Anda di halaman 1dari 19

➢ Menentukan Informasi Tersurat Teks

Pada sebuah teks, untuk menemukan makna dan informasi kita harus membacanya. Informasi dapat
digali dengan mengajukan pertanyaan apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana.
Makna yang terkandung dari sebuah teks dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Makna tersurat
Makna tersurat adalah makna yang secara langsung dinyatakan dalam bacaan.
2. Makna tersirat
Makna tersirat adalah makna yang secara tidak langsung dinyatakan dalam teks. Makna ini
dapat diperoleh setelah kita memahami isi teks tersebut.
Contoh Soal:
1. Pada umumnya, kucing peliharaan tidak berbahaya bagi manusia karena tubuhnya yang kecil.
Namun, tidak menutup kemungkinan hewan ini dapat menularkan penyakit. Penyakit yang
mungkin ditularkan di antaranya rabies akibat gigitanya dan gangguan pernapasan oleh
bulunya.
Informasi tersurat yang terdapat dalam kutipan teks tersebut adalah ....
A. Kucing merupakan hewan yang banyak dipelihara oleh manusia.
B. Penyakit yang dapat ditularkan kucing diantaranya adalah rabies.
C. Tubuh kucing yang kecil membuat hewan ini disukai banyak orang.
D. Kucing dapat menularkan penyakit gangguan pernapasan oleh cakarannya.

➢ Mengidentifikasi Struktur Teks


1.Struktur Teks Narasi
✓ Orientasi : Menggambarkan tentang tokoh dan karakter, latar dan alur dari cerita tersebut.
✓ Komplikasi : Berisi tentang pengenalan konflik atau masalah yang terjadi dalam cerita tersebut.
✓ Resolusi : Berisi tentang bagaimana akhir atau ending dari cerita. Akhir cerita sendiri dapat
dibagi menjadi 2 yakni akhir bahagia dan akhir tidak bahagia.
✓ Coda : Coda adalah petuah atau nilai-nilai moral yang terkandung dalam teks narasi tersebut
yang diharapkan dapat diambil hikmahny oleh pembaca.
2. Struktur Teks Deskripsi
✓ Identifikasi : berisi pengenalan secara umum dan menuju ke penjelasan yang lebih terperinci.
✓ Deskripsi : berisi penjelasan yang lebih terperinci mengenai obyek yang dibahas dalam teks
tersebut. Deskripsi dari obyek tersebut disampaikan melalui beberapa sub kategori. Sebagai
contoh saat kita membahas tumbuhan maka akan ada sub kategori seperti jenis tumbuhan,
lingkungan hidup dan lain sebagainya.
3. Struktur Teks Prosedur
✓ Tujuan : berisi tentang tujuan dari suatu kegiatan. Teks prosedur biasanya langsung dapat
dikenali hanya dengan melihat judulnya saja, seperti contoh : Cara membuat..., Cara
menjalankan.
✓ Bahan : berisi tentang Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan.
✓ Langkah : berisi tentang langkah atau panduan melakukan sesuatu.
✓ ang dilakukan dalam teks laporan biasanya hanya secara umum atau berdasarkan pengamatan
sepintas saja. Tujuan dari teks laporan sendiri adalah untuk menyampaikan suatu informasi
secara umum kepada pembaca.
4. Struktur Teks laporan
✓ Klasifikasi umum : berisi tentang pengelompokan informasi secara umum.
✓ Deskripsi : berisi tentang penjelasan informasi utama yang sudah dipilah menjadi beberapa sub
kategori informasi yang tetap disampaikan secara umum.
5. Struktur Teks Eksposisi
✓ Tesis : Tesis adalah pembukaan atau pengenalan dari suatu informasi didalam teks
✓ Argumentasi : adalah pokok bahasan yang dipaparkan.
✓ Penegasan : Penegasan pokok-pokok bahasan yang menguatkan pemaparan dari informasi
tersebut.
➢ Menemukan Ide Pokok
Ide pokok adalah masalah utama yang dibahas dalam suatu paragraf. Nama lain ide pokok antara
lain pokok pikiran, pikiran pokok, gagasan utama, gagasan pokok, dan pikiran utama. Cara sederhana
untuk menentukan ide pokok bisa dengan mengajukan pertanyaan “paragraf tersebut membahas
tentang apa?”.

➢ Mengambil kalimat utama


Cara ini adalah cara termudah dalam mencari ide pokok. Ide pokok bisa diambil langsung dari
kalimat utama. Namun, ada juga beberapa kalimat utama yang tidak bisa dijadikan ide pokok. Jadi,
kalimat utama bisa jadi suatu ide pokok, tetapi ide pokok belum tentu kalimat utama.
Nah, inilah paragraf yang ide pokoknya bisa diambil dari kalimat utama.
Contoh :
Buah kedondong memiliki berbagai manfaat. Buah ini bisa dijadikan bahan rujak yang lezat. Buah ini
juga bisa dijadikan manisan. Buah yang rasanya masam ini juga bisa dijadikan obat batuk dengan cara
makan daging buahnya yang sudah dicolek atau dilumuri kecap.
Kalimat utama paragraf di atas adalah kalimat pertama, yakni “Buah kedondong memiliki berbagai
manfaat”.
Ide pokok sama dengan kalimat utama sehingga ide pokoknya adalah “Buah kedondong memiliki
berbagai manfaat”.

➢ Menemukan Kalimat Inti


Kalimat inti biasa juga disebut dengan kalimat sederhana. Kalimat inti biasanya hanya terdiri dari
subjek dan predikat. Walaupun minimal hanya ada dua unsur saja yaitu subjek dan predikat, akan tetapi
kalimat inti tetap mempunyai makna. Beberapa unsur kalimat yang diperbolehkan ada dalam kalimat
inti adalah subjek, predikat, objek, dan pelengkap.
Ciri Ciri Kalimat Inti
1. Kalimat inti harus mempunyai unsur-unsur dasar dalam sebuah kalimat
2. Kalimat inti dapat terdiri dari Subjek – Predikat (S-P), Subjek – Predikat – Objek (S-P-O), atau
Subjek – Predikat – Pelengkap (S-P-Pel).
3. Tidak ada unsur keterangan dalam kalimat inti
4. Kalimat inti berupa kalimat aktif
5. Bersifat sebagai kalimat berita
6. Unsur penyusun kalimat bukan suatu frasa akan tetapi berupa kata
7. Kalimat inti bukan merupakan kalimat negative

