Anda di halaman 1dari 20

Pertemuan 3

Metode ilmiah adalah langkah langkah yang


ditempuh oleh peneliti dalam menjawab
pertanyaan pertanyaan atas masalah masalah dan
keingintahuannya terhadap fenomena fenomena
yang terjadi sehingga dihasilkan jawaban yang
akurat dan obyektif sehingga mampu diterima
secara universal dan dianggap valid.
Pertemuan 3
Metode ilmiah adalah serangkaian langkah
identifikasi masalah, mengumpulkan data dalam
cakupan masalah yang ada, memilah data untuk
mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau
dugaan ilmiah sementara, menguji hipotesis
secara tepat dan mengkonfirmasi hipotesis
apabila terdapat temuan baru dalam penelitian
yang dilakukan. Langkah-langkah ilmiah tersebut
dilakukan secara sistematis.
Langkah-langkah Metode Ilmiah

1. Mengidentifikasi &
Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Menguji hipotesis
5. Merumuskan kesimpulan
1. Mengidentifikasi & Merumuskan
masalah

Bagaimana mungkin memecahkan


sebuah permasalahan dengan mencari
jawabannya bila masalahnya sendiri
belum dirumuskan?
Rumusan Masalah berbeda dengan Masalah. Kalau masalah itu merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawaban melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat keterkaitan
erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap penyunan
rumusan masalah selalu didasari oleh masalah.
Perumusan masalah atau research questions atau
disebut juga sebagai research problem, diartikan
sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan
suatu fenomena, baik dalam kedudukannya
sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling
terkait di antara fenomena yang satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai
akibat.
Diharuskan dalam menyusun rumusan masalah dilandasi
adanya teori. Hal tersebut dikarenakan, rumusan masalah
merupakan turunan dari masalah atau fenomena, dimana
masalah sendiri merupakan kesenjangan antara kondisi
nyata dengan teori.
Apa kira-kira rumusan masalah yang anda pikirkan ?
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam
dua sifat:

1. Perumusan masalah deskriptif, apabila tidak


menghubungkan antar fenomena.
2. Perumusan masalah eksplanatoris, apabila
rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau
pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
FUNGSI PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah memiliki fungsi :  
1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan
kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan
dapat dilakukan. 
2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. 
3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan
oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh
peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak
perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti
menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka peneliti dapat lebih
mudah di dalam menentukan apa dan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel penelitian.
FUNGSI PERUMUSAN MASALAH
Selain sebagai konsep dan mempermudah penulis, rumusan masalah juga
sebagai indikator utama dalam menilai konsistensi penulis dalam menulis
karya ilmiah, baik itu skripsi, thesis, atau bahkan disertasi. Konsistensi
penulis dilihat dengan cara membandingkan jumlah rumusan masalah
dengan jumlah bagian karya tulis yang lain seperti hipotesis, metode
penelitian, dan lain lain. Apabila ada salah satu atau beberapa bagian yang
jumlahnya tidak sama dengan rumusan masalah, maka penulis dianggap
tidak konsisten, dan begitu juga sebaliknya.

Semakin jelas rumusan masalah akan semakin mempermudah penulis


dalam menentukan teori serta bahasan yang akan dipilih dan ditulis
kedalam karya ilmiah. Oleh karena itu, penting untuk membuat rumusan
masalah yang jelas, singkat, dan padat, sehingga mudah untuk di
terjemahkan kedalam pembahasannya.
KRITERIA PERUMUSAN MASALAH

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam


perumusan masalah penelitian;
1. Berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik
pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan
yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan
dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia. 
2. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan
perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan
akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori
yang sudah ada.  
3. Hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang
sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan
yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses
pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
POSISI/PENEMPATAN PERUMUSAN MASALAH
1. Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika
penelitian, 
2. Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan
latar belakang penelitian 
3. Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian. 

Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak


terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang
bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari
kegiatan penelitiannya.
Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki
sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. 
Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali
mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Beberapa Tips menyusun Perumusan Masalah
Sering mahasiswa dibingungkan dengan yang namanya rumusan masalah.
Kebingunan tersebut meliputi rumusan masalah apa yang akan kita buat ?
rumusan masalah berapa yang akan kita gunakan ?. Kemudian, pada saat sudah
jadi, rumusan masalah sering berubah - ubah, itu membuat kita malah tambah
pusing. Hal tersebut dikarenakan anda belum memahami konsep dalam
membuat rumusan masalah. Berikut adalah tips cara membuat rumusan masalah
yang dapat dipedomani.

1.  Pahami Masalah Penelitian


Perlu diingat, bahwa masalah atau fenomena adalah kesenjangan diantara fakta
(kondisi real time) dengan suatu teori. Anda harus agak sedikit peka terhadap
kondisi lingkungan sekitar dan berupaya untuk lebih up to date akan informasi
dari luar. Karena dengan begitu anda akan dengan mudah menemukan
permasalahan atau fenomena yang unik dan menarik untuk diteliti sesuai dengan
minat bidang ilmu yang ditekuni.
2. Cari Teori - Teori Terkait dengan Masalah
Teori dapat kita pahami sebagai pandangan sistematis suatu fenomena oleh
seorang peneliti terdahulu. Atau, sederhananya teori adalah hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh ilmuan atau peneliti sebelum kita berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan mereka. Membaca hasil penelitian orang lain atau
buku - buku teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti,
menjadi suatu hal yang harus dilakukan.

3. Konsultasikan Kepada Ahli atau Dosen Pembimbing


Jangan putus asa saat anda dihadapkan pada kondisi yang membingungkan.
Diskusikan dengan orang yang lebih ahli seperti dosen pembimbing, senior atau
teman yang peduli. Ungkapkan semua rasa kebingunga kepada mereka, temukan
solusi - solusi dengan berdiskusi lebih banyak.

4. Susun Daftar Rumusan Masalah


Mulailah menyusun beberapa kalimat tanya rumusan masalah dengan singkat
dan padat yang didasarkan pada hasil membaca dan diskusi tersebut di atas.
Terakhir, gunakan rumusan masalah tersebut sebagai konsep acuan dasar dalam
menulis, dan percayalah itu adalah rumusan masalah yang terbaik yang anda
buat.
2. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis dapat diartikan sebagai
pendapat/jawaban sementara yang dianggap benar
sebelum dapat diuji kebenarannya. Hipotesis perlu
dirumuskan secara teliti, terinci dan baik sebab
bukan tidak mungkin hipotesis yang dituliskan
merupakan jawaban yang sebenarnya terhadap
permasalahan penelitian.
Apa masalah …… ???
Hipotesis…..
Persyaratan umum merumuskan hipotesis:

a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita,


bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara operasional
sehingga memudahkan pengujiannya

Penting pula untuk menentukan Tujuan


Penelitian. Ada yang menempatkan
tujuan ini sebelum Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai