Anda di halaman 1dari 4

Bahasan Kisi-Kisi

1. Mengidentifikasi Isi Teks Laporan Hasil Observasi


Mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi adalah kegiatan menentukan atau menetapkan
isi teks laporan hasil observasi. 
Pokok-pokok isi teks terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok
isi atau informasi  itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa, DI mana, SIapa,
Mengapa, BAgaimana) .

a.    Apa (what) peristiwanya?


Jawaban sesuatu/perihal peristiwa dalam bacaan.

b.    Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?


Jawaban: Pihak (subjek) yang diinformasikan.

c.    Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?


Jawaban: tempat terjadinya peristiwa.

d.   Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?


Jawaban: Waktu terjadinya peristiwa.

e.    Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?


Jawaban: alasan/penyebab terjadinya peristiwa.

f.     Bagaimana (how) proses peristiwanya?


Jawaban: proses terjadinya peristiwa. 

Interpretasi
Interpretasi merupakan bentuk penafsiran yang berisi pendapat, kesan, atau pandangan teoritis terhadap
suatu hal. Interpretasi bisa dilakukan pada berbagai hal seperti lirik lagu, sikap seseorang, kebijakan-
kebijakan, dan juga berbagai jenis teks. Salah satu teks yang isinya bisa diinterpretasi adalah teks
laporan hasil observasi. 
Tujuan dari interpretasi sendiri adalah untuk meningkatkan pengertian dari suatu hal atau dalam hal ini
suatu teks. Interpretasi sendiri bisa menggunakan hasil imajinasi atau penafsiran seseorang sehingga
terkadang penggunaan pronomina “kita” bisa dilakukan

Teks Laporan Hasil Observasi


Teks laporan hasil observasi merupakan sebuah teks yang berisi hasil dari pengamatan yang sudah
dilakukan. Struktur dari teks laporan hasil observasi sendiri di antaranya sebagai berikut.

1. Definisi umum merupakan sebuah pernyataan yang bersifat umum. Isi dari penerangan umum tersebut
berupa objek dari pengamatan, klasifikasi, dan juga keterangannya.
2. Anggota atau aspek yang dilaporkan. Dalam hal ini bisa ditentukan dengan cara mencari apa ide
pokok yang terdapat dalam setiap paragraf. Bisa ide pokok deduktif yang berasal dari awal paragraf dan
ide paragraf induktif yang berasal dari akhir paragraf. 

A. Isi Teks Laporan Hasil Observasi


Laporan hasil observasi adalah berita atau informasi yang dibuat berdasarkan pengamatan.
Kosasih (2014:43) menyatakan bahwa teks laporan hasil observasi mengemukakan fakta-fakta
yang diperoleh dari hasil pengamatan, bukan hasil imajinasi. Hal ini menegaskan bahwa yang
diungkapkan dalam laporan hasil observasi adalah sesuatu yang terjadi.
B. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur (a) pernyataan umum atau klasifikasi,
(b)deskripsi bagian, dan (c) deskripsi manfaat. Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar
hal yang akan disampaikan. Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji,
menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut. Deskripsi per bagian berisi
penjelasan detail mengenai objek atau bagian yang diklasifikasikan. Deskripsi manfaat
menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan. 
C. Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina
Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil
observasi adalah verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).
2. Afiksasi
Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan.
Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata
bentukan adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan
pemajemukan ketika digunakan.
Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berubah jenis. Misalnya, kata berjenis verba
dapat berubah menjadi nomina jika mendapat imbuhan. Contoh, kata “minum” (verba) mendapat
imbuhan “– an” menjadi “minuman” (nomina).
Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me(N)-, be(R)-, di-,
bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama dapat berubah menjadi
nomina jika diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an.
3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
kalimat definisi, yaitu kalimat yang menggunakan verba definitif dan kalimat deskripsi, yaitu
kalimat yang menggunakan verba sebagai deskriptif.
4. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian kalimat yang
memiliki subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya memiliki satu klausa disebut
sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.
Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih klausa.
Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau majemuk setara dan
kalimat kompleks atau majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara memiliki dua klausa yang
setara dalam suatu kalimat, sedangkan kalimat majemuk bertingkat memiliki klausa ganda yang
tidak sama atau berada di bawah fungsi utama suatu kalimat.
 Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks juga sering disebut dengan kalimat majemuk bertingkat.


Kalimat kompleks terdiri dari dua klausa, yaitu klausa utama yang disebut
dengan induk kalimat (inti kalimat) dan klausa penghubung yang disebut
dengan anak kalimat. Klausa utama bisa berdiri sendiri sebagai kalimat,
sedangkan klausa penghubung tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat karena
pada umumnya mereka berfungsi sebagai keterangan kalimat, contoh kalimat
kompleks:

1. Saya tidak berangkat ke sekolah karena hujan.


2. Dia tidak kaya semenjak kecil.
3. Saya menilai dia orang yang baik.

Kalimat Simpleks

Kalimat simpleks adalah tipe kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan
satu predikat. Dengan kata lain, kalimat simpleks merupakan kalimat yang
hanya terdiri dari satu klausa. Karena hanya terdiri dari satu predikat, sudah
barang tentu kalimat simpleks hanya memberikan satu informasi. Oleh karena
itu, kalimat simpleks juga bisa disebut dengan kalimat tunggal. Perhatikan
contoh kalimat simpleks di bawah ini:

1. Bapak itu dokter bedah. [S,P]


2. Mereka membuat roti [S,P,O]
3. Kepandaian Winda sudah diakui teman-temannya [S,P,Pel]
4. Kami berangkat pagi [S,P,K]
5. Diam! [P]

Anda mungkin juga menyukai