➢ Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Teks Sastra


Menyimpulkan berarti menyampaikan atau menetapkan pendapat (opini) berdasarkan hal-hal
yan disimak, dilihat, didengar atau dibaca. Simpulan atau pendapat yang diambil menunjukkan pokok
atau inti dari informasi tersebut atau hal-hal yang disimak, dilihat, didengar atau dibaca. Teknik
membuat simpulan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
Macam-macam simpulan :
1. Simpulan secara deduktif adalah simpulan dengan cara menyampaikan gagasan utama
kemudian diikuti beberapa gagasan lain sebagai penjelas.
2. Simpulan secara induktif adalah simpulan dengan cara menyampaikan beberapa
pikiran/pendapat yang bersifat khusus dan diakhiri oleh gagasan utama sebagai inti dari
pendapat atau simpulan.
3. Simpulan secara deduktif-induktif (campuran) adalah cara menarik kesimpulan dengan
menyampaikan gagasan utama kemudian diikuti oleh gagasan-gagasan khusus sebagai penjelas
dan diakhiri oleh gagasan utama sebagai penegas.
Agar cara menyimpulkan pendapat berjalan lancar, perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1. Menggunakan bahasa lugas, sederhana.
2. Menggunakan bahasa efektif/singkat, jelas, tepat.
3. Pendapat disertai alasan, bukti yang meyakinkan
4. Kesimpulan tidak keluar dari permasalahan.
5. Memahami seluruh materi.
➢ Menentukan Makna Rujukan
Kata rujukan adalah kata yang menunjuk pada kata lain yang telah digunakan sebelumnya sebagai
pengganti dari kata aslinya. Kata rujukan umumnya menggunakan kata-kata seperti disini, disana, ini,
itu, dia, ia, tersebut dll
Macam-Macam Kata Rujukan
Kata rujukan sendiri terbagi menjadi 3 jenis kata rujukan:
1. Kata rujukan benda atau hal : Ini, itu, tersebut
2. Kata rujukan tempat : di sini, di sana, di situ.
3. Kata rujukan orang atau personil atau yang kedudukannya sama seperti orang/makhluk hidup.
Contohnya: dia, Ia, beliau, mereka.

➢ Menentukan Kalimat Utama


Kalimat utama adalah kalimat yang berisi pokok pikiran utama atau ide pokok utama dan menjadi
dasar untuk mengembangkan paragraf. Kalimat utama biasanya bersifat umum dan memuat
keseluruhan isi dalam suatu paragraf.
Kalimat utama tidak selalu berada di awal paragraf karena gagasan utama bisa berada di akhir, atau
ditengah, dan terkadang juga muncul bersamaan di awal dan akhir paragraf. Kalimat utama disebut juga
kalimat topik, hal itulah yang menyebabkan kalimat utama menjadi acuan pengembangan paragraf.
Beberapa ciri kalimat utama adalah :
Kalimat utama dapat berdiri sendiri dan memiliki arti yang jelas, sehingga tidak dibutuhkan
konjungsi, baik antar kalimat maupun intra kalimat
Kalimat utama biasanya ada di awal paragraf (deduktif). Namun, terkadang berada di akhir paragraf
(induktif). Kalimat utama yang berada di akhir paragraf biasanya didahului dengan kata “jadi” dan
“dengan demikian”
Kalimat utama berisi suatu permasalahan yang dapat dikembangkan secara rinci
Kalimat utama merupakan pernyataan yang bersifat umum, dan bisa dikembangkan

➢ Menentukan Kalimat Penjelas


Kalimat penjelas adalah uraian mengenai kalimat yang berisi penjelasan atau rincian kalimat utama
dalam suatu paragraf. Kalimat penjelas biasanya bersifat khusus, sehingga kalimat tersebut harus
menjelaskan secara detil mengenai apa yang sedang menjadi topik.
Beberapa ciri kalimat penjelas diantaranya adalah :
1. Merupakan pendukung gagasan pokok/kalimat utama
2. Kalimat tidak otonom
3. Mendeskripsikan atau menjelaskan topik
4. Memerlukan penghubung (bahkan, misalnya, contohnya) untuk tercapai koherensi (keterkaitan
antar kalimat)

➢ Membandingkan dua teks untuk dicari perbedaannya


Perbedaan antarteks dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari segi fitur bahasa dan segi struktur atau
pola penyajian. Fitur bahasa adalah unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks, sedangkan pola
penyajian adalah cara suatu teks disusun.
Contoh :
Bacalah kedua teks berikut!
Teks 1
Kondisi kebersihan lingkungan di perumahan Alam Permai sangat baik. Selokan terpelihara dengan baik
dan tidak mampat. Tempat pembuangan sampah pun terorganisasi dengan baik. Setiap rumah memiliki
satu tempat sampah yang diletakkan di depan rumah. Tempat sampah berupa tong besar atau drum.
Petugas kebersihan mengambil sampah setiap tiga hari sekali. Selain itu, setiap satu bulan sekali warga
Perumahan Alam permai
melakukan kerja bakti membersihkan selokan dan rumput-rumput liar di sekitar perumahan.
Teks 2
Perjalanan kami dari Medan ke Parapat diawali dari iseng aja. Dimulai dari seorang kawan yang ingin
meluapkan kegalauannya. Saya sendiri heran, kenapa mesti ke Parapat, itu kan jauh dari Medan.
Padahal bisa aja hang out ke cafe di sekitar kota Medan, toh sama aja rasanya. Temyata melepaskan
rasa galau
di cafe dengan keindahan alam yang natural beda rasanya. Parapatlah tempat kealamian yang masih
ada. Natural dan indah. Parapat merupakan pintu masuk ke Danau Toba, tempat yang indah di Sumatra
Utara.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua teks tersebut adalah ....
a. Teks 1: kalimat efektif, Teks 2: kalimat tidak efektif.
b. Teks 1: menggunakan kata baku, Teks 2: menggunakan kata tidak baku.
c. Teks 1: bahasa mudah dipahami, Teks 2: bahasa berbelit-belit.
d. Teks 1: bahasa santai, Teks 2: bahasa resmi.
Jawaban: B
Pembahasan:
Pada Teks 1 menggunakan kata baku, sedangkan pada Teks II menggunakan bahasa tidak baku seperti
pada kata iseng, aja, kegalauannya, dan hang out.

Kata bermakna kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna sebenarnya.
Bisa juga disebut kata yang memiliki makna tak langsung. Sebagai contoh, “Kembang desa itu dikejar-
kejar seluruh pemuda di kampungnya.” Kata kembang desa itu bukan bermaksud bunga yang berputik
dan berkelopak itu, melainkan perwakilan dari wanita atau gadis desa. Atau seperti kata pintar dalam
kalimat, “Anak itu sangat pintar menipu.” pintar di sini tentu bukan dalam arti positif, melainkan negatif.
Itulah makna kias atau simbolik atau majas.
Cara Menjawab:
Lihat konteks kalimat. Jika kita artikan secara sebenarnya memunculkan keanehan, maka kuat
kemungkinan mengandung kata-kata kias. Maka carilah kata-kata seperti itu!
Periksa “Apakah jika kita kiaskan akan menghasilkan suatu makna yang dapat dipahami?”

