Anda di halaman 1dari 56

Metode Penelitian Komunikasi

Pendekatan Kuantitatif
Oleh:
Dr . Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I.Kom
Pengertian
• Metodologi Penelitian: adalah ilmu yang
mempelajari metode-metode penelitian.
Terdapat dua macam metode yang
mengarahkan pada proses berpikir yaitu
Metode Ilmiah dan Metode Penelitian

• Metode Ilmiah: adalah sistem dan metode


yang secara ketat mengatur pengetahuan
tentang gejala alam atau gejala sosial
 Metode Penelitian : Serangkaian prosedur dari
upaya-upaya yang dilakukan secara sistematik
untuk menangkap gejala-gejala alam atau sosial
yang didasarkan pada metode ilmiah dari displin
ilmu terkait.

 Tehnik Penelitian: Cara-cara untuk


merealisasikan penelitian.

 Antara metode ilmiah dan penelitian ilmiah,


sering dipersamakan artinya karena adanya
kesamaan komponen-komponen dari keduanya.
• Apakah sama batasannya antara Metode
Ilmiah dengan Penelitian Ilmiah?

• Metode Ilmiah memiliki kriteria & langkah-


langkah yang digambarkan pada bagian
berikut ini:
1. Berdasarkan fakta
2. Pertimbangan objektif
Kriteria 3. Azas analitik
4. Sifat kuantitaif
5. Logika deduktif hipotetik
6. Logika induktif-generalisasi
Metode Ilmiah
1. Penetapan masalah, konfirmasi
aktualisasi dan relevansi dari keputusan
2. Menuyusun kerangka pemikiran
argumentasi dukungan dasar teoritis
Langkah dangan premis-premis
3. Merumuskan hipotesis, deduksi dan
premis
4. Menganalisis & menginterpretasikan
data penelitian untuk menguji hipotesis
5. Membahas hasil uji hipotesis untuk
sampai pada fakta
6. Menarik kesimpulan umum, kesimpulan
khusus & saran tindak lanjut
Komponen-komponen Ilmu
“Realita”(sebagai pengetahuan)
“Absraksi” Kejadian-kejadian/gejala yg ditangkap indra manusia &
dijadikan masalah krn belum diketahui (apa, bagaimana &
FENOMENA
mengapa) adanya
Istilah/simbol yg mengandung pengertian singkat dari
KONSEP fenomena/abstraksi dari fenomena
Variasi sifat, jumlah/besaran yg memiliki nilai
VARIABEL kategori/bertingkat secara kualitatif/kuantatif sbg hasil
penelahaan mendasar dari konsep
Sebuah kalimat ungkapan yang terdiri atas dua
PROPOSISI
variabel/lebih, yg menyatakan hubungan sebab
akibat/kausal
FAKTA Proposisi yang telah teruji secara empiris

Jalinan fakta menurut kerangka bermakna (meaning full


TEORI construct)
1.Judul Penelitian
• Mencerminkan permasalahan atau
variabel-variabel penelitian

• Paling sedikit mengandung dua variabel


(variabel X dan variabel Y)

• Dirumuskan secara ringkas, komunikatif


dan konsisten dengan aspek lain & materi
penelitian

• Tidak bersifat bombastis


1.1. Masalah Penelitian

• Spesifik, hanya menyangkut satu aspek


tertentu

• Harus dapat diuji secara empiris, bukan


problem metafisik

• Permasalahnnya menyatakan hubungan


antara dua variabel/lebih
• Berorientasi pada satu teori tertentu. Teori
merupakan body of knowledge yg memberikan
penjelasan pada keaneka ragaman perilaku dari
berbagai orang pada berbagai tempat

• Relevan dengan waktunya

• Dapat menjembatani kesenjangan penelitian

• Memungkinkan genelaralisasi
2. Latar Belakang Penelitian
• Situasi yg melandasi/melatar-belakangi masalah
penelitian

• Argumentasi dukungan data empiris (das sein) yg


melandasi pendeskripsian proses timbulnya
fenomena yg dihadapi

• Menjelaskan hal-hal yg ideal berkaitan dengan


masalah ini (das sollen)

