Pada sebuah teks, untuk menemukan makna dan informasi kita harus membacanya. Informasi dapat
digali dengan mengajukan pertanyaan apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana.
Makna yang terkandung dari sebuah teks dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Makna tersurat
Makna tersurat adalah makna yang secara langsung dinyatakan dalam bacaan.
2. Makna tersirat
Makna tersirat adalah makna yang secara tidak langsung dinyatakan dalam teks. Makna ini
dapat diperoleh setelah kita memahami isi teks tersebut.
Contoh Soal:
1. Pada umumnya, kucing peliharaan tidak berbahaya bagi manusia karena tubuhnya yang kecil.
Namun, tidak menutup kemungkinan hewan ini dapat menularkan penyakit. Penyakit yang
mungkin ditularkan di antaranya rabies akibat gigitanya dan gangguan pernapasan oleh
bulunya.
Informasi tersurat yang terdapat dalam kutipan teks tersebut adalah ....
A. Kucing merupakan hewan yang banyak dipelihara oleh manusia.
B. Penyakit yang dapat ditularkan kucing diantaranya adalah rabies.
C. Tubuh kucing yang kecil membuat hewan ini disukai banyak orang.
D. Kucing dapat menularkan penyakit gangguan pernapasan oleh cakarannya.
Kata bermakna kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna sebenarnya.
Bisa juga disebut kata yang memiliki makna tak langsung. Sebagai contoh, “Kembang desa itu dikejar-
kejar seluruh pemuda di kampungnya.” Kata kembang desa itu bukan bermaksud bunga yang berputik
dan berkelopak itu, melainkan perwakilan dari wanita atau gadis desa. Atau seperti kata pintar dalam
kalimat, “Anak itu sangat pintar menipu.” pintar di sini tentu bukan dalam arti positif, melainkan negatif.
Itulah makna kias atau simbolik atau majas.
Cara Menjawab:
Lihat konteks kalimat. Jika kita artikan secara sebenarnya memunculkan keanehan, maka kuat
kemungkinan mengandung kata-kata kias. Maka carilah kata-kata seperti itu!
Periksa “Apakah jika kita kiaskan akan menghasilkan suatu makna yang dapat dipahami?”
Kata sambung intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antara kalimat induk dan
anak kalimat seperti : “karena”, “dan”, “tetapi”, dan lain – lain.
Kata sambung antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antara kalimat dalam satu
paragraf seperti : “oleh karena itu”, “oleh sebab itu”, “Namun”, “Terlebih lagi”, dan lain – lain.
A. Keadaan semakin parah, pemerintah tidak bisa berdiam diri melihat daerah-daerah terdampak
kabut asap.
B. Melihat kondisi yang kian menghawatirkan, Menkes langsung menginstruksikan untuk
kembali mengirim tambahan bantuan ke daerah-daerah terdampak kabut asap.
C. Bantuan-bantuan tambahan dari Pemerintah sangat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal
di daerah terdampak kabut asap.
D. Kondisi semakin memprihatinkan, pemerintah daerah dan provinsi wajib meliburkan siswadi
daerah terdampak kabut asap.
E. Pemerintah akan memberi Bantuan Santunan Kematian kepada korban meninggal akibat
bencana asap.
Kalimat yang bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut adalah ....
A. Malam begitu indah
B. Cinta kita selalu ada
C. Pasti bahagia dan derita tetap ada
D. Jangan lupa hidup ini sementara
E. Adakah rumah yang ramah untuk kita.
Jawab: E (majas personifikasi (penginsanan)=rumah berperilaku sebagai manusia)
Dialog yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang kutipan drama tersebut adalah...
A. Maafin aku Rina. Aku tidak sengaja.
B. Maafin aku Aji. Aku tidak sengaja.
C. Begitu saja kok kamu marah, Rin.
D. Baiklah aku akan beli yang baru.
KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
Dialog drama yang rumpang, lengkapi dialog isinya sesuaikan dengan ilustrasi. Cermati
hubungan makna yang logis kalimat sebelum dan sesudah dialog yang dirumpangkan. Cermati
tokoh / pelaku dalam drama untuk melengkapi dialog rumpang tersebut.
Kata kunci : tokoh yang bicara Aji (Maafin aku Rina); …maaf-maaf enak saja!
➢ Menggabungkan kalimat
Kalimat majemuk:
A. Kalimat Majemuk Setara
Gabungan dari kalimat-kalimat tunggal yang pola nya sama atau sederajat.
Ciri-ciri :
1. Kedudukan pola-pola kalimatnya sama atau sederajat.
2. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
3. Diberi kata hubung setara, contohnya seperti “dan”.
4. Pola umum : S-P+S-P
B. Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang teridir dari induk dan anak kalimat. Pola dua kalimat
yang digabungkan tidak sama.
Cara membuat majemuk bertingkat:
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat yang polanya luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu kalimat menjadi anak kalimat.
Contoh :
Kalimat diatas akan dijadikan kalimat majemuk bertingkat dengan memperluas objeknya.
Basri akan melamar seorang wanita cantik yang bernama Safira besok.
S P O Pel K
➢ Kata hubung:
Konjungsi atau kata hubung adalah kata-kata yang berfungsi untuk menghubungkan
kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
a) Kata hubung antarklausa
• Sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
• Tidak Sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
b) Kata hubung antarkalimat: akan tetapi,oleh karena itu,jadi,dengan demikian.
c) Kata hubung antarparagraf: selain itu, adapun, namun.