➢ MEMAKNAI ISI TERSURAT dalam KARYA SASTRA


Isi tersurat dalam karya sastra dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsiknya. Unsur untrinsik kaya sastra
merupakan unsur pembangunan atau pembentuk karya sastra. Kaya sastra terdiri atas prosa, drama,
dan puisi. Karya sastra yang berbentuk prosa meliputi novel, cerpen, roman, atau novelet.
Unsur intrinsik cerpen yang lain sebagai berikut.
1. Tema, yaitu pokok pikiran cerita.
2. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penulis.
3. Alur, yaitu rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Alur dibedakan menjadi beberapa tahap
penyituasian atau permulaan, pemunculan konflik, klimaks, dan peleraian atau penyelesaian.
4. Perwatakan, yaitu cara pengarang menggambarkan watak tokoh.
5. Latar, yaitu merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
6. Gaya bahasa, yaitu corak pemakaian bahasa.
7. Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang dalam menyikapi tokoh.
Novel merupakan cerita yang mengisahkan konflik pelaku sehingga terjadi perubahan nasib
tokoh. Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel sama dengan unsur cerpen. Perbedaannya terletak pada alur.
Alur dalam novel lebih kompleks.
Drama merupakan jenis atau genre karya sastra yang berbentuk percakapan. Drama
mengandung koflik atau masalah. Masalah atau konflik dalam drama tersebut terjadi karena benturan
tokoh dengan tokoh lain atau benturan tokoh dengan dirinya sendiri.
Selain mengandung masalah, drama juga mengandung beberapa unsur. Unsur-unsur drama
sebagai berikut.
1. Tema adalah inti cerita
2. Amanat adalah pesan yang ada dalam drama.
3. Alur adalah rangaian peristiwa dalam drama.
4. Perwatakan adalah watak tiap-tiap tokoh.
5. Konflik adalah benturan dua masalah pokok dalam cerita drama.
6. Percakapan adalah dialog para pemain.
7. Tata artistik adalah setting panggung.
8. Casting adalah oemilihan tepat pemeran.
9. Akting adalah perilaku para pemain di panggung.
➢ Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya Sastra (Berdasarkan Gaya, Tema,
Unsur)
Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra artinya menentukan persamaan dan atau
perbedaan antara karya sastra satu dengan lainnya. Karya sastra yang dibandingkan dapat antara jenis
teks yang berbeda (misalnya antara cerpen dan novel) maupun jenis teks yang sama (misalnya sama-
sama cerpen atau sama-sama pantun).
Karakteristik cerpen
1. Struktur ceritanya pendek sehingga dapat dibaca dalam sekali duduk (setengah sampai dua
jam).
2. Alur dalam cerpen pada umumnya tunggal, hanya satu urutan peristiwa yang diikuti sampai
peristiwa berakhir.
3. Tema dalam cerpen hanya satu.
4. Tokoh-tokoh dalam cerpen diceritakan terbatas (singkat, tidak detail).
5. Latar dalam cerpen tidak memerlukan detail-detail khusus, misalnya menyangkut keadaan
tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan latar secara garis besar atau secara
implisit.
Karakteristik Novel (modern).
1. Gaya bahasa lebih lugas.
2. Alur yang digunakan umumnya alur campuran.
3. Amanat tidak secara langsung disampaikan oleh pengarang.
4. Tema yang digunakan lebih luas.

➢ KAITAN KARYA SASTRA DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan masa kini. Berkaitan
dengan kaitan sastra dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan saat ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan.
2. Karya sastra adalah suatu wadah untuk mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran dengan
gambaran-gambaran pengalaman. Karya sastra yang baik adalah sebuah karya yang dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat.

➢ MENILAI KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KARYA SASTRA


Menilai keunggulan dan kelemahan karya sastra artinya menyampaikan kelebihan dan kekurangan
karya sastra. Aspek yang dinilai dalam karya sastra adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra.
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus menghubungkan arti dan hakikat karya sastra serta
fungsinya. Suatu nilai tidak dapat dipisahkan dari hakikat dan gunanya. Sering hal ini menyebabkan
orang menilai karya sastra menyimpang dari hakikat dan fungsi karya sastra, atau melakukan kepalsuan
dalam menilai karya sastra sebagai karya seni, hanya menjadi alat propaganda, yang sama nilainya
dengan teks pidato.

➢ Memprediksi Lanjutan Isi Teks


Agar mudah dalam memprediksi suatu kejadian berdasarkan isi paragraf atau bacaan, ada beberapa
kiat yang bisa kita lakukan. Berikut langkah-langkah yang bisa kita terapkan saat menentukan prediksi
suatu paragraf atau bacaan.
Langkah-langkah memprediksi kejadian berdasarkan isi paragraf atau bacaan.
1. Bacalah paragraf dengan saksama
2. Pahami masalah yang ada dalam paragraf (ide pokok paragraf)
3. Tentukan prediksi yang sesuai dengan masalah dalam paragraf
4. Prediksi harus masuk akal berdasarkan informasi-informasi yang kita dapatkan dari paragraf.

➢ MELENGKAPI KALIMAT/TEKS DENGAN ISTILAH/KATA/UNGKAPAN/PERIBAHASA


Melengkapi kalimat/teks dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa adalah mengisi bagian yang
rumpang kalimat/teks dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa yang tepat.
A. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu
Contoh :
Setiap siswa harus … dalam kegiatan tersebut.
Kata/istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah berpartisipasi.
Berpartisipasi: ikut serta dalam kegiatan
B. Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna
unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur.
Contoh:
-tinggi hati : 'sombong'
-ringan kepala : 'mudah belajar'
-darah daging : 'anak kandung'
-dingin hati : 'tidak bersemangat
-uang panas : 'uang tidak halal'
-panas rezeki : 'sukar mencari rezeki'
Contoh
Memang tidak tahu diri anak itu. Sudah disoraki penonton masih tertawa juga. Bahkan, ia tampak
sangat percaya diri. Padahal penampilannya jauh dari kata menarik. Ah, benar-benar … anak itu.
Ungkapan yang tepat melengkapi teks tersebut adalah …
Tebal muka: tidak punya rasa malu.
C. Peribahasa
Peribahasa adalah 1 kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan
maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan); 2 ungkapan
atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan
tingkah laku
Contoh :
Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua. ( Budi baik itu tidak akan dilupakan orang).
Seperti air dengan tebing.(persahabatan yang kokoh dan tolong-menolong).
Contoh
Peter seorang pelajar yang pandai, bahkan ia pernah meraih medali emas tingkat internasional di
Bali dalam lomba fisika. Namun, ia tidak sombong dengan kepandaiannya itu. Ia selalu sopan dan
baik kepada siapa saja. Ia memiliki prinsip hidup…
Peribahasa yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah…
Seperti ilmu padi kian berisi kian runduk.

