Dalam menulis laporan, bahasa memegang peran penting. Tanpa bahasa, mustahil
suatu informasi dapat disampaikan kepada pembaca. Bahasa digunakan sebagai media
komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, pendapat, ataupun informasi.
Bahasa memegang peran yang signifikan. Bahasa yang digunakan dalam teks laporan hasil
observasi memiliki ciri yang berbeda dibanding jenis-jenis laporan lainnya. Umumnya,
setiap laporan menggunakan unsur kebahasaan yang berbeda-beda. Hal tersebut
merupakan ciri khusus yang mampu menjadi pembeda antara laporan hasil observasi dan
jenis-jenis laporan lainnya.
Adapun ciri kebahasaan yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi, sebagai berikut.
1. Penggunaan Verba
Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Biasanya, verba menjadi predikat dalam
suatu kalimat. Sebagai salah satu kelas kata dalam tuturan kebangsaan, verba mempunyai
frekuensi yang tinggi pemakalannya dalam suatu kalimat. Selain itu, verba mempunyai
pengaruh yang besar terhadap penyusunan kalimat. Perubahan struktur pada kalimat
sebagian besar ditentukan oleh perubahan bentuk verba.
Kata benda dibedakan menjadi dua, yaitu kata benda konkret dan abstrak. Kata benda
konkret adalah kata benda yang dapat dikenal dengan pancaindra (misalnya buku). Kata
benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran
(misalnya cinta).
3. Penggunaan Konjungsi
Dalam teks laporan, proses yang dijelaskan merupakan runtutan yang berkaitan satu
sama lain sehingga untuk menghubungkan paragraf satu dan lainnya dibutuhkan sebuah
konjungsi yang menunjukkan keterangan waktu. Konjungsi adalah kata atau ungkapan kata
penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi memiliki
banyak jenis. Konjungsi disebut juga dengan kata penghubung.
Adanya konjungsi dalam suatu kalimat dapat menyebabkan kalimat tersebut menjadi
kompleks atau luas. Berdasarkan kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat
simpleks dan kompleks.
b. Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih
dengan dua verba atau lebih. Kalimat kompleks juga bisa diartikan sebagai
kalimat yang telah mengalami perluasan, baik itu berupa penambahan fungsi
keterangan ataupun dengan perluasan pada fungsi-fungslnya. Kalimat kompleks
sering pula disebut kalimat luas.
Contoh:
1) Alam indah jika dirawat dengan baik.
2) Apabila alam dirawat dengan baik maka hidup kita akan sehat.
3) Rawat dan siramilah pohon agar lingkungan di sekitar kita asri.
4) Hanya kita yang bisa merawat dan memelihara alam ini.
5) Banyak orang tak bertanggung jawab yang menebang hutan hanya karena ingin
mendapat keuntungan.
Definisi Umum, adalah pembukaan yang berisi pengertian tentang sesuatu yang
dibahas didam teks.
Definisi Bagian, adalah bagian yang berisi ide pokok dari setiap paragraf
(penjelasan rinci).
Definisi Manfaat, bagian yang menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan
Penutup, adalah bagian rincian akhir dari teks.
Ciri kebahasaan
Teks Tanggapan Deskriptif memiliki ciri kebahasaan sebagaimana teks yang lainnya, baik
teks hasil observasi, eksposisi maupun teks lainnya. Adapun ciri kebahasaan teks tanggapan
Deskriptif yaitu :
1. Penggunaan kata baku, seperti formal, kreativitas, aktif dan lainnya.
2. Penggunaan kata hubung/ kata sambung atau konjungsi, seperti atau, dan, tetapi,
sehingga.
3. Penggunaan kata berimbuhan, seperti imbuhan ber- , men- (proses apiksasi).
4. Penggunaan kata rujukan, seperti itu, ini, di sana, di sini dan tersebut.
Unsur Kebahasaan atau kaidah kebahasaan teks eksposisi adalah ciri kebahasaan
yang digunakan dalam pembuatan teks eksposisi. Adapun kaidah kebhasaan teks
eksposisi adalah sebagai berikut.
