Anda di halaman 1dari 4

Unsur Kebahasaan Teks Laporan Hasil

Observasi:
1. Verba
Verba merupakan kata yang menyatakan perbuatan, perilaku, proses, dan keadaan.

Contoh Verba:
Bangun, makan, pergi, membuat, berusaha, bertanya, menanam, tertawa, menerima,
dipanggil, memperbaiki, dibiasakan, bekerja, dsb.

Ciri-ciri verba:
1. Pada umumnya menduduki fungsi predikat dalam kalimat.
2. Sering dilengkapi imbuhan meN-, meN-kan, ber-, ter-, di-, di-kan.
3. Dapat diawali dengan kata sedang, akan, sudah, telah, belum, ingin, dan hendak.
4. Dapat dinegatifkan dengan kata tidak. Dapat diperluas menggunakan kata dengan +
kata sifat.

2. Nomina
Nomina merupakan jenis kata yang menyatakan nama, tempat, benda, atau sesuatu yang
dibendakan.

Contoh Nomina:
Ade, Ciamis, matahari, meja, laut, tumbuhan, ajaran, pelajar, pelajaran, kebaikan, dsb.

Ciri-ciri Nomina:
1. Dapat menduduki fungsi subjek, predikat, dan objek dalam kalimat.
2. Merupakan bentukan dari imbuhan -an, pe-, peN-, peN-an, ke-an.
3. Dapat didahului kata depan.
4. Dapat dinegatifkan dengan kata bukan.
5. Dapat diikuti kata ganti -ku, -mu, -nya.
6. Dapat diikuti kata tunjuk ini dan itu.
7. Dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat.
8. Dapat didahului kata sandang sang dan si.

3. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja. Unsur pusat frasa verba
yaitu kata kerja (verba).

Contoh:

Ade akan menulis dengan pensil baru.


Frasa akan menulis yang terdapat pada kalimat tersebut merupakan frasa verba karena
distribusinya sama dengan verba (kata kerja) menulis.
4. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa
nomina yaitu kata benda (nomina).

Contoh:
Ade menerima hadiah ulang tahun.
Frasa hadiah ulang tahun  yang terdapat pada kalimat tersebut merupakan frasa nomina
karena distribusinya sama dengan nomina (kata benda) hadiah.

5. Afiksasi
Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan
(turunan). Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau
pengulangan. Sedangkan, Kata bentukan (turunan) adalah kata yang telah mendapat imbuhan
(afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan ketika digunakan.

Berikut ini afiks atau imbuhan pembentuk verba dan nomina.

6. Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah kalimat yang memuat keterangan atau penjelasan atas suatu objek.
Objek tersebut dapat berupa benda, orang, proses atau aktivitas.

Ciri Kalimat Definisi:

1. Menjelaskan makna atau arti dari suatu objek.


2. Penjelasan bersifat umum atau tidak mengarah kepada ciri khusus objek tersebut.
3. Biasanya ditemukan pada laporan ilmiah.
4. Jika kalimat ini dibalik maka tidak mengubah makna atau arti dari kalimat tersebut.
Contoh Kalimat Definisi:
1. Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia.
2. Wayang golek  adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh.
7. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang memuat deskripsi atau penjelasan-penjelasan khusus
mengenai karakteristik atau ciri-ciri suatu objek. Karakteristik yang disampaikan merupakan
karakteristik yang sesuai dengan panca indera. Contoh karakteristik yang disampaikan adalah
warna, ukuran, rasa, bentuk, atau sifat-sifat lain yang melekat pada objek tersebut.

Ciri-ciri Kalimat Deskripsi:


1. Melibatkan panca indera dalam menggambarkan suatu objek.
2. Dapat membuat pembaca seolah-olah melihat atau membayangkan objek yang diceritakan.
3. Membicarakan ciri khusus suatu objek.
4. Jika kalimat ini dibalik maka akan mengubah makna kalimat tersebut.
Contoh Kalimat deskripsi:

1. Wayang kulit terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai dengan kaidah
pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah
sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
2. Singa dan harimau memiliki kuku yang tajam untuk mencabik-cabik musuhnya.
Berikut ini perbedaan kalimat definisi dan deskripsi.

8. Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa (memiliki satu verba
utama). Kalimat simpleks biasanya disebut kalimat tunggal.

9. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih (memiliki dua verba
utama atau lebih). Kalimat kompleks biasanya disebut kalimat majemuk. Kalimat kompleks
dapat dibedakan menjadi kalimat kompleks setara dan bertingkat.

Kalimat kompleks setara memiliki dua klausa yang setara dalam suatu kalimat. Fungsi-fungsi
utama dalam kalimat kompleks setara membentuk induk kalimat atau klausa atasan. Kalimat
kompleks setara biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi koordinatif (setara).

Kehadiran kalimat majemuk setara dalam bahasa Indonesia ditandai dengan penggunaan
konjungsi dan, atau, tetapi, serta. Konjungsi lain yang mungkin muncul dalam jenis kalimat
majemuk ini adalah padahal, sedangkan, dan melainkan

Kalimat kompleks bertingkat memiliki klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah
fungsi utama suatu kalimat. Fungsi-fungsi yang membentuk tingkat, yaitu yang mengikuti
konjungsi subordinatif disebut klausa bawahan atau anak kalimat. Kalimat kompleks
bertingkat biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi subordinatif (bertingkat).

Klausa subordinatif tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat lepas atau mandiri, karena
bergantung pada klausa utamanya.

Perbedaan lain dari majemuk setara dan bertingkat terletak pada


konjungsi yang dipakai. Pada kalimat majemuk setara, konjungsinya
hanya terdiri dari dan, serta, atau, tetapi. Bisa ditambahkan dengan
konjungsi lainnya seperti padahal, sedangkan, melainkan. Pada
kalimat majemuk bertingkat, konjungsi yang digunakan bisa lebih
beragam, contohnya sesudah, sebelum, dengan, tanpa, secara,
supaya, agar, demi, bagi, meskipun, walaupun, seperti, bagai,
seandainya, jika, kalau, dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai