan oleh pengirim kepada orang atau lembaga yang
dituju. Layaknya bentuk karangan pada umumnya, isi surat terdiri dari 3 bagian yakni
bagian pembuka, bagian inti dan bagian penutup.
Bagian pembuka pada isi surat berisi pengantar bagi pembaca untuk
mengetahui isi dan berita yang akan disampaikan oleh pengirim surat. Pokok masalah
atau berita sudah tertera dalam bagian pembuka ini dan akan lebih dijelaskan di
bagian inti.
Bagian inti pada isi surat berisi maksud dan tujuan utama dari pengiriman
surat. Maksud pengiriman surat disinggung secara jelas, singkat dan padat pada
bagian inti agar pesan surat bisa tersampaikan pada pembacanya.
Bagian penutup pada isi surat berisi penegasan dan kesimpulan dari isi surat
secara keseluruhan. Selain itu penutup juga bisa berisi harapan atau ucapan terima
kasih pada pembaca atas penyampaian pesannya.
9. Salam Penutup
Bagian salam penutup berada pada bagian akhir surat. Salam penutup
digunakan sebagai ucapan salam akhir untuk menambah kesantunan dalam berkirim
pesan, meski tidak harus ada. Penulisannya diawali huruf kapital dan diakhiri oleh
tanda koma.
Hormat kami,
Wassalamualaikum wr.wb,
Terima kasih,
11. Tembusan
Bagian tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang
lain yang juga berhak mendapatkan surat tersebut. Meski begitu, tidak semua surat
memiliki tembusan.
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat
14. Inisial
H a l a m a n | 58
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat
14. Inisial
H a l a m a n | 59
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat
14. Inisial
H a l a m a n | 60
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat
14. Inisial
H a l a m a n | 61
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat
14. Inisial
H a l a m a n | 62
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat
14. Inisial
H a l a m a n | 63
1. Kop Surat
2. Tanggaldibuatnyasurat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isisurat
o Pendahuluanisisurat
o Penjelasanisisurat
o Penutupisisurat
9. Nama jabatan
10. TandaTangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halamanlampiransurat/Inisial
H a l a m a n | 64
DAFTAR PUSTAKA
http://contohsuratyangbenar.blogspot.com/2016/04/teori-surat-menyurat-fungsi-surat-
dan.html
http://srirantidv.blogspot.com/2017/04/jenis-jenis-surat-dan-bentuk-bentuk.html
https://manajementperkantoranfenny.wordpress.com/2012/06/01/bentuk-bentuk-surat/
http:/srirantidv.blogspot.com/2017/04/jenis-jenis-surat-dan-bentuk-bentuk.html
http://airisarosania09.blogspot.com/2017/04/pengertian-bentuk-dan-jenis-surat.html
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh
Kelompok 5 / III B D4 TE
MALANG
2019
65
H a l a m a n | 66
BAB V
KARYA ILMIAH
Karya tulis merupakan hasil karangan dalam bentuk tulisan yang merupakan hasil
pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu dan disusun secara sistematis.
Karya tulis terdiri dari dua kata yaitu karya dan tulis. Karya menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesig (KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama
hasil karangan). Sedangkan kata Tulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah huruf atau angka yang dibuat dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya), bersurat
(yang sudah disetujui), yang ada tulisannya.
Dari pegertian KBBI dapat kami simpulkan bahwa karya tulis merupakan hasil
karangan dalam bentuk tulisan atau karangan yang mengetengahkan hasil pikiran, hasil
pengamatan, tinjauan dalam bidang terfentu yang disusun secara sistematis. Karya tulis
juga dapat dikatakan tulisan yang membahas masalah tertentu berdasarkan pengamatan
secara sistematis dan terarah.
Karya tulis ilmiah (KTI) merupakan karya hasil pemikiran atau hasil penelitian
yang ditulis secara sistematis rasional, logis, objektif, analitis, dan konsisten (taat
azas)dan netral.Pemaparan karya ilmiah ditulis secara mendalam dengan menggunakan
konsep berfikir analisitik untuk menjelaskan "mengapa" atau "bagaimana" suatu topik
permasalahan itu terjadi dan bagaimana cara pemecahannya. Pemaparan karya ilmiah
disusun secara sistematis dengan menggunakan alur berpikir logis yang runtut dan
terarah. Hasil atau penelitian ditulis secara objektif yaitu mengungkap fakta apa adanya
dengan menggunakan berbagai dukungan informasi yang relevan. Karya tulis akan dinilai
berbobot ilmiah apabila ditulis dengan menggunakan bahasa baku yaitu bahasa yang
biasa digunakan oleh lembaga formal. Pemikiran dan istilah yang digunakan dalam karya
ilmiah selalu kosisten, taat kepada peraturan penulisan ilmiah
Karya tulis ilmiah memiliki ciri - ciri objektif, rasional, kritis, reserved. (1)
objective , yaitu karya ilmiah dikembangkan dari keadaan yang tampak nyata; (2) rational
, yaitu menggunakan cara berfikir yang sesuai dengan kaidah ilmu yang ditulis; (3) kritis
terhadap hal - hal yang dianggap telah menyimpang dan kritis menyampaikan ide - ide
baru yang brilliant untuk mengatasi permasalahan; (4) reserved, menahan diri, hati - hati,
jujur, lugas dan tidak menyertakan motif- motif pribadi untuk kepentingan tertentu.