1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan
pronomina nonpersona.
Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia,
dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya
seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk
contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti
apa, mana, siapa.
2. Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat
berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk
nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah,
pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang
bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari
bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi,
reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena
proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat,
berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan,
dll.
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang,
benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar,
luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain.
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat,
waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat,
ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.
Kata leksikal (nomina, verba, adjektiva, dan adverbia) yang terdapat dalam teks eksposisi
di atas, misalnya:
Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu
jenis konjungsi dapat digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang
sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi
antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks
sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.
Adapun berikut adalah beberapa jenis konjungsi dan contohnya yang biasa kita temukan
didalam sebuah teks eksposisi.
1. Judul
2. Pernyataan umum, menjelaskan fenomena yang disebut metamorfosis.
3. Rincian penjelasan, menjelaskan secara rinci proses perubahan larva (telur kupu-
kupu betina) sampai akhirnya menjadi seekor kupu-kupu:
4. Telur (larva) menetas menjadi ulat
5. Ulat dalam beberapa hari menjadi kepompong
6. Di dalam kepompong tumbuh sayap, kaki, dan anggota tubuh lain.
7. Kepompong pecah keluar kupu-kupu.
8. Kesimpulan, menyimpulkan bahwa porses metamorfosis terjadi secara alami sebagai
bukti kemahakuasaan Allah.
Berikut ini struktur teks Eksplanasi jika dikerangkakan:
1. Judul
2. Pernyataan umum
3. Rincian Penjelasan
4. Kesimpulan
Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi
Dalam sebuah teks atau karangan tentunya memiliki unsur kebahasaan, begitu juga
dengan Teks Eksplanasi. Adapun unsur kebahasaan pada teks eksplanasi yang akan
dibahas pada bab ini adalah sebagai berikut :
Seperti : Dalam beberapa hari, telur-telur tersebut akan menetas, dan ulat-ulat kecil akan
keluar dari telur-telur itu. Mereka akan bertahan selama kurang lebih 20 hari dengan terus
makan dedaunan. Setelah itu mereka akan menjadi kepompong.
Untuk mengetahui, memahami dan mampu secara jelas mengetahui bahasan yang
dijadikan sebagai kajian, maka hal yang harus dilakukan adalah mempertanyakan. Namun,
dalam membuat sebauh pertanyaan harus mampu membuat pertanyaan yang tidak asal-
asalan, melainkan ada maksud dan tujuannya. Begitu juga ketika akan mengkaji teks
eksplanasi secara mendalam harus mampu membuat pertanyaan dan mempertanyakan
secara jelas seputar isi teks yang dimaksud. Sebagai contoh jenis pertanyaan, bentuk
pertanyaan dan jawaban adalah sebagai berikut :
Struktur Cerpen
Abstrak
Abstrak merupakan bagian awal dalam cerita atau ringkasan utama dari cerpen yang
dikembangkan dalam rangkaian-rangkaian peristiwa. Dalam sebuah cerpen struktur abstrak
bersifat opsional (boleh ada ataupun tidak).
Orientasi
Pada bagian ini berkaitan dengan waktu, tempat, suasana dan alur pada cerita tersebut.
Komplikasi
Pada bagian komplikasi berisikan urutan dari kejadian yang dihubungkan dengan sebab dan
akibat. Pada bagian ini biasanya menunjukan watak dari tokoh cerpen tersebut serta mulai
muncul kerumitan.
Evaluasi
Evaluasi merupakan struktur konflik yang terjadi serta mengarah pada puncak atau
klimaks. Pada bagian ini sudah mulai muncul penyelesaian dari konflik yang muncul dalam
cerpen.
Resolusi
Pada bagian struktur ini berisikan solusi dari masalah yang dihadapai dalam cerita.
