Anda di halaman 1dari 13

JUDUL TOPIK : “PARAGRAF”

Untuk Memenuhi Tugas 1 Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia


Yang Diampu Oleh Ibu Dr. Nur Chasanah, M.Pd.

Oleh
Kelompok 4 :

Alvin Niko Salim 200231609270


Darryl Aiman Bernardi 200253611205
Elmira Zahra Agatha 200251612476
Muhammad Rivanio Rezky 200251612441
Nabila Arinamanasikana 200251612404
Nurul Dewi Aliefiah 200251612430
Thariq Pradana 200253611296

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
FEBRUARI 2022
PARAGRAF

A. Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat kalimat yang berisi tentang satu
ide pokok atau gagasan utama.
Lunsford dan Connor menjelaskan bahwa, paragraf adalah sebagai kumpulan kalimat
atau group of sentences atau satu kalimat yang membentuk sebuah unit. Panjang dan
tampilan sebuah bagian dari karya tulis ilmiah bukanlah kriteria dari sebuah paragraf.
Sebagai contoh singkat, sebuah paragraf dalam gaya penulisan jurnalistik bisa terdiri
atas satu kalimat yang cukup panjang (dari titik ke titik) . Oleh sebab itu, pengertian
paragraf yaitu suatu kalimat atau grup kalimat atau kelompok kalimat atau gabungan
kalimat yang menggagas satu ide pokok.
Dalam sebuah tulisan, paragraf menjadi komponen utama untuk menyampaikan
maksud penulis kepada pembaca.

B. Unsur – Unsur Paragraf

Unsur paragraf merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf. Unsur


pembangun paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik.
Misalnya, kalimat utama tanpa kalimat penjelas tidak akan membentuk paragraf yang
sempurna.
Wijayanti, dkk. (2013) mengungkapkan bahwa unsur pembentuk paragraf terdiri dari
empat, yaitu gagasan pokok (utama), kalimat topik, kalimat
pendukung/penjelas/pengembang, dan kalimat simpulan.

1. Gagasan utama merupakan ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca. Gagasan utama atau gagasan pokok, menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf agar menarik di mata pembaca.
2. Unsur pembangun yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat utama berisi gagasan
utama yang diletakkan secara tersurat pada awal atau akhir paragraf..
3. Kalimat Penjelas atau pendukung adalah kalimat yang berfungsi untuk
mengembangkan dan memperkuat gagasan yang disampaikan pada kalimat utama.
Kalimat penjelas bisa berupa data pelengkap seperti opini, fakta, atau data yang valid.
Contoh :
“Gunung Merapi yang terletak di wilayah Magelang, Jawa Timur merupakan gunung
aktif di Indonesia. Sewaktu-waktu, gunung merapi ini bisa meletus. Letusan Merapi
yang paling hebat tercatat pada tahun 2010 yang memakan sekitar 330 korban jiwa.”

4. Konjungsi
Konjungsi adalah kata sambung atau kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa
Indonesia ada dua jenis, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

a. Konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang berfungsi menghubungkan kata


dengan kata, frasa dengan frasa, serta klausa dengan klausa dalam satu kalimat.
Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”, “sebelum”, dan lain-lain.
Contohnya: "Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi ke Malang".
b. Konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang menghubungkan antarkalimat
dalam satu paragraf. Misalnya, “Jadi”, “Oleh karena itu”, “Namun”.
Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita
harus membawa payung di tas saat sedang ke luar rumah.”

5. Kalimat Simpulan adalah pendapat terakhir yang didapatkan dari uraian yang telah
disampaikan sebelumnya. Simpulan dapat diperoleh dari keseluruhan isi bacaan yang
ada pada paragraf.
C. Fungsi paragraf

Paragraf mempunyai berbagai macam fungsi, diantara beberapa fungsi paragraf


diantaranya adalah :
1. Memudahkan mengatur variabel suatu tulisan yang mengandung beberapa
informasi berbeda tapi masih satu tema, akan memiliki beberapa variabel.
Paragraf memiliki fungsi untuk mempermudah dalam mengatur variabel ini.
2. Memudahkan pengembangan topik
Jika kamu mendapat sebuah topik, kemudian diminta untuk
mengembangkannya.Langkah yang mudah untuk dilakukan adalah menulis
kalimat per kalimat kemudian disusun dalam bentuk paragraf.
3. Memudahkan penyusunan ide
Paragraf akan memudahkan penyusunan ide-ide yang akan kamu tuangkan
dalam suatu karangan.
4. Mengekspresikan gagasan
Fungsi paragraf yang selanjutnya adalah mengekspresikan sebuah gagasan.
Bagaimana cara mengekspresikan suatu gagasan? Caranya adalah dengan
menulis gagasan itu, dan memberikan detailnya ke kalimat-kalimat berikutnya.
5. Memudahkan pemahaman pembaca
Suatu tulisan yang disusun dalam beberapa paragraf yang terstruktur, tentu
akan memudahkan pembaca dalam memahami isi dari tulisan tersebut.
6. Mencurahkan suatu perasan dan pemikiran penulis dalam sebuah karya atau
kalimat dalam bentuk tulisan yang dibuat secara logis dan dapat diterima oleh
pembaca.
7. Membantu pembaca untuk memahami segala sesuatu mengenai isi dan topik
dalam sebuah tulisan.
8. Memudahkan penulis untuk menyusun ide-ide dan mengembagkan gagasan
tentang tulisan yang akan dibuatnya.
D. Syarat Paragraf