• Menjelaskan alasan-alasan yg menopang


mengapa memilih masalah penelitian tersebut
• Perumusan tema sentral/problem issue,
merupakan pendeskripsian ringkas secara
kondisonal & situasional dari fenomena yg
dihadapi yg membangkitkan minat utk meneliti
masalah tersebut

• Menceritakan manfaat praktis dari studi yg


dilakukan

• Menyuratkan adanya kemungkinan


menjembatani kesenjangan masalah penelitian
3. Rumusan dan Identifikasi Masalah
3.1.Rumusan Masalah

• Dijabarkan dari suatu teori yg sudah mapan


(eksperimen)
• Melalui observasi langsung di lapangan, tapi tetap
harus dikaitkan dengan teori sebelum melakukan
penelitian
• Diformulasikan dalam kalimat tanya
• Variabel-veriabel utama yg terkandung dalam
judul penelitian, tercermin secara utuh dalam
rumusan masalah
3.2. Identifikasi Masalah
• Merupakan penjabaran dari tema sentral
masalah menjadi beberapa sub masalah yg
spesifik

• Mengandung acuan-acuan tertentu yg


mengarahkan pada pengungkapan data
empiris

• Pertanyaan terfokus pada sub masalah


hasil dari penjabaran tema sentral
• Mengarah ke gambaran variabel yg terlibat
pada masing-masing masalah

• Teknisnya: Variabel-variabel penelitian di


breakdown dengan merujuk ke referensi
sehingga diketahui dimensi-dimensi dari
masing-masing variabel. Dimensi-dimensi
itu bisa diangkat sebagai sub variabel-sub
variabel dari masing-masing veriabel utama
penelitian. Dimensi ini umumnya sudah
lebih opersional karena biasanya dilengkapi
dengan indikator-indikator untuk
mengukurnya
4. Tujuan Penelitian
• Merupakan pernyataan yg ingin dicapai
penelitian & dirumuskan dalam kalimat
deklaratif

• Konsep/variabel hasil spesifik dari variabel-


variabel utama mengandung kadar
abstraksi tinggi. Teknisnya harus
relevan/konsisten dengan masing-masing
identifikasi masalah
5. Kegunaan Penelitian
Merupakan penajaman pernyataan tentang
apa yg diharapkan dari hasil penelitian, yg
meliputi dua aspek:

• Apa nilai manfaat praktisnya dari hasil


penelitian tersebut

• Apa nilai kontribusi ilmiahnya bagi


pengembangan ilmu
6. Kerangka Pemikiran (Logical
Construct)
• Merupakan penggambaran organisasi
berpikir secara sistematis untuk
memecahkan suatu problem riset

• Merupakan dukungan teoritis dalam rangka


memberi jawaban terhadap pendekatan
masalah

• Menuntut pemikiran kreatif secara logika


utk mengaitkan suatu masalah penelitian
dg teori yg relevan
• Menempatkan masalah yg telah diidentifikasi
yg memerlukan jawaban pemecahannya pada
kerangka teoritis yg relevan sehingga mampu
memberikan penjelasan & petunjuk ke arah
pemecahan masalah

• Proses pemikirannya merupakan pengkajian


deduktif yg ditempuh tiga tahap, yaitu:
Tahap Conceptioning
Merupakan langkah-langkah penguraian teori dengan
konsep-konsepnya yang masih umum menjadi
konsep-konsep yang membahas teori tersebut

3tahap Tahap Judgement


proses Tahap upaya mengaitkan konsep-konsep
pemikiran utama masalah penelitian pada konsep-
kerangka konsep utama dari teori yang melandasi
pemikiran penelitian

Tahap Reasoning
Upaya menyelaraskan konsep-konsep khusus yang
terkandung dalam masalah penelitian, pada konsep-
konsep umum di level teori, sehingga dapat ditarik
konsekuensi/kesimpulan secara logis yang
melahirkan proposisi
Aplikasi Proses Pemikiran Logical
Construct

Contoh: Hubungan Antara Terpaan Media


Massa Tentang Informasi Penerapan
Konsep Kekerasan di Perguruan Tinggi
dengan Sikap Orang Tua Calon Mahasiswa
Lanjutan
Langkah pertama

• Cari kata kunci dari judul tersebut.


