Anda di halaman 1dari 12

METODE

MERUMUSKAN
MASALAH
Dalam Buku Analisis Kebijakan Pendidikan
Karya Prof. Dr. Nanang Fattah

KEBIJAKAN
Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Aunurrahman, M.Pd

Disusun oleh:
Izza Fazira (F2171211017)
A. TAHAPAN DALAM MERUMUSKAN MASALAH

Perumusan masalah adalah proses menghasilkan dan menguji


konseptualisasi alternatif atas suatu kondisi masalah
Nanang Fattah (2014) Perumusan masalah adalah mendefinisikan suatu masalah
dengan menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalah kebijakan

Mudjia Rahardjo (2010) Perumusan masalah dilakukan berdasarkan pengenalan


masalah terhadap suatu persoalan yang memerlukan perhatian pemerintah
TAHAP-TAHAP PERUMUSAN MASALAH
Meta
Masalah
Pencarian Pendefinisian
Masalah Masalah

Situasi Masalah
Masalah Substantif

Pengenalan Spesifikasi
Masalah Masalah
Masalah
Formal
B. METODE PERUMUSAN MASALAH
ANALISIS BRAINSTORMING
BATAS

ANALISIS ANALISIS PERSPEKTIF


KLASIFIKASI BERGANDA

ANALISIS HIERARKIS ANALISIS ASUMSI

SINEKTIKA
ANALISIS
Salah satu tugas pentingBATAS
dari perumusan masalah adalah memperkirakan
apakah sistem formulasi masalah individual yang disebut metaproblem relatif
lengkap.
Ada tiga langkah yang dapat dilakukan:
1. Pencarian sampel secara bola salju (snowball)
Bertujuan mencari stakeholder untuk melihat masalah pendidikan dan dicari dengan proses
bertingkat
2. Pencarian representasi
Untuk pendalaman keterwakilan masalah pendidikan pada stakeholder terkait guna
mendalami
masalah dan representasi alternatif dari masalah itu melalui wawancara secara langsung atau
lebih
realistis
3. Estimasi batasan
Untuk memperkirakan batasan metaproblem, dalam hal ini analis membuat distribusi
frekuensi
BACK
berbagai aspirasi stakeholder terhadap masalah pendidikan yang diajukan, analisis ini akan
ANALISIS KLASIFIKASI
Adalah teknik untuk memperjelas konsep yang digunakan untuk
mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi permasalahan yang
mengacu pada klasifikasi pengalaman melalui penalaran.
Analisis klasfikasi didasarkan pada dua prosedur utama, yaitu
pembagian logis dan klasifikasi logis.
Beberapa aturan dapat membantu meyakinkan bahwa klasifikasi itu
relevan terhadap situasi masalah dan secara logika konsisten, yaitu:
1) Relevansi substansi
2) Ketuntasan
3) Kepilahan
4) Konsisten
5) Perbedaan hierarkis

BACK
Analisis Hierarkis
Adalah sebuah teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang
mungkin dari suatu situasi masalah, dengan mengidentifikasi tiga
macam sebab:
1) Sebab yang mungkin
Situasi yang meskipun terpisah jauh namun bisa memberi
kontribusi pada terjadinya masalah tersebut
2) Sebab yang masuk akal
Kejadian berdasarkan penelitian ilmiah atau pengalaman langsung
yang berpengaruh terhadap terjadinya situasi yang dinilai
problematis
3) Sebab yang dapat ditindaklanjuti
Faktor penyebab yang dapat dikontrol atau dimanipulasi oleh
pengambil kebijakan.
BACK
BACK
SINEKTIKA
Adalah sebuah metode yang diciptakan untuk mengenali
masalah-masalah yang bersifat analog
Dalam menyusun masalah kebijakan para analis dapat
menghasilkan empat tipe analogi, yaitu:
1) Analogi personal
2) Analogi langsung
3) Analogi simbolis
4) Analogi fantasi

BACK
BRAINSTORM
ING
Adalah metode untuk menghasilkan ide, tujuan jangka pendek, dan
strategi yang membantu mengidentifikasi dan mengonseptualisasikan
kondisi-kondisi permasalahan. Alex Osborn mengembangkan
brainstorming untuk meningkatkan kreativitas.
1) Brainstorming tidak terstruktur
2) Brainstorming terstruktur

BACK
ANALISIS PERSPEKTIF BERGANDA

Adalah metode untuk memperoleh pandangan yang lebih


banyak mengenai masalah dan peluang pemecahannya dengan
sistematis menerapkan perspektif personal, organisasional, dan
teknikal terhadap situasi masalah.
Ciri utama dari metode ini, yaitu:
1) Perspektif teknis
2) Perspektif organisasi
3) Perspektif personal

BACK
ANALISIS ASUMSI
Adalah teknik yang bertujuan menyitensiskan secara kreatif asumsi-
asumsi yang bertentangan mengenai masalah-masalah kebijakan.
Analisis asumsi meliputi lima tahapan, yaitu:
1) Identifikasi stakeholder
2) Memunculkan asumsi
3) Mempertentangkan asumsi
4) Mengelompokkan asumsi
5) Sintesis asumsi

Asumsi 1
50%

Asumsi 2
60%

BACK Asumsi 3
50%

Anda mungkin juga menyukai