1. Kesatuan
Semua kalimat saling menyusun dan membangun paragraf secara bersama-
sama untuk menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
2. Kepaduan
Biasa disebut juga dengan koheresi adalah kekompakan hubungan antara suatu
kalimat dengan kalimat yang lain, kemudian ia yang membentuk suatu
paragraf kepaduan yang baik..
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kalimat topik.
4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
5. Pola Susunan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat
asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyataan yang lain dengan wajar
dan bersetalian secara logis.

E. Ciri-ciri Paragraf

Paragraf juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1. Pada kalimat pertama atau utama paragraf harus masuk agak kedalam dengan
beberapa ketukan spasi. Ketukan spasi dalam paragraf sekitar lima ketukan, biasanya
ketukan lima spasi ini digunakan untuk jenis kalimat atau karangan yang biasa.
2. Paragraf biasanya digunakan sebagai pikiran utama dalam sebuah kalimat atau
topik yang telah ditentukan oleh penulis.
3. Kalimat topik dan kalimat pengembang dalam paragraf memiliki fungsi dalam
penulisan dimana fungsi tersebut dapat menjelaskan atau menerangkan pikiran utama
dari penulis dalam menuliskan sebuah karya atau karangan dalam sebuah kalimat
topik.
4. Selain itu pada poin keempat paragraf juga memakai sebuah kalimat penjelas dalam
tulisan dimana kalimat penjelas tersebut berisikan tentang kedetailan dari kalimat
topik. Paragraf memang bukan kumpulan dari kalimat topik, tetapi paragraf disini
berisi beberapa kalimat penjelas dan hanya satu kalimat topik.

a. Ciri ciri Paragraf berdasarkan jenisnya :

Paragraf Induktif : Diawali dengan penyebutan peristiwa khusus. Fungsi


peristiwa khusus ini sebagai penjelas dan pendukung gagasan utama. Menarik
kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus. Memakai konjungsi yang
berfungsi sebagai kata penghubung. Konjungsi di awal kalimat dan diikuti tanda
baca koma.

Paragraf Deduktif : Gagasan utama berada di awal paragraf. Kalimat pertama


adalah pernyataan umum kemudian kalimat selanjutnya sifatnya khusus. Akhir
kalimat deduktif diakhiri dengan penjelasan.

Paragraf campuran :
1. Memiliki pola pengembangan kalimat umum-khusus-khusus-umum.
2. Kalimat gagasan utama ide pokok terletak di awal dan di akhir kalimat berupa
pengulangan ide pokok.
3. Kalimat gagasan utama di awal paragraf berupa informasi yang bersifat
umum.
4. Kalimat gagasan utama di akhir paragraf berupa simpulan untuk memperjelas
informasi.
5. Kalimat penjelas terletak di tengah paragraph

Paragraf ineratif :

1. Kalimat utama terletak di tengah paragraf.


2. Kalimat awal merupakan kalimat penjelas yang berfungsi sebagai pengantar
paragraf.
3. Kalimat terakhir merupakan kesimpulan atau penutup dari paragraf ini.

F. Jenis-jenis Paragraf Beserta Contohnya

Berdasarkan pola penalarannya:

1. Paragraf Deduktif : Paragraf deduktif yaitu jenis paragraf yang gagasan


utamanya berada di awal. Jenis paragraf ini bersifat deduksi yang gagasannya
berkembang dari umum ke khusus. Kalimat utama paragraf deduktif berada di
awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat setelah kalimat
utamanya.

Contoh: "Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga
kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil,
dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang
mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu
tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang
dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar
diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian
adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur".

2. Paragraf Induktif : Gagasan utama paragraf induktif berada di akhir kalimat.


Jenis paragraf induktif selalu akan diawali dengan penyebutan peristiwa
khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan utama.

Contoh: Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk
bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan peman-
dangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya
semakin hari meng- gigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan
sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.

3. Paragraf Ineratif : Paragraf ineratif dalah jenis paragraf yang menampilkan


gagasan utamanya di tengah paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-
umum-khusus atau kalimat penjelas-kalimat utama-kalimat penjelas.