Bagaimana kalau terpaan media massa?

• Selanjutnya uraikan apa pengertian terpaan


media massa dengan merujuk pada
referensi. Menurut Rosengren (1989),
terpaan media massa padanannya
penggunaan media massa
Lanjutan
• Telusuri referensi untuk mencari teori yang
membahas penggunaan media massa

• Anda akan segera ingat “Uses and


Gratifications”

• Asumsi dasar teori tersebut : seseorang


akan mengggunakan media massa untuk
mencari informasi yang dibutuhkannya dan
bila kebutuhannya terpenuhi akan
diperoleh kepuasan
Sekarang mari kita masuk ke dalam proses
penyusunan kerangka pemikiran
Tahap 1 Conceptioning
• Bertolak dari asumsi dasar teori yang telah
didapatkan maka teori tersebut dibangun
oleh variabel-variabel: kebutuhan/needs -
uses – and gratifications
• Needs (Curiosity wants) mendorong
seseorang untuk menggunakan media
massa dalam rangka memenuhi kebutuhan,
rasa ingin tahunya, dan bila kebutuhan
tersebut terpenuhi maka ia akan
memperoleh kepuasaan
Tahap 2 Judgement
• Variabel : Needs - Uses - Gratifications
Utama Teori
• Variabel : Kebutuhan -Terpaan - Sikap orang
Utama infromasi media tua calon
masalah massa mahasiswa

• Ditahap ini dilakukan upaya mengaitkan variabel-


variabel utama teori dengan variabel-variabel utama
masalah, sehingga pengaitan menghasilkan
keselarasan di antara variabel-variabel yang ada di
kedua level teori dan masalah
Tahap 3 Reasoning
• Apabila telah tercipta keselarasan di antara
variabel-variabel utama di level teori
dengan variabel-variabel utama di level
masalah, maka buat kesimpulan logis yang
akan membentuk proposisi yang dalam
konteks penelitian ini berupa hipotesis
yang rumusannya: Apabila terpaan media
massa tentang informasi penerapan konsep
kekerasan di perguruan tinggi berlangsung
intens, maka sikap orang tua calon
mahasiswa akan negatif
• Patut dicatat bahwa proses
pemikiran logical construct ini
hendaknya dipahami dan dikuasai
para peneliti sebagai landasan
untuk menyusun kerangka
pemikiran
Penyusunan Kerangka Pemikiran

• Secara praktis kerangka pemikiran


dibangun oleh tiga landasan/kerangka
yang terdiri dari kerangka teoretis-
kerangka konseptual dan kerangka
operasional
1. Kerangka Teoretis /
Theoretical Framework
– Kerangka teori mendeskripsikan dengan teori
mana suatu masalah penelitian dikaitkan
(untuk beberapa penelitian survei) atau dari
teori mana suatu problem riset berasal (untuk
beberapa penelitian eksperimen)
– Uraikan asumsi dasar dari teori yang telah
ditetapkan sebagai teori operasional/applied
theory
– Bertolak dari asumsi dasar tersebut tetapkan
mana yang menjadi variabel bebas dan
variabel terikat di level teori
Contoh:

• Kerangka teori yang bertolak dari teori


Durkheim tentang “bunuh diri yang
egoistik/egotic suicide dalam konteks sosiolog
i”

• Asumsi dasarnya:
“Semakin tinggi tingkat individualisme dalam
suatu kelompok sosial”, menyebabkan tingkat
bunuh diri yang semakin tinggi dalam
kelompok yang bersangkutan
Lanjutan