➢ Cara Menyusun Paragraf Padu


1. Mengulang kata atau kelompok kata yang telah disebutkan pada kalimat sebelumnya.
2. Menggunakan kata penunjuk “itu”, “ini”, “tersebut”, dan lain-lain dan menggunakan kata
ganti orang.
3. Membangun urut-urutan ide yang logis.
4. Menggunakan kata sambung intra kalimat dan antar kalimat.

Kata sambung intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antara kalimat induk dan
anak kalimat seperti : “karena”, “dan”, “tetapi”, dan lain – lain.
Kata sambung antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antara kalimat dalam satu
paragraf seperti : “oleh karena itu”, “oleh sebab itu”, “Namun”, “Terlebih lagi”, dan lain – lain.

➢ Melengkapi unsur teks (eksposisi, prosedur, ulasan)


1. Perhatikan kutipan berikut!
Dampak paling nyata dari bencana asap adalah masalah kesehatan. Lebih dari tiga bulan terpapar
udara bercampur asap membuat daya tahan masyarakat kian menurun.[...] Beberapa bantuan
yang akan didistribusikan meliputi 125 ribu masker ke 97 kabupaten/kota terdampak, makanan
tambahan 11 ton, alat penjernih air.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf eksposisi di atas adalah....

A. Keadaan semakin parah, pemerintah tidak bisa berdiam diri melihat daerah-daerah terdampak
kabut asap.
B. Melihat kondisi yang kian menghawatirkan, Menkes langsung menginstruksikan untuk
kembali mengirim tambahan bantuan ke daerah-daerah terdampak kabut asap.
C. Bantuan-bantuan tambahan dari Pemerintah sangat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal
di daerah terdampak kabut asap.
D. Kondisi semakin memprihatinkan, pemerintah daerah dan provinsi wajib meliburkan siswadi
daerah terdampak kabut asap.
E. Pemerintah akan memberi Bantuan Santunan Kematian kepada korban meninggal akibat
bencana asap.

2. Perhatikan kutipan berikut!


Kamar Akila lumayan luas dan tertata dengan rapi. Di dekat jendela kamar terdapat sebuah tempat
tidur kayu jati. Kasur di tempat tidur itu ditutupi seprei dengan motif bintang laut berwarna biru
muda. Meja belajar dengan rak buku tersusun rapi di sebelah kanan tempat tidur. [....] Lemari itu
memiliki kaca dan berwarna cokelat tua.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf deskripsi tersebut adalah....
A. Meja rias dan alat-alat kecantikan terletak di sudut kamar.
B. Akila memiliki beberapa pakaian yang digantung di belakang pintu.
C. Di lantai kamar terbentang permadani bermotif kartun anak-anak.
D. Sebuah lemari pakaian diletakkan di sebelah kiri meja belajar.
E. Di atas meja belajar terdapat beberapa telepon selular.

➢ Melengkapi teks sastra (prosa, puisi)


1. Bacalah puisi berikut dengan saksama!
Sajak Kita
Dik, pagi kita cerah
....
Akankah hari ini kita indah
Dik, jika senja kita merah
Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari

Dik, rimba kita gersang


Sanggupkah kita menadah hujan-Nya
Kelak kita Dia curahkan diam-diam.
(Karya: Sutoyo)

Kalimat yang bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut adalah ....
A. Malam begitu indah
B. Cinta kita selalu ada
C. Pasti bahagia dan derita tetap ada
D. Jangan lupa hidup ini sementara
E. Adakah rumah yang ramah untuk kita.
Jawab: E (majas personifikasi (penginsanan)=rumah berperilaku sebagai manusia)

2. Perhatikan kutipan naskah drama berikut!


Rina : Apa-apaan sih? Kok posterku disobek?
(menahan marah)
Aji : […]
Rina : Maaf..maaf enak saja!
Aji : (dengan amat menyesal)
Iya deh, aku ganti postermu. Tapi kamu mau maafin aku kan?
Rina : Ya. Lain kali kamu jangan ceroboh.
Aji : (dengan tersenyum)
Oke, Bos!

Dialog yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang kutipan drama tersebut adalah...
A. Maafin aku Rina. Aku tidak sengaja.
B. Maafin aku Aji. Aku tidak sengaja.
C. Begitu saja kok kamu marah, Rin.
D. Baiklah aku akan beli yang baru.

KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
Dialog drama yang rumpang, lengkapi dialog isinya sesuaikan dengan ilustrasi. Cermati
hubungan makna yang logis kalimat sebelum dan sesudah dialog yang dirumpangkan. Cermati
tokoh / pelaku dalam drama untuk melengkapi dialog rumpang tersebut.

Kata kunci : tokoh yang bicara Aji (Maafin aku Rina); …maaf-maaf enak saja!

➢ Menggabungkan kalimat
Kalimat majemuk:
A. Kalimat Majemuk Setara
Gabungan dari kalimat-kalimat tunggal yang pola nya sama atau sederajat.
Ciri-ciri :
1. Kedudukan pola-pola kalimatnya sama atau sederajat.
2. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
3. Diberi kata hubung setara, contohnya seperti “dan”.
4. Pola umum : S-P+S-P

B. Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang teridir dari induk dan anak kalimat. Pola dua kalimat
yang digabungkan tidak sama.
Cara membuat majemuk bertingkat:
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat yang polanya luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu kalimat menjadi anak kalimat.

Contoh :

Basri akan melamar seorang wanita besok.


S P O K

Kalimat diatas akan dijadikan kalimat majemuk bertingkat dengan memperluas objeknya.

Basri akan melamar seorang wanita cantik yang bernama Safira besok.
S P O Pel K

➢ Kata hubung:
Konjungsi atau kata hubung adalah kata-kata yang berfungsi untuk menghubungkan
kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
a) Kata hubung antarklausa
• Sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
• Tidak Sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
b) Kata hubung antarkalimat: akan tetapi,oleh karena itu,jadi,dengan demikian.
c) Kata hubung antarparagraf: selain itu, adapun, namun.

2. Menggabungan kalimat menjadi paragraf


Paragraf adalah susunan kalimat-kalimat yang saling berhubungan atau berkaitan dan
membentuk satu kesatuan ide atau gagasan.
a. Membentuk Kesatuan
Membentuk kesatuan paragraf adalah bahwa sebuah paragraf tersebut mengandung hanya
satu ide pokok atau pikiran utama. Ide pokok tersebut ditempatkan menjadi kalimat utama.
b. Membentuk Kepaduan
Membetuk kepaduan paragraf adalah bahwa kalimat-kalimat dalam satu paragraf tersbeut
saling berkaitan atau berhubungan.
c. Membentuk Kelengkapan
Membentuk kelengkapan paragraph adalah bahwa kelimat-kalimat yang berfungsi sebagai ide
tambahan atau pendukung sudah menjelaskan ide utama secara lengkap.