1. SINONIM
Sinonim adalah beberapa kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi memiliki arti atau pengertian yang
sama atau mirip. Sinonim disebut juga persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
bohong = dusta
haus = dahaga
bertemu = berjumpa
senang = gembira
2. KONOTASI
Makna konotasi adalah arti yang tidak sebenarnya atau biasa disebut arti kiasan. Contoh:
- Kemarin Amir jatuh dari pohon mangga. (Denotasi)
- Amir jatuh hati kepada Rina siswa pindahan dari Lampung. (Konotasi)
3. UNGKAPAN
Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat diterjemahkan
secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi lain.
Contoh:
Khesia naik darah ketika melihat kelakuan kakaknya.
Kata naik darah merupakan ungkapan yang berarti 'marah'.
Berikut pola kalimat utama dalam bahasa Indonesia.
1. Subjek-Predikat (S-P) 2. Subjek-Predikat-Objek (S-P-O)
Contoh: Contoh:
Olvi pintar Mario membeli pensil
S P S P O
Bu Alfrida sangat cantik Osdar mengejar Asrianti
S P S P O
3. Subjek-Predikat-Keterangan (S-P-K) S P O Pel.
Contoh: Ayu memasak sup iga sapi.
Angelita pergi Balikpapan S P O Pel
S P K 6. Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (S-P-O-K)
Joel pulang kemarin Contoh:
S P K Alvin membeli sepatu di toko.
4. Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel) S P O K (tempat)
Contoh: Joni mendirikan tenda pada sore hari.
Kemeja berwarna hitam S P O K (waktu)
S P Pel 7. Keterangan-Subjek-Predikat (K-S-P)
Wempi sakit kepala Contoh:
S P Pel. Lusa Paman Dana Pulang
5. Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap (S-P-O-Pel.) K S P
Contoh: Di Bontang Osdar menunggu
Ibu membeli baju daster. K S P
CONTOH SOAL:
1. Pada suatu hari, ada sebuah keluarga miskin yang bernama Stevan. Saat itu Ibu dan Ayah Stevan
meninggal karena kecelakaan. Dia tidak punya keluarga lagi. Dia hanya hidup bersama Kakek dan Nenek.
Saat beberapa tahun, Kakek dan Nenek Stevan meninggal. Sekarang Stevan harus [....] untuk kebutuhan
hidupnya.
Ungkapan yang tepat untuk melengkapi teks di atas adalah....
A. Tulang punggung
B. Gulung Tikar
C. Banting Tulang
D. Banting Stir
E. Menepuk dada
Mengubah teks ke bentuk lain disebut juga mengonversikan teks. Kata mengonversikan memiliki arti
mengubah atau menukar.Sebuah teks dapat diubah atau dikonversi menjadi bentuk teks yang lain.
Misalnya saja dari sebuah teks eksplanasi dapat teks prosedur. Teks cerita dapat diubah ke dalam teks
drama. Pengubahan teks ke bentuk teks lain haruslah mempertahankan kesamaan isi meskipun
strukturnya berbeda.
Cermatilah teks berikut!
Wartawan : “Wah hebat! Adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika.”
Pelajar : “Terima kasih.”
Wartawan : “Berapa lama Adik mempersiapkannya?
Pelajar : “Yah, kira-kira 1 tahun.”
Teks wawancara tersebut jika diubah menjadi bentuk narasi yang benar adalah ...
a. Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang
dibutuhkan untuk mengikuti lomba tersebut selama 1 tahun.
b. Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang
dibutuhkan adik untuk mengikuti lomba tersebut selama 1 tahun.
c. Seorang adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang dibutuhkan
adik untuk mengadakan lomba tersebut selama 1 tahun.
d. Seorang adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang
dibutuhkannya untuk mengikuti lomba tersebut selama 1 tahun.
➢ KATA BERIMBUHAN
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan,
akhiran, maupun gabungan imbuhan.
PENGIMBUHAN
Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar.
awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), gabungan imbuhan (konfiks). Beberapa contoh
imbuhan itu dapat diperhatikan di bawah ini.
a. Awalan c. sisipan
meng- menulis, melamar, memantau -el- geletar, geligi, gelantung
di- ditulis, dilamar, dipantau -em- gemuruh, gemetar
peng- penulis, penyanyi, peramal -er- gerigi
ber- berkebun, bermain, bermimpi d. Gabungan Imbuhan
ter- terpaksa, terpadu, tersenyum meng-...-kan menemukan, meratakan
se- serupa, senada, seiring meng-...-i memandangi,
b. Akhiran mengunjungi
-an tulisan, tatapan, tantangan peng-...-an pendidikan, pemandian
-i temui, sukai, pandangi ke-...-an kehujanan, kemajuan
-kan tumbuhkan, sampaikan, umumkan se-...-nya seandainya, sebaiknya
per-...-an peraturan, persimpangan
D. Nama Kota
Sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan nomor
sembilan bahwa Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada nama khas dalam geografi. Dalam
hal ini yang termasuk diantaranya nama kota, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, dan
benua.
E. Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata benda, kata kerja
atau kata keterangan dan secara semantis kata depan menandakan berbagai hubungan makna
anatar kata depan dan kata yang ada dibelakangnya.
Kata depan seperti “di”, “ke”, dan “dari” ditulis terpisah dengan kata-kata di belakangnya kecuali
untuk kata-kata yang sudah dianggap lazim sebagai satu kata, seperti kepada, daripada dan sebagai
imbuhan, seperti dipukul, dimakan dan lain-lain. Kata depan ditulis dengan huruf kecil jika digunakan
di dalam kalimat sebagai judul.