Gambaran Hubungan Antar Variabel


di level teori
Variabel bebas Variabel terikat
- Individualisme - Bunuh diri
 

Abstraksinya tinggi konkrit


2. Kerangka Konseptual
Conseptual Framework

– Menggambarkan hubungan antara konsep-


konsep khusus yang terkandung dalam
masalah penelitian

– Konsep-konsep yang dijadikan variabel bebas


dan variabel terikat pada level konseptual ini
harus merupakan turunan dari konsep-konsep
umum yang terkandung dalam teori (ingat
level judgement). Dengan kata lain konsep-
konsep spesifik di level masalah akan mengait
ke konsep-konsep umum di level teori
Lanjutan

• Konsep-konsep khusus di level masalah,


bisa saja salah satu atau semuanya
mengandung kadar abtraksi tinggi. Maka
untuk mengkongkritkannya perlu dilakukan
penguaraian/break down variabel untuk
mencari dimensi-dimensi dari variabel
tersebut dengan cara merujuk ke referensi
• Contoh konsep individualisme dengan
abstraksi yang tinggi dari teori bunuh diri
yang egoistik di break down oleh Durkheim
ke dalam dimensi - lajang-katolik -
berpendidikan tinggi dan profesional
Lanjutan
• Bila dideskripsikan hubungan antar variabel di
level teori dan level konseptual sebagai berikut:
Level Variabel beba Variabel
terikat
Teori egoistic Individualisme Bunuh diri
suicide

Konseptual - Lajang Bunuh diri


- Katolik
- Pendidikan tinggi
- Profesional
Lanjutan

• Kerangka konseptual mengandung


“definition of term”
• Durkheim memprediksi bahwa seseorang
yang berada dalam situasi sosial yang
individualistik adalah orang-orang yang
lajang-katolik - berpendidikan tinggi dan
profesional. Mereka dengan kondisi seperti
itu berkecenderungan lebih tinggi untuk
bunuh diri dibanding dengan orang-orang
yang kawin-protestan-berpendidikan
rendah dan bukan profesional.
3. Kerangka Operasional
atau Operational Framework
• Tahap ini menggambarkan tata cara
pengukuran variabel-variabel utama yang
dipaparkan pada kerangka konseptual
• Setelah dalam kerangka konseptual variabel-
variabel yang memiliki kadar abtraksi tinggi
diuraikan untuk mencari dimensi-dimensinya
(melalui kajian referensi). Kemudian dimensi-
dimensi variabel ditransform menjadi sub
variabel-sub variabel
• Langkah berikutnya mengukur variabel atau
sub variabel melalui indikator-indokatornya
Lanjutan
Contoh: Teori bunuh diri yang egoistik Durkheim,
dengan konsep utama individualisme dan bunuh diri.
Konsep individualisme dengan abstraksi yang tinggi
diurai menjadi lajang - katolik - berpendidikan tinggi
dan profesional Indikator-indikator untuk mengukur
dimensi/sub variabel tersebut adalah:
• Apabila tuntutan yang dibuat atasnya lebih sedikit
bila dibanding dengan yang kawin
• Beragama protestan
• Pendidikan tidak tinggi
• Merupakan anggota kelompok yang tidak melakukan
aktivitas kelompok secara mendetail (Profesional)
Bagan Kerangka Pemikiran
• Uraian kerangka pemikiran yang meliputi tiga
aspek berupa kerangka teoritis-kerangka
konseptual dan kerangka operasional, agar
lebih komunikatif dapat dirangkum dalam
bentuk satu bagan yaitu bagan kerangka
pemikiran

• Mari kita buat dua contoh bagan kerangka


pemikiran dari dua masalah penelitian yang
berbeda
Contoh 1 bagan kerangka
pemikiran
• Judul penelitian : Hubungan antara terpaan
media massa dengan pengetahuan politik
mahasiswa Bandung

• Landasan teoritis : Teori Reinforcement

• Asumsi : Belajar berlansung sebagai hasil


dari reinforcement
Independent variabel : Reinforcement
Dependent variabel : Leaving
Bagan Kerangka Pemikiran
Reinforcement Theory
Belajar sebagai hasil dari Reinforcement

Level Variabel bebas Variabel terikat


Teori Reinforcement Learning
-----------------------------------------------------------------------
Level Variabel bebas Variabel terikat
Konseptual Terpaan media massa Pengetahuan politik
-----------------------------------------------------------------------
Level Jumlah jam yg di Jumlah skor dari tes
Konsepsi gunakan utk me pengelolaan politik
ngikuti berita poli
tik dari tiap media
massa
• Kedua variabel reinforcement dan learning tingkat
abstraksinya cukup tinggi
• Secara konseptual terpaan media massa sebagai variabel
bebas masalah penelitian mengacu sekaligus mengait
pada konsep reinfocement pada level teori
• Demikian juga halnya dengan pengetahuan politik sebagai
variabel terikat pada masalah ngait ke konsep learning
sebagai variabel terikat di level teori sebab pengetahuan
politik merupakan spesifikasi dari konsep learning
• Kerangka pemikiran tersebut sebagai bangunan berfikir
yang logis karena konsep-konsep yang ada pada teori
telah turun ke konsep-konsep pada masalah secara
selaras sebab merupakan turunannya
Contoh 2 Bagan Kerangka Pemikiran
Topik : Komunikasi Pemasaran
Judul : Pengaruh Pelayanan Purna Jual
Terhadap Kepercayaan Pelanggan
Landasan Teoritis : Teori Pertukaran Sosial
(Thibault dan Kelly)
Asumsi dasar teori : Seseorang akan mem
pertahankan interaksi
nya dalam suatu kelom
pok, selama ia merasa
biaya yang ia keluarkan lebih
kecil dari ganjaran yang ia terima
 
Variabel bebas : Ganjaran/reward

Variabel terikat: Biaya/cost hasil (bisa laba atau


pun rugi) pengalaman
pribadi pelanggan
Bagan Kerangka Pemikiran
Teori Pertukaran Sosial Thibault & Kelly

Reward/ Cost/ Hasil Tingkat


Ganjaran Biaya perbandingan

Variabel bebas Variabel terikat


Pelayanan purna jual kepercayaan pelanggan
(Adrian Payne)  (Rotter,Bateson&Barkovita)

-Pelatihan Keputusan Persepsi pe Pengalaman


-Garansi pengguna langgan kua pribadi pe
-Fasilitas pelayanan litas pelang langgan
-Konsultasi gan
utk pelanggan
Bagan Hubungan Antar Variabel Penelitian
Variabel X Variabel Y
Pelayanan purna Jual Kepercayaan pelanggan
Sub var X1 : Pelatihan Sub var Y1: Keputusan untuk pelanggan
menggunakan jasa pelayanan
Indikator : Indikator :
- Jenis pelatihan - Vendor decision
- Materi pelatihan - Quality decision
- Fasilitas Penunjang - Timing decision
- Instruktur - Payment method
Sub var X2 : Garansi Sub var Y2 Persepsi /service contract
pelanggan tentang
kualitas pelayanan
Indikator : Indikator :
- Masa jaminan - Penilaian pelanggan
- Bentuk jaminan - Hasil yang diperoleh
Sub var X3 : Fasilitas Sub var Y3 :
penggantian Pengalaman pribadi
pelanggan
Indikator : Indikator :
- Cara penggantian - Penilaian pelanggan
- Kelengkapan fasilitas - Hasil yg diperoleh
Sub Var X4: Konsultasi
utk pelanggan
Indikator:Jenis kela
min&Cara konsultasi
Perumusan Hipotesis

• Merupakan hasil deduksi dari kerangka


pemikiran dalam bentuk proposisi.
• Berfungsi sebagai titik tolak teoritis yang
akan mengarah pada pelaksanaan
penelitian dalam menghimpun data empiris
untuk memperoleh generalisasi melalui
pengujian hipotesis.
• Kriteria Hipotesis:
– Hypothesis must be conseptually clear
– Hypothesis should have empirical referent
– Hypothesis must be specific
– Hypothesis should be related to available
techniques
– Hypothesis should be related to body of theory
(Goode and Hatt,1981;67-71)
 