Kesimpulan dalam menyusun kalimat menjadi paragraf:


Untuk menyusun kalimat menjadi paragraf yang baik dan padu, kita harus menentukan terlebih
dahulu kalimat yang akan menjadi ide utamanya. Kalimat yang menjadi ide utama sebaiknya
menggunakan kata-kata yang maknanya umum. Setelah itu, Anda menguraikan ide utama dengan
kalimat yang lebih detil atau rinci. Setelah semua ide utama dan ide pendukung ditulis, periksa
kepaduan dan kelengkapannya.
➢ Mengurutkan unsur teks.
CONTOH SOAL:
1) Penumpang speedboat yang tercatat sebanyak 39 orang termasuk pengemudi.
2) Speedboat Indo Kapuas Express jurusan Kecamatan Rasau Jaya terbalik sekira pukul 08.00 WIB.
3) Dugaan sementara, speedboat terbalik karena menabrak balok dan kelebihan muatan.
4) Speedboat tersebut menabrak kayu balok di sekitar Olak-Olak Pinang, Kecamatan Kubu.
5) Fakta di lapangan menunjukkan sekira 10 orang penumpang yang tidak tercatat.

Urutan peristiwa agar membentuk cerita padu adalah....


A. 2-1-5-4-3
B. 2-3-1-4-5
C. 2-4-1-5-3
D. 2-4-3-5-1
E. 2-5-1-3-4
➢ Memvariasikan kata yang bermakna sama
Beberapa Jenis makna kata tersebut memiliki variasi kata bermakna sama.

1. SINONIM
Sinonim adalah beberapa kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi memiliki arti atau pengertian yang
sama atau mirip. Sinonim disebut juga persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
bohong = dusta
haus = dahaga
bertemu = berjumpa
senang = gembira
2. KONOTASI
Makna konotasi adalah arti yang tidak sebenarnya atau biasa disebut arti kiasan. Contoh:
- Kemarin Amir jatuh dari pohon mangga. (Denotasi)
- Amir jatuh hati kepada Rina siswa pindahan dari Lampung. (Konotasi)

3. UNGKAPAN
Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat diterjemahkan
secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi lain.
Contoh:
Khesia naik darah ketika melihat kelakuan kakaknya.
Kata naik darah merupakan ungkapan yang berarti 'marah'.
Berikut pola kalimat utama dalam bahasa Indonesia.
1. Subjek-Predikat (S-P) 2. Subjek-Predikat-Objek (S-P-O)
Contoh: Contoh:
Olvi pintar Mario membeli pensil
S P S P O
Bu Alfrida sangat cantik Osdar mengejar Asrianti
S P S P O
3. Subjek-Predikat-Keterangan (S-P-K) S P O Pel.
Contoh: Ayu memasak sup iga sapi.
Angelita pergi Balikpapan S P O Pel
S P K 6. Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (S-P-O-K)
Joel pulang kemarin Contoh:
S P K Alvin membeli sepatu di toko.
4. Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel) S P O K (tempat)
Contoh: Joni mendirikan tenda pada sore hari.
Kemeja berwarna hitam S P O K (waktu)
S P Pel 7. Keterangan-Subjek-Predikat (K-S-P)
Wempi sakit kepala Contoh:
S P Pel. Lusa Paman Dana Pulang
5. Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap (S-P-O-Pel.) K S P
Contoh: Di Bontang Osdar menunggu
Ibu membeli baju daster. K S P

CONTOH SOAL:

1. Pada suatu hari, ada sebuah keluarga miskin yang bernama Stevan. Saat itu Ibu dan Ayah Stevan
meninggal karena kecelakaan. Dia tidak punya keluarga lagi. Dia hanya hidup bersama Kakek dan Nenek.
Saat beberapa tahun, Kakek dan Nenek Stevan meninggal. Sekarang Stevan harus [....] untuk kebutuhan
hidupnya.
Ungkapan yang tepat untuk melengkapi teks di atas adalah....
A. Tulang punggung
B. Gulung Tikar
C. Banting Tulang
D. Banting Stir
E. Menepuk dada

➢ Menggabungkan beberapa kalimat dengan konjungsi yang sesuai.


Cermati kutipan berikut!
Otak anak-anak menyerap radiasi ponsel dua kali [...] banyak [...] orang dewasa. Radiasi ponsel
memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan terutama anak-anak, [...] temuan penelitian tersebut
belum final. Ada baiknya [...] kita menjauhkan ponsel dari anak-anak sejak dini.
Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah....
A. Sama, dengan, untuk, kalau
B. Lebih, daripada, bagi, jika
C. Sama, dengan, kepada, apabila
D. Lebih, daripada, terhadap, bilamana
E. Lebih, daripada, meskipun, jika

➢ MENGUBAH TEKS KE BENTUK LAIN

Mengubah teks ke bentuk lain disebut juga mengonversikan teks. Kata mengonversikan memiliki arti
mengubah atau menukar.Sebuah teks dapat diubah atau dikonversi menjadi bentuk teks yang lain.
Misalnya saja dari sebuah teks eksplanasi dapat teks prosedur. Teks cerita dapat diubah ke dalam teks
drama. Pengubahan teks ke bentuk teks lain haruslah mempertahankan kesamaan isi meskipun
strukturnya berbeda.
Cermatilah teks berikut!
Wartawan : “Wah hebat! Adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika.”
Pelajar : “Terima kasih.”
Wartawan : “Berapa lama Adik mempersiapkannya?
Pelajar : “Yah, kira-kira 1 tahun.”
Teks wawancara tersebut jika diubah menjadi bentuk narasi yang benar adalah ...
a. Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang
dibutuhkan untuk mengikuti lomba tersebut selama 1 tahun.
b. Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang
dibutuhkan adik untuk mengikuti lomba tersebut selama 1 tahun.
c. Seorang adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang dibutuhkan
adik untuk mengadakan lomba tersebut selama 1 tahun.
d. Seorang adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang
dibutuhkannya untuk mengikuti lomba tersebut selama 1 tahun.

➢ Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata/Istilah

a. Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku


Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak
baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia.Kata baku sering digunakan
pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada pidato atau ketika berbicara kepada orang
yang lebih dihormati. Kata tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya
dengan teman atau anggota keluarga.

b. Ciri ciri Kata Baku dan Tidak Baku


Ciri ciri kata baku antara lain:
1) Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
2) Tidak terpengaruh bahasa daerah
3) Bukan bahasa percakapan sehari-hari
4) Tidak terpengaruh bahasa asing
5) Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
6) Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu
7) Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
8) Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit

Ciri-ciri kata tidak baku antara lain:


1) Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
2) Terpengaruh oleh perkembangan zaman
3) Digunakan pada percakapan santai
4) Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya
➢ MACAM-MACAM KATA PENGHUBUNG
Berdasarkan fungsinya konjungsi atau kata hubung terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Konjungsi Aditif atau Gabungan
Kata hubung yang sering digunakan untuk konjungsi ini adalah : dan, lagipula, dan serta. Contoh :
· Ibu sedang memasak dan Ayah membaca koran.
· Ayah, Ibu serta Kakak akan ke Bandung minggu depan.
2. Konjungsi Pertentangan
Kata hubung yang biasa dipakai pada konjungsi ini adalah tetapi,melainkan dan sedangkan. Contoh :
· Rumah itu besar tetapi tidak terawatt.
· Banyak yang ingin sekolah tetapi tidak punya biaya.
3. Konjungsi Pilihan
Kata hubung yang biasa digunakan adalah : atau, ataupun,maupun. Contoh :
· Kamu mau membeli sepatu atau tas?
· Nasi goreng ataupun Mie goreng sama saja, keduanya dia suka.
· Baik pagi, siang maupun malam, kerjanya bermalas-malasan saja.
4. Konjungsi Waktu
Konjungsi waktu bisa menjelaskan hubungan yang sederajat maupun tidak sederajat. Contoh kata
hubung yang biasa digunakan adalah sebelumnya, selanjutnya, bilamana, sejak,sesudah dan lainnya.
Contoh :
· Setelah kata sambutan dari kepala sekolah acara selanjutnya adalah pentas seni.
· Mereka sudah ada disana sejak hujan turun.
5. Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menjelaskan maksud, tujuan suatu kejadian atau tindakan. Kata
hubung yang biasa digunakan diantaranya adalah : guna, untuk, agar, dan supaya. Contoh :
· Ibu membuat sarapan untuk Aldi.
· Mereka membersihkan kali supayatidak banjir lagi saat musim penghujan.
6. Konjungsi Sebab
Kata hubungnya adalah : sebab dan karena. Contoh :
· Banjir yang terjadi kemarin karena saluran air tersumbat.
· Mereka percaya dengan cerita itu sebab mereka sudah mengalaminya sendiri.
7. Konjungsi Akibat
Contoh kata hubung yang digunakan adalah : Sehingga, sampai, dan akibatnya. Contoh :
· Gugun malas belajar akibatnya dia tidak lulus ujian.
· Anak-anak terlalu asyik bermain sampai mereka lupa hari sudah malam.
8. Konjungsi Syarat
kata hubung yang sering digunakan adalah jika, jikalau, kalau, dan apabila. Contoh :
· Semua siswa pasti lulus kalau rajin belajar.
· Aldi tidak akan sakit apabila kemarin tidak berhujan-hujanan.
9. Konjungsi tak Bersayarat
Contoh kata hubung yang sering digunakan adalah : walaupun, meskipun, dan biarpun. Contoh dalam
kalimat :
· Mereka tetap bermain walaupun hujan deras.
· Rudi tetap pergi sekolah meskipun sedang sakit.
10. Konjungsi Perbandingan
Kata yang sering dipakai diantaranya adalah : seperti, sebagai, bagai, dan bagaikan. Contoh :
· Anak kembar yang mirip itu bagaikanpinang dibelah dua
· Mereka selalu bertengkar bagai kucing dan anjing.
11. Konjungsi Korelatif
contoh kata hubung nya adalah : tidak hanya….tetapi juga, sedemikian rupa…sehingga,
dan bukannya…melainkan. Contoh :
· Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.
· Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.
12. Konjungsi Penegas
contoh kata yang serin dipakai adalah : bahkan, apalagi, yaitu, dan yakni. Contoh :
· Dia orang yang sangat kaya bahkanmelebihi kekayaan seorang Presiden.
· Beberapa tempat liburan favoritnya, yaitu pantai, perdesaan dan pegunungan.
13. Konjungsi Penjelas
kata yang sering dipakai diantaranya adalah bahwa. Contoh :
· Mereka yakin bahwa Dia bukan pelakunya sebenarnya.
14. Konjungsi Pembatas
Konjungsi ini bertujuan untuk menyatakan suatu batasan terhadap suatu keadaan/kejadian. Kata
hubung yang sering digunakan adalah : kecuali, selain, dan asal. Contoh :
· Mereka belum boleh pulang kecuali ada mereka sudah menyelesaikan tugas tersebut.
· Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.

➢ Kalimat Efektif dan Kesalahan Kalimat

1. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca,
menghayati masing-masing tuturan itu. Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat sebagai berikut.
1.) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2.) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca

2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif memiliki ciri-ciri seperti berikut.
a.) Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek dan predikat.
b.) Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
c.) Menggunakan diksi yang tepat.
d.) Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
e.) Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
f.) Melakukan penekanan ide pokok.
g.) Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
h.) Menggunakan variasi struktur kalimat.

3. Syarat-Syarat Kalimat Efektif


a. Kesepadanan
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti di bawah ini.
· Kalimat itu memiliki fungsi-fungsi yang jelas (subjek dan predikat).
· Tidak terdapat subjek ganda
· Kata penghubung digunakan secara tepat
· Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’.
b. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan kata benda (nomina), bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan kata benda (nomina).
c. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu
d. Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Kecermatan meliputi beberapa aspek berikut:
· Ketepatan dalam struktur kalimat
· Pemilihan kata
· Penggunaan ejaan
e. Kepaduan
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
sistematis.
f. Kelogisan
Kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

➢ Mengidentifikasi kalimat tidak padu dalam paragraf


Kalimat tidak padu merupakan kalimat yang tidak memiliki korelasi dengan kalimat lainnya pada
suatu paragraf. Berikut beberapa ciri dari kalimat tidak padu :
a. Kalimat tidak padu seingkali bertentangan dengan ide pokok pada kalimat utama dalam
paragraf. Jika pembaca mencermati tiap kalimat pada paragraf, maka akan dengan
mudah mengidentifikasi kalimat tak padu tersebut.
b. Kalimat tidak padu jika diperhatikan konten kalimatnya tidak sambung atau tidak
berkesinambungan serta tidak mendukung kalimat lainnya dalam paragraf.
c. Kalimat tak padu seringkali keluar dari inti permasalahan yang sedang dibicarakan dalam
kalimat.
➢ Hal-hal yang harus dilakukan guna mengidentifikasikan kalimat sumbang adalah terlebih dahulu
menentukan kalimat utama yang memuat ide pokok paragraf. Setelah itu tentukan beberapa
kaliama penjelas yang mendukung serta berkesesuaian dengan kalimat utama. Jika terdapat
kalimat yang tidak sambung dengan kalimat utama dan penjelas, maka dapat dipastikan bahwa
kalimat tersebut adalah kalimat tidak padu.