Pengutipan sumber disertai dengan identitas sumber yangjelas.
B. BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakangg Masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan masalah
1.6 Definisi Istilah (Boleh ada, boleh tidak)
1.7 Hipotesis
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
C. BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka
Lampiran
H a l a m a n | 68
Biodata Penelit
Sistematika di atas merupakan sistematika yang lengkap dan runtut dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah (KTI). Dalam Karya Tulis Ilmiah, jenis huruf yang digunakan
adalah Times New Roman, dengan size 12. Kertas yang dipakau adalah A4, dengan
margin sebagai berikut:
Top : 4 cm
Left : 4 cm
Right : 3 cm
Bottom : 3 cm
Pada Halaman Sampul, berisi Judul, Tujuan KTI, Penyusun, Lembaga, dan
Tahun Penyelesaian.
Pada Halaman Judul, berisi sama seperti halaman sampul, namun sudah mulai
pemberian halaman menggunakan huruf romawi keci. "i".
Pada Halaman Pengesahan, berisi Judul Karya Tulis yang di susun
oleh.......... telah di teliti dan di sah kan oleh: tanda tangan pembimbing dan
kepala Lembaga.
Pada Abstraksi, berisi gambaran dari isi keseluruhan karya tulis. Jangan lupa
untuk menuliskan judul, kata kunci, dan untuk line spacing nya 1.
Pada Kata Pengantar, berisi ucapan syukur, judul, tujuan, ucapan terimakasih,
harapan, kritik dan saran, serta tempat, tgl, bula, tahun dibuatnya KTI tersebut.
Pada BAB I PENDAHULUAN, format penulisan Times New Roman, 14,
Bold, Center.
Pada Bab Latar Belakang Masalah, format penulisan Times New Roman, 12,
Bold, Left.
Pada Rumusan Masalah, kalimat yang digunakan adalah kallimat tanya.
Pada Jenis Penelitian, berisi jenis penelitian kita, yaitu eksperimen atau non
eksperimen.
Pada Metode Pengumpulan Data, itu bisa berupa eksperimen, interview,
angket, dsb.
Pada Desain penellitian, berisi tentang gambaran secara umum proses
penelitian dari awal hingga akhir.
Pada Kesimpulan, berisi tentang kesimpulan penelitian. Biasanya jawaban dari
rumusan masalah.
Pada Bagian akhir poin C, sudah tidak memakai halaman.
H a l a m a n | 69
- Judul
- Pendahuluan
- Kerangka Teoretis
- Metodologi Penelitian
- Pembahasan
- Simpulan dan Saran
- Daftar Pustaka
- Pembahasan
Judul dalam karya tulis ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan
lengkap, serta mencerminkan hubungan antarvariabel.
Ada dua cara penulisan judul dalam karya tulis ilmiah, yaitu:
Menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya
Menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Pada cara
ini, kata-kata penggabung (dengan dan tentang) serta kata-kata depan
(di, dari, dan ke) huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf
kapital.
Pada akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun, termasuk titik
ataupun koma.
Karya tulis dibedakan menjadi 3, yaitu karya tulis ilmiah. karya tulis non
ilmiah, dan karya tulis populer.
1. Objektif.
2. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang di ungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Juga setiap pernyataan atau simpulan
yang di sampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggung jawabka.
Dengan demikian, siapapun mengecek (memverifikasi) kebenaran dan
keabsahannya.
3. Netral.
4. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
Oleh karena itu, penyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
5. Sistematis.
6. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti
pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagaainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan
mudah alur uraiannya.
7. Logis.
8. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakan, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif, sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
9. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
10. Setiap pertanyaan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebuseperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
brkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan
marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
11. Tidak pleonastis.
12. Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya
atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
13. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang populer atau
biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan
mudah dipahami oleh masyarakat awam.
DAFTAR PUSTAKA
@nadiraaibrahim