Koda (coda)
Pada bagian ini berisikan amanat berupa nilai atau pelajaran yang disisipkan penulis dalam
cerita tersebut
Unsur Kebahasaan Teks Cerpen
Struktur Teks
1. Orientasi, berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu
2. Komplikasi, masalah utama muncul pada bagian ini
3. Reolusi, berisi pemecahan masalah yang menimpa tokoh
4. Koda, berisi pendapat tokoh tentang teks tersebut
Unsur Kebahasaan
1. Kata Kerja
Teks fabel memiliki 2 kata kerja yaitu
1. Kata Kerja Transitif : kata kerja yang memiliki objek. Contoh: Ibu
memakan nasi
1. Kata Kerja Intransitif : kata kerja yang tidak memiliki objek. Contoh:
Budi sedang bersiul
A. ORIENTASI
Tahap ini adalah bagian pengenalan suatu tokoh, berisi gambaran awal
tentang tokoh tersebut di dalam teks biografi.
Tahap ini adalah bagian kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh.
Berisi penjelasan suatu cerita baik itu berupa pemecahan masalah, proses
berkarir, peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan hingga
mengesankan yang pernah dialami oleh tokoh hingga mengantarkannya
meraih mimpi, cita-cita dan kesuksesan.
C. REORIENTASI
A. KATA HUBUNG
Kata hubung adalah kata yang berfungsi sebagai penyambung antara satu
kata dengan kata yang lain dalam sebuah kalimat dan juga kata hubung
antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Apabila kata hubung tersebut berfungsi sebagai penyambung kata dalam
sebuah kalimat, kata hubung itu dinamakan konjungsi intrakalimat. Contoh :
dan , tetapi, lalu, kemudian.
B. RUJUKAN KATA
Rujukan kata yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang sudah
diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dikatagorikan menjadi beberapa
bagian, antara lain :
D. KATA KERJA
Kata kerja atau verba adalah suatu kelompok kata yang menjelaskan
sesuatu hal yang dilakukan oleh tokoh. Kata kerja dibagi menjadi dua, yakni
berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis.
Kata kerja dasar adalah kata kerja yang masih dalam bentuk aslinya, yang
berarti kata kerja ini belum mengalami pengimbuhan baik awalan, akhiran
ataupun sisipan.
Contoh :
Bagian Tujuan, bagian tujuan dari teks prosedur dapat berupa judul dan juga berisikan
tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang akan di capai jika
kita melakukan tahapan pada teks prosedur tersebut.
Bagian material, berisikan bahan-bahan, alat-alat, atau material yang diperlukan,
namun tidak tidak semua teks prosedur terdapat bagian ini. Pada umumnya
penggunaan bagian material terdapat pada teks prosedur tentang pembuatan suatu
hal seperti makanan dan sebagainya.
Bagian langkah-langkah, bagian ini berisikan langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan teks prosedur. Pada bagian ini
setiap langkah harus dilakukan secara urut tidak boleh secara acak dalam
melakukannya.
Seperti teks lainnya teks prosedur juga memiliki ciri kaidah kebahasaan sendiri sebagai berikut.
1. Konjungsi temporal, Pada teks prosedur akan banyak sekali dijumpai kata
konjungsi temporal atau kata penghubung yang menyatakan waktu kegiatan yang hadir
dan berisifat kronologis seperti selanjutnya, berikutnya, kemudian, lalu, dan setelah itu.
2. Kata kerja imperatif atau kata perintah, dalam teks ini juga akan banyak dijumpai
perintah-perintah dan larangan yang harus ditaati dalam pelaksanaan teks prosedur.
3. Verba material dan tingkah laku, verba material merupakan sesuatu yang
mangacu pada tindakan fisik seperti potong ikan, haluskan bumbu dan lain-lain.
Sedangkan verba tingkah laku merupakan tindakan yang dilakukan dengan ungkapan.
4. Partisipan manusia, merupakan semua manusia yang ikut serta dalam teks
prosedur tersebut.
