PENDEKATAN

KRITIK FORMALISTIK

Dra. Lilik Indrawati

 KRITIK FORMALISTIK:
KRITIK DENGAN ASUMSI
OBJEKTIF
KRITIK DENGAN KEPUTUSAN
FORMALISME
KRITIK DENGAN STRUKTUR
KRITIK E.B.FELDMAN
KRITIK DENGAN PENDEKATAN
FORMALISTIK
 STRUKTUR KRITIK
E.B. FELDMAN (FORMALISTIK)

• DESKRIPSI
• ANALISA FORMAL
• INTERPRETASI
• EVALUASI
 DESKRIPSI
• PROSES INVENTARISASI, MENCATAT APA YANG
TAMPAK. DALAM TAHAP INI DIHINDARI
MENYIMPULKAN GAMBAR, TIDAK BERISI PETUNJUK
MENGENAI NILAI APA YANG DIGAMBARKAN
• INVENTARISASI: MENEMUKAN SECARA OBJEKTIF APA
YANG ADA DALAM KARYA SENI
• SUATU JUDUL HARUS TIDAK DIPAKAI PEGANGAN.
JUDUL MUNGKIN TIDAK RELEVAN DENGAN KARYA.
• TAHAP DESKRIPSI INI MELIPUTI:
• PEMBUATAN INVENTARISASI APA SAJA YANG
TERLIHAT PADA KARYA
• PELAKSANAAN TEKNIS PEMBUATANNYA
 ANALISA FORMAL
• SEBAGAI KELANJUTAN INVENTARISASI
DESKRIPTIF, MENUJU PADA SEBUAH
ANALISA FORMAL (BAGAIMANA UNSUR
SENI/MEDIA ESTETIKNYA)
• DALAM MEMBUAT ANALISA FORMAL
DIKUMPULKAN BUKTI-BUKTI UNTUK
MENGARAHKAN PENAFSIRAN KARYA
DENGAN PERTIMBANGAN KEBAIKANNYA
 INTERPRETASI

• SUATU PROSES DIMANA KRITIKUS MENGEKSPRESIKAN

ARTI SUATU KARYA MELALUI PENYELIDIKAN
• INTERPRETASI MERUPAKAN BAGIAN YANG SANGAT
PENTING DALAM PROSES KRITIK
• MENENTUKAN HIPOTESA (DI DALAM KRITIK SENI
PENENTUAN HIPOTESA DITUJUKAN TERHADAP IDE ATAU
PRINSIP ORGANISASI YANG MENGUNGKAPKAN SUATU
EFEK EMOSIONALYANG KITA TERIMA DARI SUATU KARYA)
• SUATU HIPOTESA MERUPAKAN SUATU IDE ATAU PRINSIP
ORGANISASI UNTUK MENGHUBUNGKAN MATERIAL
DESKRIPSI DENGAN ANALISA FORMAL
 KEPUTUSAN/EVALUASI

• MERANGKING KARYA DALAM

HUBUNGANNYA DENGAN KARYA LAIN
DALAM SATU KELAS
– PERBANDINGAN DENGAN MODEL HISTORIS
– PERTIMBANGAN KETRAMPILAN TEKNIS
 POSISI STRUKTUR KRITIK FORMALISTIK
DALAM STRUKTUR PENELITIAN KUALITATIF

 MASALAH
PENELITIAN: KARYA SENI
(PENGALAMAN
ESTETIK/MASALAH
ESTETIKA)
 ASUMSI: OBJEKTIF
 SUMBER DATA: KARYA SENI
 DATA: 1. DESKRIPSI
2. ANALISA FORMAL
3. INTERPRETASI
 VALIDITAS DATA: -
 ANALISA DATA: KEPUTUSAN/ EVALUASI
MENGAPA DALAM KRITIK FORMALISTIK
TIDAK ADA TAHAP VALIDASI DATA?

 KARENA KRITIKUS ADALAH SEORANG SPESIASLIS

YANG MEMANFAATKAN WAKTUNYA DENGAN TEKUN
UNTUK MENGKAJI FENOMENA YANG ADA DALAM
KARYA SENI, DENGAN MENGGUNAKAN METODE
YANG BERTANGGUNGJAWAB
 NILAI KARYA SENI ADALAH NILAI ATAU MAKNA
YANG DICIPTAKAN OLEH PENGHAYAT SETELAH
MENANGKAP PACU YANG TERPANCAR DARI KARYA
SENI SEBAGAI BENDA ESTETIS. DARI PANDANGAN
HERMEUNITIK BAHKAN DITEGASKAN BAHWA SETIAP
KARYA SENI AKAN SELALU MENGALAMI PROSES
PENCIPTAAN KEMBALI, YAITU OLEH PENGHAYATNYA
(GADAMER, 1976)
 LATIHAN MEMBUAT DESKRIPSI:

1. PILIHLAH SEBUAH KARYA SENI YANG ANDA ANGGAP

“BERMASALAH” DALAM ESTETIKANYA
2. SETELAH ANDA “MENGALAMI” PROSES APRESIASI
SENI, MULAILAH MENGAMATI OBJEK FISIK KARYA
SENI TERSEBUT
3. INVENTARISASILAH OBJEK APA SAJA YANG
TAMPAK DALAM KARYA SENI TERSEBUT, TAPI
HINDARI UNTUK MENYIMPULKAN GAMBAR ATAU
MENGUNGKAPKAN NILAI DARI OBJEK TERSEBUT
(MISALNYA JANGAN SEBUTKAN SBB: “TAMPAK ADA
3 SOSOK PEREMPUAN”, SEBAIKNYA TULIS SBB:
“TAMPAK ADA 3 SOSOK ‘SEPERTI’ PEREMPUAN”
4. INVENTARISASI JUGA MASALAH TEKNISNYA
 CONTOH DESKRIPSI:
Dalam lukisan Bagea di atas tampak ada 14 sosok objek
semacam sosok manusia (seperti masih di usia anak-anak;
ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan). Sebagian
besar (mungkin yang laki-laki) tampak bertelanjang dada. Ke
12 objek di antaranya tampak dengan mulut terbuka (mungkin
semacam sedang berteriak atau berseru sesuatu), namun dua
sosok yang lain (yang ada di sebelah kanan bawah panil),
yaitu sosok yang lebih besar yang dalam posisi kepala
tampak samping, serta satu sosok lain yang lebih kecil, yang
menempel padanya (sosok lebih besar), dengan mulut tidak
terbuka. Posisi 12 sosok figur yang dengan mulut terbuka
tersebut mengarah pada dua sosok yang ada di sebelah
kanan bawah panil tersebut. Lukisan ini memanfaatkan
medium acrilyc di atas kanvas, dengan pemanfaatan teknik
brush atau kuas yang berefek brushstrokes yang kasar.
 CONTOH DESKRIPSI:
Deskripsi dilakukan dengan Pembagian panel yang
didasarkan pada bagian-bagian objek gambar, seperti
bagian atas objek lukisan dan bagian bawah objek
lukisan. Pada panel pertama nampak tiga objek
gambar. Objek gambar pertama seperti seekor kuda
ber-value shade yang sedang melompat menghadap ke
arah kanan, terlihat dari posisi kaki depan berada di
atas dan menekuk begitu juga dengan kaki bagian
belakang yang tertarik menekuk ke atas. Objek
gambar kedua merupakan sebuah objek besar yang
menjadi ikon atau point of interest dari lukisan
tersebut. Objek nampak seperti banteng yang sedang
berlari ke arah kanan.