Contoh: "Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan


Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung
berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta,
seperti tahun tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami
kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak
musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta
maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen.
Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung
juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung".

4. Ide Pokok Menyebar : Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki
kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat
pada kalimat-kalimatnya.

Contoh: "Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan.


Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu
dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain.
Angin pun semilir terasa menyejukkan hati".

Berdasarkan Gaya Ekspresi/Pengungkapan

1. Paragraf Narasi (Kisahan)


Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan atau
mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa, baik peristiwa kenyataan
maupun peristiwa rekaan atau pengalaman hidup berdasarkan
perkembangannya dari waktu ke waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca
mengalami sendiri peristiwa itu.
Ciri utamanya adalah adanya peristiwa atau kejadian, tokoh dan Konflik,
ketiga hal tersebut disebut juga unsur pokok sebuah narasi. Yang ketika
disatukan membentuk plot atau alur.

Contoh: "Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie
merupakan salah seorang tokoh anutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak
orang di Indonesia. Presiden ketiga Republik Indonesia itu dilahirkan di Pare-
Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.
Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun
Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham
Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-
saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip
telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran
menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas sejak masih duduk
di sekolah dasar.".

2. Paragraf deskriptif
Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera, bertujuan untuk memberikan
kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa,
dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. sehingga pembaca seolah-
olah berada di suatu tempat dan dapat melihat, mendengar, meraba, mencium,
atau merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.

3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk
menginformasikan sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi.

Contoh: "Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau


bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan
tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya
rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak
sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat
mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan
oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM".

4. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan, bertujuan untuk
membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya.

Contoh: "Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan


penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang amat sangat penting pada abad ke-21 ini. Sebagai Negara berkembang,
Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang masih cukup
rendah. Menurut data United Nation Development Programme (UNDP),
tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada di peringkat 124 dari 187
negara yang disurvei. Tingginya angka putus sekolah karena ketidakadaan
biaya mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
Indonesia ini. Oleh karena itu, sudah saatnya pendidikan menjadi tanggung
jawab seluruh komponen bangsa. Seluruh lapisan masyarakat harus
mengambil peran dalam pendidikan ini. Seluruh komponen masyarakatlah
yang seharusnya membantu mereka yang membutuhkan agar dapat
melanjutkan pendidikannya".

5. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi atau paragraf bahasan adalah suatu corak paragraf yang
bertujuan membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima
pendapatnya. Dalam paragraf ini penulis menyampaikan pendapat yang
disertai penjelasan dan alasan yang kuat dan meyakinkan dengan maksud agar
pembaca bisa terpengaruh.
Contoh: "Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang
hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi
bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah
paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih
berbakat pada jalur profesi, sebaiknya lulusan SMP memilih SMK. Dia
mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan
melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi
bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan
diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di
SMA. Namun, tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi".

G. Pengembangan Paragraf

Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik :


Pengembangan Paragraf berdasarkan teknik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
pengembangan secara alamiah, dan pengembangan secara logis.

1. Pengembangan Secara Alamiah


Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis.
Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau
waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh kalimat- kalimat yang
mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan.
Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai adanya kalimat
utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada
paragraf naratif dan prosedural.

2. Pengembangan Secara Logis


Pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan
paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-
antiklimaks, dan umum-khusus.

Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang


pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf secara
klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan- gagasan yang berupa
rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan
gagasan yang paling tinggi kepentingannya.
Sebaliknya, pengembangan paragraf secara antiklimaks dilakukan dengan
terlebih dulu gagasan yang dianggap paling tinggi kepentingannya, baru
diikuti dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai
gagasan bawahan atau rendah kedudukannya.

Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara
umum ke khusus, dan khusus ke umum.
Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang
dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama,
kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa
disebut dengan paragraf deduktif.

Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang


dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian,
kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan
utama. Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa
disebut dengan paragraf induktif.

Paragraf Berdasarkan Isi :


Berdasarkan isinya pengembangan paragraf antara lain dapat dilakukan dengan cara
menampilkan perbandingan atau pertentangan, contoh, sebab-akibat, dan klasifikasi.
a. Pengembangan paragraf dengan cara pembandingan. Cara pembandingan
merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan.
b. Pengembangan paragraf dengan cara pemberian. Contoh- contoh disajikan
sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum.
Gagasan umum dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf
bergantung pada gaya yang dikehendaki oleh penulis.
c. Pengembangan paragraf dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering
disebut dengan kausalitas. Pengembangan dilakukan dengan menyajikan sebab
sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas.
d. Pengembangan paragraf dengan cara klaisifikasi. Dilakukan dengan
penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas
secara rinci.

Anda mungkin juga menyukai