5. Terdapat bilangan sebagai penanda urutan.
6. Terdapat kalimat introgatif atau kalimat yang berisikan pertanyaan.
7. Terdapat kalimat deklaratif atau kalimat yang berisikan pernyataan.
Struktur.
Dalam teks diskusi, terdapat empat struktur kebahasaan, yaitu :
Isu/masalah
Pendapat mendukung
Pendapat menentang
Kesimpulan
Bagian teks ulasan yang menyatakan gambaran umum atau khusus mengenai karya seni
drama/film yang hendak di ulas kembali. Adapun bagian ini meliputi :
Contoh :
Meliputi : dialog, pemeran, alur, tata panggung, tata musik, tata lampu, kepiawaian
pemeran dalam adegan, kegunaannya, ciri khas produksinya, dan lain-lain.
Bagian tafsiran umumnya berisi pandangan penulis tentang karya tersebut, meliputi :
Misalnya : nilai pendidikan, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai kebudayaan, nilai
kejujuran, dan sebagainya.
Contoh :
Dalam film Sang Pemimpi sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah
kerja keras dan pantang menyerah untuk mencapai suatu impian.
c.) Perbandingan dengan karya drama/film yang mirip atau dengan sesuatu yang
suasana/kesannya mirip.
Contoh :
3. Evaluasi
Bagian evaluasi berisi penilaian pribadi penulis mengenai penampilan, dan produksi karya
seni drama/film yang diulas, meliputi :
a.) Kekuatan dan kelemahan dari pementasan drama atau produksi film.
Contoh :
Satu hal yang paling menonjol dari film ini adalah soundtracknya yang mampu
membangkitkan suasana percintaan antara pemeran utama pria dan wanita
Kelucuan film ini benar-benar terasa, para pemeran sangat piawai dalam
mempengaruhi penonton untuk tertawa.
Akting yang gemilang dipadu dengan naskah yang memikat, soundtrack yang enak
didengar, sinematografi yang indah, dan penyutradaraan yang tepat adalah alasan
kenapa film ini harus masuk ke dalam list film yang wajib kalian tonton.
4. Kesimpulan/Rangkuman
Bagian yang berisi kesimpulan tentang keadaan/kondisi suatu karya drama/film yang
diulas. Bagian kesimpulan juga dapat berisi komentar apakah karya tersebut
bernilai/berharga/berguna/layak atau tidak bagi pembaca/penonton.
Contoh :
Berharap film ini dapat menjadi tontonan inspiratif bagi anak-anak Indonesia yang
akan memulai sebuah kerajaan bisnis.
Berharap film ini mampu menggugah minat pemuda untuk tetap belajar dalam
keadaan apapun.
1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang
hendak diulas.
Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang khas pada objek
ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya drama/film yang sejenis.
Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat) seperti : menarik/tidak
menarik, mengharukan, memilukan, bernilai, memuaskan, baik/kurang baik, mencekam,
menakutkan, dan lain sebagainya. Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas.
Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat, watak,
tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana atua dalam
keadaan apa. Adjektiva juga mampu diperluas lagi dengan amat..., ....sekali, sangat.....
Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton, drama/film ini sungguh
menarik untuk ditonton, drama/film ini benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan
mengandung nilai moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.
Sama halnya dengan intrakalimat, konjungsi ini juga dibedakan atas 4 kategori makna
hubungan :
Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain,
namun, namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;
Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai
akibat, maka.
Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses. Misalnya :
makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan, mendengarkan,
menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan lainnya.
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal
(kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja bantu).
Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut, jadi/menjadi,
meruapakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi,
mungkin, boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan
sebagainya.
Materi BI lainnya :
Mengulas suatu karya tentu mengharuskan kita untuk berpikir lebih kritis. Dengan kritik,
saran dan opini kita mengenai drama/film, itu berarti kita sudah berkontribusi guna
kemajuan drama/film tersebut.