Pengujian Hipotesis
• Hipotesis yang bersifat tentatif, perlu diuji agar
diketahui penerimaan / penolakan terhadap
kebenaran hipotesis tersebut.
• Merupakan upaya penyelarasan berbagai konsep
& variabel yang terkandung dalam hipotesis
dengan data-data empiris.
• Verifikasi hipotesis yang diterima, bila semua data
empiris mendukungnya. Hal tersebut akan
berkontribusi terhadap pengembangan teori
baru.
• Proses membandingkan & menyesuaikan aspek-
aspek yang terkandung dalam hipotesis sebagai
produk pemikiran logis rasional dengan data
empiris, merupakan pengkajian induktif
Analisis Data
• Analisis data: adalah upaya untuk memahami data yang
telah dihimpun melalui pemeriksaan srtukturnya.
• Data: adalah hasil pencatatan/informasi yang didapat
melalui pengamatan/penelitian.
• Data keras: adalah data yang nilainya jika ditentukan oleh
dua orang yang berbeda dengan menggunakan metode
yang sama akan menghasilkan angka yang tepat sama.
• Data lunak: adalah data yang nilainya bila ditentukan oleh
dua orang yang berbeda dengan metode yang sama dapat
saja memperoleh data lunak yang berbeda, asal
perbedaan itu masih dapat disimpulkan sebagai mewakili
penduga nilai sebenarnya sama.
• Statistik: adalah data lunak stelah mengalami pengolahan
tertentu.
• Statistika: ilmu tentang statistik
Populasi dan Tehnik Sampling

• Pupolasi: sekumpulan objek yang menjadi


sasaran penelitian/keseluruhan/univers
dari objek penelitian.
• Sifat-sifat suatu kumpulan objek
penelitian/populasi dapat diamati&dipelajari
melalui sebagian dari populasi disebut
sampel
• Objek penelitian disebut satuan
analisis/unsur-unsur populasi
• Salah satu sifat sampel adalah harus
mewakili/represant dari populasi, artinya
sampel harus mencerminkan semua unsur
dalam populasi secara proporsional yg disebut
sampel tak bias
• Sampel bias adalah sampel yg tdk
mempunyai kesempatan yg sama pada
semua unsur populasi utk dipilih
• Unbiased sample adalah sampel yg ditarik
berdasarkan
probalititas&berazaskan/randomness,karena
nya sampel probabilitas juga disebut sampel
random
• Sampel yg diambil berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu
disebut sampel non probabilitas
Non Probability Sampling
- accidental sampling
- quota sampling
Tehnik - purposive sampling
Sampling - snow ball sampling

Probability Sampling
- simple random sampling
- systematic sampling
- cluster sampling
- stratified random sampling
Pembahasan/Diskusi
• Merupakan upaya memberikan interpretasi terhadap
data&fakta empiris hasil penelitian.
• Interpretasi hasil penelitian dilakukan dengan cara
merujuk pada kerangka pemikiran baik teori-teori aplikasi
maupun teori-teori di level konseptual yang digunakan
untuk break down variabel.
• Merupakan proses penyesuaian pengkajian (dalam
membangun logical construct) dengan pengkajian induksi
(dari data empiris sebagai hasil pengujian hipotesis).
• Hasil pengujian hipotesis yang ditolak perlu dilacak untuk
mencari letak kontradiksi, perbedaan yang terjadi, dan
mengungkap berbagai kemungkinan yang menjadi
penyebabnya, juga dapat meninjau kembali proses
persiapan penelitian terutama yang menyangkut
kelengkapan premis atau menyusun hipotesis baru.
Kesimpulan
• Dirumuskan dari penemuan-penemuan
hasil interpretasi dan pembahasan hasil
penelitian.
• Temuan-temuan hasil pembahasan dan
interpretasi harus menggambarkan
jawaban terhadap masalah sekaligus jadi
bukti bagi diterimanya hipotesis sebagai
hasil pengujian hipotesis.
• Pernyataan-pernyataan dalam kesimpulan
harus senada dengan pernyataan-
pernyataan dalam identifikasi masalah dan
hipotesis-hipotesisnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai