Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN

LAPORAN HASIL OBSERVASI (LHO)

 Adalah berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan
(observasi).
 Ciri-ciri laporan hasil observasi dari segi isinya:
1. Bersifat objektif
2. Ditulis berdasarkan fakta yang ditemukan pada saat pengamatan
3. Tidak mengandung hal-hal yang bersifat menyimpang, dugaan-dugaan yang tidak
tepat, atau pemihakan terhadap sesuatu.
4. Ditulis secara lengkap
 Disajikan dalam bentuk teks tertulis maupun lisan. Sumber atau dapat di dengar melalui
media televisi, koran, majalah atau internet
 Struktur teks Laporan Hasil Observasi:
1. Pernyataan Umum/Klasifikasi
Berisi pembuka atau pengantar hal yang akan disampaikan. Bagian ini berisi hal
umum tentang objek yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman
tentang hal tsb.
2. Deskripsi Bagian
Penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagiannya
3. Deskripsi Manfaat
Menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam
kehidupan.
 Kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi, antara lain:
1. Penggunaan kata/frasa
2. Pembentukan nomina dan verba turunan dengan afiksasi
3. Penggunaan kalimat definisi dan kalimat deskripsi
4. Kalimat simpleks dan kompleks
 Ringkasan
Adalah rangkaian pokok-pokok pikiran yang dirangkai menjadi satu dengan tetap
memerhatikan urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang
tetap diperhatikan dan dipertahankan
Untuk Menyusun sebuah ringkasan, hal yang pertama harus dilakukan adalah membaca
pemahaman isi teks, kemuadian menemukan pokok-pokok isi informasi di dalamnya.

 Pokok-pokok isi sebuah teks dapat ditemukan dengan menemukan kalimat utamanya.
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya mengandung pokok pikiran/gagasan
utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.

 Gagasan utama adalah bersifat umum dan dapat merangkum semua isi yang ada dalam
sebuah paragraf. Disebut juga dengan gagasan pokok (pernyataan yang menjadi inti dari
sebuah pembahasan)
Dilihat dari letaknya gagasan utama (gagasan pokok) terletak;
1. Deduktif, paragraf yang letak gagasan utamanya diawal paragraf
2. Induktif, paragraf yang letak gagasan utamanya di akhir paragraf
3. Campuran
4. Naratif dan Deskrisptf
 Gagasan penjelas fungsinya menjelaskan gagasan utama.
 Kalimat penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas
Ciri Gagasan Penjelas :
Kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu pargraf berisi penjelasan dari topik utama
yang dibahas di paragraf gagasan utama.

Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina

Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan
hasil observasi adalah Verba (kata kerja) dan Nomina (kata benda).
Perbedaan antara Kata dan Frasa:

 Kata berbentuk morfem atau morfem bebas, yaitu satuan Bahasa terkecil (dapat memiliki
arti maupun tidak) yang bersifat bebas.
 Frasa (jenis kata atau kelompok kata) merupakan gabungan beberapa unsur namun tidak
melebihi batas fungsi, artinya sekalipun terdiri atas beberapa unsur namun hanya
memiliki satu fungsi dalam sebuah kalimat. Selain itu, frasa merupakan kelompok kata
yang non predikatif, atau tidak menduduki subjek dan predikat.
 Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau
kalimat-kalimat dan sebagainya.

2. Proses Pengimbuhan, Afiksasi (Kata Berimbuhan)

 Kata dasar adalah kata yang belum mendapatkan imbuhan, pemajemukan atau
pengulangan.
 Kata bentukan adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi) pengulangan
(reduplikasi), dan pemajemukan Ketika digunakan.
 Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berubah jenis.
Misal : kata verba dapat berubah menjadi nomina jika mendapat imbuhan. “Minum”
(verba) mendapat imbuhan -an menjadi “mnuman” (nomina).
 Kata dasar dapat berubah menjadi verba jika mendapat imbuhan “me(N)-, be(R)-, di-,
bahkan terkadang ter- atau ke-an.
 Kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan “pe(N)-, pe(R)-
, -an, atau terkadang ke-an
 Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kualitas sesuatu,
seperti ciri, wujud, warna, atau ukuran. Misalnya bagus, jauh,kecil,pandai.

3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

 Kalimat Definisi adalah suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu
benda, hal, aktivitas dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan
dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu. Terdiri atas : adalah, ialah,
termasuk, digolongkan, disebut, dan meliputi, merupakan.
 Kalimat Deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat atau ciri-ciri khusus dari
suatu benda. Sifat – sifat tersebut merujuk pada hal khusus yang bisa ditangkap oleh
panca indera misalnya, berupa ukuran seperti besar kecil, tinggi rendah.

 Perbedaan antara kalimat definisi dan deskripsi:


Kalimat definisi menjelaskan gambaran yang umum sedangkan kalimat deskripsi
menggambarkan sesuatu yang lebih spesifik dan ditangkap oleh panca indera.

4. Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks

 Kalimat Simpleks (Kalimat Tunggal) : Kalimat yang hanya memiliki satu klausa, yaitu
bagian kalimat yang mengandung subjek dan predikat (predikatif).

Contoh : Ada beragam jenis topeng di museum ini

 Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri
atas subjek dan predikat, berpotensi menjadi kalimat.
 Kalimat Tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Salah satu ciri utamanya
adalah fungsi-fungsi kalimat (S,P,O,K,Pel) dalam kalimat tersebut hanya satu.
Contoh Kalimat Simpleks:
Kelelawar merupakan hewan unik
Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit

 Kalimat Kompleks (Kalimat Majemuk) : Kalimat yang memiliki dua / lebih klausa.
Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam;
a. Kalimat Kompleks Majemuk Setara : memiliki dua klausa yang setara dalam
suatu kalimat. Fungsi, membentuk induk kalimat atau klausa atasan. Biasanya
ditandai dengan penggunaan konjungsi koordinatif (setara).
Contoh : Dalam budaya modern, wayang berfungsi menghibur dan mendidik.
Kelelawar aktif pada malam hari, tetapi tidur pada siang hari.

b. Kalimat Kompleks Majemuk Bertingkat : memiliki klausa ganda yang tidak sama
atau berada di bawah fungsi utama suatu kalimat. Fungsi, yang mengikuti konjungsi
subordinatif disebut klausa bawahan atau anak kalimat. Ditandai dengan
penggunaan konjungsi subordinatif (bertingkat).
Contoh : Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut
karena kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama.

Anda mungkin juga menyukai