➢ KATA BERIMBUHAN
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan,
akhiran, maupun gabungan imbuhan.
PENGIMBUHAN
Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar.
awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), gabungan imbuhan (konfiks). Beberapa contoh
imbuhan itu dapat diperhatikan di bawah ini.
a. Awalan c. sisipan
meng- menulis, melamar, memantau -el- geletar, geligi, gelantung
di- ditulis, dilamar, dipantau -em- gemuruh, gemetar
peng- penulis, penyanyi, peramal -er- gerigi
ber- berkebun, bermain, bermimpi d. Gabungan Imbuhan
ter- terpaksa, terpadu, tersenyum meng-...-kan menemukan, meratakan
se- serupa, senada, seiring meng-...-i memandangi,
b. Akhiran mengunjungi
-an tulisan, tatapan, tantangan peng-...-an pendidikan, pemandian
-i temui, sukai, pandangi ke-...-an kehujanan, kemajuan
-kan tumbuhkan, sampaikan, umumkan se-...-nya seandainya, sebaiknya
per-...-an peraturan, persimpangan

No. Kata Baku Tidak Baku 40 cengkeram cengkram 80 hadis hadist


1 abjad abjat No. Kata baku Tidak baku 81 hafal hapal
2 advokat adpokat 41 cengkih cengkeh 82 hakikat hakekat
3 afdal afdol 42 cokelat coklat 83 hektare hektar
4 akhlak ahlak 43 daftar daptar 84 hierarki hirarki
5 aktif aktip 44 debitur debitor 85 hipotesis hipotesa
6 aktivitas aktifitas 45 dekret dekrit 86 ijazah ijasah
7 ambeien ambeyen 46 depot depo 87 ikhlas ihlas
8 ambulans ambulan 47 detail detil 88 influenza influensa
9 amendemen amandemen 48 deviasi defiasi 89 inframerah infra merah
10 analisis analisa 49 diagnosis diagnosa 90 imbau himbau
11 andal handal 50 diskotek diskotik 91 indera indra
12 amfibi amphibi 51 distilasi destilasi 92 infus inpus
13 antena antene 52 dolar dollar 93 insaf insyaf
14 antre antri 53 drainase drainage 94 isap hisap
15 apotek apotik 54 dramatisasi dramatisir 95 intelijen inteligen
16 asas azas 55 durian duren 96 intens inten
17 astronaut astronot 56 efektif efektip 97 interpretasi interprestasi
18 ateis atheis 57 ekstra extra 98 interupsi intrupsi
19 atlet atlit 58 ekstrem ektrim 99 islamiah islamiyah
20 atmosfer atmosfir 59 ekstremis ekstrimis 100 istigfar istighfar
No. Kata baku Tidak baku 60 ekstrover ektstrovert 101 istri isteri
21 azan adzan 61 elite elit 102 itermeso intermezo
22 balans balan 62 embus hembus 103 izin ijin
23 balsam balsem 63 esai esei 104 jadwal jadual
24 batalion batalyon 64 faksimile faksimil 105 jagat jagad
25 baterai baterei 65 februari pebruari 106 jemaah jamaah
26 berandal brandal 66 fondasi pondasi 107 jenazah jenasah
27 belum belom 67 formal formil 108 jenderal jendral
28 besok esok 68 foto photo 109 judo yudo
29 biosfer biosfir 69 fotokopi photokopi 110 junior yunior
30 blanko blangko 70 fotosintesis fotosintesa 111 justru justeru
31 brankas brangkas 71 frasa frase 112 kaidah kaedah
32 budek budeg 72 frekuensi frekwensi 113 kanker kangker
33 bujet budjet 73 gaib ghaib 114 karena karna
34 bus bis 74 geladi gladi 115 karier karir
35 cabai cabe 75 gizi giji 116 karisma kharisma
36 capai capek 76 griya gria 117 katalisis katalisa
37 cedera cidera 77 gua goa 118 kedaluwarsa kadaluwarsa
38 cendekiawan cendikiawan 78 gubuk gubug 119 kedelai kedelei
39 cendera mata cinderamata 79 gudeg gudek 120 kendur kendor
121 khotbah khutbah 165 neto netto 209 semifinal semi final
122 klien client 166 notula notulen 210 seprai seprei
123 kloter keloter 167 november nopember 211 sintesis sintesa
124 koboi koboy 168 objek obyek 212 sistem sistim
125 komersial komersil 169 objektif obyektif 213 sistematis sistimatis
126 kompleks komplek 170 omzet omset 214 skala sekala
127 komplet komplit 171 organisasi organisir 215 standardisasi standarisasi
128 konfirmasi komfirmasi 172 orisinal orisinil 216 subjek subyek
129 konkret konkrit 173 paham faham 217 survei survey
130 konsekuensi konsekwensi 174 palem palm 218 sutra sutera
131 korsleting konsleting 175 paradoks paradok 219 syahid sahid
132 kosakata kosa kata 176 paramedis paramedi 220 syukur sukur
133 kreatif kreatip 177 pasfoto pas photo 221 tafsiran tapsiran
134 kreativitas kreatifitas 178 paspor pasport 222 teknik tehnik
135 kualitas kwalitas 179 paviliun pavilion 223 teknisi tehnisi
136 kuarsa kwarsa 180 pedas pedes 224 teknologi tehnologi
137 kuitansi kwitansi 181 peranti piranti 225 teladan tauladan
138 kuorum kworum 182 permak vermak 226 telepon telpon
139 lafal lapal 183 pikir fikir 227 tenteram tentram
140 legalisasi legalisir 184 produktif produktip 228 teoretis teoritis
141 lembap lembab 185 produktivitas produktifitas 229 terampil trampil
142 lubang lobang 186 prototipe prototif 230 terima kasih terimakasih
143 manajemen managemen 187 proyek projek 231 tesis thesis
144 manajer manager 188 provinsi propinsi 232 tim team
145 mangkuk mangkok 189 putra putera 233 tobat taubat
146 mantra mantera 190 putri puteri 234 tradisional tradisionil
147 masjid mesjid 191 ransel rangsel 235 transpor transport
148 memengaruhi mempengaruhi 192 rapi rapih 236 tripleks triplek
149 mengonsumsi mengkonsumsi 193 rapor rapot 237 trofi tropi
150 mengubah merubah 194 rasional rasionil 238 urgen urgent
151 menteri mentri 195 respons respon 239 urine urin
152 mencolok menyolok 196 resistans resistan 240 ustaz ustad / ustadz
153 metode metoda 197 reumatik rematik 241 utang hutang
154 miliar milyar 198 rezeki rejeki 242 varietas varitas
155 motif motip 199 risiko resiko 243 wali kota walikota
156 musafir musyafir 200 sah syah 244 yudikatif judikatif
157 naas nahas 201 sahih syahih 245 yudisial judisial
158 nakhoda nahkoda 202 saksama seksama 246 yurisdiksi jurisdiksi
159 tampak nampak 203 sambal sambel 247 zaman jaman
160 napas nafas 204 sanksi sangsi 248 zamzam zam-zam
161 nasihat nasehat 205 saraf syaraf 249 zina jinah
162 negatif negatip 206 saus saos 250 zona Zone
163 negeri negri 207 sekadar sekedar
164 nomor nomer 208 sekretaris sekertaris

