BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
Menurut Soedarso, (2010 : 64), Gagasan Utama atau ide pokok dapat
ditemukan di semua bagian buku. Buku secara keseluruhan mempunyai ide pokok
yang umum, kemudian tiap bab mempunyai ide pokok yang agak spesifik. Setiap
bab berbagi lagi menjadi bagian bab yang mempunyai ide pokok yang lebih
spesifik lagi dan setiap bagian bab berbagi menjadi paragraf yang mengandung
keseluruhan isi bacaan. Dengan ditemukannya gagasan utama dalam teks bacaan,
secara tidak langsung dapat mengetahui pula isi bacaan yang telah dibaca. Akan
tetapi, dalam menemukan gagasan utama dalam teks bacaan ada yang
membutuhkan waktu yang cukup lama dan ada pula yang dapat menemukan
gagasan utama dalam waktu yang singkat tergantung bacaan tersebut dan pilihan
kata yang digunakan dalam teks bacaan tersebut. Apabila pilihan kata (diksi) yang
digunakan tepat, maka dalam menemukan gagasan utama dalam teks bacaan
Seperti yang telah dijelaskan diatas, ide pokok atau gagasan utama
merupakan informasi penting sebuah bacaan yang berada dalam tataran artikel
atau wacana. Setiap artikel yang baik selalu mengandung pikiran pokok dan
8
9
pikiran penjelas. Gagasan utama sebuah wacana atau artikel dapat dicari dengan
membaca judul.
dalamnya hanya terdapat gagasan utama saja, tetapi dalam paragraf harus ada
gagasan penjelas. Gagasan utama biasanya berperan sebagai inti teks bacaan.
utama. Dengan adanya gagasan penjelas, isi bacaan dapat tersampaikan dengan
baik ke pembaca sehingga pembaca dapat menangkap dengan baik isi bacaan
tersebut. Menurut Keraf dalam Indayani (2010 : 26), terdapat empat macam
bentuk letak sebuah gagasan utama dalam sebuah paragraf, yaitu sebagai berikut:
1) Pada awal alinea, Pengertian awal alinea ini dapat merupakan kalimat
pada awal alinea, gagasan sentral tadi akan mendapat penekanan yang
2) Pada akhir alinea Kalimat topik dapat juga ditempatkan pada bagian akhir
dari . alinea tersebut. Dalam hal ini, alinea tersebut bersifat induktif. Alinea
semacam ini harus disusun sekian macam sehingga dapat mencapai klimaks
10
dalam kalimat topik yang terdapat pada akhir alinea. Cara ini lebih sulit,
3) Pada awal dan akhir alinea, Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada awal
dan akhir alinea. Dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan
4) Pada seluruh alinea, Kalimat topik atau kalimat utama dapat juga termuat
dalam seluruh alinea. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat khusus yang
menjadi topiknya. Alinea semacam ini terutama dijumpai dalam uraian yang
penjelas.
utama, sebab kalimat utama merupakan kalimat pokok dalam suatu paragraf.
Kalimat yang menjelaskan kalimat lain disebut kalimat penjelas. Dalam kalimat
penjelas terkandung pikiran penjelas. Setiap paragraf terdiri atas satu satu pikiran
penjelas dan beberapa pikiran penjelas dan satu kalimat utama dengan beberapa
kalimat penjelas.
Lazimnya ide pokok berada; di awal paragraf, di tengah paragraf, di awal dan di
menyatakan bahwa petunjuk untuk dapat mengenali kalimat kunci atau ide pokok
sebagai berikut.
11
1) Cari kata benda atau kata ganti yang dominan. Lalu baca dan tanya apa
3) Jika ide pokoknya sulit atau bersifat abstrak, ada baiknya baca detailnya
agak lambat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih cermat. Jika ide
(Nurhayati, 2011:04) :
utama secara eksplisit. Pikiran utama ini biasanya berupa kata, frasa,
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
Wulandini (2013 : 35), Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu
yaitu letak kalimat utama, sifat dan tujuan, dan cara pengembangan. Jenis
1) Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal
paragraf. Pengertian awal paragraf ini tidak harus pada kalimat pertama.
Contoh:
2) Paragraf Induktif
karena itu. Tetapi, kebiasaan itu bukan sesuatu yang mutlak. Sebab, banyak
Contoh:
Sudah ada ide tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan
persoalan apa yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan
3) Paragraf Deduktif-Induktif
awal dan sekaligus di akhir paragraf. Kalimat utama yang berada di akhir
Contoh:
4) Paragraf Ineratif
Contoh:
peroses yang menutur agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalan suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak dipenuhi, pesan yang tersurat dan tersirat tidak
akan tertangkap atau dipahami, dan peroses membaca itu tidak terleksana dengan
baik.
mata atau tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca
menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh
membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada
tidak harus semuanya dibaca dengan cepat karena tergantung pada tujuan
cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan membaca tanpa harus
bergantung pada bahan dan tujuan membaca dan juga penguasaan pembaca
terhadap isi bacaan. Macam-macam teknik membaca cepat terbagi menjadi dua
gagasan pokok atau hal-hal penting yang ada di dalam bacaan. Contohnya:
e. Tujuan Membaca
Menurut Tarigan (2008 ; 09), Tujuan membaca adalah untuk mencari serta
(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang
yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari
atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh
3) Membaca untuk menemukan atau mengetahi apa yang terjadi pada setiap
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang dihendak diperlihatkan oleh
kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat merika berhasil atau gagal.
cerita.
5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah
cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk
oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
kenal, bagai mana dua cerita mempunya persamaan, dan bagaimana tokoh
mempertentangkan.
18
dengan bahan yang dihadapi dan keperluannya. Umumnya dapat dirinci sebagai
berikut :
a) membaca bahan – bahan yang mudah dan telah dan telah dikenal.
bentuk deskriptif .
menggerakan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakkan
berkurang karena dari pada menangkap ide yang terkandung dalam tulisan itu,
19
kegiatan lebih tertumpu pada aktivitas otot, begitu pula menggerakkan kepala dan
menunjukan dengan tangan juga menghambat. Hal ini disebabkan gerakan mata
serta proses di otak jauh lebih cepat dari pada gerakan kepala ataupun tangan itu.
Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi atau mengulangi beberapa kata ke
belakang dan subvokalisasi atau melafalkan kata dalam batin. Enam hambatan
membaca cepat :
bersiul) sementara membaca dan letakkan tangan di leher tidak boleh terasa
getaran.
2) Gerakan bibir, yaitu mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan
menghilangkan kebiasaaan tersebut ambil pensil atau sesuatu yang lain yang
cukup ringan lalu jepit dengan kedua bibir bukan gigi usahakan pensil itu
tidak bergerak.
4) Menunjuk dengamn jari, untuk menjaga agar tidak ada kata yang terlewati
maka dilakukan dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi
kata, cara ini sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih
lambat dari pada gerakan mata. Kebiasaan ini dapat dihilangkan dengan cara
melafalkan secara benar dari pada berusaha memahami ide yang di kandung
mengetahui pembahasan dalam buku yang anda pilih itu, untuk melihat
bahan yang akan dibaca, sekedar untuk mengetahui bahan tersebut dengan
menggunakan skimming.
21
paragraf pertama atau akhir dapat memuat kesimpulan yang dibuat oleh
penulisnya (redaksi).
seluruhnya. Perlu melihat semua bahan untuk memilih ide yang bagus
4) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua
itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antar bagian
bacaan.
hal itu merupakan suatu judul atau ide pokok atau masalah yang terdapat dalam
cerita. Agar dapat mencari, menemukan serta mendapat keuntungan dari ide-ide
yang terkandung dalam bacaan perlu menjadi pembaca yang baik. Berikut yang di
1) Pembaca yang baik tahu dia membaca, syarat pertama bagi setiap pembaca
yang baik ialah bahwa dia tahu dan sadar mengapa membaca, yang paling
2) Pembaca yang baik memahami apa yang dibaca, yaitu memahami benar–
benar apa yang dibacanya.hal ini menuntut perhatian atau konsentrasi dan
suatu kemampuan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Hal ini
22
membaca secara serius dengan kecepatan 300 – 500 kata dalam satu menit.
4) Pembaca yang baik harus mengenal media cetak, pembaca harus mengenal
bentuk-bentuk kontemporer.
Cepat Dengan Teknik ski Pping Ayunan Visual Pada Siswa Kelas XI Ipa
kata yang dibaca dalam waktu cepat/ singkat. Melainkan, membaca cepat
Indonesia. Hal ini karena lebih dai 80%, siswa dapat membaca dengan
cepat, lebih dari 300 kpm sesuai dengan standar kompetensi dasar pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu, lebih dari 80%,
rata-rata 86,0. Nilai tertinggi 100 dengan kecepatan membacanya 308 kpm
kpm. Dan 86,6% dari 15siswa dapat membaca dengan kecepatan lebih dari
300 kpm, dengan rata-rata 412 kpm. Kecepatan membaca tercepat pada
siswa kelas II SMA SMART Ekselensia Indonesia adalah 534 kpm dengan
dilakukan oleh Ade Husnul dkk tahun 2016 dengan judul Keterampilan
penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V SDN Gudangkopi II,
(papan word), lembar individu, LKS kelompok asal (papan bingo), dan
tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh interpretasi baik
3. Kerangka Konseptual
Bagan 2.1. Kerangka berpikir Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 10
OKU Menyimpulkan Gagasan Utama Suatu Teks Melalui
Membaca Cepat