Anda di halaman 1dari 9

Pembuatan Proposal Penelitian

Published Juni 13, 2013 by A M A L I A

TEORI DALAM PEMBUATAN PROPOSAL

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Latar belakang masalah adalah uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan
penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam
bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja.

Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian
ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :

a. Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di
angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal
global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di
teliti.

b. Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan
dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung
juga teori dan penelitian terdahulu.

c. Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan
akhirnya munculah judul.

Cara Membuat latar belakang masalah

2. RUMUSAN MASALAH

salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan
menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.

Fungsi Rumusan Masalah

1. sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.

2. sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini
tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di
lapangan.

3. sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih
data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena
melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang
relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.

4.dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

Kriteria-kriteria Perumusan Masalah

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah
penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat
tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban
deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.

Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan
upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta
teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.

Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya
dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara
lain:

(1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti,

(2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang
penelitian

(3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.

Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan
tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah
bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah
sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan
masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya
kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.

Rumusan Masalah Penelitian yang Baik


Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.

3. BATASAN MASALAH

Batasan masalah terdapat dalam suatu skripsi atau laporan penelitian. Batasan masalah
merupakan hal-hal yang mebatasi penelitian saudara. Misalnya Anda akan memiliki judul
penelitian sebagai berikut:
Motivasi Preman Melakukan Pemerasan terhadap Pengunjung Pasar Kerapu

Contoh batasan masalah dalam judul diatas adalah sebagai berikut:


Preman dalam penelitian ini adalah preman yang tinggal di gerbong stasiun Ampera.
Dengan mengatakan bahwa preman yang anda teliti adalah preman yang tinggal di gerbong
stasiun Ampera maka anda sudah memberi batasan pada penelitian Anda. Bukankah preman
ada banyak macamnya, jadi anda perlu memberi batasan pada penelitian Anda.
Jika tidak diberi batasan maka penelitian Anda tidak jelas dan bisa kemana-mana nantinya

4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang
diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah
penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban
atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan
dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses
penelitian. Tujuan penelitian berfungsi :

1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah

2. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian

3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

4. Untuk memperlihatkan efek tertentu

Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Tujuan Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang
akan dicapai

b. Tujuan khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oeh mahasiswa yang sedang membuat Skripsi
atau tesisi adalah merumuskan tujuan sebagai berikut :

a. Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana
mudah/sarjana

b. Tujuan penelitian adalah untuk mencari data


Tujuan penelitian harus lebih luas dari pada sekedar hal yang bermaslah. Jawab terhadap
rumusan masalah dan tujuan penelitian terletak pada kesimpulan penelitian.

5. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam


penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan
kurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis.

Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara
teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek
yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan
setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian merupakan follow up pengguna informasi
yang didapat dari kesimpulan.

6. HIPOTESIS

Hipotesis adalah dugaan sementara tentang suatu hal yang bersifat sementara dan belum
dibuktikan kebenarannya secara empiris dan ilmiah.

Merumuskan Hipotesis
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan hipotesis adalah sebagai berikut.
a. Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu, maksudnya hipotesis itu harus didasarkan
pada teori-teori yang telah ada dalam literatur atau buku-buku ilmu pengetahuan.
b. Hipotesis harus dapat diuji dengan data-data empiris, maksudnya hipotesis itu harus dapat
dites berdasarkan hasil data-data penelitian yang terkumpul. Itulah sebabnya hipotesis tidak
boleh mengandung unsur-unsur moral, sikap, atau nilai-nilai.
Kemampuan menentukan anggapan dasar dalam penelitian dapat digali melalui:
a. Banyak membaca buku, surat kabar, dan sebagainya.
b. Banyak mendengar berita, ceramah, dan pembicaraan.
c. Banyak berkunjung ke tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan penelitian.
d. Mengadakan praduga, mengabstraksi berdasarkan perbendaharaan pengetahuannya.

7. KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI

Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal
papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah
lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian
pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari
nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).

Kriteria pemilihan sumber pustaka mencakup:

1) Ketetapan (adequa-cy)
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.

2) Kejelasan (clarity)
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti oleh peneliti.
3) Empiris (empericalness)
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan hasil imajinasi.

4) Terorganisasi (Organization)
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk
mencari informasi.

5) Kemutakhiran (Recen-cy)
Sumber pustaka harus berdasarkan perkembangan terbaru dalam bidangnya (up to date).

6) Relevansi (relevance)
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.

7) Meyakinkan (convic-ingness)
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya bagi peneliti.

8. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan
dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research
design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan
cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah
melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat
memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder
adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok
fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data
sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan
lain sebagainya.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya,
dan apa alat yang digunakan
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui
angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah

1. Angket

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163)
terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik

2. Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden
yang tidak terlalu besar.<br/>

3. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena
tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil
teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari
responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.<br/>
Metode Analisis Data

Metode analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode
analisis kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data statistik dan
dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini digunakan untuk data kualitatif
yang data yang digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak
dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya
secara saksama (Silalahi, 2006:305).

Metode kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi,
2006:305) Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan dengan cara-
cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang telah diperoleh
sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang dilakukan melalui aturan-aturan dan
prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama dari statistik adalah memanipulasikan dan
meringkaskan data yang berupa angka serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan
kebetulan-kebetulan yang telah diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik
ini mampu memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang
matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut merupakan
jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.

Dalam statistik ini terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah
berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika penelitiannya bertujuan untuk
mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan data yang terkumpul,
maka analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif sehingga tabel yang nantinya
disusun hanyalah memuat satu variabel pengamatan saja. Sementara itu, jika penelitiannya
bertujuan agar dapat mengetahui hubungan antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn
hubungan kausal maka bentuk analisis datanya adalah analisis korelasional dan tabel yang
digunakan ini akan memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang disusun dalam satu
tabel yang juga disebut sebagai tabel silang.

Kemudian, pilihan penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe
hipotesis dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan penelitiannya,
pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan deskripsi dan inferensi. Lalu, jika
berdasarkan tingkat data, yakni data bisa saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau
rasio; atau kualitatif dan kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe
hipotesis, dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara variabel dan
hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini menggunakan uji statistik
tertentu.
Analisis dalam statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah prosedur-prosedur dalam
mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat digunakan dan dapat
lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini digunakan ketika penelitian itu bertujuan untuk
memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode kuantitatif ini, data yang sudah tersusun
dalam tabel adalah dasar dalam analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial
yang merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur derajat
hubungan ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309). Statistik inferensial ini
digunakan ketika penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel ataupun
menguji hipotesis aosiasi (Silalahi, 2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan
statistik inferensial yaitu analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik
(Silalahi, 2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara acak
dan data tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah interval, sementara
statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya bersifat normal meskipun
sampelnya ditarik secara acak dan data original nya diperoleh melalui pengukuran nominal
ataupun ordinal demi mendapatkan kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).

Selain metode analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis data
kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data kualitatif yang
berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi, 2006:311). Menurut Miles dan
Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan,
penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang
digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya kesimpulan dapat ditarik
secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).

Selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif
ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan, sehingga
kemudian penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat
menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis
demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga
dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu
kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian
kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya (Silalahi,
2006:313).

Selain metode-metode yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes & Tight,
terdapat lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah pemberian kode dimana
proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat dalam menyederhanakan dan
menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi yang berarti pengubahan bahan-bahan
tertulis dengan menambahkan catatan atau komentar, ketiga adalah pemberian label yang
biasanya dilakukan pada pernyataan dengan kata-kata yang signifikan. Keempat adalah
seleksi yang merupakan proses memilih item-item yang menarik yang dapat mewakili
argumentasi peneliti. Terakhir adalah rangkuman yang merupakan ringkasan dari keseluruhan
data

Sumber:

http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/cara-membuat-latar-belakang-masalah-
510625.html

http://akhmadfauji.wordpress.com/2008/09/14/cara-penulisan-latar-belakang-masalah-dalam-
karya-ilmiah/

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/08/perumusan-masalah-penelitian.html

http://dianadewikirana.blogspot.com/p/cara-merumuskan-masalah-penelitian-yang.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100528183020AACBGp4

http://simba-corp.blogspot.com/2012/03/makalah-tujuan-dan-manfaat-penelitian.html

http://makalahbarataanpba.blogspot.com/2010/01/kajian-pustaka.html

anggi oktaviani

Anda mungkin juga menyukai