➢ Mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan


A. Judul
Beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam penulisan judul, diantaanya :
a. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata.
b. Gunakan huruf kecil hanya untuk kata-kata yang bersifat partikel, kecuali ia terletak di awal
judul.Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung), preposisi
(kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan). Contohnya: di, ke, dari, dan, atau, yang, untuk,
dengan, dalam, pada, kepada, sebagai, terhadap, jika, maka, tapi, karena, tentang, agar, supaya,
hingga, sejak, pun, per, demi, si, meskipun, secara, seperti, ialah, ah, oh, deh, dong, kok.
c. Hanya kata ulang sempurna yang semua unsurnya diawali dengan huruf kapital. Jadi, tidak
termasuk kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan.
o Kata ulang sempurna.
Misalnya murid-murid, jalan-jalan, partai-partai, samar-samar, masalah-masalah, bukit-
bukit, surat kabar-surat kabar, dan buku-buku.
"Pengesahan Undang-Undang yang Baru"
o Kata ulang berubah bunyi.
Contohnya: kocar-kacir; gerak-gerik; sayur-mayur; lauk-pauk; kacau-balau; pernak-pernik.
“Harga Sayur-mayur di Pasar Naik”
o Kata ulang berimbuhan.
Contohnya: berjam-jam; berkali-kali; sayur-sayuran; memasak-masak; berguling-guling;
tergopoh-gopoh; pukul-memukul; berkejar-kejaran.
“Puluhan Siswa Kejar-mengejar dalam Tawuran.”
B. Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata yang dipergunakan untuk menyapa seseorang.
Kata sapaan terdiri beberapa jenis, seperti berikut ini :
1. Kata sapaan yang menunjukkan hubungan kerabat seperti kakek, nenek, bapak (ayah), ibu,
paman, bibi, abang, kakak, adik, ananda, mas, mbak.
2. Kata sapaan yang berbentuk kata ganti seperti kamu, engkau, saudara, anda, tuan, nyonya,
nona, dan sebagainya.
3. Kata sapaan yang menunjukkan rasa hormat seperti paduka yang mulia, yang terhormat, dan
lain-lain.
4. Kata sapaan yang diikuti nama seperti saudara Hasan, bapak Susanto, ibu Amir, dan sebagainya.
5. Kata sapaan yang digunakan sebagai penyapaan atau pengacuan ditulis dengan huruf kapital
pada awal katanya. Yang dimaksud dengan penyapaan adalah menyapa langsung baik ketika
berhadapan (tatap muka) maupun melalui media seperti telepon atau media lainnya.
C. Gelar
Aturan ini menetapkan penulisan singkatan, tanda baca seperti pemakain titik (.) dan koma (,)
yang benar:
1. Setiap gelar ditulis dengan menggunakan tanda titik sebagai penghubung antara huruf pada
singkatan gelar yang dimaksud.
2. Gelar ditulis sesudah atau sebelum nama seseorang.
3. Nama orang dan gelar dihubungkan dengan tanda koma (,)
4. Jika seseorang menyandang gelar lebih dari satu, maka gelar-gelar tersebut dipisahkan dengan
tanda koma. Contoh = Aria Nugraha, S,Pd., M.Pd.

D. Nama Kota
Sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan nomor
sembilan bahwa Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada nama khas dalam geografi. Dalam
hal ini yang termasuk diantaranya nama kota, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, dan
benua.
E. Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata benda, kata kerja
atau kata keterangan dan secara semantis kata depan menandakan berbagai hubungan makna
anatar kata depan dan kata yang ada dibelakangnya.
Kata depan seperti “di”, “ke”, dan “dari” ditulis terpisah dengan kata-kata di belakangnya kecuali
untuk kata-kata yang sudah dianggap lazim sebagai satu kata, seperti kepada, daripada dan sebagai
imbuhan, seperti dipukul, dimakan dan lain-lain. Kata depan ditulis dengan huruf kecil jika digunakan
di dalam kalimat sebagai judul.

➢ Kesalahan Penggunaan Tanda Baca


Tanda titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan seruan atau pertanyaan.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagab, ikhtisar atau daftar.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang berakhir dengan tanda
Tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya.
g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya yang
menunjukkan jumlah.
h. Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Tanda koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi / melainkan.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimat itu mendahului
induk kalimat.
d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi iinduk kalimat.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimatt. Termasuk di dalamnya oleh, karena itu, jadi, lagi, pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, aduh, kasihan dari kata yang
lain yang terdapat di dalam kalimat.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
h. Tanda koma dipakai di antar nama alamat, bagian-bagian kalimat, tempat dan taggal,
dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannnya dalam
daftar pustaka.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
n. Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baaca—di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
megiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
Tanda titik koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
b. Tanda titik koma dipakai sebagai penggganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Tanda titik dua (:)
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian
atau pemerian.
b. Tanda titik koma tidak dapat dipakai jikka rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
d. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama kata yang menunnjukkan pelaku dalam
percakapan.
e. Tanda titik dua dipakai (i) di antarra jilid atau nommor dann halaman, (ii) di antara bab
dan ayat judul dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Tanda hubung (-)
a. Tanda hubung menyambungkan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
c. Tanda hubung menyambung unsure-unsur kata ulang.
d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
e. Tand ahubung boleh dipakai untuk memperjelash (i) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf capital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan
berhuruf capital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan unsure
bahasa asing
Tanda pisah (—)
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar
bangun kalimat.
b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
c. Tanda pisah dipaka di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke “ atau “
sampai dengan”
Tanda ellipsis (…)
a. Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus—putus
b. Tanda eipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagia yang
dihilangkan.
Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b. Tanda tanya dipaki dalam tanda kurung untuk menyatakann bagian kliamat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenaranya.
Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah pernyataan atau ungkapan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
Tanda kurung ((…))
a. Tanda kurung mengapit tambahan atau penjelasan.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadiranya di dalam teks dapat di
hilangkan.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Tanda kurung siku ([ … ])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakann bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Tanda petik (“…”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembiacaran dan naskah atau
bahan tertulis lain
b. Tanda petik mengapit judl syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
c. Tand apetik mengapit istilah ilmiah yang kuranggf dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus
d. Tanda petik penutup mengikuti tand aaca yang mengakhiri petikan langsung
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mebbgapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat
Tanda petik tunggal (‘…’)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan tanda petik tunggal mengapit petikan tunggal
mengapit petikan yang tersusun di dalam oetikan lain
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing
Tanda garis miring ( / )
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap
➢ Ejaan
✓ Ketepatan Penulisan Huruf Kapital
Pedoman penulisan huruf kapital yang sering digunakan dalam soal Ujian
Nasional sesuai EyD sebagai berikut.
a. Huruf kapital digunakan sebagai penanda awal kalimat.
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan diikuti nama orang.
c. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jababatan dan pangkat
diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
d. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
e. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
f. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
g. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk kata ulang
sempurna) dalam judul buku, majalah, surat kabar, da makalah, kecuali kata tugas dan
kata penghubung.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.

✓ Ketepatan Penggunaan Huruf Miring


a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan
bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai